Chereads / The Forgotten Creation / Chapter 14 - Persimpangan takdir

Chapter 14 - Persimpangan takdir

Kade berdiri di depan layar besar yang menampilkan gambaran dunia manusia. Perasaan cemas menggerogoti dadanya saat ia menyaksikan kekacauan yang mulai melanda dunia yang ia coba selamatkan. Celestial Apostle telah memberi peringatan, dan pesan itu mulai terbukti nyata.

"Kekuatan yang aku berikan... bisa menghancurkan semuanya," bisik Kade, matanya masih terpaku pada layar. "Apakah aku benar-benar bisa mengendalikan semuanya?"

Suara Nyx terdengar lembut namun tegas, seolah menyadari kekhawatiran Kade. "Kekuatan itu tidak bisa dikendalikan dengan hanya niat baik, Kade. Kau harus memutuskan sekarang—akan terus melangkah atau mundur?"

Kade menggertakkan giginya, mengingat semua orang yang kini terhubung dengan sistemnya. Dimas, Amara, dan lainnya. Mereka yang menerima kekuatan, terperangkap dalam permainan yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.

"Aku tidak bisa mundur sekarang. Mereka butuh aku," jawab Kade dengan suara penuh tekad.

Nyx mengangguk pelan. "Namun, dunia yang baru ini akan membutuhkan lebih dari sekadar keinginanmu. Ia membutuhkan pengorbanan, kebijaksanaan, dan keberanian untuk menghadapi apa yang datang."

Kade memejamkan matanya. Angin di ruang konstelasi bertiup kencang, seolah merespons perasaannya. Ia tahu bahwa ia tidak bisa lagi bertindak seperti sebelumnya—semua keputusan yang ia ambil akan membawa dampak besar.

---

Di dunia manusia, Dimas dan Amara berlari melalui jalanan Jakarta yang penuh dengan keramaian. Mereka tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang menyerang tubuh mereka—perasaan bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi.

"Ada sesuatu yang salah," kata Amara, mempercepat langkahnya.

Dimas mengangguk, matanya memindai kerumunan yang tampaknya tidak menyadari apa yang sedang terjadi. "Kekuatan yang kita terima… apakah kita benar-benar siap untuk ini?"

Ketika mereka sampai di sebuah tempat yang lebih sepi, mereka melihat sesosok bayangan muncul dari balik sudut jalan. Sosok itu mengenakan mantel hitam dengan corak galaksi, rambut panjangnya tertiup angin. Sosok itu berbalik, memperlihatkan wajah yang familiar.

"Kade?" suara Dimas tertahan.

Kade Astral berdiri di depan mereka, matanya yang bersinar terang menunjukkan bahwa ia bukan lagi manusia biasa. "Kalian harus pergi. Ini bukan tempat kalian lagi."

Dimas dan Amara saling pandang. "Kade, apa yang terjadi?" tanya Amara dengan cemas.

Kade menarik napas dalam-dalam. "Ini lebih besar daripada yang kalian bayangkan. Para konstelasi mulai bergerak, dan dunia manusia berada di ujung kehancuran. Aku harus memastikan bahwa semuanya tetap seimbang."

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari jauh, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka. Sebuah portal besar muncul di langit, memancarkan cahaya yang menembus awan gelap. Dari dalam portal, muncul makhluk besar, menyerupai naga berapi.

"Naga Taksaka…" gumam Kade, suaranya berat dan penuh kekhawatiran.

Dimas dan Amara merasakan ancaman yang datang dari makhluk itu, dan meskipun mereka telah menerima kekuatan melalui sistem, mereka tahu ini adalah tantangan yang jauh lebih besar daripada apapun yang mereka hadapi sebelumnya.

"Naga Taksaka?" tanya Dimas dengan suara gemetar. "Apa yang terjadi jika makhluk itu masuk ke dunia kita?"

Kade menatap naga itu dengan tekad. "Jika Naga Taksaka memasuki dunia manusia, ia akan membawa kehancuran. Aku harus mencegahnya."

---

Sementara itu, di ruang konstelasi, Zeus mengamati dengan cermat. Di sampingnya, konstelasi lain berdiri, memperhatikan apa yang terjadi di dunia manusia.

"Ini adalah ujian sejati untuk Kade," kata Zeus dengan suara serak. "Apa yang ia lakukan selanjutnya akan menentukan nasib dunia ini."

Nyx mengangguk. "Semua konstelasi kini terlibat. Tak hanya manusia yang menjadi bagian dari permainan ini, tetapi juga kita."

Sosok lainnya, Naga Taksaka, muncul di layar, besar dan mengerikan, memancarkan aura yang menakutkan. Semua mata konstelasi tertuju padanya, menyadari bahwa jika Kade gagal, dunia manusia akan jatuh ke dalam kekacauan.

---

Kembali ke dunia manusia, Kade menarik napas dalam-dalam, menatap kedua sahabatnya dengan serius. "Dimas, Amara... kau harus bertindak cepat. Aku tidak bisa menghadapinya sendirian."

Dimas memegang pedang yang baru saja ia terima melalui sistem. "Kami akan membantu, Kade. Kita hadapi ini bersama."

Amara juga mengangguk, matanya penuh tekad. "Jika kita bisa menghadapi Naga Taksaka, kita bisa menghentikan apapun yang datang."

Dengan keberanian yang baru ditemukan, mereka bersiap untuk menghadapi ancaman yang datang. Kade tahu, tidak ada jalan kembali. Perang antara manusia dan konstelasi, antara dunia yang lama dan yang baru, baru saja dimulai.