Chereads / Men Around / Chapter 5 - The Background

Chapter 5 - The Background

Selepas dari cafe, SaeRa dan teman atlet nya beranjak menuju toko souvenir untuk membeli buah tangan yang akan dibawa kembali ke negara mereka dan dibagikan kepada kerabat dekat.

Teman-temannya berpencar dengan ekspresi sumringah setiap meliat benda satu dan lainnya. Sementara SaeRa mengamati benda itu satu persatu dengan diam.

Dia sudah berencana untuk membeli tujuh benda saja untuk masing-masing kerabat yang akan diberinya. Namun karena sepertinya saat pulang nanti dia akan menemui kakeknya, maka SaeRa memikirkan buah tangan yang harus diberi kepada kakek, nenek dan ke sembilan paman atau bibinya.

'hmmm semoga kedepannya tidak perlu memikirkan yang lain, atau lebih baik berpura-pura lupa membeli! Bisa-bisa dirinya akan bangkrut jika terus-menerus begini!!' batinnya kesal namun tidak berpengaruh pada ekspresi diwajahnya.

SaeRa memilih satu persatu dengan tenang untuk barang yang akan dibelinya. Dengan kesadaran yang sudah hilang karena terbawa arus dan jiwa wanita, dirinya ikut merasa kaget melihat troli belanja nya sudah menggunung.

"SaeRa?!! Kamu serius?" Tanya salah satu temannya.

Dirinya mengabaikan pertanyaan temannya karena fokusnya tertuju pada detail barang yang dipegangnya.

"SaeRa, kamu mau ngasih satu keluarga besar kakek mu ya? Hahaha tumben sekali" ujar temannya lagi.

SaeRa masih tidak menggubris, namun saat berbalik, dia menjadi kaget saat melihat trolinya sudah menggunung.

"Astaga!!! Aku akan bangkrut!!!" Pekiknya

Teman-temannya yang lain tertawa melihat ekspresi kaget SaeRa. Yang mereka tahu ialah SaeRa anak yang sangat hemat bahkan hampir mendekati pelit? Hahaha. Karena mereka tau, setiap SaeRa membeli sesuatu, dia akan memperhitungkan komposisi gizi yang sebanding atau tidak dengan harga jual.

Teman satu organisasinya menjuluki SaeRa sebagai 'Fake Old Money'. Karena saat mengajak SaeRa melakukan atau membeli sesuatu, dirinya akan beralasan 'I don't have much money on my pocket'.

Dan jika teman-temannya menjahilinya dengan membawa status keluarga tuan besar Lee, maka dia juga akan menjawab ' I'm just an ordinary people and My big Master Lee only be background family not my support account'.

"teman-teman... kali ini dengarkan aku, jika hari berikutnya aku mengalami kesulitan, plis bantuin ya. huhuhu" ucap SaeRa lagi dengan dramatis.

"I'm sorry bith, friend is friend, don't put the friends with benefits to us, especially if its talk about money" balas salah satu temannya. Dan teman yang lainnya ikut tertawa dengan drama kedua temannya itu.

Karena buah tangan yang mereka beli cukup banyak, dan yang terbanyak ialah SaeRa, akhirnya SaeRa menaiki taxi sendiri bersama barang belanjaannya dan beberapa barang temannya.

Sampai tiba di lobby hotel, dirinya sampai harus dibantu oleh petugas hotel untuk membawa barangnya kedalam kamar.

'Entah bagaimana cara membawa ini dipesawat' rutuknya.

Jika memakai kargo, bukan kah harus mengeluarkan uang lagi? Ahh tidak., tidak, tidak bisa.... ! Racau nya, hingga membuat Hyeri yang merupakan teman sekamarnya terkejut.

"Apanya yang tidak bisa?" Tanya Hyeri penasaran.

"Ha? Hmm, tidak ada. Oh iya, gimana kencan hari ini? Romantic or cool?" Tanya SaeRa balik ke temannya untuk mengalihkan topik.

Hyeri adalah salah satu teman akrabnya, seharusnya mereka bersantai di cafe berlima. Namun, Hyeri yang sedang dalam masa pendekatan dengan salah satu atlet dari sekolah yang berbeda, jadilah diribya berpisah dengan SaeRa dan ketiga teman lainnya tadi.

Hyeri yang ditanya tidak memberi jawaban apapun, namun ekspresi wajahnya sudah menunjukkan.

"Apakah gagal?" Tanya SaeRa. Hyeri tidak menjawab lagi, namun ekspresinya bertambah murung.

"Astaga... Sangat gagal? Berarti laki laki itu yang tidak bisa melihat berlian! Tenanglah tenang... Aku juga sudah memilih satu hadiah untukmu!!" Ucap SaeRa menghibur.

"Sebenarnya...." Hyeri tiba tiba berbicara.

"Sebenarnya kan..." Sambung Hyeri lagi, SaeRa memasang wajah yang fokus.

