Chereads / Men Around / Chapter 8 - terpojok

Chapter 8 - terpojok

"ayah" ucap ayahnya pada kakek.

Saat ini dia bersama ayahnya sedang berada didalam ruangan kakeknya.

Ini adalah kali pertama mereka datang berdua. Biasanya mereka akan datang secara terpisah menemui kakek.

"Kenapa sangat terburu-buru hmm" jawab kakek dengan sedikit ketus. Kemudian pandangannya berfokus padaku.

"SaeRa, bagaimana pertandingan kamu?" Tanya kakeknya.

Hm, hal yang baru lagi.

"Lancar seperti biasanya" jawab SaeRa, hanya itu yang terfikirkan olehnya.

"Hahahahha sombong sekali" balas kakeknya.

"Kakek mengajak kalian berdua karena ingin berfoto" sambung kakeknya lagi.

"Kakek ingin berfoto berdua bersamamu dan bertiga dengan ayahmu, disertai dengan penghargaan dan mendali-mendali yang sudah kamu dapatkan. Kakek sudah mengaturnya, besok setelah kamu pulang sekolah. Kenakan pakaian taekwondo mu juga." Sambung kakeknya lagi menjelaskan.

"Untuk apa yah?" Tanya ayahnya pada kakek.

"Tentu saja untuk kenang-kenangan. Dan menambah koleksi foto keluarga diruang tamu gedung ini" jelas kakek.

Mereka hening sejenak

"Ah iya, aku membeli oleh-oleh untuk kakek" sembari menyodorkan bingkisan.

Sambil membuka bingkisan itu kakeknya bertanya lagi "apa hanya kakek yang diberi oleh oleh?"

"Tentu tidak, aku membeli untuk kakek, ketiga nenekku, paman, bibi, Baekhyun, Baekhi, NaEun dan SeukJo" sebutku.

"Untuk mama mu?" Tanya kakek lagi.

"Tentu. Tidak mungkin SaeRa melupakan itu kakek" jawabnya dengan nada yang ringan.

"Bagaimana hubungan kalian?" Tanya kakek lagi dengan tangan masih membuka bingkisan itu dengan sangat perlahan.

"Baik, meskipun tidak cukup akrab" jawabnya dengan jujur, dan yang didapatinya adalah mata ayahnya yang menajam ke arahnya.

"Kenapa tidak akrab, kamu dengan paman SeungJae akrab, kenapa dengan mama mu tidak akrab. Apa kamu sengaja menjaga jarak?" Ucap kakeknya lagi. Ayahnya menaikkan ujung bibirnya (smirk).

"Tentu tidak kakek, mama menyukai hal yang feminim, sedangkan aku sebaliknya. Jadi wajar jika kami tidak akrab"

Kenapa kakek menyodorkan pertanyaan seperti itu. Bukankah dia sudah tau bahwa hubungan kami tidak pernah akrab sejak dulu. Dan sekarang dia diinterogasi karena hal ini?!.

"Hmm. Kakek tau, kamu sudah tidak dirumah itu selama enam bulan. Kakek juga tidak ingin mengurusi hal seperti itu. Tapi saat ini kamu sangat terkenal, wartawan akan memburu berita tentang kamu secara sembunyi maupun terang-terangan. Jadi, kembali lah kerumah. Ini perintah" jelas kakek. Ayah yang duduk didepannya mengernyitkan dahi namun tetap diam.

"Tidak bisa kakek". Ayahnya langsung melotot ke arahnya, seakan memperingati.

"Aku sudah janji untuk menginap dirumah bibi Lim"

"Yasudah setelah itu, lagian Lim itu akan berlibur ke Jeju. Setelah itu, kembali lah kamu" seru kakeknya lagi.

"Tidak bisa juga. Apartemen ibu sudah lama ditinggalkan. Aku harus membersihkan dan merawatnya." Jelasku.

"Kenapa kamu tidak menuruti perintah kakek, bukan kah itu perintah yang mudah?" Ayah tersenyum mendengar itu.

!!!!!

"Kakek ingin aku berkata jujur? Atau biarkan aku memilih sendiri." SaeRa sudah tidak tahan.

Kakek Lee sangat tau keadaan dia dirumah itu seperti apa. Dan dia malah sengaja memberi perintah seperti itu.

"Jika kakek khawatir tentang wartawan. Tenang saja. Aku sangat menutup rapat diriku. Wartawan hanya mengenal enam belas cucu kakek. Tapi tidak dengan aku. Jika pun mereka mengulik tentang ku, aku tidak akan merugikan siapapun. Jadi, biarkan aku memilih" seru SaeRa memberi penjelasan.

Melihat ekspresi ayahnya, SaeRa bisa menebak apa yang ada dipikiran ayahnya 'Lihatkan. Anak ini memang sangat keras kepala!!!.'

