"Tak kusangka kamu adalah seorang wanita!" Lloyd cukup kagum dengan apa yang dilihatnya. "Tapi apa maksudmu 'produk' gagal?" Lanjut Lloyd bertanya.
Vyz tahu Lloyd akan bertanya seperti itu dan telah menyiapkan sesuatu, Mengangkat tangan nya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah Lloyd.
Lloyd tak merasa ada nya bahaya dan membiarkan Vyz menyentuh dahinya. Saat jari itu menyentuh keningnya Lloyd secara mendadak mendapat sebuah penglihatan tentang seluruh ingatan dari Vyz.
"Dimana ini?" Lloyd merasa kebingungan dengan apa yang terjadi, tapi Lloyd langsung menyadari kalau dirinya pernah ke tinggal disana.
Saat Lloyd merasa nostalgia dirinya kemudian melihat sesuatu dari kejauhan yang terasa begitu mengganggu.
Seorang anak perempuan berambut hijau dengan pakaian lusuh berdiri berada di tengah keramaian menatapnya, Gadis itu hanya menatap kosong tanpa melakukan apa-apa.
Lloyd yang merasa empati kemudian berusaha mendekati gadis itu untuk membantunya, tapi semakin Lloyd mendekatinya semakin sulit dirinya mendekati gadis itu.
"Apa ini? Rasanya seperti berjalan di dalam air." Lloyd dengan perasaan bingung tetap mencoba mendekati gadis itu.
Tak lama kemudian ada seorang pria yang mengenakan mantel coklat dan kacamata persegi di belakang Lloyd yang menyadari gadis itu dan mendekatinya.
Lloyd sedikit terkejut saat pria itu melintas begitu saja menembus dirinya seperti dirinya tidak pernah ada.
Lloyd akhirnya tersadar jika semua itu hanyalah ingatan Vyz. Merasa bodoh karena termakan oleh rasa empati berlebih Lloyd kemudian kembali melihat pria yang berbicara dengan gadis itu.
'Hmm... entah mengapa dia sepertinya tak asing.' Pikir Lloyd saat melihat si pria yang mengenakan kacamata berbentuk persegi itu.
Saat pria itu berbalik sambil menggenggam lengan gadis itu dengan lembut. Lloyd sangat terkejut melihat pria itu yang ternyata dirinya sendiri yang sedang mengenakan kacamata dan mengikat rambut kemerahannya.
Masih dengan perasaan terkejut, Lloyd berpindah tempat ke dalam sebuah apartemen yang cukup bagus dan bersih.
'Ayolah!! Aku baru saja menemukan sesuatu!' Lloyd kesal karena merasa kebingungan dengan yang dilihatnya.
Lloyd kemudian menenangkan diri lalu memperhatikan sekitarnya, Lloyd melihat pria itu yang membawa gadis itu masuk kedalam apartemen itu sambil menggenggam sebuah kantung belanjaan.
Saat berada di ruang tamu, pria itu kemudian berlutut untuk melepaskan pakaian lusuh gadis itu. Terlihat dengan jelas oleh Lloyd bahwa pria sedikit terkejut saat melihat tubuh si gadis.
"Sebenarnya apa yang telah kamu lalui selama ini, nak?" Pria itu merasa sedih saat melihat tubuh gadis itu yang penuh luka sayatan dan luka bakar.
Tak bisa dipungkiri Lloyd yang sejak tadi melihat nya, ikut merasa sedih sekaligus marah pada orang yang melakukan hal menjijikan itu ke seorang gadis kecil.
Lloyd kemudian menyilangkan kedua lengannya di depan dada lalu menyandarkan tubuhnya di dinding sampingnya sambil menghela nafas.
'Gadis itu sepertinya Vyz, semantara itu si pria tidak salah lagi adalah diriku sendiri.' Pikir Lloyd.
Tak lama dari itu Si pria kemudian membawanya ke kamar mandi dan langsung membersihkan semua luka gadis itu dengan hati-hati.
Saat pria itu tak sengaja menyentuh salah satu luka sayatan gadis itu. Si gadis hanya diam tanpa mengeluarkan sedikitpun suara, tapi si pria tahu kalau gadis itu merasa sangat kesakitan sampai membuatnya gemetar.
