Pada hari Minggu, 22 Desember 2024, Farel, Antonio, dan Rhidos memutuskan untuk pergi berbelanja di sebuah mal besar di pusat kota jakarta. Rencana ini sebenarnya sudah dibahas sehari sebelumnya di rumah Farel, saat mereka berdiskusi tentang persiapan untuk liburan ke Kepulauan Seribu. Seperti biasa, Rhidos yang dikenal murah hati menawarkan untuk membayar semuanya.
"Udah tenang aja, gue yang bayarin," kata Rhidos santai kemarin, membuat Farel dan Antonio langsung setuju tanpa pikir panjang serta hormat kepada sultan, lalu Rhidos yang biasanya mau mencoba memamerkan kekayaan, saat bener di puji ,malah malu-malu kucing, "kalian ini ,yaa tapi aku memang kaya hahaha ayo besok
Pagi itu, mereka bertiga tiba di mal sekitar pukul 10.00. Mal masih belum terlalu ramai, sehingga suasana terasa nyaman untuk berjalan-jalan.
"Jadi kita mulai dari mana dulu nih?" tanya Antonio sambil menatap daftar toko di peta digital mal.
"Cari pakaian dulu lah," jawab Farel sambil menunjuk ke arah toko branded yang besar di lantai dua. "Gue butuh celana pendek buat nanti di pantai."
Rhidos tertawa kecil. "Beli yang bagus sekalian, Fel. Kan biar cocok sama gaya gue."
Farel melirik Rhidos dengan ekspresi jahil. "Santai, Bos. Kan lo yang bayar."
Mereka pun naik eskalator ke lantai dua dan masuk ke salah satu toko pakaian terkenal. Antonio langsung menuju rak kaus, sedangkan Farel sibuk memilih celana pendek. Sementara itu, Rhidos hanya berdiri di dekat kasir, memainkan ponselnya.
"Bro, ini bagus gak?" tanya Antonio sambil menunjukkan kaus putih dengan motif minimalis.
"Biasa banget. Cari yang lebih keren," jawab Rhidos tanpa melihat.
"Eh, lo tuh yang bayar. Gue beli yang murah aja biar irit," balas Antonio sambil tertawa.
Rhidos menurunkan ponselnya. "Udah, pilih yang lo suka aja. Duit gue aman kok."
Setelah sekitar 30 menit memilih pakaian, mereka bertiga keluar dari toko dengan beberapa kantong belanjaan di tangan.
"Next stop, sepatu," kata Farel.
Saat farel , Antonio dan Rhidos dari jarak dekat seseorang tiba-tiba memanggil mereka bertiga,"ohhh... Antonio, rafel, Rhidos", kata orang yang memanggil mereka. Saat mereka melihat kebelakang mereka melihat 2 orang dari Academy yang sama tapi juga salah satu dari 10 keputusan, mereka ada Adrew ,dia dikenal sebagai pianis muda berbakat dan pemain bulu tangkis yang berbakat juga ,lalu ada Alice seorang yang berbakat dalam bermain musik apalagi biola serta bermain sebagai aktris muda di sebuah film karya anak bangsa.
"Owalah Andrew dan Alice sedang apa kalian?" Kata Antonio.
"sedang mencari baju untuk penampilan kami di panggug saat tahun baru, biasa kami berduet", kata Andrew dengan suara pelan agar tidak dii dengar alice.
"duet?biasanya kalian tidak mau..uu, jangan bilang?kala-", pikir rafel ,tapi sebelum pikiran itu mau di ucapkan Andrew langsung menutup mulut bocor rafel.
"kalau kalian disini sedang apa ?"tanya alice.
"kami disini juga beli baju doang kok", jawab Antonio tapi langsung di tambah oleh rafel dan rhidos , kalua disini juga beli bahan dan pakaian renang buat ke pulau seribu, disaat itu alice dan Andrew sedikit kaget karena , itu tidak di perbolehkan oleh guru, dan kalua diliat dari mereka belanja sendiri maka tidak ada wali.
Andrew, dengan rasa penasaran, bertanya kepada teman-temannya, "Pulau Seribu? Bukankah itu harus melewati laut? Dan sekolah kan tidak memperbolehkannya, kan? Soalnya, terlihat jelas kalian tidak ada wali yang menemani untuk pergi ke sana."
Andrew menatap mereka bertiga dengan tajam, membuat suasana menjadi tegang. Rhidos, Alice, dan Mia mulai berkeringat, mencoba mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Andrew. Setelah saling bertukar pandang, mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan alasan pertama yang terlintas dalam pikiran.