"Lee SaeRa. bersikap sopan kepada kakekmu" tegur sang ayah.

"Kakek,,, aku bukan Ingi menentang mu, mencelakai atau menodai nama baik keluarga ini. Namun jika itu terwujud, aku dan ayah akan selalu beradu mulut. Ayah menyukai anak yang berkelakuan halus, sedangkan aku? Aku tidak ingin merusak mood ayah setiap hari, yang nantinya akan mengganggu aktivitasnya dikantor." Ucap SaeRa lagi meyakinkan.

Kakek tidak bereaksi

Ini tidak bisa dibiarkan. Fikirnya

"Baiklah, kalau begitu aku akan menginap di asrama sekolah, sangat aman kan"

"Asrama sekolahmu sedang di renovasi" jawab kakek

"Kalau gitu, dirumah bibi Lim. Aku sudah menganggap mereka seperti keluarga"

"Dia bukan keluarga Lee" balas kakeknya lagi.

"Yasudah. Aku akan tinggal bersama kakek!"

"Tidak bisa!!" Seru ayahnya.

"Kenapa? Kakek kan keluarga Lee dan kakekku" balas SaeRa tak mau kalah.

Dia tau, ayahnya takut dirinya akan menjadi akrab dengan kakek.!

"Tidak bisa, kakek sudah memiliki ketiga nenekmu untuk diurus." Ucap kakek singkat.

"Kan, yang tersisa hanya itu. Apartemen itu juga sangat ketat penjagaannya. Wartawan sama sekali tidak bisa meliput. Kakek, percayalah sama SaeRa... Buktinya selama ini tidak ada berita miringkan, dan mendali emas yang ku dapati juga bukan kali ini. Kecuali..." SaeRa menanggung kan kalimatnya.

"Kakek mengajakku berfoto. Kakek ingin memperkenalkan ku sebagai cucu Lee?" Tanya nya curiga.

Uhuk uhuk uhuk. Suara batuk ayahnya.

Kakeknya hanya melirik. 'cucu nya ini pintar sekali'.

"Dengan citra ku yang baik saat ini, pastinya elektabilitas perusahaan akan semakin meningkat, dan harga saham mengikutinya. Tapi, bagaimana jika sebaliknya. Karena wartawan sebenarnya sudah tau jika kakek memiliki tujuh belas cucu, hanya saja, aku yang selalu menutup diri sehingga sulit diketahui wartawan. Jadi, selama ini semua nya sangat aman. Jadi, untuk apa kakek memancing ombak. Apakah mengetes keberuntungan?" Jelasnya panjang dan terkesan menggurui.

Dia sudah di pojok, maka apapun harus dilakukan agar bisa keluar!.

"Jika kakek ingin berfoto sekedar kenangan manis, maka kakek bisa menyimpannya di dalam album. Sehingga saat wartawan meliput,foto tersebut tidak akan terliput" sudah. SaeRa sudah mengeluarkan segala isi kepalanya untuk berjuang.

Cucunya ini benar juga. Untuk apa dia mengetes keberuntungan. Usinya sudah mendekati delapan puluh. Sebaiknya mencari aman dengan ekspansi ataupun inovasi. Itu akan jauh lebih meningkat kualitas dan citra keluarga dan perusahaannya.

"Ayah... Benar kata SaeRa, selama ini gosip tentang keluarga kita tidak pernah kekurangan. SeunJae saja sudah cukup memberi banyak rumor pada keluarga. Kita jangan menambahnya lagi" seru ayahnya tiba tiba.

Mengapa menjadikan paman SeungJae sebagai kambing hitam?!

Anak bodoh ini!. Batin tuan besar Lee mengutuk anaknya yang selalu berbicara tanpa berfikir.

Tanpa berpikir panjang, karena SaeRa takut kakeknya akan membuat keputusan, maka SaeRa tiba tiba berlutut.

"Kakek, aku berjanji. Aku Lee SaeRa. Akan menjaga nama baik keluarga ini sampai mati dan tidak akan pernah menodainya. Jika aku melakukan hal buruk, maka tidak ada sangkut pautnya terhadap keluarga Lee dan aku akan menanggung sendiri hukumannya" ucapnya bersumpah dihadapan ayah dan kakeknya yang tertegun menyaksikan sumpah dirinya.

Wahhh. Anak ini memang sangat sombong!. Batin ayahnya.

Cucunya ini, dia berani menderita sendirian? Bukan kah artinya dirumah itu dia lebih menderita, sehingga dirinya rela menderita sendirian. Dan SeungMin! Dia hanya terus membiarkan anaknya, Hmmmm.! . Gerutu kakeknya dalam hati.