Setelah memandikan gadis itu, si pria segera mengeringkan si gadis menggunakan handuk milikknya.
Mereka kemudian keluar dari kamar mandi dan melihat seorang gadis berambut hitam yang di kenali oleh Lloyd.
'Frez?!' Lloyd sangat terkejut mendapati fakta jika Frez ada disana yang menguatkan perkiraan Lloyd terhadap si pria yang merupakan dirinya.
Frez lalu melirik ke arah gadis kecil di samping si pria.
"Astaga, kamu membawa seorang gadis imut ke rumah?" Frez tidak marah dan malah menerima gadis itu dengan senang hati.
Si pria tersenyum lembut dan berkata. "Iya, sekarang dia keluarga kita, namanya Vyz." Kata si pria yang mengenalkan gadis itu sebagai Vyz.
"Bukannya itu hanya singkatan dari nama 'kepribadian' yang kamu gunakan sekarang?" Frez terlihat sedikit resah mendengar nama si pria yang di gunakan oleh seorang gadis.
"Tidak apa-apa, lagipula Vyzus maupun Lloyd tidak mempermasalahkannya." Vyzus yang merupakan Lloyd membalas pertanyaan Frez dengan santai.
"Hahh, baiklah kalau memang sudah Lloyd perbolehkan itu artinya tidak apa-apa." Frez menghela nafas lega.
Lloyd akhirnya memahami kalau semua yang di berikan oleh Vyz, merupakan kisah masa lalu nya yang pernah bertemu dengannya di tempat itu.
Lloyd kembali memperhatikan ketiga orang itu yang membuatnya merasa terharu karena dirinya yang dulu di kelilingi oleh orang-orang yang di sayanginya.
"Ahh, aku akhirnya bisa terbangun kembali." Sebuah suara datang dari belakang membuat Lloyd tersentak dan langsung menoleh ke sumber suara.
Nampak seorang pria yang mirip dengan Vyzus melambai padanya. "Jadi kamu Vyzus ya?" Lloyd membalas lambaian Vyzus.
"Kamu pasti terkejut kenapa aku bisa bicara denganmu kan?" Tanya Vyzus seraya berjalan ke samping Lloyd yang sedang bersandar di dinding.
"Tidak juga, aku sudah mengira saat Frez mengatakan seauatu seperti 'kepribadian' padamu." Jawab Lloyd dengan tawa kecil.
"Begitu ya? Baguslah kalau begitu, aku jadi tidak perlu menjelaskan apa-apa." Ucap Vyzus berdiri di samping Lloyd.
Mereka kemudian melanjutkan melihat ingatan Vyz sambil terus berbincang-bincang.
"Sepertinya ingatanmu juga menghilang." Ucap Lloyd kembali memulai perbincangan.
"Ya, kamu benar, karena kita sebenarnya berbagi ingatan membuatku juga hanya mengingat ketika berumur sebelas dan dua puluh tahun." Balas Vyzus.
"Dan sekarang, sepertinya ingatan kita sudah mencapai umur ke tiga puluh tujuh." Ucap Lloyd melanjutkan perkataan Vyzus.
Keduanya tertawa kecil menanggapi pernyataan tersebut. "Kita semakin tua ya?" Ucap Lloyd dengan santai.
"Haha, itu benar." Balas Vyzus sambil mengelus-elus kepala Lloyd.
Lloyd menyukainya dan tersenyum tipis menerima elusan dari tangan lembut Vyzus.
"Meski umurmu sudah sangat tua, tapi kamu sepertinya tidak berubah." Ucap Vyzus melihat sifat kekanak-kanakan Lloyd.
Lloyd tidak peduli dan memegangi tangan Vyzus yang mengelusnya.
Lloyd dapat merasakan jika alasannya membuat kepribadian Vyzus adalah karena ingin memiliki seseorang yang bisa membimbing dan memanjakannya seperti seorang kakak.
Vyzus hanya tersenyum seraya terus mengelus-elus kepala Lloyd. Vyzus kemudian melirik menuju dirinya yang ada di ingatan Vyz dan melihat mereka makan bersama membuat Vyzus bahagia.
