"Wush..." Lin Chen muncul tidak jauh dari gerbang kota.
Tatapan matanya yang tenang, terus mengawasi para pengunjung yang berdatangan memasuki gerbang.
Lin Chen tersenyum, lalu dengan langkah tegas dan penuh percaya diri, ia berjalan menuju gerbang yang di jaga oleh dua orang prajurit kota.
"Bukankah dia Lin Chen, sampah Klan Lin yang telah menghilang hampir tiga bulan?" Ucap salah satu prajurit dengan ekspresi tidak percaya.
"Jaga bicaramu, meski berita yang beredar dia telah tewas, namun bagaimana juga dia tuan muda Klan Lin, putra dari Patriak Lin Tian!" Ucap prajurit lain dengan sedikit tidak suka.
Lin Chen yang mendengar ucapan itu hanya diam, dia terus berjalan melewati prajurit masuk ke dalam kota.
Semua orang yang ada di tempat itu menatap Lin Chen dengan bingung, beberapa dari
mereka terlihat marah saat melihat Lin Chen yang masuk tanpa mengantri untuk menunggu giliran.
"Dia adalah salah satu tuan muda Klan besar di Kota Awan Biru" Ucap prajurit menjelaskan, agar semua orang tidak salah paham.
Setelah mendengar ucapan prajurit, semua orang menganggukkan kepala mengerti.
"Pantas saja, ternyata seorang tuan muda.."
Terlihat beberapa orang mulai membicarakan Lin Chen sebagai tuan muda yang angkuh dan sombong.
Berbeda dengan kedua prajurit, mereka sangat penasaran akan perubahan sifat Lin Chen.
Setelah berada di dalam kota, Lin Chen dengan langkah cepat bergerak menuju Klan Lin.
Sejauh mata memandang, Lin Chen akan melihat jalanan yang luas di sertai bangun-bangun kecil dan besar tertata rapih di kedua sisi jalan membuat suasana di dalam kota sangat hidup.
Saat sedang menikmati suasana kota, Lin Chen mendengar sebuah suara yang memanggilnya.
"Hahaha.. Lin Chen, aku tidak menyangka
sampah sepertimu masih hidup!"
Suara itu terdengar cukup keras, hingga membuat orang-orang di sekitarnya merasa penasaran dan mengalihkan perhatian mereka pada sosok pemuda yang kini terdiam di tempatnya.
"Saudara Bou, apa bedanya dia masih hidup atau mati. Seorang sampah akan tetap menjadi sampah!" Ucap pemuda lain dengan tertawa.
Kelima pemuda itu sendiri berasal dari klan Nan, salah satu klan besar di Kota Awan Biru.
Semua orang juga merasa terkejut saat mendengar nama Lin Chen. Seluruh penduduk Kota Awan Biru tidak asing dengan nama Lin Chen, meski mereka tidak mengetahui wajahnya, tapi mereka sangat akrab dengan nama Lin Chen, yang tidak lain tuan muda sampah dari Klan Lin.
Lin Chen hanya diam terus berjalan tanpa memperdulikan mereka semua.
"Hei sampah! Ibumu saat ini sedang sekarat, sebaiknya kau segera pulang agar ibumu bisa melihat putra sampahnya sebelum mati!" Teriak Nan Bou dengan tertawa.
Lin Chen yang mendengar ucapan Nan Bou
semakin mempercepat langkahnya. Jantung Lin Chen tiba-tiba berdetak dengan kencang.
"Tidak akan terjadi, aku tidak akan membiarkan Ibuku pergi meninggalkanku," Batin Lin Chen dengan nafas memburu.
"Hahaha.. Lihatlah! Dia sangat mengkhawatirkan Ibunya yang sama-sama sampah karena telah melahirkan aib untuk klan Lin!" Teriak Nan Whang, membuat semua orang juga ikut menertawai Lin Chen.
Mendengar semua orang menertawakan sang Ibu, membuat Lin Chen sangat marah.
"Kalian semua boleh menghinaku. Kalian boleh menertawakanku, dan menganggapku sebagai sampah-.." Lin Chen membalikkan badan, menatap tajam semua orang.
"Di dunia ini ada beberapa hal yang dapat kalian lakukan, dan ada beberapa hal lain yang sama sekali tidak boleh kalian lakukan. Menghina Ibuku adalah kesalahan terbesar dalam hidup kalian!"
"Wush..." Lin Chen menghilang dari tempatnya.
"Dhuar...."
"Dhuar...."
"Dhuar...."
Satu persatu anggota Klan Nan terlempar hingga beberapa meter. Lin Chen kembali bergerak, lalu mematahkan satu persatu tangan kelima anggota Klan Nan itu.
"Krak...."
"Akhhh..."
"Krak..."
"Krak..."
Suara tulang patah di iringi teriak kesakitan terdengar memenuhi jalanan, membuat suasana di tempat itu menjadi sangat tegang dan mengerikan.
Orang-orang yang sebelumnya menertawakan Lin Chen, kini terdiam dengan tubuh bergetar. Keringat dingin mulai mengucur membasahi tubuh mereka menyaksikan bagaimana mengerikannya Lin Chen.
"Akhh...."
