Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Academy Indoage

Fahmi_Juliansyah
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
77
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. libur akhir tahun

Suatu ketika, pada tahun 1782, di tengah kemegahan dan kejayaan Perusahaan Hindia Timur

Belanda (VOC), sebuah perang dahsyat pecah di perairan Nusantara. Kapal-kapal VOC, sarat dengan muatan emas, berlian, dan rempah-rempah yang menjadi sumber kekayaan serta

incaran banyak orang , bergerak dalam konvoi besar menuju pelabuhan Batavia. Namun,

angin takdir tidak membantu mereka dan mara bahaya pun muncul.

Di tengah malam yang kelam bulan tertutup awan tebal disaat itu tiba, armada VOC disergap oleh sekelompok bajak laut misterius di perairan Selat Malaka. Ledakan meriam

mengguncang udara, memecah keheningan malam. Perang sengit berkecamuk; gelombang laut memerah oleh darah para prajurit dan perompak. Namun, meski VOC terkenal karena kekuatannya, para bajak laut ini tampak lebih lihai serta terorganisir seperti sudah membuat rencana yang sangat amat matang.

Ketika fajar menyingsing, kapal-kapal VOC yang tersisa hanya bisa menyaksikan kehancuran. Harta karun yang mereka bawa—peti-peti berisi kekayaan tak terhitung—telah hilang. Sebuah misteri besar lahir dari peristiwa ini: ke mana perginya harta VOC yang legendaris?

Dari titik inilah, berbagai cerita mulai berkembang. Beberapa percaya bahwa para bajak laut melarikan diri dengan seluruh kekayaan itu, sementara yang lain bersumpah bahwa harta tersebut dikutuk, tenggelam ke dasar laut bersama jiwa-jiwa yang gugur. Hingga kini, jejak harta VOC tetap menjadi rahasia yang membayangi lautan Nusantara, menarik para petualang, pemburu harta, dan pemimpi untuk mencarinya, meski harus menghadapi bahaya .

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

52 tahun mendatang, di Indonesia, tepatnya di Jakarta Timur, berdiri sebuah sekolah yang menjadi simbol dedikasi terhadap pendidikan. Sekolah ini bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga menjadi wadah bagi para siswa berbakat dengan tekad dan kerja keras yang luar biasa. Kurikulum yang diterapkan jauh lebih berat dan intens dibandingkan standar saat ini, mencakup berbagai disiplin ilmu yang menantang, termasuk teknologi canggih, sains mutakhir, dan pengembangan keterampilan kreatif.

Karena reputasinya yang luar biasa, sekolah ini dikenal sebagai "Campus Indoage," sebuah julukan yang mencerminkan pencapaian internasionalnya. Para siswanya tidak hanya berkompetisi di tingkat nasional, tetapi juga berhasil menorehkan prestasi di panggung dunia. Lingkungan belajar yang inovatif, didukung oleh fasilitas modern dan tenaga pengajar terbaik, menjadikan tempat ini sebagai pusat pendidikan terkemuka yang menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dan menghadapi tantangan global dengan percaya diri.

Di tengah gemerlap prestasi tersebut, terdapat 10 murid yang dikenal sebagai "10 Keputusan," sebuah kelompok siswa yang menjadi panutan karena bakat, kepribadian, dan pengaruh mereka. Dari kelompok ini, tiga nama paling tersohor di seluruh kampus adalah Antonio, Rhidos, dan Farel. Ketiganya sering kali mencuri perhatian karena keberanian, kreativitas, dan aksi-aksi mereka yang kadang membuat heboh seluruh sekolah. Entah itu melalui ide-ide inovatif, pencapaian akademik yang luar biasa, atau kejadian-kejadian tak terduga, mereka berhasil meninggalkan jejak unik yang tak terlupakan di Campus indoage.

Di taman belakang Campus indoage, Antonio, Rhidos, dan Farel sedang duduk santai di bangku panjang. Mereka baru saja selesai berbuat usil dengan menempelkan poster lucu di papan pengumuman sekolah.

"Kalian lihat wajah Pak Herman tadi? Dia pasti bingung banget lihat poster kita!" kata Antonio sambil tertawa.

"Ya ampun, itu ekspresi legendaris. Aku harus pasang CCTV biar bisa rekam reaksinya."Rhidos sambil nyengir.

Farel (menghela napas, tapi sambil tersenyum) "Tapi serius deh, ini tuh Cuma buat hiburan, nggak ada salahnya, kan?" dengan wajah kecapean lari.

