Chereads / Ace of Mind / Chapter 3 - Wife?

Chapter 3 - Wife?

"Wah ini memang luar biasa". Kata Nessie setelah melihat sayuran yang telah Lloyd tanam.

"Tentu saja! Aku menemukan cara untuk menjadikan sayuran ini jadi lebih berkualitas dan lebih cepat untuk ditanam.". Balas Lloyd seraya memanen sayuran yang ada dihadapannya.

"Oh, aku juga ingin menanyakan sesuatu!"

"Apa itu tentang 'pernikahan' ini?" Nessie terkekeh melihat Lloyd canggung.

"Jujur saja, aku juga tidak tahu kenapa bisa berakhir seperti ini. karena sejak awal aku memang serius tapi aku serius hanya untuk bisa mengalahkan kamu tanpa ada alasan lain."  Kata Nessie sambil mengusap rambutnya.

"Jadi secara tidak langsung, kamu hanya ingin aku jadi budakmu?" Tanya Lloyd.

"Begitulah, tapi karena Cecilia yang sepertinya salah paham akan keseriusan ku mungkin berpikir aku ingin menjadi istrimu." Jelas Nessie sambil melirik Cecilia yang sedang memanen lasi.

Lloyd merasa sedikit terkejut karena ini semua terjadi karena kesalahpahaman seorang anak kecil. "Lalu, kenapa kamu menerimanya begitu saja?" Lloyd kembali bertanya.

Nessie menatap tanah dan membalas Lloyd. "Ada dua alasan kenapa aku menerima semua itu." Lanjut Nessie. "Pertama, aku masih merasa linglung karena di cekik olehmu. Dan kedua, karena aku sudah bosan melajang."

Pernyataan dari Nessie membuat Lloyd kembali terdiam tak percaya dengan keadaan yang dialaminya sekarang.

"....Jadi kamu hanya memanfaatkan semua keadaan saat itu untuk mendapatkan suami dengan mudah, begitu." Lloyd akhirnya menyadari rencana Nessie yang memanfaatkan semua orang.

"Benar, aku memang cerdas, benarkan, suamiku~?" Nessie tersenyum licik sambil menyombongkan diri.

'astaga, wanita ini sangat berbahaya.' Lloyd merasa terkalahkan oleh Nessie dalam hal perencanaan mendadak.

"Baiklah, aku kalah. Aku akan menjadi suamimu, mohon bantuannya mulai sekarang, sayang~." Lloyd akhirnya pasrah dengan keadaan dan menerima Nessie sebagai istrinya.

Nessie tersenyum dengan lembut kemudian mengulurkan jari kelingking bagian kanannya. "Mari berjanji untuk terus bersama."

Lloyd membalas senyuman Nessie dan menerima jari kelingking Nessie dengan jari kelingking bagian kanannya.

Mereka sama sekali tidak menyadari kalau semua orang sedari awal memperhatikan dan mendengarkan mereka.

Cecilia hanya tersenyum mendengar dirinya disalahkan karena dianggap sebagai alasan mereka menikah.

'haha, aku tahu kamu memang tertarik dengan kak Lloyd sejak awal.' Cecilia menghela nafas dengan mengangkat kedua tangannya setara dada.

Mereka kemudian melanjutkan memanen semua sayuran itu dengan Lloyd yang mengajarkan mereka tentang pertanian.

Lloyd juga memberi tahu jika lanadi adalah salah satu binatang yang membantu pertumbuhan sayuran dan buah-buahan.

Wanita dari si kembar itu bertanya. "Kenapa kita harus menggunakan lanadi yang merupakan camilan kita?"

Lloyd kemudian menyampaikan segala hal yang diketahuinya dari menganalisis binatang itu. "Sederhananya cairan yang dikeluarkan oleh lanadi memiliki campuran nutrisi padat yang membantu tanaman tumbuh."

"Begitu ya, jadi kita harus membudidayakan lanadi, benarkan?" Tanya si pria.

"Ya, setidaknya itu saja untuk sejauh ini." Balas Lloyd sambil berjalan kebelakang menuju pohon di pinggir sungai itu.

"Panggil aku jika kalian butuh bantuan." Kata Lloyd sambil berjalan diikuti Nessie.

Sesampainya di pohon itu Lloyd kemudian melempar punggungnya pada pohon itu menghadap semua orang. "Hah, ini cukup melelahkan, aku harus bertani dan berpikir secara bersamaan."