"Hei, sudah-sudah, lebih kita lanjut melihat ingatan Vyz." Ucap Vyzus menarik sambil tangannya.
Walaupun Lloyd merasa sedikit kecewa, Lloyd mengikuti perkataan Vyzus tanpa pikir panjang.
"Meski karena trauma masa lalu prilakumu selalu ingin di manjakan seperti ini, kamu tetap diandalkan semua orang ya?" Kata Vyzus melepaskan kacamatanya.
"Ya! Aku tak bisa jujur pada diriku sendiri karena masih takut untuk menghadapinya." Ekspresi Lloyd berubah menjadi serius.
"Tidak, kamu pasti akan bisa menghadapinya. Aku yakin akan hal itu." Ucapnya sambil memberikan kacamata yang di pegangnya pada Lloyd.
Lloyd menerimanya tanpa bertanya, setelah perbincangan diantara mereka selesai, mereka melanjutkan melihat ingatan Vyz.
Setelah mereka berdua mengarungi lautan ingatan Vyz, Vyzus dan Lloyd sekarang mengetahui kehidupan Vyz yang dipenuhi oleh rasa sakit dan kemalangan.
Mulai dari Vyz yang perlahan membuka diri, memanggil Vyzus ayah, belajar banyak hal, Vyz yang ternyata jenius, tumbuhnya Vyz menjadi wanita dewasa, perginya Lloyd ke pertandingan Quanta, di culiknya Vyz juga Frez, dan di jadikannya Vyz menjadi bahan eksperimen energi baru 'The Essence' menjadikannya sebuah parasit yang membuatnya berakhir dibuang karena dianggap gagal.
"Aku senang sekarang Vyz sudah bertemu dengan kita, tapi bagaimana dengan Frez yang berhasil kabur dari Delta saat mereka di culik di planet Motha?" Tanya Vyzus khawatir dengan keadaan Frez.
Lloyd kemudian merasa dirinya akan di keluarkan dari ingatan Vyz. "Wah, apa yang terjadi?" Tanya Lloyd pada Vyzus.
Vyzus dengan tatapan sedih dan senyuman pahit di wajahnya kemudian berkata.
"Maaf, tapi sekarang kau sudah bisa melakukan semuanya sendiri." Ucapnya perlahan menghilang menjadi debu.
Lloyd kembali ke dunia nyata dan melihat Vyz berdiri dihadapannya menggunakan wujud seorang wanita dewasa.
"Sudah?" Tanya Vyz mendekati Lloyd.
"Iya." Lloyd dengan singkat membalas.
"Jadi apakah kamu sudah mengingatnya?" Vyz kembali bertanya.
Pertanyaan Vyz membuat Lloyd langsung menyadari sesuatu, sejak Vyz sudah tahu kalau Lloyd adalah Vyzus dan akan datang padanya dengan alasan makhluk mengganggu.
"Jadi kamu telah merencanakannya saat ayah pertama kali berada di planet ini ya?" Lloyd balik bertanya pada Vyz.
"Ya, aku sudah merencanakan semua kejutan untuk-." Sebelum Vyz menyelesaikan perkataannya, Lloyd tiba-tiba memeluk Vyz dengan erat.
Membuat Vyz tersenyum dengan mata berkaca-kaca karena penantiannya selama dua tahun telah berakhir.
"Maafkan ayah Vyz, ayah... ayah telah menelantarkan mu dan Frez hanya untuk sebuah permainan." Lloyd terus meminta maaf sambil menangis terharu.
"Sudahlah ayah, bagaimanapun kamu yang telah menyelamatkanku saat itu, benarkan?" Ucap Vyz berusaha agar tidak menangis.
"Tidak, ayah bukanlah orang yang menyelamatkanmu tapi orang yang telah membuatmu menjadi seperti ini!" Lloyd terus menyalahkan dirinya sendiri.
Vyz tahu betul rasa bersalah Lloyd, ia kemudian mengcengkram punggung Lloyd karena tak kuat menahan seluruh kesedihan didalam kesendiriannya selama dua tahun.