"Sebenarnya kata senior itu..." Lanjut Hyeri.

"Iya... Apa? Sebenarnya apa??" Ucap SaeRa gregetan mendengar temannya berbicara sepotong.

"Senior itu suka sama kamu!" Sambung Heyri dengan intonasi yang cepat dan tajam

"APA!!!!!" menjawab dengan spontan.

"Iyah.... Aku ga bohong, senior itu deketin aku buat bantuin dirinya untuk pendekatan sama elu. Issssh SaeRa!" Sebal Hyeri.

"Tapi aku kan ga suka sama senior itu. Bahkan kami cuma bersapa dua kali, saat perkenalan sebelum berangkat dan saat dia memberi selamat karena aku menang. Seriusan deh" jelas SaeRa.

"Iya aku tau!" Jawab Hyeri lagi dengan nada seperti anak kecil yang ngambek.

"Sepanjang hari ini adalah hari yang menyebalkan. Kami memang saling berbicara, namun topik pembicaraannya ya anda! Lee SaeRa!" Sambung Hyeri lagi dengan nada kesal yang menggebu.

SaeRa menjadi diam, disaat seperti ini adalah saat isi kepalanya tidak bisa bereaksi cepat.

Apakah ini salahnya? Apa salah laki-laki itu? Atau salah Hyeri yang sudah berharap Luan?

Ah tidak-tidak. Ini jelas salah senior itu! Belakangan ini dia bergimmick untuk akrab dengan Hyeri, sehingga Hyeri merasa jika dia disukai oleh senior itu. Hm! Senior itu yang udah memberi harapan palsu!!!.

"Hyeri..... Maaf yaa, senior itu juga sialan! Salah dia yang selalu bersikap manis sama kamu! Jadinya kan kita semua mengira kalau dia i gin mendekati kamu, ternyata dia adalah laki-laki yang pengecut! Bisa-bisa nya dia memanfaatkan sahabatku yang paling manis dan baik hati ini. Lihat saja, nanti aku balas dia! Sangat mudah kok,,, dengan sekali tendangan, masa depan pun melayang.... Hahahahha" ucap SaeRa panjang dengan memasang ekspresi villain.

"Ihhh SaeRa! Jangan. Kamu gak aku izinin ya!"

"Loh kenapa? Dia udah nge PHP in temanku, dan aku cuma ngasih pelajaran, supaya tidak ada korban PHP lainnya hahahahaha" ketawa jahat

"Hmmm Gausa drama! ini juga salah kalian ya, kalian berempat yang udah menggebu-gebu-in aku dengan ide kencan hari ini. Jadi buat aku semakin berharap haaaaa huhuhu" ujar Hyeri.

"Hmmm, maaf Ri... Aku dan teman lainnya kan juga gak tau kalo senior itu udang dibalik siomay...."

"Hahahahahahaha" Hyeri tiba tiba tertawa lepas setelah mendengar kalimat terakhir SaeRa. Sedangkan SaeRa malah merasa heran dengan Hyeri yang tertawa dan memasang ekspresi bingung.

"Udah ah, lagian laki-laki bukan cuma senior itu doang, meskipun yang ganteng, karismatik, cerdas dan kaya seperti senior itu sedikit langka huhuhu" lanjut Hyeri lagi.

Mereka terdiam masing masing sejenak.

Habis tertawa dia sedih lagi??? SaeRa semakin bingung. Temannya ini sedih atau senang, fikirnya.

"Mana hadiah untuk aku..?" Ucap Hyeri dengan ekspresi yang bersemangat?!!.

SaeRa menyodorkan barang tersebut ke Hyeri dengan ekspresinya yang masih bingung.

"Wahhhhh i love it!!! Thankyou SaeRa, luv uuuuu" teriak Hyeri dengan nada gembira.

SaeRa hanya mengangguk.

"Kamu kenapa sih kayak bengong gitu SaeRa?" Tanya Hyeri.

"Hyeri,, maaf ya.., karena harusnya hari terakhir ini kita have fun, tapi kamu malah dapat memori yang kayak gitu" SaeRa merasa bersalah dengan yang dilalui Hyeri. Untung saja Hyeri jujur. Kalau tidak, Hyeri akan mendendam dan menjadi pendendam jika dia lelah.

"Hmmm no problem, itu hanya tercatat sebagai hari sial dan semua terbayar dengan hadiah ini!!" Sambil mengangkat bingkisan itu.

"SaeRa, gimana kalo kamu pacaran aja sama senior itu!?"

Pertanyaan aneh apa itu?!!

"Pacaran??? Hahaha NO. I need money more than anything" jawabnya cepat.

"He has A lot of money SaeRa.. He's Rich" Balas Hyeri cepat.

SaeRa hanya diam. Namun dalam hatinya dia menjawab.

'The rich is not me or his, it's the background'