Nessie kemudian duduk di samping Lloyd seraya tertawa kecil mendengarkan Lloyd. "Maaf, aku hanya ingin menikah." Katanya sambil melirik ke arah lain dan menutupi mulutnya dengan jari-jari.

Lloyd melihat Nessie dengan kesal karena merasa seperti di manfaatkan oleh semua orang. "Aku tidak akan mempercayai orang asing." Lloyd meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah semua sayuran di panen oleh anak-anak Lloyd kemudian mengubah kemejanya menjadi sebuah keranjang yang sangat besar untuk membawa semua sayuran itu.

Saat Lloyd membuat keranjang itu. Lloyd menyadari kalau sisik milik Nessie memiliki kemampuan telekinetis yang sama dengan Nessie.

Lloyd kemudian menggunakan kemampuan itu dan dapat mengangkat semua sayuran itu tanpa kesulitan yang berarti.

'ini adalah kemampuan yang paling diinginkan oleh para pemalas.' Gumam Lloyd dalam hati.

"Hebat kan?" Nessie tersenyum bangga pada Lloyd.

Lloyd hanya mengernyitkan keningnya tanpa membalas perkataan Nessie.

Setelah itu semua mereka akhirnya kembali ke desa. Sesampainya di desa mereka melihat semua orang telah berkumpul dengan wajah pucat.

Saat semua warga desa melihat kedatangan Lloyd dan anak-anak. Alangkah senangnya mereka melihat keranjang besar yang berisi sayuran-sayuran yang dibawakan Lloyd.

Para warga kemudian mengelilingi Lloyd dan bertanya pada Lloyd. "Apakah kamu benar-benar akan memberikan semua itu pada kami?" Para warga bertanya untuk membenarkan pernyataan Oksa.

"Ya, tentu saja." Balas Lloyd seraya tersenyum.

Para warga sangat bahagia dengan pernyataan Lloyd yang memberikan pengetahuan juga makanan berharga.

"Kalau begitu, biarkan kami yang mempersiapkan semua jamuan untuk pernikahan kalian." Oksa kemudian datang.

Semua warga terkejut setelah di beri tahu kalau orang yang akan menikah adalah Lloyd dan Nessie.

Nessie memalingkan wajahnya karena tersipu malu. Lloyd kemudian melihat Nessie dengan tatapan jengkel.

Lloyd kemudian menaruh sayuran itu di depan desa, karena apabila menaruh terlalu banyak didalam desa makan akan menjadi masalah.

Lloyd kemudian di ajak oleh Nessie menuju rumahnya yang berada di samping desa, Nessie membimbing Lloyd sambil menggenggam tangannya.

Lloyd hanya mengikuti langkah Nessie yang semakin menjauhi kerumunan warga itu. Lloyd juga menyadari kalau Nessie memiliki sifat lembut.

Dengan wajah datar Lloyd berkata. "Kukira kamu hanyalah gadis cengeng yang ingin dipandang kuat tetapi sekarang aku melihatmu sebagai seorang wanita normal yang menginginkan kebahagiaan."

"Yah, begitulah hidup." Nessie membalas dengan singkat.

"Ibu, Sayr! lihat aku membawa seorang suami!" Seru Nessie pada kedua wanita muda yang sedang duduk di teras kayu itu.

Si ibu dengan rambut berwarna hitam kemerahan dan Sayr dengan rambut coklatnya melirik mereka dengan tatapan yang biasa saja.

Mereka berdua kemudian sampai di rumah yang Nessie tinggali. Lloyd melihat jika Nessie tinggal bersama dengan ibu dan saudara perempuannya.

Lloyd kemudian merasa penasaran kenapa mereka terlihat begitu santai melihat anak gadisnya membawa seorang pria kehadapan mereka.

'Ya biarlah, aku juga sudah tidak peduli lagi.' Pikir Lloyd setelah melalui berbagai hal yang membuatnya tak bisa berkata-kata.

Ibu Nessie kemudian berdiri menghadap keduanya. "Sekarang kamu benar-benar ingin menikah ya?" Tanya ibu Nessie.

"Benar bu! Aku sudah memtuskan untuk menikah dan menghasilkan keturunan bersama pria ini." Jawab Nessie dengan bangga.

