Apartemen tempat Nila tinggal berada di pusat kota, di lantai sepuluh sebuah gedung tinggi yang dikenal sebagai Indigo Tower. Ketika Adrian dan Lisa tiba, area itu telah dipenuhi polisi dan media. Adrian menunjukkan identitasnya pada petugas di pintu masuk dan berhasil masuk ke tempat kejadian.
Ruangan itu kecil, rapi, tapi ada aura ganjil yang langsung terasa. Di tengah ruangan, sebuah meja kayu ditempati oleh laptop terbuka, cangkir teh yang sudah dingin, dan sebuah buku catatan berwarna hitam. Di sisi kanan, jendela besar menghadap ke keramaian kota, dengan tirai putih yang setengah tertutup. Di sebelah jendela itulah tubuh Nila ditemukan, tergeletak tanpa nyawa dengan luka di pelipis.
Lisa mendekati laptop itu. "Kata polisi, email terakhir dikirim dari perangkat ini." Dia mulai memeriksa layar.
Sementara itu, Adrian berjalan mengelilingi ruangan. Matanya menangkap setiap detail: susunan buku di rak, sepatu yang tersusun rapi di dekat pintu, dan bunga mawar kering dalam vas di atas meja makan. Semua tampak terlalu sempurna, terlalu teratur, seperti sebuah panggung yang dirancang dengan hati-hati.
"Lisa," panggil Adrian. "Ada sesuatu yang aneh di sini."
"Apa?" Lisa bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"Segala sesuatunya terlalu rapi. Seolah-olah seseorang sengaja memastikan tidak ada jejak yang tertinggal."
Lisa mengangguk kecil, lalu mengetik sesuatu di laptop. "Adrian, kau harus lihat ini."
Adrian mendekat, berdiri di belakang Lisa. Di layar, terlihat folder bernama "7 - Rahasia", yang terakhir kali dibuka dua jam sebelum email dikirim. Namun, folder itu sekarang kosong.
"Sepertinya seseorang sudah menghapus isinya," kata Lisa.
Adrian menyipitkan matanya, kemudian menoleh ke arah jendela. "Kita harus cari tahu apa yang ada di dalam folder itu. Tapi aku punya firasat, jawabannya ada di sini, di ruangan ini."