Chereads / The Death Seminar / Chapter 3 - Permainan Kematian

Chapter 3 - Permainan Kematian

Rizky, Farhan, Muktafa dan Nicky terkejut setelah Wira menghilang. Mereka mencari, tapi tidak menemukan. Ruangan menjadi semakin gelap dan menyeramkan. Suara-suara aneh terdengar dari sudut-sudut ruangan.

"Apakah ini masih bagian dari permainan?" tanya Farhan dengan suara bergetar.

Rizky menggelengkan kepala. "Saya tidak tahu, tapi kita harus terus mencari Wira."

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka. Seorang pria misterius masuk, membawa sebuah kotak hitam. Wajahnya tertutup bayangan. Matanya berkilauan dalam kegelapan.

"Siapa kamu?" tanya Rizky dengan hati-hati.

Pria itu tersenyum misterius. "Saya adalah pengganti Mr. X. Kita harus melanjutkan permainan."

Muktafa berteriak. "Apa yang terjadi dengan Mr. X?"

Pria itu tidak menjawab. "Kalian harus memilih kartu ketiga. Ini akan menentukan nasib kalian."

Rizky memilih kartu "Kematian". Farhan memilih "Kebangkitan". Muktafa memilih "Kekuasaan". Nicky memilih "Penebusan".

Tiba-tiba, ruangan berputar. Mereka merasa seperti terjebak dalam labirin tak berakhir. Suara-suara aneh terdengar dari sudut-sudut ruangan. Lampu-lampu berkedip-kedip.

Ketika ruangan berhenti berputar, mereka menemukan diri mereka sendiri dalam sebuah ruangan yang tidak dikenal. Dindingnya dipenuhi dengan lukisan-lukisan aneh. Lukisan itu menggambarkan kejadian-kejadian mengerikan.

"Di mana kita?" tanya Farhan.

Rizky menggelengkan kepala. "Saya tidak tahu, tapi kita harus mencari jalan keluar."

Tiba-tiba, lampu-lampu menyala kembali. Mereka menemukan sebuah pintu tersembunyi. Pria misterius itu tersenyum. "Selamat datang di permainan kedua. Permainan ini lebih sulit dan lebih berbahaya."

Mereka masuk ke dalam ruangan. Di dalamnya, terdapat teknologi canggih seperti VR dan sensor gerak. Pria misterius menjelaskan aturan permainan "Pembunuh Bayangan": menggerakkan teman sebagai avatar dan membunuh lawan.

Mereka memilih avatar. Rizky memilih Farhan. Muktafa memilih Nicky. Permainan dimulai. Farhan dan Nicky bergerak sesuai perintah. Mereka berlari, melompat dan berkelahi.

Farhan, yang dikendalikan oleh Rizky, menusuk Nicky dengan pedang berkarat. Nicky berteriak kesakitan. Luka dalam dan infeksi menyebar cepat daging daging nicky mulai membusuk. Muktafa terkejut. "Apa yang terjadi, itu kan tetanus?"

Pria misterius tersenyum. "Nicky sudah mati dalam permainan dan kenyataan."

Rizky, Farhan dan Muktafa terkejut. Mereka melihat Nicky terjatuh, darah mengalir dari dadanya. Kesakitan dan kematian perlahan yang mengerikan.

"Apa yang akan terjadi dengan Nicky, apakah dia akan selamat?"