Sayr kemudian mendekat sambil mengikat rambut coklatnya dan menghela nafas panjang. "Astaga, Nessie, setidaknya beritahu kami jika kamu ingin melakukan pertarungan penyatuan." Ucapnya sambil menatap Lloyd.

Nessie memutar matanya dengan keringat mengalir dari kepalanya. Sementara Lloyd yang sedari awal tidak sengaja mengalami semua itu kebingungan bagaimana cara menghadapinya.

"Umm....Namaku Lloyd, Jadi begini ibu." Lloyd dengan canggung memanggil ibu Nessie yang berada tepat di sebelah Nessie.

"Astaga~, kamu langsung memanggilku ibu." Kata Ibu Nessie menggoda Lloyd. "Jangan begitu ibu, dan kamu sebaiknya menceritakan semuanya dengan detail!" Sayr kemudian bertanya pada Lloyd dengan tatapan yang menakutkan membuat Lloyd canggung.

"J-Jadi begini." Lloyd kemudian menjelaskan dari awal sampai akhir semua hal yang terjadi termasuk rencana yang dibuat semua orang untuk menjebaknya.

Kedua wanita yang mendengar cerita dari Lloyd kemudian mengambil nafas panjang dan Sayr berkata dengan senyuman lembut diwajahnya.

"Kumohon jaga dia, wahai adik iparku." Katanya sambil merangkul leher Lloyd. Nessie yang melihat kakaknya terlalu dekat berusaha untuk menjauhkannya dari Lloyd.

Nessie mencoba menarik Lloyd dari rangkulan Sayr, membuat kakaknya itu melepaskan rangkulannya sambil menyindir Nessie.

"Oh~, lihat apa yang kita punya. Seorang wanita tangguh yang cemburu dengan kakaknya sendiri." Sindiran Sayr membuat Nessie kesal.

Lloyd yang mendengar sindiran Sayr tertawa kecil dan saat melihat Nessie, Lloyd sedikit panik mengetahui Nessie benar-benar cemburu dan ngambek pada Lloyd yang menertawakannya.

"T-Tidak Nessie, aku hanya merasa itu sedikit lucu." Kata Lloyd dengan kepanikan di suaranya.

Nessie hanya diam seraya menggenggam tangannya dengan keras, membuat Lloyd merasa kesakitan.

"Hei...umm...bisakah kamu longgarkan cengkraman mu?" Lloyd meminta dengan halus, Nessie tidak menanggapi permintaan Lloyd sama sekali dan semakin keras mencengkeramnya.

Ibu dan Sayr kemudian tertawa kecil melihat tingkah laku Nessie yang kekanak-kanakan. "Inilah kenapa kami lebih khawatir dengan orang yang akan menikahinya bukan dirinya." Kata mereka seraya tertawa.

Nessie memasang muka cemberut kemudian melihat Lloyd, Lloyd yang menyadari tatapan dari Nessie lalu berkata dengan lembut.

"Yah itu tidak masalah, selama kamu terus berada di samping ku. aku sudah sangat bersyukur." Kata Lloyd sambil membelai rambut Nessie.

Nessie menerima belaian itu begitu saja tanpa tanda-tanda akan melakukan balasan. "Instingmu sepertinya mati, ya?" Tanya Lloyd yang masih membelai kepala Nessie.

Merasa dirinya seperti selalu di ejek, Nessie kesal dan mengangkat Lloyd lalu melemparnya ke halaman depan.

Lloyd yang di lempar kemudian merasakan penyesalan dalam dirinya, dan benar saja Nessie langsung melompat lalu memukulnya.

"Kenapa kau begitu mengesalkan?" Tanyanya sambil memukuli Lloyd, yang dapat dihindarinya dengan sangat mudah.

Setiap pukulan itu bukan diisi oleh amarah ataupun kekesalan, tapi lebih merujuk pada kesedihan, dan Lloyd sadar akan hal itu.

'anak ini sepertinya ngambek dengan apa yang aku katakan.' Berpikir sambil menghindari pukulan Nessie membuat Lloyd sedikit kurang fokus.

Nessie melihatnya dan memanfaatkan tidak fokus Lloyd untuk memukul wajahnya. Nessie merasa senang karena dapat memukul wajah Lloyd sampai dia menyadari Lloyd telah kembali ke kondisi sebelumnya.

Nessie yang awalnya senang karena bisa memukul Lloyd, sekarang merasa ketakutan karena merasakan kembali teror di hadapannya.