"Itu... tugas kelompok kami yang belum selesai," kata Mia buru-buru. "Karena itu, kami diberikan izin oleh sekolah. Lagipula, wali kami sudah ditentukan—kami ditemani oleh sopir keluarga Rhidos."
Andrew mengangkat alis, melihat ekspresi gugup mereka. "Sopir keluarga Rhidos?" tanyanya, memutar ulang pernyataan itu di kepalanya. Rhidos tampak sedikit terkejut mendengar namanya disebut, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Andrew, meskipun merasa ada sesuatu yang aneh, memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut karena khawatir pembicaraan akan melebar ke topik yang tidak ia inginkan.
"Baiklah," Andrew akhirnya berkata, mengangguk perlahan. "Kalau begitu, semoga tugas kalian selesai dengan lancar."
Saat keempatnya melanjutkan pembicaraan, suasana mulai sedikit mencair. Namun, di sisi lain ruangan, Alice yang sedang asyik melihat-lihat baju di sebuah toko mendadak mendengar suara teriakan.
"Tolong! Tolong!" Suara itu terdengar memecah keheningan di sekitar mereka.
Alice terkejut dan menoleh untuk mencari sumber suara. Tetapi sebelum dia sempat bereaksi, seseorang menabraknya dengan keras.
"Ah!" Alice tersentak, hampir terjatuh. Ia berusaha menjaga keseimbangan sambil memegang rak baju di sebelahnya.
Saat itu alice langsung dihampiri oleh mereka berempat dan pria yang menabrak alice langsung lari Kembali, "tunggu!", kata Andrew,"siapa dia tiba-tiba nabrak orang", kata rhidos.
"kamu gapapa kan alice?", tanya Andrew dengan khwatir,"gapapa kok Andrew", jawab alice sambil dibantu bangun, lalu muncul lagi suara tolong dan siline polisi serta keramain.
Mereka berlimapun pergi ke tempat asal suara itu " ayo kita liat", kata Antonio, mereka pun pergi menuju suara tersebut sambil alice yang ternyata pergelangan kaki di bawa oleh Andrew pelan-pelan, mereka pun sampai di tempat kejadian .
Di tempat itu merupakan tempat penjualan ikan yg keadaan banyak ikan keluar dari aquarium dan keadaan penjaga took yang marah dan sedang ditenangi polisi, polisi punn sedang mencari alasan dan terjadinya insiden ini, disaat yang bersamaan ada laporan dari satu polisi kepada inspektur satria, kalau ini merupakan sebuah kasus pencurian orang yang kelaparan , disaat bersamaan muncul suara yang cukup familiar yang dikenal oleh 5 murid academy indoage dan inspector serta beberapa petugas yang pernah bertemu dengan, orang itu mengatakan kalua itu bukan kasus pencurian karena lapar, "tapi ,kasus pencurian berencana!! " .
kata orang itu , semua orang langsung melihat ke arah orang yang mengatakan kalua ini merupakan kasus pencurian berencana dan orang itu iyalah , Fahmi atau dikenal sebagai detektif Fahmi ia juga merupakan siswa academy indoage dan juga salah satu 10 keputusan , ia dikenal orang yang kritis dan dapat menyelesaikan masalah dengan cepat serta , terkenal karena sering ikut campur polisi dalam menyelesaikan kasus dan seorang pemain basket yang digadang-gadang terhebat di academy indoage.
Inspektur Satria pun menoleh ke arah Fahmi dan bertanya ,"Fahmi? Apa maksudmu kasus pencurian berencana? Bukankah ini hanya terlihat seseorang yang kelaparan mencoba mencuri ikan?"
Fahmi berjalan mendekat dan membalas pertanyaan "Kelihatannya memang begitu, Inspektur. Tapi coba perhatikan lebih dalam. Lihat pola kerusakan di akuarium-akuarium ini. Tidak mungkin seseorang yang kelaparan menciptakan kekacauan sebesar ini tanpa tujuan lain."
Polisi yang menemani inspektur satria atau kita panggil saja pak Doni bertanya"Tapi, bukti apa yang membuat kalau ini merupakan kasus pencurian , Fahmi? Ini hanya terlihat seperti pencuri panik yang mencoba mengambil ikan dan langsung lari karena ketahuan."
Fahmi yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak, ini terlalu rapi untuk disebut panik. Lihat posisi pecahan kaca di lantai—pecahan itu mengarah ke satu sisi tertentu, bukan sembarangan. Pelaku tahu persis bagaimana memecahkan akuarium tanpa melukai dirinya sendiri. Dan jika benar ini soal kelaparan, kenapa pelaku tidak membawa apa pun selain ikan hidup yang sulit untuk dimakan langsung?"