"Ayah tahu, aku selalu disebut jenius, tapi aku menyadari kalau aku sama sekali tak bisa menhendalikan perasaanku, jadi, darimana saja ayah selama ini?!!" Vyz akhirnya mengungkapkan isi hatinya di depan Lloyd.
Lloyd merasa bahagia akhirnya Vyz dapat mengungkapkan isi hati terdalamnya.
"Maaf, ayah sama sekali tidak ingat apa yang telah terjadi selama ini." Lloyd jujur dengan perkataannya barusan.
Vyz kemudian menenangkan diri lalu meminta maaf. "Maafkan aku, ayah. Aku terbawa emosi barusan."
"Tidak apa-apa, marahlah sesukamu Vyz, kamu berhak memarahiku." Lloyd yang sudah tenang kemudian tersenyum dan melepaskan pelukannya.
Vyz yang merasakan Lloyd melepaskan pelukannya, membuat Vyz semakin keras memeluk dan mengcengkram Lloyd.
Vyz begitu takut akan ditinggalkan kembali oleh Lloyd. "Kumohon tetaplah bersamaku." Ucap Vyz dengan suara yang gemetar.
Lloyd merasa sedikit terkejut sekaligus senang melihat Vyz yang belum pernah meminta apapun, kini membuat keinginan pertamanya.
Lloyd kemudian dengan lembut membelai wajah Vyz dan berkata. "Ayah tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi, tidak akan!"
Vyz yang mendengarnya kemudian melemaskan kedua lengannya menaruhnya di telapak tangan Lloyd.
"Benarkah?" Tanya Vyz tersedu-sedu.
"Iya tentu saja nak." Balas Lloyd.
Lloyd kemudian mengusap air di wajah Vyz dan kembali bertanya. "Bukankah kamu sekarang menjadi parasit?"
"I-iya itu benar." Jawab Vyz dengan suara gemetar.
"Kalau begitu masuklah kedalam ayah dan tinggal di tubuh ayah." Kata Lloyd dengan mata yang serius.
"Tapi-." Lloyd menutup mulut Vyz dengan jari nya. "Sudah, sudah, ayah pasti bisa mengatasinya." Kata Lloyd dengan serius.
Vyz hanya bisa menuruti ayahnya dan masuk kedalam tubuh Lloyd dengan menggunakan sel untuk memindahkan kesadarannya.
Lloyd merasakan Vyz mengalir di tubuhnya menuju jantung dan otaknya, Lloyd sama sekali tidak merasakan apa-apa bahkan ketika Vyz mencapai jantung bahkan otaknya.
"Ayah!" Tiba-tiba muncul suara Vyz di kepalanya.
'Kamu sudah selesai?' Tanya Lloyd di dalam pikirannya.
"Sudah!" Balas Vyz dari dalam pikiran Lloyd.
Tak lama kemudian Vyz secara perlahan keluar dari tangan Lloyd untuk membentuk tubuh aslinya.
"Kamu ingin langsung mencoba hal itu?" Tanya Lloyd sambil memeperhatikan Vyz yang baru saja keluar dari tangannya.
Saat Lloyd melihat tangannya, Lloyd akhirnya menyadari sebuah benang yang sama seperti di pohon yang Vyz gunakan untuk tetap menyatu dengan inangnya.
Lloyd dengan rasa penasaran kemudian menyentuh benang itu yang membuat Vyz merasa geli. "Ayah jangan sentuh itu!" Ucap Vyz menahan rasa geli.
"Ah, baiklah." Ucap Lloyd sambil menyentuh benang itu, membuat Vyz merasa seperti digelitiki di perutnya.
Vyz kemudian memegangi lengan Lloyd untuk membuatnya berhenti menyetuh benang itu.
"Itu adalah bagian sensitif ku, ayah." Kata Vyz menahan diri agar tidak tertawa lepas.
Lloyd terkekeh melihat Vyz yang sudah bisa menolak perlakuannya. "Haha, kalau begitu naiklah."