Tidak hanya Nessie yang dapat merasakannya tapi seluruh warga desa termasuk anak-anak merasakan teror sedang menyelimuti mereka.

"Apa ini?!" Oksa yang sedang menyiapkan pesta pernikahan, sontak terkejut dan menoleh ke sumber aura tersebut.

Ibu Nessie dan Sayr yang berada di dekatnya juga tak luput dari teror mengerikan yang berdiri dihadapan mereka.

Lloyd yang berada di kondisi itu kemudian mendekati Nessie dengan sangat cepat tanpa disadari oleh siapapun.

Saat Nessie melihat wajah Lloyd yang berada di dalam kondisi itu, Nessie melihat wajah Lloyd seperti tanpa jiwa dan hanya menatap tajam dirinya.

Setelah Lloyd berada dekat dengan Nessie, Lloyd kemudian memeluk Nessie dengan sangat erat dan meminta maaf karena menjadi terlalu kasar.

Muka Nessie memerah seperti buah apel karena tiba-tiba dipeluk Lloyd. "H-hei, lepaskan aku!" Teriak Nessie tersipu malu.

"Kenapa? Bukannya kamu suka aku?" Tanya Lloyd menahan Nessie yang memberontak berusaha melepaskan diri.

Nessie memukul pelan dada Lloyd mata yang berkaca-kaca karena terlalu malu mendengar perkataan Lloyd.

"Memangnya kenapa kalau aku menyukaimu, aku yakin kau tidak akan membalasnya karena kau dipaksa untuk menikahi ku, benarkan? Jawab!!!" Nessie bertanya dengan kesal.

Lloyd tersenyum melihat Nessie dengan tingkahnya yang menggemaskan.

"Hah, aku tidak pernah mengatakan kalau aku membencimu." Lloyd membalas pertanyaan Nessie dengan perkataannya sendiri.

"Oh, sialan kau." Nessie menenggelamkan wajahnya di dada bidang Lloyd. "Kamu malu?" Tanya Lloyd sarkas.

Nessie tak menanggapi perkataan Lloyd dan tetap menaruh wajah nya di dada Lloyd. Ibunya dan Sayr tersenyum melihat kemesraan kedua sejoli itu.

Mereka akhirnya terduduk di teras kayu itu dengan Nessie yang masih memeluk Lloyd yang duduk.

"Ahh, Nessie aku punya pertanyaan." Ucap Lloyd memasang ekspresi serius.

"Apa itu?" Balas Nessie yang berada didalam pangkuan Lloyd.

"Aku adalah seorang yang kehilangan ingatan dan kemungkinan besar aku akan menjelajahi berbagai tempat yang jauh nan berbahaya, jadi-."

Sebelum Lloyd menyelesaikan perkataannya, Nessie memotong dan berkata dengan santai.

"Aku ikut kemanapun kamu pergi." Ucapnya memotong perkataan Lloyd.

"Ya, walau kau ingin pergi ke neraka sekalipun seorang istri di suku kami wajib mengikuti seluruh perintah dan keinginan suaminya."  Kata Sayr ikut kedalam percakapan mereka.

"Begitukah? Baguslah kalau begitu." Lloyd merasa lega karena tidak perlu meninggalkan Nessie sendirian.

Kemudian terbesit di pikiran Lloyd seorang gadis yang dirinya lihat di dalam ingatannya saat di danau.

'Entah mengapa, aku selalu merasa gadis ini seperti orang yang sangat penting bagiku, mungkin dia adikku atau semacamnya.' Pikirnya dalam hati.

Terasa aneh bagi Lloyd karena dia hanya mengingat sembilan tahun umurnya. 'Dari umur sebelas tahun hingga umur dua puluh tahun saja yang ku ingat, selain dari itu sangat buram."

Lloyd merasa kesal saat berusaha menggali ingatannya. "Ahhh, ini mengesalkan sekali!" Gumaman Lloyd terdengar oleh semua orang disekitarnya.

Nessie salah mengira bahwa dirinya lah yang mengganggu Lloyd dan meminta maaf sambil menitikkan air mata. "Maafkan aku." Ucap Nessie merasa bersalah.

"Astaga, bukankah kamu terlalu kasar pada Nessie? Anakku Lloyd." Tanya ibu Nessie seraya melihat Lloyd yang sedang memangku tubuh Nessie.

