Chereads / Reinkarnasi Kaisar Langit / Chapter 6 - Bab 6. Rencana Lin Chen

Chapter 6 - Bab 6. Rencana Lin Chen

Setelah berhasil mengeluarkan racun di dalam tubuh Yin Hua, Lin Chen kemudian bangkit berdiri.

"Racun yang bersarang di dalam tubuh Ibu telah sepenuhnya keluar, hanya saja masih ada beberapa tahap yang harus di lakukan untuk mengembalikan keadaan Ibu seperti sedia kala." Jelas Lin Chen.

Lin Tian yang mendengar hal itu merasa sangat senang. Yin Hua dengan cepat memperbaiki pakaian yang ia kenakan, lalu bangkit berdiri menatap sang putra dengan tatapan meminta penjelasan.

Lin Chen tersenyum. "Ibu, aku tidak ingin menjelaskan bagaimana bisa aku tiba-tiba masuk ke dalam jurang hutan kematian-...."

"Apa!" Lin Tian dan Yin Hua sangat terkejut mendengar jika putra mereka selama ini di dalam jurang.

"Ibu dan Ayah tidak perlu memikirkan hal itu lagi. Sekarang aku telah kembali. Saat aku terjatuh ke dalam jurang mungkin saja aku telah tewas, namun surga masih berbaik hati

padaku dan memberikan kekuatan hingga aku kini telah menjadi seorang kultivator. Pada saat itu aku merasa kepalaku sangat sakit, dan tiba-tiba di dalam otakku muncul berbagai informasi, dan salah satunya adalah cara pengobatan yang aku lakukan saat ini." Lin Chen terus menjelaskan pada kedua orang tuanya tanpa menutup-nutupi apapun.

Setelah mendengar itu semua, Yin Hua dan Lin Tian saling menatap satu sama lain.

"Yang Chen'er ucapkan benar. Kami tidak akan memperdulikan apapun itu. Yang terpenting saat ini adalah anak Ibu telah kembali. Dan Ibu sangat bahagia.." ucap Yin Hua, lalu memeluk sang putra.

Meski mereka berdua sulit untuk mencerna semua cerita Lin Chen, tapi mereka tidak ingin terlalu memikirkan hal itu. Yang terpenting saat ini adalah keluarga mereka telah kembali utuh seperti semula.

Apalagi saat ini putra mereka telah menjadi seorang kultivator. Yin Hua dan Lin Tian merasa beban berat di hati mereka telah terangkat. Mereka kini tidak akan lagi merasa sedih saat melihat sang putra di cap sebagai sampah dan mendapatkan hinaan dari semua orang, terutama oleh anggota klan Lin sendiri.

"Ayah, aku membutuhkan beberapa tanaman obat. Aku akan membantu Ayah dan Ibu untuk menerobos ke tingkat selanjutnya, serta membuatkan ramuan herbal untuk membantu proses penyembuhan Ibu sepenuhnya." Lin Chen menatap Lin Tian dengan serius.

Lin Tian mengerutkan kening. "Katakan pada Ayah, apa yang kamu butuhkan?"

Lin Chen terdiam mencoba mencari ke dalam ingatan mengenai pil yang berguna untuk meningkatkan tingkat kultivasi seseorang.

Setelah terdiam selama beberapa saat, Lin Chen akhirnya mulai menemukan sebuah pil, yaitu pil peledak energi.

"Akar rumput spiritual, ginseng berusia minimal lima puluh tahun, dan jamur perak.." ucap Lin Chen.

Lin Tian menganggukkan kepala. "Baik, Ayah akan mencoba menanyakan pada tetua ketiga."

Lin Chen yang melihat Ayahnya akan pergi, segera mengehentikan. "Ayah, bagaimana jika aku membeli bahan-bahan itu sendiri?"

"Tapi-..."

"Kita tidak mengetahui apa di dalam klan

terdapat penghianat atau tidak. Namun, melihat kondisi Ibu selama ini, membuat aku curiga jika ada seseorang yang menginginkan kehancuran keluarga kita." Lin Chen dengan serius.

Lin Tian dan Yin Hua menganggukkan kepala setuju dengan ucapan sang putra.

"Lalu apa rencanmu?" Lin Tian menatap Lin Chen.

"Aku ingin merahasiakan kondisi Ibu pada orang luar. Cukup kita bertiga saja yang mengetahui hal ini. Aku juga berencana membantu Ayah dan Ibu untuk naik tingkat, dan mereka juga tidak di perbolehkan untuk mengetahui hal ini."

Lin Tian menganggukkan kepala dengan cepat setelah mengetahui rencana Lin Chen. Dia tersenyum menatap sang putra yang kini telah sangat berubah.

Yin Hua juga merasa senang, ini adalah kebahagiaan yang luar biasa.

"Ayah mengerti sekarang." Lin Tian lalu memberikan sekantong koin emas.