Lloyd secara mendadak bergerak ke belakang Vyz dengan kecepatannya, Lloyd kemudian mengangkat paha Vyz dengan kedua lengannya lalu menaruh Vyz di kedua pundaknya.
"Hei!!!" Vyz tersentak kaget melihat ayahnya tiba-tiba menggendongnya.
Lloyd tersenyum senang dan berkata dengan santai. "Seperti dulu aku sering menggendongmu di pundakku saat kamu mencapai sesuatu."
Vyz yang memegangi kepala Lloyd kemudian menarik rambutnya dengan cukup kuat.
"Ayah ini!" Vyz tertawa kecil menanggapi perkataan Lloyd.
"Oh ya, bukannya ayah mau menanam tanaman disana kan." Vyz menunjuk kumpulan buah yang berada di bawah pohon.
"Yap, dan ayah akan melakukannya dalam kurun waktu satu menit." Lloyd kemudian merubah sedikit bagian dari celananya menjadi seperti sekop yang menempel di tumit Lloyd.
"Dan saat ayah menggendongku?" Vyz sedikit ragu dengan keputusan Lloyd.
"Tenanglah, apakah kamu tidak percaya ayah lagi?" Kata Lloyd sambil mengubah kemeja yang dirinya kenakan menjadi sekop yang dapat di kendalikannya dari jauh.
"Bu-bukan seperti itu."
"Kalau kamu merasa tidak nyaman katakan saja, Nak." Lloyd menoleh ke atas melihat wajah Vyz yang merasa tidak enak.
"Baiklah." Vyz mengganggukan kepalanya.
Mereka akhirnya benar-benar menanam semua sayuran itu dalam kurun waktu satu menit.
Dikarenakan sisik Oksa yang membuat kecepatan organ nya meningkat lalu sisik Nessie yang membantu menggali tanah lebih efisien dan Vyz yang meningkatkan seluruh hormon dan molekul dalam tubuh Lloyd membuatnya semakin kuat dan cepat.
Mereka telah selesai menanam semua sayuran itu dan hanya perlu memanennya nanti, Lloyd memutuskan untuk mengajak Vyz melihat senja kala itu.
"Sudah lama kita tidak melihat pemandangan yang indah, benarkan?" Lloyd kemudian membawa Vyz menuju pinggir sungai.
Bertepatan dengan matahari yang terbenam. Mereka menikmati pemandangan yang disuguhkan oleh matahari planet itu yang berwarna emas.
"Ayah, Aku sudah melihat ingatan ayah tapi ada sesuatu yang aneh, saat melihat ingatan di usia satu hingga sebelas tahun begitu pula saat aku melihat ingatan di usia tiga puluh sampai saat ini."
Vyz menyampaikan keanehan di ingatan Lloyd, Lloyd yang mendengarnya secara langsung dari Vyz merasa sedikit terkejut.
"Kamu bisa membaca sel yang ada di otak ayah?" Tanya Lloyd.
"Itu benar, aku bisa menyerap setiap molekul yang ada di seluruh tubuh ayah dan melihat informasi yang ayah tahu secara menyeluruh." Vyz menjelaskan secara panjang lebar.
"Lalu kenapa dengan ingatan ayah? Apakah kamu mengalami kesulitan saat melihatnya?" Tanya Lloyd dengan khawatir.
Lloyd kemudian merasakan air menetes di atas kepalanya, saat ia menyentuh cairan tersebut alangkah terkejutnya Lloyd mendapati cairan itu adalah darah.
"Vyz!!!" Dengan panik Lloyd menoleh ke atas melihat wajah Vyz menjadi pucat dan darah mengalir melalui seluruh lubang di kepalanya.
Lloyd segera menurunkan Vyz dan merentangkan tubuhnya di rerumputan. "Kamu kenapa Vyz?!" Lloyd segera membersihkan darah yang keluar dari Vyz dengan sisik Nessie yang telah diubahnya menjadi sapu tangan.
"Aku tidak apa-apa ayah, yang menjadi masalah adalah ingatan ayah yang tertutup sesuatu semacam kabut." Vyz dengan santai kembali bangkit dari tidurnya dan terduduk sambil memanjangkan kakinya.
