Kota itu kini diliputi oleh ketegangan yang semakin meningkat. Setelah ledakan besar yang mengubah banyak hal, rakyatnya terperangkap dalam kekacauan, sementara Lucifer, meskipun melihat semuanya dari jauh, tetap tenang dan terkendali. Di balik matanya yang menyala merah, rencananya tidak terhenti hanya pada kehancuran fisik. Ia tahu bahwa kekuatan sesungguhnya bukan terletak pada kekuatan untuk menghancurkan, melainkan pada kemampuan untuk mengendalikan perasaan orang-orang yang ada di sekitar.
Namun, Samael bukanlah ancaman yang biasa. Meskipun tubuhnya terlihat lebih manusiawi daripada Lucifer, kekuatan yang dimilikinya datang dari sumber yang berbeda, dari kekuatan yang jauh lebih tua, yang berasal dari darah dan sejarah yang lebih dalam daripada yang bisa dibayangkan oleh seorang iblis.
Lucifer berdiri di atas atap sebuah gedung tinggi, menatap ke bawah ke kota yang semakin kacau. Di bawah sana, orang-orang melarikan diri dari kerusuhan yang telah dia ciptakan. Mesin yang melepaskan gelombang emosi yang tidak terkendali masih mengeluarkan radiasi energi yang terus mengacaukan pikiran mereka.
"Jangan terlalu cepat merasa puas, Lucifer." Suara itu kembali bergema di dalam kepalanya, suara entitas yang telah mengikutinya sejak ia mendapatkan sistem itu. "Apa yang sedang terjadi di bawah sana adalah masalah yang jauh lebih besar daripada yang bisa kau kendalikan."
Lucifer mencibir, melirik ke sisi kota yang kini dipenuhi oleh makhluk-makhluk aneh, yang tampaknya semakin banyak muncul dari energi yang terlepas dari mesin yang gagal. "Aku tahu. Tapi aku sudah melihat ini sebelumnya. Semua ini adalah bagian dari proses." Ia merentangkan tangan di udara, merasakan bagaimana energi iblis mengalir melalui tubuhnya. "Kekacauan ini adalah bagian dari pembentukan dunia baru yang aku ciptakan."
Entitas itu tidak memberikan jawaban, tetapi Lucifer tahu bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menantinya. Ia merasa, di luar sana, ada sesuatu yang mengamati gerak-geriknya. Sesuatu yang tidak dapat ia pahami sepenuhnya.
---
Beberapa blok lebih jauh, Samael berdiri dengan tangan terlipat di depan tubuhnya, mengamati reruntuhan gedung yang hancur dan makhluk-makhluk yang bergerak dengan liar di sekitar. "Lucifer..." katanya dalam bisikan yang begitu dalam dan misterius. "Apa yang kau pikirkan? Apa yang benar-benar kau inginkan dari semua ini?"
Lucifer, yang mendengar pertanyaan itu dari kejauhan, hanya tersenyum. Samael belum mengerti. Samael tidak tahu bahwa ini bukan tentang pengendalian atau kekuasaan biasa. Ini adalah tentang lebih dari sekadar dunia ini—lebih dari hanya sekadar manusia atau iblis.
Dengan satu langkah cepat, Lucifer melompat dari atas gedung, menuruni ketinggian dengan anggun sebelum mendarat di tanah yang dipenuhi abu dan debu. Tanpa menunggu lebih lama, ia mengarah menuju ke pusat kota, di mana kekacauan terbesar terjadi. Samael berada di sana, berdiri tegak seperti bayangan kegelapan yang mengawasi setiap gerakan Lucifer.
"Kau pikir aku tidak bisa merasakan energi yang kau sebarkan, Lucifer?" Samael mengangkat tangan, dan energi gelap mulai mengalir di sekelilingnya. "Kau membuat kesalahan. Banyak orang di sini tidak hanya terpengaruh oleh kekuatanmu—mereka juga terpengaruh oleh apa yang sudah ada sebelumnya."
Lucifer menatap Samael dengan tatapan tajam, merasakan sebuah ketegangan yang semakin mengeras di udara. "Aku sudah menduga bahwa kau akan muncul." Suaranya tenang, seolah ia sudah mempersiapkan segalanya. "Tapi aku bukan lagi Lucifer yang kau kenal. Aku adalah bagian dari dunia ini sekarang. Tidak ada yang bisa menghalangi apa yang telah ku mulai."
Samael mengangkat alis, lalu tersenyum tipis. "Jadi, kau tidak hanya menginginkan kehancuran, ya? Itu sangat menarik. Tapi kau lupa, meskipun kau memiliki kekuatan yang luar biasa, ada sesuatu yang lebih besar dari kekuatan ini—sesuatu yang akan menghancurkan segalanya."
Lucifer menatap Samael lebih dalam, merasakan emosi yang berputar di dalam dirinya—ketegangan, kebencian, rasa tidak sabar. Semua itu terhubung dengan kekuatan iblis yang mengalir melalui dirinya, namun ada sesuatu yang berbeda, ada kekuatan yang lebih gelap yang mulai menggerogoti pikirannya. "Apa yang kau maksud?"
"Aku tak bisa memberitahumu lebih banyak, Lucifer," jawab Samael dengan suara yang bergetar. "Tapi aku tahu satu hal. Dunia ini tidak bisa dibiarkan jatuh ke tanganmu."
Tanpa memberi peringatan lebih lanjut, Samael melompat ke arah Lucifer, energi gelap yang mengelilinginya meledak dalam ledakan yang sangat kuat. Lucifer melangkah mundur, mengangkat kedua tangan untuk menahan serangan itu, mengerahkan kekuatan iblisnya untuk membalas.
Namun, saat energi gelap dan energi iblis itu bertabrakan di udara, Lucifer merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatan yang ada di sekelilingnya tidak seperti biasanya. Seolah ada sesuatu yang mengalir lebih dalam, kekuatan yang berasal dari jauh di luar jangkauan.
"Ini bukan hanya tentang kami berdua..." Lucifer bergumam pada dirinya sendiri, menyadari bahwa pertempuran ini lebih besar dari yang ia bayangkan. Sesuatu yang lebih berbahaya sedang mengamati mereka dari bayang-bayang, menunggu saat yang tepat untuk bergerak.