Liburan akhirnya usai, dan para anggota di Drakonic pun kembali ke perusahaan. Tentu saja, kecuali Yamazaki Nozomi yang masih libur musim dingin sebagai seorang siswi SMA.
"Bos, ini laporan pemasukan selama liburan dari Three Kingdom Kill dan NS-Shaft" kata Takahashi Hiroyuki.
"Selama liburan, Three Kingdom Kill telah menjual 300 ribu salinan berkat tema Tahun Baru dan kolaborasi dengan beberapa mangaka lainnya…"
"NS-Shaft juga mengalami lonjakan pendapatan dengan munculnya tantangan sejuta, koin harian bahkan telah menembus 800 per hari…"
Mendengar laporan ini, seluruh tim merasa gembira; pendapatan perusahaan yang bagus berarti bonus mereka juga tak akan sedikit.
"Tapi..." tiba-tiba Hiroyuki mengubah nada bicaranya, "Bos, sekarang ada beberapa game serupa NS-Shaft yang muncul di arcade lainnya. Saya sudah menghubungi firma hukum, perlu kah kita menuntut mereka?"
"Ya, atur saja," kata Liu Chuan sambil mengangguk. Liu Chuan sebenarnya tak terkejut game ini begitu cepat ditiru orang. Bagaimanapun, ini adalah game level dasar bagi pemrogram dan sangat mudah dibuat.
Walaupun gameplay-nya sendiri tidak bisa dipatenkan dan menuntut mungkin tak banyak berpengaruh, tetap penting untuk menunjukkan sikap tegas.
"Baik, Bos. Lalu, ada beberapa perusahaan yang menghubungi kami untuk meminta lisensi arcade dari NS-Shaft. Apa kita harus menyetujuinya?"
"Lisensi arcade?" Liu Chuan tersenyum; kelihatannya perusahaan-perusahaan itu punya banyak stok papan arcade lama. Bagi Liu Chuan, memberi lisensi adalah pilihan yang lebih baik daripada mereka menjiplak game.
Mengingat Drakonic belum cukup kuat untuk menguasai seluruh pasar, memberikan sedikit keuntungan kepada pihak lain bisa jadi cara yang baik untuk memaksimalkan pendapatan.
"Setujui saja, tapi pastikan kita dapat bagi hasil yang bagus!"
"Baik, Bos! Lalu, apa kita juga harus menggunakan semua stok papan arcade lama yang kita punya untuk membuat mesin arcade?" tanya Hiroyuki lagi, sebab ada lebih dari 200 papan arcade lama yang tersimpan di perusahaan.
"Hmm, tidak perlu," jawab Liu Chuan setelah berpikir. "Simpen dulu papan itu, ada rencana lain untuk itu…"
Liu Chuan tahu bahwa hanya yang pertama kali meluncurkan sesuatu yang akan mendapatkan keuntungan terbanyak. Jadi, jika perusahaan lain memproduksi NS-Shaft, dia memutuskan untuk membuat game lain saja.
"Baik, Bos!" Hiroyuki mencatat semuanya sambil menatap Liu Chuan penuh harap.
Meskipun industri game di Jepang terlihat gemilang, nyatanya banyak perusahaan yang nyaris tidak mendapatkan untung. Itulah mengapa banyak pengembang berisiko menyalin game terkenal demi keuntungan.
Di sisi lain, perusahaan seperti Drakonic yang berhasil menciptakan dua game sukses secara berturut-turut sangat jarang ada. Oleh sebab itu, Hiroyuki mempercayai keputusan Liu Chuan sepenuhnya!
Setelah laporan selesai, Liu Chuan mulai membahas beberapa hal yang telah ia pikirkan selama liburan.
Pertama, dia berencana mendirikan arcade Drakonic sendiri.
Selama ini, dia melihat bagaimana arcade begitu digemari di Jepang. Selain itu, mesin arcade memiliki performa yang jauh lebih baik daripada konsol FC, dengan kualitas grafis yang luar biasa.
Meskipun Liu Chuan lebih mengutamakan daya tarik permainan, grafis yang bagus tentu saja tidak merugikan.
Kedua, ia ingin memulai majalah game profesional.
Sejak kembali ke masa ini, Liu Chuan terbiasa membaca majalah untuk mendapatkan informasi. Ternyata majalah game terpopuler di masa depan, FamiTsu, belum terbit. Ini memberinya ide untuk memulai majalah game profesional.
Sebelum internet menyebar, majalah adalah sumber utama bagi para pemain untuk mendapatkan informasi. Memiliki majalah sendiri jelas akan memberikan banyak keuntungan untuk publikasi game di masa depan.
Ketiga, Liu Chuan juga ingin merekrut karyawan.
Di tahun yang baru, Liu Chuan tidak mau lagi menjadi bos yang bekerja keras, sementara karyawannya menikmati hasil kerja kerasnya. Dia perlu lebih banyak karyawan agar bisa menikmati keuntungan tanpa harus ikut bekerja keras.
Dia ingin Takahashi bersaudara fokus pada pengembangan game. Dengan begitu, mereka bisa membuat game yang lebih baik, sementara Liu Chuan bisa menghitung uang masuk.
Terakhir, dia butuh papan arcade baru.