Tiba-tiba, suara tegas terdengar dari belakang mereka ,muncul perempuan dengan wajah ,tegas sembari kesal , yaitu Alisa yang merupakan salah satu juga dari 10 keputusan,dan merupakan ketua klub polschool,merupakan klub yang bertugas untuk menertibkan sekolah/campus.

"Antonio, Rhidos, Farel! Kalian pikir kalian bisa terus-terusan bikin kekacauan di sekolah ini?" kata Alisa.

(melirik Alisa dengan santai) "Hei, Alisa. Tenang aja santai, ini Cuma poster lucu. Nggak ada yang terluka." Kata Antonio.

Rhidos menambahkan "Iya, kita Cuma bikin suasana jadi lebih hidup. Masa salah?"

"Kayaknya kita bakal kena ceramah panjang lagi." Kata Farel.

Alisa menyilangkan tangan lalu berkata "Poster lucu? Kalian tahu nggak kalau itu melanggar aturan sekolah? Papan pengumuman itu untuk informasi penting, bukan buat lelucon kalian!"

Rhidos mencoba membela diri "Ayolah, Alisa. Jangan terlalu serius. Semua orang butuh hiburan di tengah pelajaran yang super berat ini."

"Hiburan? Kalau kalian terus-terusan bikin ulah seperti ini, kalian hanya akan dikenal sebagai pembuat masalah, bukan anggota 10 Keputusan yang dihormati." Kata Alisa sambil menatap tajam.

Antonio mencoba melunak "Oke, oke. Kita salah. Tapi serius, Alisa, kau nggak perlu segalak itu. Kami Cuma ingin membuat hari semua orang lebih ceria."

Alisa pun menghela napas dan mulai mengeluarkan suara yang lebih lembut "Aku tahu kalian punya niat baik, tapi ada cara yang lebih baik untuk melakukannya. Sebagai anggota 10 Keputusan, kalian harus jadi contoh, bukan bikin masalah."

Farel dan Antonio pun sedikit menundukan muka sebagai permintaan maaf "Baiklah, Alisa. Kami janji nggak bakal ulangi lagi."

Rhidos yang lebih tenang hanya memberi tangannya untuk salaman dan tanda damai dengan memberikan solusi "Oke, sebagai tanda damai, kami bakal bantu bersihin papan pengumuman."

"Bagus. Kalau kalian butuh ide untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, aku selalu ada di klub Polschool. Kalian bisa bantu patroli, siapa tahu bisa belajar menaati aturan." Alisa pergi sambil tersenyum tipis.

Antonio, Rhidos, dan Farel saling melirik dengan ekspresi ragu, tapi akhirnya mereka tertawa kecil dan mengangguk. Alisa tersenyum puas lalu berjalan pergi, meninggalkan mereka bertiga yang mulai memikirkan cara baru untuk membuat hari lebih seru tanpa melanggar aturan.

Waktu pukul 06.30 pagi , dan jam masuk guru pada jam 07.00 ,hari itu farel menceritakan sesuatu tentang sebuah peta misterius yang terdapat,di rumah nya yaitu peta harta Karun VOC, serta buku sejarah nya , karena itu Rhidos pun tertarik dengan cerita itu , farel pun menceritakan kisah itu , setelah beberapa saat cerita Antonio pun datang, setelah habis rapat dengan guru.

Karena Antonio merupakan ketua OSIS ,walau ia sering melakukan hal yang terkadang nakal, tapi ia orang yang positif,tekun serta mudah bersosialisasi ,oleh karena itu ia berhasil menduduki jabatan ketua osis , rapat yang diikuti oleh Antonio ialah tentang, apakah para siswa boleh untuk liburan jauh , apalagi melewati lautan?, karena sedang ada kabar baru yang beredar tentang , kemunculan tiba-tiba bajak laut dengan jumlah banyak.

Antonio disini bertugas sebagai perwakilan para siswa dan memberikan pendapat nya tentang bahanya ini sebagai siswa, tapi di ruang rapat ini bukan hanya ada antonio sebagai perwakilan tapi juga ada Alisa , karena Alisa memihak untuk para siswa agar , liburan dekat rumah dan Antonio memihak untuk para siswa diizinkan pergi liburan semau mereka.

Di ruang rapat yang penuh dengan diskusi serius, Antonio membuka suaranya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan teman-temanya.

"Menurut saya, kita tidak bisa begitu saja melarang siswa untuk liburan jauh, Semua siswa punya hak untuk bersenang-senang dan menjelajahi tempat-tempat baru. Lagipula, kita tidak bisa mengatur setiap langkah mereka di luar sekolah. Yang penting adalah memberikan panduan keamanan, bukan membatasi kebebasan mereka." Kata Antonio dengan tegas.

