Ardyn tersandar di pohon tua di tepi hutan. Tangannya gemetar, masih memegang batu tajam yang kini penuh noda darah monster. Tubuhnya terasa berat, tetapi ada sesuatu yang berbeda-perasaan ringan yang perlahan mengusir kelelahannya.
"Status," gumamnya tanpa sadar, seolah suara itu membimbingnya.
Sebuah panel transparan muncul di depan matanya, melayang di udara. Tulisan-tulisan bercahaya muncul seperti diagram sihir yang rumit.
Nama: Ardyn Grey
Kekuatan Fisik Lv. 1
Kekuatan Magic: Lv. O
Ketahanan: Lv 1
Poin Atribut: 0
Misi Aktif: Tidak ada
"Ini... apa-apaan ini?" bisiknya, setengah kagum dan setengah takut. Panel itu menghilang ketika ia mengedipkan mata. Napasnya mulai stabil, tetapi rasa penasaran terus menghantuinya.
"Sistem, apa yang kau inginkan dariku?"
tanyanya, berharap suara itu muncul lagi.
"Menyelamatkan dunia."
Jawaban sederhana itu membuat dadanya terasa berat la hanyalah seorang murid tanpa bakat, seseorang yang bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia, dari semua orang, dipilih untuk tugas sebesar itu?
Ardyn memutuskan untuk kembali ke akademi, tetapi jalannya terasa lebih panjang dari biasanya. Pikirannya dipenuhi leh apa yang baru saja terjadi pertarungan, sistem, dan suara misterius itu. Namun, sebelum ia bisa keluar dari hutan, sekelompok orang yang tidak asing baginya menghadangnya.
"Geralt," ucap Ardyn dengan suara datar, menatap pemuda bangsawan yang kini berdiri bersama pengikutnya.
"Oh, kau masih hidup? Hebat sekali," kata Geralt sambil bertepuk tangan dengan nada sarkastik "Jadi, apakah kau membawa kantong itu?"
Ardyn melemparkan kantong kecil itu ke arah Geralt. "Ini. Sekarang biarkan aku pergi."
Namun, Geralt menyeringai. "Kau pikir itu cukup? Aku ingin tahu bagaimana kau berhasil keluar hidup-hidup Seharusnya monster kutukan di sana sudah menelanmu bulat-bulat."
Ardyn diam. la tahu, mengatakan yang sebenarnya hanya akan memperburuk keadaan.
"Bagaimana kalau kita beri dia 'tantangan' lagi?" salah satu pengikut Geralt menyarankan dengan tawa jahat.
Sebelum Geralt bisa merespons, Ardyn merasakan sesuatu di dalam dirinya. Suara sistem kembali terdengar, dingin dan tegas.
"Misi opsionals Lawan mereka. Hadiah: Ketahanan Lv. 1 dan +1 Poin Atribut"
Ardyn mengepalkan tinjunya. Tubuhnya masih lelah, tetapi entah kenapa ia merasa bahwa ia tidak bisa terus-menerus menjadi korban. Sistem ini memberinya kekuatan, dan ia ingin melihat seberapa jauh ia bisa menggunakannya.
Tanpa peringatan, Ardyn melangkah maju, membuat Geralt terkejut. "Apa kau serius ingin melawan kami?" ejek Geralt sambil mengangkat tongkat sihirnya.
Ardyn tidak menjawab la mengayunkan pukulan ke arah salah satu pengikut Geralt, membuat mereka terjungkal ke tanah. Geralt yang melihat itu langsung melancarkan mantra, tetapi Ardyn bergerak lebih cepat dari yang ia kira. Dengan refleks yang baru ditemukannya, ia menghindari serangan itu dan menendang tongkat sihir Geralt hingga terjatuh.
"Berhenti bermain-main denganku," kata Ardyn dengan suara rendah. Matanya tajam seperti serigala yang baru saja menemukan mangsanya.
Ketakutan mulai tampak di wajah Geralt dan pengikutnya. Mereka tidak menyangka bahwa Ardyn, yang selalu menjadi sasaran hinaan mereka, tiba-tiba bisa melawan.
"Kau... kau akan membayarnya!" teriak Geralt sebelum kabur bersama teman-temannya.
Ketika akhirnya sendirian, Ardyn terjatuh ke tanah. Tubuhnya gemetar bukan karena takut, tetapi karena adrenalin yang perlahan menghilang. Suara sistem kembali terdengar.
"Misi selesai Hadiah diterima: Ketahanan Lv 1 dan +1 Poin Atribut."
la memejamkan mata sejenak, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Suara sistem, kekuatan yang tiba-tiba muncul, dan kemenangan kecil ini- semuanya terasa tidak nyata. Namun, di balik keraguan dan ketakutan, untuk pertama kalinya, ia merasakan percikan keberanian dalam dirinya.
"Kalau dunia ini benar-benar harus kuselamatkan... maka aku harus siap."
Dengan tekad baru, Ardyn berdiri, memulai perjalanan kembali ke akademi dengan semangat yang berbeda. Dunia mungkin telah memandangnya sebelah mata, tetapi ia tahu bahwa semuanya akan berubah dari sekarang.
Saat Ardyn mendekati gerbang akademi, suasana sekitarnya mulai ramai. Murid-murid terlihat bercakap-cakap dengan suara tegang. Ada yang menunjuk ke arah langit, ada yang berbisik sambil memperhatikan pintu utama.