"Tidak! Bukan itu maksudku, aku hanya kesal karena ingatanku seolah-olah sedang di tutupi sesuatu, itu saja!" Balas Lloyd sedikit canggung.

"Benarkah?" Tanya Nessie yang masih merasa bersalah.

'Astaga, anak cengeng satu ini benar-benar membuatku bingung. Padahal tadi pagi dia begitu ceroboh, kasar dan serampangan.' Ucap Lloyd dalam hati.

Nessie tiba-tiba mencubit tulang iga Lloyd dengan keras tanpa berkata apa-apa.

"I-iya, itu benar, kamu tidak perlu khawatir." Lloyd segera menjawab pertanyaan Nessie.

'Bukannya barusan dia merasa bersalah, lalu kenapa dia malah mencubit ku?' gumamnya dalam hati.

Mereka kemudian saling bercerita tentang Nessie hingga tak terasa sore pun tiba. "Sepertinya ini sudah senja." Kata Sayr seraya memisahkan Nessie dari Lloyd.

"Itu benar, Lloyd kamu sebaiknya berkeliling untuk menghabiskan waktu, kami akan mendandani Nessie untuk upacara nanti malam." Ibu ikut menyuruh Lloyd untuk meninggalkan Nessie dulu.

"Baiklah kalau begitu aku akan menunggu di rumah Oksa." Balas Lloyd beranjak dari tempat duduknya.

Lloyd kemudin melambaikan tangan pada mereka bertiga lalu segera pergi menuju rumah Oksa. Nessie dan keluarganya melihat Lloyd pergi dengan senyuman di wajah mereka masing-masing.

"Kamu sepertinya memilih suami yang tepat." Ibu dan Sayr mengatakan hal yang sama, merasa senang dengan calon pasangan itu.

"Kalau begitu kami akan mendandani kamu sebaik mungkin hingga membuatnya terkejut." Ucap ibu Nessie, beranjak dari sana sambil menarik lengan Nessie masuk kedalam rumah yang diikuti Sayr.

Lloyd sedang dalam perjalanan menuju rumah Oksa sambil memperhatikan sekitarnya. Melihat para warga desa sedang memasak hasil panen dan sedikit memakannya.

Hal tersebut membuat Lloyd senang sekaligus sedih, karena semua hasil panen yang dia tujukan untuk membantu warga desa sekarang malah akan digunakan menjadi jamuan untuk pernikahannya.

Setibanya di rumah Oksa. Lloyd melihat kesibukan disana yang sedang memepersiapkan sesuatu seperti kotak kayu raksasa dengan sebuah kayu yang menjulang dari bagian atas kotak itu.

Lloyd kemudian melihat Oksa yang sedang mengamati proses pemeriksaan Kotak itu bersama istri dan anak-anaknya. Lloyd kemudian mendekati lalu menyapa semua orang yang ada disana.

"Alo, kalian sedang apa?" Rasa penasaran membuat Lloyd sedikit aneh dalam merangkai perkataannya.

"Ah, Lloyd kemarilah akan aku jelaskan apa ini." Kata Oksa sambil memanggil Lloyd.

"Apa itu memangnya?" Tanya Lloyd penasaran.

"Itu adalah budaya pernikahan kami, kami akan memasukkan pasangan yang menikah kedalam sana lalu membiarkan mereka membicarakan rahasia paling dalam mereka satu sama lain."

Lanjut Oksa.

"Karena budaya kami ini juga lah, keharmonisan keluarga dapat selalu terjaga karena kepercayaan pada pasangan masing-masing." Penjelasan Oksa membuat Lloyd mengangguk karena bingung harus menjawab apa.

Lloyd kemudian mengusulkan diri untuk membantu, tapi langsung di hadang Oksa yang memintanya sebagai calon suami untuk tidak terlalu mementingkan hal sederhana itu.

Lloyd mengangguk mengerti kemudian meminta pada Oksa beberapa sayuran jenis lain untuk ditanamnya di ladang.

Oksa kemudian masuk kedalam rumah dengan segera sambil meminta istri dan anaknya mengawasi proses pembersihan kotak itu.

"Baiklah!" Jawab istri dan Cecilia.

Lloyd yang ditinggalkan oleh Oksa bersama mereka berdua. Lloyd kemudian memulai perbincangan diantara ketiganya.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Lloyd merasa penasaran akan sesuatu.

