Chereads / Detektif Adrian / Chapter 3 - Bab 3 Jejak yang Tak Terlihat

Chapter 3 - Bab 3 Jejak yang Tak Terlihat

Adrian berjalan mendekati jendela tempat Nila ditemukan. Tirai putih yang setengah tertutup itu berkibar pelan oleh hembusan angin dari ventilasi kecil di dekat langit-langit. Dia berjongkok di dekat lantai, matanya menyapu area tempat tubuh korban tergeletak sebelumnya.

"Polisi bilang ini kemungkinan bunuh diri," gumam Adrian, memeriksa tanda-tanda di lantai.

"Tapi anehnya," lanjut Lisa dari belakang, "tidak ada catatan bunuh diri, dan posisi tubuhnya tidak sesuai jika dia terjatuh sendiri. Luka di pelipis juga... seperti akibat benda tumpul."

Adrian mengangguk pelan. "Persis. Ini bukan tempat yang menunjukkan ada pergumulan besar. Tapi aku merasa... ada sesuatu yang hilang di sini."

Dia menunjuk ke arah rak buku di sisi ruangan. "Rak itu. Buku-bukunya tersusun rapi, tapi lihat ada celah kosong di baris ketiga. Seperti ada satu buku yang hilang."

Lisa segera berjalan mendekat, matanya tertuju pada celah kecil itu. "Kau benar. Apa mungkin buku itu diambil oleh pelaku?" Dia berusaha mencari tanda di sekitar rak, namun tidak ada petunjuk lebih lanjut.

Adrian berdiri dan berjalan kembali ke laptop. "Folder '7 - Rahasia' ini penting. Kita harus tahu apa yang ada di dalamnya sebelum dihapus. Lisa, coba bawa laptop ini ke tim IT yang biasa kita gunakan. Mereka mungkin bisa memulihkan data yang hilang."

Lisa mengangguk dan segera mematikan laptop itu, memasukkannya ke dalam tasnya. Sementara itu, Adrian memeriksa ruangan dengan lebih teliti. Sesuatu menarik perhatiannya: sebuah kalender dinding yang tergantung di sebelah dapur kecil. Di tanggal 7 setiap bulan, ada lingkaran merah tebal dengan kata-kata pendek yang berbeda: Mulai, Lari, Jangan, Selesai.

Adrian mendekati kalender itu. "Lisa, lihat ini. Ada pola aneh."

Lisa berhenti sejenak, lalu berjalan mendekat. "Ini seperti petunjuk. Tapi apa artinya?"

Adrian menyipitkan mata, berusaha mencerna pola tersebut. "Ini mungkin jadwal sesuatu. Atau... sebuah kode. Tanggal 7 sepertinya penting bagi korban."

Tiba-tiba, suara ketukan keras di pintu membuat mereka berdua terdiam. Lisa dengan cepat menoleh ke arah pintu, sementara Adrian menyentuh sakunya, memastikan pistolnya ada di sana.

"Siapa di luar?" tanya Adrian dengan nada tegas.

Tak ada jawaban.

Adrian memberi isyarat pada Lisa untuk mundur. Perlahan, dia membuka pintu sedikit, hanya untuk menemukan seorang pria berdiri di sana. Dia mengenakan topi hitam yang menutupi sebagian besar wajahnya, dan matanya terlihat cemas.

"Kalian Adrian dan Lisa, kan?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Siapa kau?" Adrian bertanya, tetap waspada.

"Aku Arman, adik Nila," jawab pria itu. "Aku dengar kalian detektif yang menyelidiki kematian kakakku. Aku punya sesuatu yang harus kalian lihat."