Kelima pemuda anggota Klan Nan tergeletak di tanah, dengan kedua tangan yang telah terpisah dari tubuh mereka masing-masing. Darah segar membanjiri tempat itu, membuat bau darah mulai menyebar.
"Kalian!" Ucap Lin Chen menatap orang-orang yang sebelumnya ikut tertawa.
"Ampuni kami, tuan muda!" Puluhan orang langsung bersujud meminta pengampunan dari Lin Chen.
"Ini semua peringatan untuk kalian semua! Aku tidak akan segan membunuh siapapun itu yang berani menghinaku Ibuku!" Lin Chen dengan suara tegas, lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu dengan tersenyum saat merasakan seseorang sedang mengawasinya.
Semua orang yang melihat kepergian Lin Chen kini bernafas dengan lega. Terlihat di wajah mereka di penuhi ketakutan akan sosok Lin Chen. Mereka tidak menyangka pemuda yang di anggap sampah ternyata seorang monster yang mengerikan.
Di salah satu atap bangunan, terlihat sosok pria sedang tersenyum melihat apa yang baru saja Lin Chen lakukan.
"Aku tidak mengetahui keberuntungan apa yang telah dia dapatkan. Apakah ini awal kebangkitan dari Klan Lin?" Ucap pelan sosok itu dengan tersenyum, lalu bergerak pergi meninggalkan tempat itu.
Di tempat lain.
Tidak terasa Lin Chen akhirnya tiba di depan gerbang Klan Lin. Di sana terlihat beberapa murid yang sedang berjaga di depan gerbang.
Melihat kedatangan Lin Chen, mereka semua segera berlari ke arahnya.
"Tuan muda Lin Chen..." Ucap mereka dengan tersenyum bahagia.
Lin Chen menganggukkan kepala, membalas sapaan hangat dari mereka semua.
Meski Lin Chen di anggap sampah, namun beberapa murid sangat menyukai sifatnya yang baik hati dan tidak sombong. Lin Chen juga sering menolong murid yang sedang di tindas oleh Lin Shang, salah satu anak tetua dari Klan Lin.
Lin Shang sendiri adalah orang yang telah membunuh Lin Chen, dengan membuangnya ke dalam jurang kematian.
"Tuan muda, nyonya Yin Hua pasti akan sangat senang melihat tuan muda telah kembali," Ucap salah satu dari mereka.
"Baik, aku akan segera menemui Ibu," Lin Chen kemudian masuk ke dalam klan meninggalkan mereka semua.
Setelah kepergian Lin Chen, murid klan Lin saling menatap satu sama lain.
"Aku sangat senang tuan muda Lin Chen telah kembali,"
"Benar, aku harap dengan kembalinya tuan muda mampu memberikan angin segar untuk klan Lin kita.."
Tidak jauh dari gerbang klan, terlihat tiga orang pemuda yang terlihat sangat terkejut melihat kedatangan Lin Chen.
"Kita harus segera melaporkan hal ini pada saudara Lin Shang."
Ketiga pemuda itu lalu pergi, untuk melaporkan kedatangan Lin Chen pada Lin Shang, ketua kelompok mereka.
Di dalam klan.
Lin Chen terus melangkahkan kaki dengan langkah cepat menuju kediamannya.
Terlihat beberapa murid yang sedang berlatih segera menghentikan aktivitas mereka, hanya untuk menatap Lin Chen.
Di wajah mereka di penuhi rasa penasaran dengan sosok Lin Chen yang tiba-tiba menghilang, dan sekarang kembali setelah
hampir tiga bulan tidak ada kabar.
Bahkan klan Lin sendiri telah menganggap Lin Chen tewas, hanya ada Yin Hua yang terus mempercayai bahwa sang putra kesayangannya itu masih hidup.
"Apa aku tidak salah melihat?"
"Aku rasa tidak, aku dapat melihat jelas jika itu benar-benar tuan muda Lin Chen.."
Lin Chen terus berjalan tanpa memperdulikan pandangan dan obrolan di sekitarnya.
Hingga beberapa saat kemudian, Lin Chen akhirnya tiba di kediaman yang di khususkan untuk Patriak klan.
Lin Tian yang baru saja keluar dari kediamannya, menatap kehadiran Lin Chen dengan tubuh bergetar, terlihat air mata yang mulai menetes membasahi wajah.
"Chen'er..." Gumam Lin Tian dengan bibir bergetar.
Lin Chen menatap sang Ayah dengan sedih, dia mengetahui akhir-akhir ini pasti sang Ayah menjalani kehidupan yang sangat berat.
"Ayah.." Lin Feng berjalan dengan cepat ke arah Lin Tian.
"Bugh...." Lin Chen bersujud di hadapan sang Ayah.
"Ayah, maafkan Chen'er.."
"Nak..." Tubuh Lin Tian membeku, dia menatap sang putra dengan menggelangkan kepala.
"Chen'er tau Ayah dan Ibu pasti melewati hari-hari yang sangat sulit. Chen'er sudah menjadi anak nakal karena telah pergi dari Klan tanpa meminta izin kepada kalian.."
Lin Tian segera membantu Lin Chen untuk bangkit, lalu memeluknya dengan erat.
"Tidak, Chen'er adalah anak baik. Ayah yang telah gagal menjaga kalian..."