Inspektur Satria menjawab "Hmm, jadi menurutmu ini ada motif tertentu di balik pencurian ini?"
Fahmi menjawab dengan menjentikkan jari nya"Tepat sekali, Inspektur. Aku juga memperhatikan sesuatu yang aneh di luar toko tadi—ada bekas ban mobil yang tampaknya baru. Pelaku mungkin memiliki kendaraan untuk melarikan diri, dan itu menunjukkan perencanaan matang."
"Baiklah, katakan saja ini pencurian berencana. Tapi apa motifnya? Siapa yang mau repot-repot mencuri ikan dengan cara seperti ini?" Tanya pak dodi
Fahmi tersenyum tipis "Itu yang perlu kita selidiki. Aku ingin berbicara dengan pemilik toko terlebih dahulu. Aku yakin dia tahu sesuatu yang tidak dia ungkapkan."
"Baik, Fahmi. Kau boleh menginterogasi pemiliknya. Tapi, jangan lupa bahwa ini tanggung jawab kami. Jangan terlalu jauh ikut campur."
Kata inspektur satria.
Fahmi membalas"Tenang saja, Inspektur. Aku hanya ingin membantu. Kadang-kadang, sudut pandang berbeda bisa membuka kebenaran."
Fahmi menghampiri pemilik toko, yang masih terlihat marah dan frustasi.
Fahmi: "Pak, saya Fahmi, siswa dari Academy IndoAge. Saya ingin bertanya sedikit. Anda bisa tenang dulu?"
"Apa lagi yang mau kamu tanyakan? Lihat ini, semua ikanku berantakan! Siapa yang akan mengganti rugi?" Kata pemilik ikan sambil memperlihat kan wajah yang marah.
"Saya paham kekesalan Anda. Tapi tolong jawab dengan jujur—apakah ada ikan tertentu yang sangat berharga di toko Anda atau ikan yang terasa unik di bagian tubuh tertentu? Sesuatu yang mungkin menjadi target utama pelaku?"
"Y-ya... sebenarnya- ada!, ikan ini hanyalah ikan emas biasa tapi entah kenapa ada yang berbeda dengan ikan emas lain karena ikan itu pernah saat pesta malam hari , tiba-tiba memancarkan cahaya merah yang kemungkinan dari sirip nya".
Fahmi tersenyum tipis "Itu yang ingin saya konfirmasi. Pelaku tidak hanya mencuri sembarang ikan, kan? Saya rasa ikan itu adalah target utamanya tapi kalau di cermati lagi ikan tidak mungkin memancarkan cahaya lewat sirip apalagi ikan mas ,apa mungkin-." Fahmi kembali ke Inspektur Satria.
"Inspektur, kita punya motif. Ini bukan soal pencuri lapar. Ini soal suatu barang penyelundupan ,Pelaku mencuri ikan emas yang aneh karena dijelaskan langsung dari sang pemilik toko ,ikan itu pernah memancarkan sinar merah disaat malam hari . Aku yakin ini dilakukan oleh seseorang yang ingin menyeludupkan sesuatu ". Kata Fahmi .
Inspektur Satria: "seperti nya kita harus mengejar ia pasti belum jauh dari sini . Fahmi, kau ikut aku ke kantor untuk menyusun rencana dan melihat cctv kota . Yang lain, cari saksi dan periksa rekaman CCTV sekitar sini!"
"Ok inspektur , tapi saya ingin bicara kepada teman teman saya mungkin dapat membantu", kata Fahmi dan inspektur membolehkan nya.
"Fahmi sini ,sudah kelar kah kasusnya ", tanya rafel , "belum tapi aku merasa ini merupakan penyelundupan entah apa alasan ia menggunakan ikan dan seperti nya mereka menuju kelautan , dan aku beranggapan seperti nya ini tentang bajak laut yang sedang masif hari hari ini",Kata Fahmi.
"Begitu kah kalau gitu kami mending pergi dulu untuk ,membeli barang untuk keperluan liburan ", kata Rhidos , "ehh ...kalian mau kemana ,hemm jangan bilang ke sebuah pulau ", jawab Fahmi ,yang membuat Antonio, rafel dan Rhidos kaget.
"Tenang saja tidak akan ku beritahu,tapi aku ingin minta tolong ", kata Fahmi sambil tersenyum ingin memanfaatkan mereka ,Setelah persiapan telah terkumpul.
