Kerumunan penonton yang semula bersorak kini terdiam, menyisakan suara gemuruh mesin yang perlahan memudar. Semua mata tertuju pada Phantom yang baru saja melepas helmnya. Wajah di balik helm itu adalah sesuatu yang Lana tidak pernah bayangkan akan dilihat lagi—Rafael, mantan pembalap legendaris yang dikabarkan tewas dalam kecelakaan tragis lima tahun lalu.
"Rafael?" bisik Lana, suaranya nyaris tak terdengar.
Pria itu menatap Lana dengan pandangan dingin, senyuman tipis di bibirnya. "Lama tak jumpa, Lana."
---
Misteri Rafael Terungkap
Rafael adalah salah satu pembalap yang paling dikagumi Lana saat kecil. Dia adalah simbol keberanian dan keahlian di lintasan balap. Namun, setelah kecelakaan yang merenggut nyawa banyak orang, dia menghilang begitu saja dari dunia balapan. Tidak ada yang tahu bahwa dia sebenarnya hidup—dan kini berdiri sebagai musuh di hadapan Lana.
"Aku tahu kau pasti terkejut," kata Rafael sambil berjalan mendekati Lana. "Tapi kau harus tahu, Lana, lintasan ini bukan tempat untuk orang sepertimu. Kau terlalu naif."
Lana mengepalkan tangan, menahan gemuruh emosi di dadanya. "Kenapa kau melakukan ini? Kau adalah inspirasi bagiku. Kenapa sekarang kau bekerja untuk mafia?"
Rafael tertawa kecil. "Inspirasi? Dunia ini tidak butuh inspirasi. Dunia ini butuh kekuasaan. Dan aku menemukannya di sisi yang benar."
---
Konflik Baru
Sementara itu, Rai yang mendengar percakapan melalui alat komunikasi merasa ada sesuatu yang salah. "Lana, jangan dengarkan dia. Dia hanya mencoba menggoyahkan tekadmu."
Namun, Lana merasa bingung. Semua yang terjadi di lintasan malam itu terasa seperti teka-teki yang semakin sulit dipecahkan.
"Kenapa kau begitu peduli pada mafia? Apa hubunganmu dengan mereka?" tanya Lana dengan nada tajam.
Rafael tersenyum lagi, tetapi kali ini senyumannya penuh misteri. "Mungkin kau harus bertanya pada temanmu yang selalu bersembunyi di balik layar itu."
Lana terdiam. Pandangannya beralih ke alat komunikasi di telinganya. Apakah Rafael tahu sesuatu tentang Rai yang tidak dia ketahui?
---
Rahasia yang Mulai Terkuak
Setelah balapan selesai, Lana kembali ke garasi dengan kepala penuh pertanyaan. Dia menatap mobilnya yang penuh goresan dan asap, merasa lelah tetapi tetap penasaran.
"Rai, aku perlu jawaban," kata Lana dengan nada serius. "Apa yang Rafael maksud? Apa hubunganmu dengan mafia?"
Rai terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab. "Lana, ini bukan waktu yang tepat. Tapi aku janji akan memberitahumu segalanya… setelah balapan berikutnya."
Lana menggeleng. "Tidak, Rai. Aku sudah cukup lelah dengan rahasia ini. Jika kau tidak memberitahuku sekarang, aku akan mencari tahu sendiri."
---
Rafael dan Rencana Besar Mafia
Di tempat lain, Rafael berdiri di sebuah ruangan gelap bersama beberapa anggota mafia. Mereka sedang membahas rencana besar mereka untuk balapan berikutnya.
"Lana tidak boleh menang lagi," kata salah satu bos mafia. "Dia terlalu berbahaya. Jika dia terus menang, dia akan menarik perhatian yang tidak kita inginkan."
Rafael hanya tersenyum. "Tenang saja. Aku tahu bagaimana cara menghancurkannya, bukan hanya di lintasan, tetapi juga secara mental. Dia tidak akan pernah melihat rencana ini datang."
---
Di akhir bab, Lana menemukan sebuah surat misterius yang ditinggalkan di mobilnya. Surat itu hanya berisi satu kalimat:
"Hati-hati dengan orang yang kau percayai."
Lana menggenggam surat itu dengan erat, merasa bahwa pertarungan sebenarnya baru saja dimulai.
(Bersambung ke Bab 38)
---