"Sudah, sebaiknya kamu istirahat dulu, lupakan tenatng ingatan ayah dan fokuslah untuk menyembuhkan diri." Lloyd kemudian membersihkan seluruh darah itu.
"Tidak! Sesuatu sedang mempermainkan ayah dan aku tidak mau itu terjadi!" Vyz dengan tatapan tajam menatap mata Lloyd.
Lloyd yang melihat mata anak yang dibesarkannya dipenuhi dengan tekad tak tergoyahkan. Tapi ada satu hal yang belum Lloyd pahami, apa yang dimaksud 'mempermainkan' nya.
"Mempermainkan ayah?" Lloyd menanyakan isi pikirannya pada Vyz.
Vyz kemudian menutup matanya sambil menghela nafas. "Ingatan yang ayah punya sama sekali tidak bisa di akses oleh apapun bahkan aku, seekor parasit yang dapat memanipulasi struktur dari jaringan sel."
Lanjut Vyz. "Otak ayah sepertinya diberikan energi 'The Essence' dalam jumlah yang luar biasa besar dan energi itu harusnya langsung menghancurkan setiap sel bahkan atom yang ada di kepala ayah."
Vyz menjelaskan sambil menunjukkan energi 'The Essence' yang berbentuk cahaya tanpa warna yang beputar dengan kecepatan luar biasa, membentuk lingkaran sempurna yang dapat menyerap segalanya.
"Ini adalah 'The Essence'. Energi yang menjadikan ku parasit berbentuk sel." Vyz kemudian memberikan energi itu pada Lloyd.
"Coba sentuh." Suruh Vyz.
Lloyd kemudian menyentuh energi itu, saat jarinya bersentuhan dengan 'The Essence'.
Mata Lloyd bersinar memancarkan cahaya dapat melihat sesuatu seperti bintik-bintik tanpa warna pada seluruh benda di hadapannya termasuk Vyz.
Lloyd kemudian mengambil energi itu dari tanga Vyz lalu berdiri melihat sekitarnya, Lloyd dapat melihat melalui rongga dari struktur komplek yang bergerak.
Sekarang Lloyd juga dapat mempertajam penglihatannya sampai dapat melihat bintik-bintik itu di jarak yang sangat dekat.
Lloyd kemudian mengangkat dan melihat tangannya yang terdapat triliunan bintik bercahaya itu. Lloyd dengan energi The Essence di genggamannya membuat Lloyd dapat memahami kalau seluruh bintik itu adalah atom yang berukuran nano dan mengendalikan kecepatan gerakannya.
Sambil mengibaskan lengan kiri yang telah menyerap energi The Essence di pergelangan tangan kanannya, Lloyd dapat merasakan dengan jelas kalau sebuah medan tercipta di pergelangan tangannya.
Lloyd yang masih belum memahaminya secara mendadak memecutkan lengannya ke arah sungai di sampingnya.
Sing*
Suara tipis nan nyaring terdengar, menusuk ke dalam tubuh Vyz. "Hah?!" Tubuh Vyz terasa berat, pikirannya kabur, dan seluruh indra yang dimilikinya menghilang layaknya terkena bom cahaya.
Saat Vyz berusaha untuk tetap sadar, Dia melihat sesuatu yang tak tergambarkan, memotong segalanya dalam garis lurus yang lengan Lloyd tuju.
"Apa itu?" Jantung Vyz serasa merosot ke perutnya dan seluruh indra nya telah kembali total seperti tak terjadi apa-apa.
Lloyd dengan rambutnya yang terhempas karena kekuatan itu akhirnya menyadari kalau The Essence lebih dari sekedar energi penggerak.
"Ini adalah pensil dan penghapus." Mendengar Lloyd tiba-tiba berbicara, Vyz segera memanggil-manggil namanya mencoba menyadarkan Lloyd.
Lloyd kemudian melirik Vyz yang sedari tadi menangis khawatir melihat Lloyd yang seolah-olah telah kehilangan jiwanya. Lloyd yang melihat Vyz menangis membuatnya sedikit mengerutkan alisnya.