Alisa, yang duduk di sisi lain meja, menggelengkan kepala dengan nada yang lebih tenang namun tegas berdiri dari kursinya dan menyinggah pendapat Antonio.

"Saya paham maksudmu, Antonio, tapi kita harus realistis. Dengan berita tentang bajak laut yang bermunculan, keselamatan siswa menjadi prioritas utama. Liburan dekat rumah juga tidak kalah menyenangkan, dan kita bisa memastikan mereka tetap aman. Jangan sampai kita menyesal nantinya jika sesuatu yang buruk terjadi." Kata Alisa.

Pak Lukmayana, kepala sekolah yang duduk di tengah, mengamati mereka berdua dengan ekspresi netral, sebelum ia mulai berbicara , kepala sekolah menenangkan mereka dengan batuk.

"Tenang, Pendapat kalian berdua masuk akal. Tapi, kita perlu mempertimbangkan hal ini secara menyeluruh. Kita tidak hanya memikirkan kebebasan siswa, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk memastikan mereka aman." Kata pak Lukmayana.

Bu Zulnina, wakil kepala sekolah, menambahkan dengan nada bijak.

"Saya setuju, Pak John. Sebaiknya kita mencari jalan tengah. Mungkin kita bisa memberikan izin dengan syarat tertentu, seperti destinasi yang terjamin keamanannya dan pengawasan orang tua yang ketat."

Namun, Antonio kembali mencoba mempertahankan posisinya.

"Tapi, Bu Zulnina, kita tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketakutan. Jika kita memberi siswa kepercayaan dan tanggung jawab, mereka akan belajar bagaimana menjaga diri di situasi sulit. Dunia luar adalah bagian dari pembelajaran juga, bukan?"

Bu Sania, wakil kesiswaan, yang selama ini diam dan hanya memperhatikan akhirnya angkat bicara ,dan merespon argumen milik Antonio.

"Antonio, saya mengapresiasi argumenmu. Tapi Alisa punya poin penting tentang keselamatan. Bagaimana jika kita memberikan pilihan kepada siswa, tetapi dengan syarat wajib mengikuti panduan keselamatan dari sekolah? Dengan begitu, kebebasan dan keamanan bisa berjalan seimbang."

Alisa mengangguk kalau ia sudah menang, namun tetap mempertahankan argumennya tapi di dalam hatinya "yoshh ,rasakan itu Antonio aku pasti menang Walau saya juga mau pergi jauh sih"!!.

"Itu bisa menjadi solusi, tapi saya tetap merasa liburan dekat lebih bijaksana untuk saat ini. Kita tidak bisa mengabaikan ancaman yang jelas, apalagi ketika melibatkan begitu banyak siswa."

Debat berlangsung sengit namun tetap penuh hormat. Akhirnya, Pak Lukmayana memutuskan untuk menunda keputusan dan meminta semua pihak untuk mengajukan rekomendasi tertulis dalam satu minggu ke depan.

"Baik, saya ingin semua pihak menyampaikan saran tertulis. Kita akan membahasnya lagi minggu depan. Keputusan ini harus mencerminkan keseimbangan antara kebebasan siswa dan tanggung jawab kita." Kata pak kepala sekolah.

Rapat pun ditutup, namun debat antara Antonio dan Alisa masih membekas di benak semu Orang di ruangan itu.

"bagaimana pak Lukmanyana pendapat kamu tentang mereka berdua, tentang memberikan argumen cepat". Kata Bu Zulnina.

"mereka berdua sudah bagus kok ,aku masih memikirkan tentang argumen mereka ,anak-anak terkadang kalau dikasih aturan apalagi saat liburan,mereka pasti malah ngelanggar, seperti kata itu larangan adalah perintah!!" kata pak Lukmayana sambil tertawa.

Bu Zulnina dan Bu sania yang mendengar itu hanya bisa terdiam,saat mereka memasuki ruang guru mereka bertiga melanjutkan rapat kecil-kecilan,dalam membahas liburan akhir tahun itu.

Sekarang kita masuk ke kelas yang dimana Antonio masuk dan mendengar sebuah dongeng dari farel.

"Dan harta Karun itu pun hilang di telan waktu".

"Ehhh... Cerita itu benar kah ?",Kata Rhidos dengan penuh semangat.

"Bener kalau mau tau ayo kerumah ku ada buku tua yang berisi cerita sejarah yang tadi ku ceritakan", Kata farel.

"Farel-farel masih aja percaya begituan kalau ada harta Karun yang tersembunyi,ini sudah

Desember tahun 2024 dan sebentar lagi tahun 2025 ",Kata Antonio sambil bergaya keren.

