Keheningan memenuhi ruang besar di sekitar Kade. Cahaya terang yang semula menyelimuti tubuhnya perlahan meredup, namun ketegangan yang menggantung di udara tak kunjung hilang. Semua konstelasi—makhluk-makhluk yang seharusnya menjadi entitas tak tergoyahkan, penguasa kekuatan kuno dan mitos—terdiam, menyelidiki setiap gerakan Kade.
Kade merasa seluruh tubuhnya bergema dengan energi yang kuat. Meskipun begitu, hatinya tetap cemas. Apa yang baru saja terjadi? Suara-suara yang saling berbicara dalam bahasa yang asing membuatnya bingung, namun ia tahu satu hal pasti: dirinya bukan lagi hanya manusia biasa.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?" Kade bergumam pada dirinya sendiri, suaranya begitu dalam dan resonan, seakan itu berasal dari tempat yang jauh, di luar dirinya.
Salah satu konstelasi yang berbentuk seperti sosok burung raksasa, dengan sayap-sayap yang menyebar lebar, mendekat ke arah Kade. Tatapannya penuh dengan rasa ingin tahu yang tajam. "Kade Astral," katanya perlahan, mengulangi nama Kade, "tidak ada informasi tentangmu. Tidak ada catatan sejarah yang mencatat namamu sebagai seorang manusia yang bisa berinteraksi dengan sistem ini. Kamu seharusnya tidak ada di sini."
"Namun dia ada," suara naga itu terdengar lagi, lebih tenang namun penuh dengan ancaman yang tersirat. "Kehadirannya... menandakan sesuatu yang lebih besar daripada yang kita kira."
Kade menatap naga itu. "Aku... hanya seorang manusia biasa. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa ada di sini. Aku tidak tahu tentang konstelasi, sistem, atau apapun itu." Suara Kade kali ini lebih terdengar seperti desahan, lebih lemah, seakan tidak mampu memahami semua yang terjadi di sekitarnya.
"Manusia biasa, ya?" suara dari konstelasi berbentuk elang besar dengan mata merah menyala, terdengar penuh dengan ketidakpercayaan. "Jika kau manusia biasa, bagaimana mungkin kau bisa mengaktifkan sistem yang selama ini hanya bisa digunakan oleh para konstelasi?"
Kade terdiam. Seperti ada sesuatu yang menghalangi kata-katanya untuk keluar dengan jelas. Ia ingin bertanya lebih banyak, tetapi sebuah dorongan kuat—kekuatan yang baru saja membangkit dalam dirinya—mengganggu pikirannya. Apakah ini takdirnya? Untuk membawa perubahan pada dunia yang tengah sekarat ini?
Tiba-tiba, sebuah suara yang dalam dan memerintah terdengar di dalam pikiran Kade. "Kade Astral."
Kade terkejut. Suara itu tidak berasal dari makhluk yang ada di sekitarnya. Ini datang dari dalam dirinya, dari tempat yang jauh di dalam kesadarannya. "Siapa... siapa kamu?" Kade berpikir dalam hati, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan kata-kata tersebut dengan suara yang jelas.
"Aku adalah bagian dari dirimu. Aku adalah kekuatan yang mengalir dalam setiap langkahmu. Kau diberi pilihan untuk mengubah dunia ini, untuk menghidupkannya kembali." Suara itu berkata dengan penuh otoritas, namun tetap terasa misterius.
Kade merasakan tubuhnya semakin berat. Sebuah rasa yang asing, namun juga familiar, meresap ke dalam dirinya. Ia merasa seolah-olah dunia ini adalah sebuah papan catur besar, dan dia adalah bidak yang akan memutuskan jalannya.
"Sistem," gumam Kade lagi, mencoba untuk menghubungkan apa yang terjadi dengan pengalaman yang tak terhitung jumlahnya dalam cerita yang ia baca di novel-novel web. Tetapi ini jauh lebih nyata, jauh lebih menakutkan. "Aku diberi kekuatan untuk mengubah dunia ini..."
Namun, belum sempat ia mengungkapkan lebih jauh, seorang konstelasi yang berbentuk cahaya putih yang bersinar terang seperti bintang, mendekat ke arahnya. Tatapannya tajam, menilai Kade dengan penuh perhatian.
"Jika kau diberi kekuatan untuk mengubah dunia ini, maka kau harus memikul beban yang lebih berat," konstelasi itu berkata, suaranya seakan berasal dari ruang yang jauh, "Karena kau tidak hanya mengubah dunia—tapi juga takdir para konstelasi, para dewa, dan bahkan... segala sesuatu yang ada di sini."
Kade hanya bisa terdiam, mencerna kata-kata itu. Mungkinkah itu benar? Apakah dia benar-benar bisa mengubah takdirnya sendiri, atau apakah kekuatan ini akan menjadi kutukan yang akan menghancurkannya?
Konstelasi naga mengerutkan kening. "Ini bukan hanya tentang kekuatan. Ada lebih banyak yang tersembunyi, lebih banyak yang harus dipelajari. Tapi satu hal yang jelas... jika Kade Astral benar-benar seperti yang dikatakan sistem itu... kita harus berhati-hati."
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya konstelasi berbentuk burung besar, lebih tegas dari sebelumnya.
Semua mata kembali tertuju pada Kade, menunggu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Namun, Kade hanya bisa merasakan kehampaan yang mendalam di dalam dirinya. Apa yang seharusnya dia lakukan sekarang? Apa langkah selanjutnya dalam perjalanan yang tak terduga ini?
Dengan keteguhan yang tiba-tiba muncul, Kade mengangkat kepalanya. Ia menyadari bahwa, meskipun dirinya merasa asing dan tidak siap, ia telah terjerat dalam sebuah takdir yang tidak bisa dihindari. Takdir itu membawanya ke sini—ke dunia para konstelasi.
"Aku akan belajar," kata Kade dengan suara yang lebih tegas. "Aku akan memahami dunia ini. Aku akan mengubahnya."
Di saat yang sama, di luar dimensi ini, entitas besar yang mengawasi peristiwa ini—naga raksasa yang berbentuk bayangan—terlihat mengamati dengan tatapan penuh perhitungan.
"Apa yang akan kau lakukan, Kade Astral?" suara naga itu bergema pelan, seakan itu adalah tantangan yang tidak terucapkan.
Dan Kade... hanya bisa melangkah maju, menuju takdir yang tidak ia pahami, tetapi yang tak terhindarkan.