Memalingkan wajahnya dan kemudian berkonsentrasi, dia dapat merasakan dengan jelas di nadinya terdapat sesuatu yang mengalir bersamaan dengan darahnya.
Saat Lloyd mengatur nafas dan detak jantungnya membuat aliran darahnya melambat bersamaan dengan energi itu yang ikut melambat.
Energi itu kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya dan semakin lama energi itu ada di tubuh Lloyd semakin kecil juga energi itu terasa.
Dan saat mencapai otak, energi itu membuat pikiran dan tubuh Lloyd tak bisa lagi dirasakan oleh dirinya sendiri.
'Layaknya aku berada di suatu tempat, tidak, ini sesuatu hal yang tak bisa di jelaskan oleh ku, haha, ini membingungkan karena aku sama sekali tak bisa merasakan apa-apa.' Lloyd kini sedang melayang di suatu tempat berwarna hitam pekat.
Saat melayang-layang itulah ia merasakan kehadiran yang amat kuat datang dari segala arah menuju dirinya, dan tak lama kemudian Lloyd melihat dengan mata peraknya itu sesuatu yang harusnya tak bisa dilihat oleh apapun sama sekali.
Sesuatu itu kemudian memberikan sebuah penglihatan ke kepala Lloyd. Saat melihatnya Lloyd tahu pasti kalau penglihatan itu mengenai Frez yang sedang dalam pelarian dan mencari dirinya di sebuah planet bernama Sappire yang terletak di galaxy andromeda.
Lloyd sedikit merasa aneh saat sesuatu itu memberikan informasi secara cuma-cuma padanya dan tanpa berbicara langsung Lloyd menanyakannya lewat pikiran berharap sesuatu itu memgerti.
'Siapa kamu?' Sesuatu itu tak sama sekali menjawab dan menunjukkan dirinya membuat Lloyd sedikit khawatir dan juga takut apabila dia akan langsung dibunuh karena tidak berterima kasih tapi malah bertanya.
'Maaf, aku belum berterima kasih, terima kasih banyak, Tuan? Nyonya?'. Lloyd tidak tahu pasti bagaimana harus memanggil sesuatu itu.
Tatapan kemudian menusuk tepat ke tubuhnya. Perasaan mencekam itu membuat Lloyd dapat mengendalikan kembali pikirannya serta mengembalikan fungsi indranya.
Lloyd kemudian dengan berusaha menggerakan tubuhnya yang masih tak bisa dirasakan.
Tubuh Lloyd serasa di tarik kedalam kehampaan yang tak terbatas, sekarang dia sama sekali tidak tahu kemana ia ditarik, keatas? atau Ke bawah? Lloyd sama sekali tidak tahu.
"Huff!!!" Lloyd menarik nafas dalam-dalam dan menyadari dirinya telah kembali ke dunia nyata tanpa ada luka fisik maupun mental.
"Ada apa ayah?!" Vyz dengan air mata yang mengalir di wajahnya melihat sedikit rambut ayahnya yang memutih dan pupil matanya yang berubah menjadi lingkaran perak dengan titik merah bercahaya tepat berada di tengahnya.
Vyz mendekatkan wajahnya dengan Lloyd hingga keningnya bersentuhan. Lloyd kemudian mengangkat tangannya yang terasa sangat ringan ke belakang kepala Vyz, Ia kemudian mengelus rambut hijau Vyz dengan lembut.
"Ayah baik-baik saja nak, bangunlah ayah mau berdiri." Dengan ekspresi menyebalkan Lloyd menyuruh Vyz menyingkir.
Vyz tertawa melihat muka Lloyd yang menyebalkan dan mengangkat kepalanya dari atas Lloyd.
Saat Lloyd bangun lalu berdiri, Lloyd dipanggil Vyz dari belakang. "Ayah." Secara reflek Lloyd menoleh ke arah Vyz yang sudah berdiri di belakangnya.
"Ada apa?" Tanya nya sambil membalikkan seluruh tubuhnya sampai menghadap Vyz.
Dengan ekspresi yang sulit di baca, Vyz meminta pada ayahnya itu untuk menggendongnya lagi. Tanpa pikir panjang Lloyd langsung mengiyakan permintaan Vyz.