"Apa itu?" Balas istri Oksa.

"Aku penasaran kenapa kalian tidak sejak awal menanam sayuran atau perbuahan di dekat sungai?" Tanya Lloyd sambil memperhatikan kotak di depannya.

Mereka nampak menghela nafas dan menjawab seadanya.

"Kami sebenarnya sudah mencoba tapi tidak berhasil karena tanaman yang dimasukkan kedalam tanah selalu menghilang." Jawab Cecilia dengan kebingungan.

'Ahh, jadi itulah mengapa mereka tidak mengerti konsep bertani." Lloyd akhirnya tahu alasan mereka selalu memilih berburu dibanding menanam sayur.

Lloyd kemudian menyadari jika rasa bingung mereka memiliki alasan lain. merasa ada yang aneh , Lloyd kembali bertanya.

"Apa maksudnya menghilang?" Tanya Lloyd bingung.

"Kami juga tidak mengetahui banyak hal kenapa itu bisa terjadi, kami hanya tahu kalau setiap kali tanaman itu menghilang pasti akan bersamaan dengan sebuah suara aneh dari dalam tanah."

"Ah, begitu ya? terima kasih sudah memberitahu ku." Lloyd mulai memikirkan berbagai macam kemungkinan dan mendapat satu kesimpulan.

'Ohh, sepertinya ini karena makhluk yang hidup bersama Lanadi itu.' Lloyd tertawa kecil karena merasa kalau kesimpulannya terlalu simpel.

Beberapa saat kemudian Oksa kembali membawa sayuran dan buah-buahan baru. "Lloyd, aku punya tiga sayur dan dua buah disini aku harap ini cukup!" Seru Oksa seraya mendekati Lloyd.

Oksa kemudian memberikan semua yang dirinya bawa pada Lloyd serta menjelaskan nama hingga khasiat yang dimiliki semua buah dan sayuran itu.

Sekitar empat menit Oksa menjelaskan dan kemudian pergi untuk membantu pembersihan Kotak itu setelah menjelaskannya.

Lloyd hanya tersenyum menanggapi Oksa lalu pamit pergi pada istri dan anak Oksa.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Ucapnya seraya berjalan meninggalkan keduanya yang sedang memperhatikan Oksa.

Lloyd setelah menerima semua itu lalu pergi ke ladang untuk kembali bertani.

Saat Lloyd berjalan menyusuri tanah hijau, Lloyd merasa begitu tenang seperti sebongkah batu jatuh dari pundaknya.

Sinar matahari senja yang lembut bagai selimut dengan rumput halus menggelitiki kakinya dan udara yang menyegarkan pikiran.

"Hah, kurasa dunia ini memang berbeda dari dunia yang pernah ku tempati." Gumamnya dalam hati menikmati setiap langkah yang dirinya ambil.

"Memang aneh jika mereka menerimaku begitu saja, maksudku aku adalah seseorang yang bahkan tidak dapat mengingat masa lalunya sendiri! Mungkin aku adalah penjahat atau mungkin pahlawan, siapa tahu?" Lloyd terus begumam sampai tak sadar dirinya telah sampai di ladang.

"Yah, cepat sekali." Gerutu Loyd sambil mendekati pohon di dekat sana.

Setibanya di bawah pohon itu, Lloyd kemudian menaruh semua hal yang dirinya bawa.

Lloyd kemudian memisahkan antara buah dan sayuran.

"Kalau tidak salah yang ungu ini namanya gati, yang hijau ini qawa, dan hijau kebiruan ini lofu." Kata Lloyd sambil menunjuk-nunjuk sayuran itu.

Gati dapat menghangatkan tubuh dan menghilangkan sakit perut, qawa dapat melancarkan kinerja darah dan otak, dan lofu dapat membuat tubuh terasa lebih kuat.

"Ini sayur atau obat-obatan." Kata Lloyd sambil terkekeh dan bercanda dengan dirinya sendiri.

"Oh, dan kalau tidak salah kedua buah ini namanya apo dan baro. Singkatnya ini apel merah dan beri biru itu saja." Lloyd menggerutu pada dirinya sendiri.

Sekilas dua buah itu memang mirip dengan apel dan beri, hanya saja keduanya memiliki kelebihan tersendiri.

Seperti apo yang dapat meningkatkan indra penglihatan juga indra pendengaran, dan baro yang dapat memperbaiki saraf yang telah rusak dengan cepat.