Ardyn melangkah pelan, mencoba mengabaikan kegaduhan itu. Namun, suara seorang instruktur memanggil namanya membuat langkahnya terhenti.
"Ardyn Grey, ke sini!" seru seorang pria paruh baya dengan jubah akademi berwarna biru gelap. Namanya adalah Profesor Kael, salah satu instruktur paling dihormati di akademi.
Ardyn menoleh ragu. Kael biasanya tidak pernah berbicara dengannya, apalagi di depan umum. Ia berjalan mendekat, merasa seluruh perhatian murid lain tertuju padanya.
"Kau dari hutan terlarang, bukan?" tanya Kael dengan nada serius.
Ardyn mengangguk pelan. "Iya, tapi"
"Kau tahu apa yang terjadi di sana?" potong Kael. "Ada monster kutukan yang terbunuh malam ini. Beberapa penjaga melihat jejak darah dan sisa energi kutukan di sekitar gua. Apakah kau terlibat?"
Jantung Ardyn berdetak kencang. Ia tidak ingin perhatian lebih, apalagi dari instruktur seperti Kael. "Aku tidak tahu, Profesor. Aku hanya melewati hutan untuk tugas kecil."
Kael menatapnya tajam, seolah mencoba membaca pikirannya. Setelah beberapa saat, ia mengangguk. "Baik. Tapi jika ada sesuatu yang kau sembunyikan, lebih baik kau katakan sekarang. Ini bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."
Ardyn hanya membungkuk sedikit sebelum melanjutkan perjalanannya ke kamar asrama. Ia tahu bahwa menyembunyikan keberadaan sistem ini adalah satu-satunya cara untuk tetap aman.
Di dalam kamarnya yang sempit dan sederhana, Ardyn duduk di ranjang, mencoba memproses semua yang terjadi. Ia membuka panel statusnya sekali lagi, melihat statistik yang perlahan berubah.
Nama: Ardyn Grey
Kekuatan Fisik: Lv. 1
Kekuatan Magic: Lv. 0
Ketahanan: Lv. 2
Poin Atribut: 1
Misi Aktif: Tidak ada
Satu poin atribut. Ia menatapnya dengan bingung. "Bagaimana cara menggunakannya?" gumamnya pelan.
Sistem menjawab dengan nada dingin yang sama: "Kau dapat mendistribusikan poin atribut ke kategori mana pun yang tersedia. Setiap peningkatan memberikan efek signifikan pada kemampuanmu."
Ardyn berpikir sejenak. Ia tidak memiliki sihir, jadi kekuatan fisik dan ketahanan adalah satu-satunya pilihan realistis saat ini. Akhirnya, ia memilih menambah satu poin ke Ketahanan.
Ketahanan: Lv. 3
Seketika, ia merasakan tubuhnya lebih ringan, lebih kokoh. Luka-luka kecil di tubuhnya yang belum sembuh pun perlahan memudar. Sensasi itu membuatnya tersenyum tipis, tetapi senyum itu segera hilang ketika ia teringat sesuatu.
Monster di hutan bukanlah yang terakhir. Jika sistem ini benar-benar menginginkannya untuk menyelamatkan dunia, maka bahaya yang lebih besar pasti akan datang.
Saat pikirannya mulai dipenuhi pertanyaan, ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Ia membuka pintu dengan hati-hati, hanya untuk menemukan seorang gadis berdiri di sana.
Ia mengenalnya. Lyra, murid dari kelas spesial, salah satu pengguna sihir terbaik di angkatannya. Rambut cokelat mudanya tergerai, dan matanya menatap Ardyn dengan ragu.
"Kau butuh sesuatu?" tanya Ardyn, suaranya datar seperti biasa.
Lyra menggigit bibirnya sebelum menjawab. "Aku mendengar kau masuk ke hutan terlarang tadi. Apa kau tidak apa-apa?"
Ardyn mengangkat alis, bingung dengan perhatian yang tiba-tiba ini. "Aku baik-baik saja. Kenapa?"
Lyra terlihat canggung, tetapi ia melanjutkan. "Aku hanya… ingin memastikan. Tidak banyak orang yang berani masuk ke sana dan kembali dengan selamat."
Ardyn mengangguk pelan. "Terima kasih. Tapi aku bisa menjaga diriku sendiri."
Namun, sebelum Lyra pergi, ia menambahkan dengan nada lebih rendah, "Kalau kau butuh bantuan, aku di sini. Jangan ragu untuk mencari aku."
Ardyn hanya mengangguk, lalu menutup pintu. Namun, kata-kata Lyra terngiang di pikirannya. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ada sesuatu yang tulus dalam suaranya.
Malam itu, saat ia mencoba tidur, suara sistem kembali terdengar.
"Misi Baru Tersedia: Temukan Sekutu. Hadiah: Peningkatan Kekuatan Magic Lv. 1."
Ardyn membuka matanya dengan tajam. "Sekutu? Apa maksudmu?"
Namun, seperti biasa, sistem tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia hanya tahu satu hal: sistem ini tidak akan berhenti sampai ia memenuhi tujuannya. Dan misi berikutnya adalah langkah pertama untuk menyelamatkan dunia yang terkutuk ini.