"Mau di gendong seperti apa?" Lloyd segera bersiap dengan apa yang akan diminta Vyz.
"Vyz ingin ayah menggendong Vyz di punggung ayah." Jawab Vyz yang segera di tanggapi Lloyd dengan membalikkan badan.
Vyz kemudian mendekati Lloyd dan segera naik ke punggung Lloyd. Merasa Vyz telah naik Lloyd segera melingkari paha Vyz dengan kedua tangannya dan berdiri mengangkat sluruh tubuh Vyz di punggungnya.
Meski Vyz merasa canggung tapi ia mencoba menahannya karena itulah yang dirinya inginkan.
"Sudah siap?" Kata Lloyd perlahan bersiap.
"I-Iya." Balas Vyz seraya menenggelamkan wajahnya di punggung Lloyd.
"Kalau begitu ayo kembali ke desa!!" Seru Lloyd dengan semangat.
"Tapi bagaimana dengan buahnya?" Vyz ingat kalau tujuan Lloyd kesana adalah untuk bercocok tanam.
"Yah, ayah memang sudah mengantisipasi nya jadi ayah telah menyiapkan sesuatu yang dapat membantu ayah memanen semuanya dengan cepat dan mudah." Kata Lloyd sambil menunjuk ke arah pohon-pohon yang telah ia tanam.
Secara tiba-tiba semua buah yang ada di pohon itu terjatuh dan segera di tangkapnya dengan sisik Nessie yang diubahnya menjadi jaring besar.
Vyz terkejut dan bertanya-tanya, kapan ayahnya melakukan itu. Sambil melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan buah-buah yang berjatuhan itu.
"Ayah, kapan ayah memasang enam puluh satu benang itu?" Dengan penasaran Vyz bertanya.
Lloyd tersenyum tipis dan menjawab Vyz dengan tidak serius. "Sebelum kamu bisa menyadarinya nak."
Jawaban Lloyd membuat Vyz sedikit kesal kemudian memeluk erat punggungnya dan semakin menenggelamkan wajahnya di dalam punggung Lloyd.
Lloyd hanya tertawa melihat Vyz yang masih sama dengan dua tahun yang lalu.
"Kamu tahu, ayah sangat amat menyayangimu, bahkan jika diminta kehilangan ingatan lagi, demi kamu dan Frez, ayah akan menerimanya." Ucap Lloyd masih dengan senyuman terpampang diwajahnya.
Vyz dengan suara gemetar menjawab perkataan Lloyd. "Tidak, jangan berkata seperti itu, aku tidak mau ayah hilang ingatan lagi. Aku sangat takut ayah akan melupakan aku dan Kak Frez lagi." Vyz semakin menguatkan pelukannya pada Lloyd.
Lloyd merasakan ada air yang menyentuh punggungnya, Lloyd tahu itu adalah air mata dari Vyz yang kembali menangis.
"Hei! Jangan cengeng begitu jenius, ayah pasti akan tetap menyayangi mu apapun dirimu itu." Lloyd dengan tegas berkata pada Vyz agar tidak khawatir.
"Tapi, bagaimana jika ayah benar-benar kehilangan ingatan lagi." Tanya Vyz.
"Itu memang memungkinkan, tapi ayah akan mengusahakan agar tidak melakukan sesuatu yang membuatmu sedih."
"Benarkah?" Vyz mencoba meyakinkan diri.
"Iya, benar!" Suara Lloyd yang penuh dengan keyakinan, membuat Vyz melepaskan seluruh kekhawatirannya dan memepercayakan dirinya sepenuhnya pada ayah tercintanya.
Senja itu akhirnya berakhir menerbitkan sang rembulan menuju langit gelap nan berbintang yang indah memenuhi langit.
"Senja disini empat jam, ya?" Lloyd kemudian menyadari Vyz tertidur di pangkuannya. Senyuman manis di wajah Lloyd membuatnya terlihat sangat bersyukur sampai-sampai matanya tak kuat menahan air matanya.
Di sepanjang perjalanan itu Lloyd menangis seraya tertawa karena perasaan terharu dari ingatan dan orang yang di sayanginya.