Chereads / MEMBEBASKAN MANUSIA DARI PENYEMBAH JIN / Chapter 25 - BAB 1,DESAHAN JANDA

Chapter 25 - BAB 1,DESAHAN JANDA

Kenalkan nama ku sapta, usia 22 tahun, aku tinggal di kemayoran dan aku bekerja di sebuah restaurant, aku tinggal sendiri di kosan, karena aku adalah anak yatim piatu, aku kos disini kurang lebih dus tahun,kebetulan kosan aku ini campur sama perempuan dan laki-laki.

Pada pagi hari pas aku hendak berangkat bekerja,tanpa di sengaja aku di serempet oleh sebuah mobil,kebetulan ternyata yang punya mobil itu ada pemilik restoran tempat aku bekerja,ia adalah seorang janda muda, suami nya udah meninggal tapi dia juga hidup sendiri dan tidak punya anak.

Maaf buk aku tadi tidak sengaja, ucap"ku sambil ngelirik ke janda itu.

Iya gk pp, ucap"janda itu, kamu gak pp kan ada yang lu gak,janda itu bernama Ranisa.

Kamu gak usah kerja dulu sekarang ya, kamu istirahat aja dulu, kalau udah sembuh kamu boleh kerja lagi, ucap janda yang bernama ranisa itu.

Pada saat itu aku dibawak pulang ke rumah sang bos aku itu yang janda,dia memperbolehkan aku tinggal dirumah nya sampai aku sembuh.

Gak lama kemudian karena aku udah lama tinggal dirumah itu,karena kita berdua juga udah akrab dan gaya berpakaian ranisa pun berbeda, sekarang ia juga udah berani memakai pakaian yang ketat didepan ku.

Celana pendek sebatas paha, atau ia juga sering memakai daster di hadapan ku, serta paha putih yang mulus dan Gunung kembar yang menggembul terpampang dengan indah.

Perlu diketahui buk ranisa orang nya sangat cantik, bertubuh putih bdan yang melengkukmelengkuk tubuh nya yang aduhai.

Pantatnya semok, dan Gunung yang besar dan padat,Kadang-kadang aku juga sering curi pandang pada gunung kembar atau paha nya yang mulus itu.

Mengetahui hal itu buk ranisa hanya diam dan tersenyum yang binal.

Sampai pada suatu siang kita ngobrol sambil duduk di kursi,dia hanya memakai daster terusan sebatas paha, aku iseng aja menggodanya.

Buk pakai baju nya seksi amat, gak takut di naikin sama saya, sambil tanganku mengelus paha putih nya.

Buk ranisa menjawab di luar dugaan, ohhh, gitu ya tapi kamu suka kan, ucap bu ranisa sambil meneruskan kata katanya.

Gak, gak takut kok, silahkan aja mah kalau mau naikin ibu paling ibu teriak ke enakan.

Mendengar hal itu tanpa basa basi tangan ku langsung meremas bawahnya, dan aku tubruk dia, sehingga dia jatuh telentang, dan tubuh nya aku aku naikin, serta aku gesek-gesekan,pisang ku ke bawah nya,yang masih memakai dalaman.

Kejadian itu membuat buk ranisa kaget dan meronta, tetapi rontaan lemah seorang perempuan yang udah lama pengen di naikin, lalu buk ranisa berkata, eits... Tapi ada syaratnya.

Apa syarat nya,ucap ku sambil memegang gunung kembar itu,kamu harus selalu ngasih buaian buat ibu,oke buk itu mah pasti itu tanpa ibuk minta pun aku langsung naikin ibuk.

Lalu kucium bibir nya yang seksi,dia hanya diam sambil menikmati yang kulakukan, buk ranisa melepaskan ciumannya,bentar ibuk kunci pintu dulu takut ada yang masuk nanti.

Gak lama kemudian buk ranisa balik lagi dia bertanya jadi gimana kamu masih mau naikin ibuk,ucap"buk ranisa sambil membuka paha nya lebar-lebar.

Terlihat jelas gundukan roti itu yang masih ditutupi penutup roti nya.

Lagian ibuk juga udah lama gak ngerasain pisang ambon dan roti ibuk juga udah lama gak di tusuk pisang.

Roti ibuk juga udah lama kepengen di tusuk pisang ambonambon.

Wowwwwwww, buk ranisa sekarang udah bicara kotor ya, udah nakal ya.

Biarin aja supaya tambah binal dan kamu tambah nafsu sama ibu.

Mana mau gak naikin ibuk nih,gak ah, gak mau tapi aku akan naikin ibuk sampai lecet.

Sejurus dengan itu, aku sergap dia, dengan melumat bibirnya, kami berciuman saling, melumat bibir, air liur kami saling bersatu, dan saling lilit lidah.

Tangan ku tidak tinggal diam menyusup kebalik tutup toples roti itu dan langsung memegang roti itu, mendapat serangan itu buk ranisa langsung keenakan.

Nikmat banget! Ucap nya, ya itu roti itu pengan terus nikmat bener ya kan.

Tangan buk ranisa langsung memegang pisang ambon yang sudah berdiri dari tadi.

Nikmat bener kan buk..,

Tangan ku tak hanya menyusup, tapi jari ku mencoba nunusuk roti itu, ternyata rotinya itu udah basah, karena banyak cairan teh yang keluar dari gelas nya.

Roti mu udah sangat banjir itu buk, sudah gak tahan pengen coba pisang ambon ya, bisik ku pada buk ranisa.

Iya sapta aku pengen sekali ngerasain pisang ambon itu,mendengar hal itu tangan ku langsung berjoget ke dalam keluar dengan kecepatan dua ratus lima puluh kilometer per jam.

Yang kenceng dong joget nyanya sapta, terus jogetin roti itu dengan jarimu.

Tidak hanya dengan rotinya itu aku mainkan, gunung nya itu pun tak lepas dari tanganku, buat kecil itu aku putar"lalu berhenti sambil memegang gunung kembar itu, buk ranisa kewalahan mendapat gerakan seperti itu, dan akhirnya ia mendapat keenakan yang udah lama gak dia dapat kan.

Aku biarkan dia untuk menikmati ke enakan nya, sapta gantian aku yang naik ke atas ya, lalu buk ranisa bangkit, aku tak kuasa melihat pemandangan seperti ini, segera aku pegang dia dari belakang, sambil jogetin pisang ambon yang dari tadi berdiri tegak, tak lupa tanganku bergerak jalan ke arah gunung kembar itu,aku pegang gunung itu dan dia hanya ke enakan.

Setelah itu dia naik ke atas, dan aku cium dia sambil aku memegang roti nya yang sudah basah, buk ranisa hanya bisa diam dan ku pegang tangan nya dan ku arahkan ke pisang ambon itu, dia tau apa yang harus dia lakukan, segera ia ambil pisang itu dan dia dan berjongkok dan membuka tutup roti itu, serta langsung mememakan pisang itu ke mulut nya, buk ranisa dengan rakus memakan pisang ambon itu, keenakan yang udah lama gak pernah dia rasakan, ternyata tangan buk ranisa tidak bisa diam,dia memegang sendiri roti yang ada di toples itu.

Segera aku hentikan aktifitas ini dan ku ajak dia naik ke lantai atas, lalu kita berjalan ke arah anak tangga, sambil ku pegang dia dari belakang,tak lupa tangan ku teruus beraktivitas sambil memegang gunung kembar itu dan tak lupa pisang ambon ku, ku gesekan ke roti nya itu, sebelum menaiki anak tangga tak lupa aku,.....