Pada Kamis, 27 Desember 2024, Farel, Rhidos,dan Antonio, memutuskan untuk pergi ke Kepulauan Seribu. Mereka menaiki perahu jet pribadi milik Rhidos, seorang pengusaha muda sukses yang terkenal dengan gaya hidup mewahnya. Tujuan mereka sederhana—liburan untuk menyegarkan pikiran. Namun, ada sedikit bumbu petualangan; mereka bercanda tentang mencari harta karun, meskipun tidak ada yang benar-benar yakin bahwa itu nyata.
"Seperti biasa, orang kaya," ujar Farel sambil mengangkat bahu.
Rhidos tertawa keras. "Ya namanya juga hidup, bro. Nikmatin aja!"
Antonio, yang duduk di sisi lain dek, menimpali, "Tapi serius, terima kasih ya, Rhidos. Dengan jetski pribadi ini, kita bisa sampai lebih cepat dan punya lebih banyak waktu buat santai di sana."
"Dan jangan lupa, dia juga yang bayarin hotel," tambah Farel sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, gak masalah tuh keluar duit banyak begini?"
Rhidos melambaikan tangan santai. "Tenang aja, aman. Gue udah budgetin ini semua. Lagian, hidup cuma sekali, kan?"
"Oiya kira-kira kalian tau kenapa Fahmi memberi kita sebuah GPS untuk mengetahui kita dimana ,jangan bilang Fahmi ngerasa bakal terjadi sesuatu tentang kita ,kalian tau kan Fahmi sering nebak tanpa prediksi jelas selalu terjadi kaya ramalan", kata Rhidos sambil ketakutan.
"Sudah tenang malahan kalau gitu harus nya makin aman ,kalau ada bahaya apa kan ,pasti bakal dibantu ", jawab Antonio.
Karena ucapan Antonio mereka berdua pun jadi rada tenang dan tidak memikirkan lagi. Langit cerah, dan angin laut terasa sejuk di kulit. Mereka semua merasa santai—sampai tiba-tiba sesuatu yang aneh muncul di kejauhan.
"Eh, itu kapal apa?" tanya Antonio sambil menunjuk ke depan.
Di cakrawala, terlihat dua kapal besar dan beberapa kapal kecil bergerak mendekat. Kapten kapal jet, seorang pria berpengalaman bernama Pak Johan, segera berdiri dengan wajah tegang.
"Tuan-tuan, saya sarankan kalian semua masuk ke dalam kabin sekarang," ucap Pak Johan dengan nada serius.
"Kenapa, Pak? Ada apa?" tanya Farel.
"Itu kemungkinan besar kapal bajak laut modern. Kita tidak tahu apa niat mereka, jadi lebih baik berhati-hati," jelas Pak Johan.
Mendengar itu, suasana di atas kapal langsung berubah. Mereka semua masuk ke dalam kabin seperti yang diperintahkan. Namun, rasa penasaran tetap menggelitik.
"Bajak laut modern? Serius, Pak?" tanya Antonio sambil melirik ke luar jendela.
"Serius. Mereka biasanya targetin kapal mewah seperti ini. Tapi jangan khawatir, kapal kita ini dilengkapi sistem keamanan yang canggih," jawab Pak Johan mencoba menenangkan.
Di dalam kabin, Farel mencoba mencairkan suasana.
"Eh, kalau beneran ada bajak laut, kita ngapain? Lawan?" ujarnya dengan nada bercanda.
"Lawan gimana? Kita semua gak ada yang bisa berantem, kecuali mungkin Rhidos," sahut Antonio sambil tertawa kecil.
Rhidos tersenyum tipis. "Kalau mereka nyerang, kita kasih tahu aja harga kapal ini. Siapa tahu mereka malah takut liat angka nolnya," candanya.
Namun, ketegangan mereka tidak berlangsung lama. Kapten Pak Johan melaporkan bahwa kapal-kapal tersebut hanya lewat tanpa mendekat.
"Semua aman, mereka bukan ancaman," ujar Pak Johan.
Mendengar itu, mereka semua menghela napas lega.
"Wah, untung aja. Gue udah kebayang kita jadi sandera," kata Farel.
Antonio mengangguk. "Gue juga. Tapi ternyata mereka cuma lewat."
Rhidos tertawa lega. "Gue bilang juga apa. Kita ini magnet keberuntungan, bro."
Setelah suasana kembali normal, mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih santai. Ombak terasa lebih tenang, dan mereka mulai menikmati suasana liburan mereka.