Lin Chen menerima dengan menggaruk belakang kepalanya.

Lin Tian dan Yin Hua mengerutkan kening.

"Ayah, aku membutuhkan cincin penyimpanan." Lin Chen mengucapkan dengan pelan.

"Hahaha..." Lin Tian dan Yin Hua tertawa lucu melihat wajah sang putra.

"Ayah, Ibu, pelankan suara kalian.." Lin Chen memperingati.

Lin Tian lalu memberikan cincin penyimpanan tingkat surga pada Lin Chen.

Setelah mendapatkan yang dia inginkan, Lin Chen segera berjalan. Namun baru saja dia ingin pergi meninggalkan kamar itu, Yin Hua langsung mengehentikan.

"Chen'er... Apa kamu tidak ingin mengganti pakaianmu?"

Lin Chen langsung mengehentikan langkahnya, lalu menatap tampilan dia saat ini.

"Sepertinya aku harus berganti pakaian terlebih dulu.." Lin Chen lalu pergi dengan terburu-buru membuat kedua orang tuanya tersenyum dengan menggelangkan kepala.

Setelah kepergian Lin Chen, Lin Tian dan Yin Hua saling menatap satu sama lain.

"Hua'er, apapun yang terjadi padanya, dia akan tetap menjadi putra kita." Lin Tian dengan serius.

Yin Hua menganggukkan kepala dengan setuju. "Tentu saja. Aku tidak perduli apapun itu. Dia adalah putraku, Lin Chen!" ucapnya dengan suara tegas.

***

Di tempat lain.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian lebih baik, Lin Chen melangkahkan kaki berjalan di kawasan klan menuju gerbang.

Di perjalanan, Lin Chen terus mendapatkan tatapan dari semua orang.

"Tuan muda.." ucap sebuah suara terdengar dari belakang Lin Chen.

Lin Chen menghentikan langkah, lalu membalikkan badan.

Hingga terlihat sorang pemuda seumuran dengan Lin Chen berjalan dengan cepat mendekatinya.

"Tuan muda, aku telah mendengar jika anda telah kembali. Jadi aku langsung pergi mencari tuan muda." ucapnya dengan perasaan bahagia.

Lin Chen masih diam mencoba mengingat siapa pemuda itu.

Melihat sang tuan muda hanya diam, membuat wajah sang pemuda itu menjadi sedih.

"Apa tuan muda lupa denganku.." batinnya.

"Lin Huang, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya Lin Chen setelah mengingat siapa pemuda di hadapannya.

Di dalam ingatan Lin Chen, Lin Huang adalah seorang pemuda yang hanya tinggal bersama Ibunya. Ayahnya telah lama meninggal saat menyelesaikan misi di luar klan. Ayah Lin Huang adalah tetua kelima, dan salah satu orang kepercayaan patriak klan Lin, Lin Tian.

"Kabarku sangat baik, tuan muda.." jawabnya dengan bersemangat.

Lin Chen tersenyum. "Baiklah, bagaimana jika kamu ikut bersamaku?"

"Baik!" Lin Huang menjawab tanpa bertanya kemana mereka akan pergi.

Mereka berdua lalu berjalan menuju gerbang sekte.

Di salah satu bangunan klan, terlihat beberapa pemuda yang melihat kepergian mereka berdua

dengan mengepalkan tangan.

"Ternyata sampah itu benar-benar masih hidup!"

"Saudara Lin Shang, apa yang akan kita lakukan?"

Pemuda yang di panggil Lin Shang menggelengkan kepala. "Sebaiknya kita tidak perlu mendekati mereka selama beberapa hari ini. Aku takut sampah itu akan menceritakan siapa yang telah mencelakai dia."

Tiga pemuda lain menganggukan kepala, mereka juga takut jika Lin Chen akan memberitahukan kejadian tiga bulan lalu pada Ayahnya, yang tidak lain patriak klan Lin.

Mereka semua lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan campur aduk.

***

Di tempat lain.

Lin Chen dan Lin Huang terus berjalan menuju pusat kota. Tujuan mereka mencari toko herbal yang menjual berbagai tanaman spiritual.

Di sepanjang jalan kota terlihat sangat ramai. Lin Huang terus memperhatikan Lin Chen secara diam-diam. Dia sangat penasaran dengan

perubahan sang tuan muda yang sangat berbeda di bandingkan dengan tiga bulan yang lalu.

Di mana Lin Chen saat ini terlihat lebih tenang, serta sikap dan aura yang di tunjukan membuat dia terintimidasi seperti ada sebuah penghalang kokoh berdiri tegak.

Lin Chen sendiri menyadari Lin Huang yang secara diam-diam memperhatikan dirinya, tapi dia hanya diam dan terus berjalan. Bagaimana juga dia mengetahui jika Lin Huang adalah pemuda yang baik.

"Aku juga akan membantu Lin Huang menjadi kuat.." batin Lin Chen.