Lloyd tidak terlalu mempedulikan tentang kahsiat buah dan lebih berfokus untuk menanamnya sekalian menangkap makhluk yang di sebutkan istri Oksa.

Mengambil satu buah baro, Lloyd lalu segera memotongnya menjadi beberapa bagian kecil menggunakan sisik yang dirinya gunakan sebagai baju menjadi sebuah pisau.

'Aku tidak akan pernah berhenti kagum dengan ke-serbagunaan sisik ini.' Kata Lloyd terus mengagumi sisik itu.

Setelah Lloyd selesai menanam sebagian diatas lanadi, Lloyd kemudian menanam sebagian lain yang tidak ada lanadi.

Setelahnya Lloyd kembali ke dekat pohon lalu duduk bersandar di samping buah dan sayuran yang dirinya bawa sambil memainkan pisau yang ia pegang.

Lloyd saat kembali melirik ke ladang, Lloyd kemudian melihat tanaman yang ditanam di atas lanadi langsung tumbuh, sementara itu sebagian lainnya tidak tumbuh.

'Hmm...kurasa lanadi memang menjadi penentu kesuburan di tanah ini.' Pikir Lloyd.

Tak lama dari itu Lloyd mendengar sebuah suara dari dalam tanah yang mirip dengan getaran frekuensi tinggi.

Stab*

Lloyd kemudian menusuk tanah yang dirinya rasa aneh lalu menarik sesuatu itu keluar. Saat Lloyd berhasil menarik benda itu keluar, Lloyd menyadari kalau itu adalah akar pohon.

Merasa kebingungan Lloyd kemudian memotong akar itu dengan pisaunya.

"Aduh." Lloyd mendengar suara rintihan kesakitan seorang wanita dari arah belakangnya. Lloyd segera menoleh dan tak dapat menemukan siapa-siapa.

Semakin kebingungan, Lloyd kemudian berpikir bahwa pohon itu yang menjadi penyebab suara aneh dan menghilangkan sayuran yang ditanam oleh warga.

Bukan tanpa alasan Lloyd berpikir seperti itu, dikarenakan Lloyd sudah banyak melihat hal di luar penalarannya, tidak heran membuatnya berpikir seperti itu.

Lloyd kemudian mendekati pohon itu sambil menggertaknya.

"Itu kau kan! Jawab atau aku akan memotong seluruh akarmu!" Seru Lloyd menggertak pada sesuatu dihadapannya.

Saat berada di hadapan pohon itu, Lloyd segera merubah pisaunya menjadi lebih panjang dan bersiap memotong pohon itu.

Saat akan menebaskan pisau itu, sebuah suara kemudian berusaha menghentikan tindakan Lloyd.

"Hei! Hei! Hei! Kumohon jangan sakiti aku!" Teriak suara itu dengan panik.

Merasa tebakannya benar Lloyd kembali bertanya pada 'Makhluk' itu, siapa dia sebenarnya.

"Emm, namaku Vyz." Jawabnya dengan takut.

'Vyz? Yah, mungkin itu nama samarannya saja, aku tidak terlalu peduli juga.' Kata Lloyd dalam hati.

"Tidak kok! itu nama asliku." Kata Vyz secara mendadak.

Lloyd langsung menyadari kalau Vyz memiliki kemampuan membaca pikirannya.

Lloyd kemudian mengubah pisau itu kembali menjadi kemeja dan lanjut berbicara dengan pohon itu.

"Jadi Vyz, bisakah kamu beritahu aku siapa kamu sebenarnya dan kenapa kamu mengganggu para warga saat mencoba bercocok tanam?" Tanya Lloyd dengan wajah malasnya.

Tak lama kemudian sesuatu terjadi, perlahan sesuatu atau dapat dikatakan seseorang keluar dari pohon itu.

Lloyd tampak acuh tak acuh dengan ha tersebut lalu menunggunya selesai. Setelah orang itu keluar dari pohon itu.

Lloyd kemudian melihat jika orang itu merupakan seorang wanita berambut hijau, mata seperti zamrud mengenakan sweter dan celana abu panjang.

Wanita itu kemudian kembali mengenalakan diri pada Lloyd.

"Namaku Vyz, aku adalah seorang 'produk' gagal dari kota Fur." Kata Vyz dengan tatapan lesunya.