Drakonic tidak akan berkembang jika hanya bergantung pada papan lama. Maka dari itu, papan arcade baru sangat penting bagi perkembangan perusahaan. Kalau papan lama habis, Liu Chuan tak mau membeli papan murah dari perusahaan lain.
Dia tidak ingin bergantung pada perusahaan lain untuk menyediakan perangkat keras.
Mendengar semua rencana ini, Hiroyuki mencatatnya dengan serius.
"Hiroyuki, ini pasti sangat melelahkan untukmu," kata Liu Chuan pada Hiroyuki.
"Bos, ini sudah kewajibanku," jawab Hiroyuki dengan tulus.
Drakonic pun menjadi sangat sibuk. Takahashi bersaudara bekerja keras untuk merealisasikan rencana Liu Chuan.
Tak bisa dipungkiri, perusahaan hanya punya empat orang karyawan tetap, selain Yamazaki Nozomi dan Liu Chuan.
Takahashi Kazuo, yang awalnya bekerja sebagai ilustrator, bertugas menggambar karakter Three Kingdom Kill, sementara Lucas, si teknisi asing, belum memahami kondisi di Jepang. Maka dari itu, tugas berat jatuh pada Takahashi bersaudara.
Namun, Takahashi bersaudara tidak mengeluh karena mereka tahu perekrutan karyawan baru akan segera dimulai, yang berarti promosi bagi mereka.
Apa impian seorang karyawan? Menggapai cita-cita? Tidak, itu hanya angan-angan yang dijanjikan bos. Bagi karyawan, kenaikan jabatan dan gaji adalah impian sesungguhnya.
Di tengah semua kesibukan, Liu Chuan memikirkan bagaimana menggunakan stok papan lama yang masih tersisa.
"Bagaimana kalau kita buat saja WarioWare, Inc.: Mega Microgames!?" pikirnya. Lagipula, dia sudah meniru karakter Wario, jadi mengadaptasi game ini tak masalah.
Meskipun permainannya sederhana, WarioWare, Inc.: Mega Microgames! di GBA merupakan kumpulan ratusan mini-game yang sangat populer pada masanya.
Namun, dia menyadari bahwa kapasitas papan saat ini mungkin tidak cukup untuk semua mini-game yang ada di WarioWare, Inc.: Mega Microgames!. Selain itu, keunikan WarioWare, Inc.: Mega Microgames! terletak pada elemen nostalgia, sementara saat ini dia justru hidup di era lama—tak ada nostalgia yang bisa dihadirkan.
Saat Liu Chuan sedang mempertimbangkan ide ini, Lucas datang ke meja kerjanya.
"Bos, apakah Anda ada waktu?" tanya Lucas. Lucas tahu bahwa walaupun Yamazaki Nozomi adalah presiden perusahaan, keputusan sebenarnya ada di tangan Liu Chuan. Dialah pemegang kendali perusahaan.
"Ya, ada apa, Lucas?" tanya Liu Chuan.
Lucas berpikir sejenak sebelum berkata, "Bos, Anda mungkin tahu saya pernah bekerja di Atari. Saat pulang ke Amerika, saya bertemu beberapa teman lama yang sekarang menganggur…"
"Menganggur? Ah, saya paham!" Liu Chuan langsung mengerti; mungkin Lucas telah mendengar tentang perekrutan karyawan, dan ingin membantu teman-teman lamanya mencari pekerjaan.
"Ah, jadi Lucas ingin merekomendasikan mereka. Tak masalah! Tenang saja, kamu akan mendapatkan imbalan atas rekomendasimu," kata Liu Chuan.
"Ah? Bos, saya tidak mengharapkan imbalan…"
"Tidak perlu malu! Ada berapa orang?"
"Lima... lebih dari lima puluh orang…"
"Berapa? Lebih dari 50 orang?" Liu Chuan kaget. Apakah mereka semua dipecat sekaligus?
Lucas lalu menjelaskan bahwa akibat penurunan kinerja Atari, perusahaan itu akhirnya dijual oleh perusahaan induknya. Pemilik baru memutuskan mengubah fokus Atari menjadi perusahaan pengembang komputer pribadi, sehingga terjadi pemecatan besar-besaran. Kelima puluh orang ini adalah anggota tim pengembangan perangkat keras.
"Bos, saya jamin mereka semua sangat kompeten. Mereka sudah bekerja di Atari mengembangkan perangkat keras selama bertahun-tahun, bahkan lebih ahli daripada saya!"
Lima puluh insinyur perangkat keras? Liu Chuan nyaris tak percaya dengan keberuntungannya.
Walaupun dia sempat berpikir membeli papan dari perusahaan lain, ia tahu bahwa di masa depan, Drakonic harus mengembangkan perangkat kerasnya sendiri. Satu-satunya kendala adalah merekrut insinyur perangkat keras dan waktu panjang untuk mengembangkan papan baru. Namun, dengan tawaran ini, semua jadi lebih mudah.
"Baiklah, Lucas. Saya setuju!" jawab Liu Chuan dengan penuh semangat.
"Namun, Bos, masih ada satu masalah…"
"Apa masalahnya?"
"Mereka tidak ingin pindah dari Amerika…"
"Ah… ini memang masalah besar…"