Kegelapan mengelilingi Yan Xuan seperti selimut tebal, menutupi seluruh inderanya. Namun, di dalam kesunyian itu, ia merasakan sesuatu yang berbeda—sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kegelapan. Aura asing yang begitu kuat mulai meresap ke dalam tubuhnya, dan meskipun tidak dapat dilihat, Qi yang mengalir di tubuhnya merespon terhadapnya, seakan menyesuaikan diri dengan kekuatan yang ada di sekelilingnya.
Makhluk-makhluk besar dengan mata menyala yang tadi menyerangnya kini terdiam, tidak bergerak, hanya mengamati dengan tatapan penuh rasa takut. Yan Xuan tahu bahwa ini bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian mental. Setiap makhluk di dunia ini mengukur kekuatan melalui kepercayaan diri, dan dalam dunia yang gelap ini, dia harus tetap teguh pada keyakinannya.
Namun, dari kedalaman kegelapan, terdengar suara yang membuat darahnya membeku.
"Apakah kau yakin dengan jalan yang kau pilih, Yan Xuan?" suara itu datang dari arah yang tidak jelas, namun penuh dengan kekuatan yang tidak bisa disangkal. "Waktu, usia, dan bahkan kehidupan itu sendiri adalah bagian dari takdirmu. Apa yang akan kau lakukan jika waktu itu telah habis?"
Yan Xuan tidak mengizinkan suaranya bergetar. Ia menatap dengan tajam ke arah suara itu, meskipun dalam kegelapan yang pekat. "Aku memilih jalan ini karena aku tidak ingin dibelenggu oleh waktu. Takdirku tidak akan ditentukan oleh siapa pun selain diriku sendiri."
Suara itu tertawa, namun tawa itu terdengar seperti gema yang datang dari dunia yang jauh. "Maka buktikanlah. Ujian ini akan menguji bukan hanya kekuatanmu, tetapi juga keputusan yang kau buat. Banyak yang telah datang sebelum mu, namun tak satu pun yang berhasil melewatinya."
Tanpa peringatan, cahaya terang menyala di sekeliling Yan Xuan, mengungkapkan sosok-sosok lain yang muncul dari dalam kegelapan. Mereka adalah penjaga dunia ini, namun kali ini, mereka tidak datang untuk menyerang, melainkan untuk menguji. Mereka menghadapinya dengan tatapan penuh tantangan.
"Selesaikan ujian ini," suara itu terdengar lagi, "dan kau akan mengetahui apa yang sebenarnya ada di balik batasan yang kau coba atasi. Gagal, dan kau akan terjebak selamanya."
Yan Xuan menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikirannya. Seiring Qi-nya mengalir lebih dalam, aura yang mengelilinginya semakin kuat. Pedang Qi-nya muncul di tangannya, menyala dengan cahaya galaksi yang memancar, membentuk bentuk pedang yang tidak tampak biasa. Setiap gerakan yang dilakukannya menggema di dunia itu, seakan menggetarkan ruang dan waktu.
Tanpa berkata apa-apa, penjaga pertama melangkah maju, mengayunkan tangan besar yang penuh dengan energi gelap menuju Yan Xuan. Dengan gerakan cepat, Yan Xuan memutar pedangnya, menebas udara. Dalam sekejap, cahaya pedangnya menghantam penjaga itu, menghancurkan serangan gelap yang datang dengan mudah. Penjaga itu terhempas ke belakang, namun ia segera bangkit dengan cepat, mengerahkan kekuatan yang lebih besar.
Namun, Yan Xuan tidak gentar. Ia sudah lama menguasai Qi-nya hingga tak ada yang bisa melawannya dengan mudah. Gerakan berikutnya, pedangnya melesat dengan kecepatan luar biasa, memotong penjaga kedua yang berusaha menghalangi.
Setelah beberapa pertarungan sengit, hanya satu penjaga yang tersisa. Wajahnya tersembunyi dalam bayangan, namun Yan Xuan bisa merasakan kekuatan yang jauh lebih besar dalam dirinya. Penjaga terakhir itu melangkah maju dengan penuh kepercayaan diri.
"Kau sangat kuat," kata penjaga itu dengan suara yang dalam. "Namun, kekuatan saja tidak cukup untuk menghadapi ujian ini. Ingatlah, dalam perjalanan ini, lebih dari sekadar fisik yang diuji. Hati dan pikiranmu juga akan diuji."
Yan Xuan menatap penjaga itu dengan tajam. "Aku tahu apa yang harus kulakukan."
Dengan satu gerakan lagi, pedang Qi-nya memancarkan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya, menembus kegelapan, dan dengan sekejap, penjaga terakhir itu terlempar ke belakang, tidak mampu melawan kekuatan yang ada.
Setelah itu, kegelapan yang mengelilinginya mulai surut. Dunia yang sebelumnya sunyi kini dipenuhi dengan cahaya lembut. Di tengah dunia itu, sebuah pintu terbuka, mengarah ke tempat yang lebih terang—tempat yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Selamat," suara itu terdengar kembali, kali ini lebih lembut. "Kau telah berhasil melewati ujian ini. Sekarang, jalanmu ke depan terbuka. Apa yang akan kau pilih, Yan Xuan?"
Yan Xuan mengangguk, matanya penuh keyakinan. "Aku memilih untuk terus berjalan, untuk menaklukkan takdirku sendiri. Apa pun yang menantiku, aku akan menghadapinya."
Pintu itu membuka lebar, dan di baliknya, Yan Xuan melihat dunia yang berbeda—lebih luas, lebih cerah, penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas. Ini adalah dunia baru yang lebih tinggi, tempat di mana kekuatan dan takdir bertemu.
Dengan langkah mantap, Yan Xuan melangkah maju, meninggalkan kegelapan dan memasuki dunia yang lebih besar, dunia yang kini akan menjadi bagiannya.