"Eh Antonio udah kelar rapat, tapi beneran saya lihat di buku yang sudah terlihat tua Kamu percaya kan Rhidos", sambil muka berharap.

"Emmm... Tapi bener juga kata Antonio farel ,lagian juga kita sudah kelas 11sudah kaka kelas..kita pikir kan masa depan , belajar lebih giat dan menjadi kaka kelas yang patut dicontoh",kata Rhidos sambil memegang pundak.

"Eeee... Kalian bukan ga mau percaya atau pun mau melihat buku kan ,cuman takut ke rumah ku karena kaka perempuan ku suka jail sama kalian"

Sambil menunjukan wajah datar.Mereka berdua Rhidos dan Antonio tercengang karena memang alasan mereka ,seakan agar tidak ke rumah rafel karena mereka takut dia apa apakan

oleh kaka nya rafel. "Tidak kok 2×", mereka berdua.

"Hemmm..... ", disaat mereka bertiga sibuk bertatap-tatapan karena rafel curiga kepada mereka berdua dan Rhidos serta Antonio yang tegang serta takut terjadi kesalahpahaman tiba

tiba muncul suara di samping kanan mereka .

"Selamat pagi...", kata selamat pagi itu membuat makin tegang karena mereka bertiga tidak sadar,yang awal tegang hanya Rhidos dan Antonio sekarang rafel pun merasa tegang dan

mereka bertiga pun membelokkan kepala dan melihat Bu guru siti ,yang merupakan guru matematika mereka sedang melihat mereka, "Se...Lamat pagi Bu Siti ×3", sambil tersenyum jawab mereka bertiga.

"Ehem.... Balik ketempat duduk masing-masing ya", karena kaget mereka bertiga merespon perintah dengan hormat.

"Baik anak-anak kita mulai pelajaran nya ya ".

"Baik Bu",jawab seluruh anak kelas.

Sekolah pun berakhir dan itu menandakan hari libur akhir tahun dimulai serta hasil rapat kepala sekolah , wakil kepala sekolah dan wakil kesiswaan ,mencapai puncak dan mengumumkan lewat mic sekolah yaitu " assalamualaikum wr.wb selamat sore anak-anak ada pengumuman yang Akan kami sampaikan tentang hari libur akhir tahun ,untuk adanya peraturan yaitu foto diri saat liburan dan tidak boleh jauh dari rumah atau kalau mau jauh harus ada orang tua", kata pak kepala sekolah

"dan kami akan memberikan informasi langsung kepada orang tua jadi kalian ga bisa bohong kepada orang tua kalian " kata wakil kesiswaan.

Setelah mendengar pengumuman itu semua siswa ada yang kelihatan lesuh , lemas , ada yang gibah, ada yang kesal karena rencana libur yang sudah dibuat lama jadi gagal, ada pasrah ,ada yang merenung.

"Ampun tidak ku sangka hasil rapat nya jadi gini", kata antonio.

"Tidakk , siapa yang minta ada aturan sih kan kami bilang ga usah" kata rafel dan Rhidos.

"itu si Alisa dia yang dari tadi di rapat, membicarakan tentang keamanan siswa, tanggung jawab, pada akhirnya netral tapi lebih kearah dikasih peraturan ini mah.

"Apa !! Alisa,mana dia kalau ketemu akan ku beri tahu dia !"

Saat rafel dan Rhidos sedang kesal dengan Alisa , ternyata di pojok lapangan ada seorang siswi yang sedang merenung, seperti orang bersalah, dan siswi yang merenung itu ialah Alisa ,Alisa yang sedang merenung pun di datangi oleh mereka bertiga.

"Kenapaa kau Alisa ", kata Antonio "kenapa kau pasti rasa bersalah ya " kata rafel dan Rhidos,"sudah-sudah jangan berantem,kau lebih baik pulang dulu kalau mau..", kata antonio sebelum di selak "baik maaf mengganggu aku akan langsung pulang ",kata Alisa .

"Ia langsung pergi", mereka bertiga yang melihat itu ,sadar sifat asli Alisa yang malu malu kucing itu .

,lalu mereka bertiga pun jalan bersama dan disaat itu rafel pun melanjutkan tanggapan dia pada mereka dan

berkata kalau kaka nya sedang pergi jauh kerja luar kota ,ayah dan ibu sedang kerja luar kota juga ,jadi dirumah tidak ada orang sambil mengajak mereka main ke rumah , mereka pun percaya dari pada rafel malah cerita Mulu di kelas, "Ya sudah ayo saja".kata Antonio

Mereka pun pergi ke rumah rafel untuk melihat peta tersebut s.