Gak lama kemudian ranisa langsung menarik tangan ku, tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka semua tutup badan ku.
pisang ambon saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil memegang pisang ambon dia bergumam, "Hmm mantap juga pisang ini" Ukuran pisang tidak terlalu besar sihpanjangnya, tapi menurut ranisa, "helm proyek"-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..
Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot pisang ambon yang dari tadi sudah menunggu untuk di makan di, mulut nya, tak ketinggalan lidahnya men jil+at-ji+lat pisang, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha memegang gunung kembar itu yang cukup kenyal, tapi dia menepis, "Sudah deh kali ini biar ranisa yang kerja," ya..
aku pasrah saja sambil menikmati bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala barang pisang itu serasa makin besar akhirnya "Oughh.. Air ku keluar di mulut ranisa, Dia makin gila menyedot semua pisang ambon yang masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada airku yang lolos dari mulutnya. Kepala pisang masih berdenyut saat ranisa menyedotnya.Ahhmm enak banget pisang ambon ini, thank's ya," kata ranisa, sambil tersenyum dan menciumku.
dia sangat suka dengan pisang ambon itu, sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kerakusannya," Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih." Tiba-tiba ranisa protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka.
Pada saat aku tiba di parkiran airport ranisa berkata," Kamu masih utang lho sama aku" hmm aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir nya.ranisa memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.
Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubngan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu ranisa. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah.
Sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan. Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, "Hmm sudah seperti keluarga aja nih" pikirku dan ranisa terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya. Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak ranisa yang berumur enam thn meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua.
Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game.
bibirku Ciuman ama bibir atau roti sama enaknya nih," pikirku. "Oughh sayangghh enak," gumamnya.Lidahku mulai bergerak konstan di buah ceri semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris.
badan ranisa mengejang, tangannya menekan kepalaku ke rotinya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan teh nya tumpah.
Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat roti, sekarang aku suka sekali menjilat roti sampai lawan ku mencapai keenakan nya karena mainanku.
Aku jilati terus dan aku telan semua air teh yang keluar itu, rasanya enak banget!! Sementara nafas ranisa masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga roti itu pas berada di bibirku.
Aku jil+ati lagi sisa-sisa air teh itu yang keluar di roti nya sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Tangan ranisa makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala ranisa menegadah pertanda dia sangat menikmati permainan ini.
sampai akhirnya aku berbalik lagi menj+ilat bagian roti yang masih berdenyut.Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,"gumamnya sambil menggerak-gerakan ban nya.
Aku makin enjoy dengan rasa roti yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku his+ap buah cerinya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..
enakk sayangku.." Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku. Ranisa mencapai keenakan untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja pisang ambon yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu,roti nya masih terasa enak walau dia udah sering main,namun untuk aku baru pertama kali pisang ambon bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS..
AMBLAS"Eghh.. Enak banget YA ucap," gumamnya ranisa langsung menciumi aku dengan penuh semangat.Aku mulai memompa roti nya secara beraturan sambil menjil+ati ceri yang kecil di atas berwarna merah dan menegang, enak benar rotinya ranisa pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti roti nya makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.
mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Ranisa mencapai keenakan.yang ketiga kalinya,
LOVE THE WAY YOU FUCK ME!!" Aku makin mempercepat gerakanku ranisa makin menggila. "FU+CK.. FU+CK.. FU+CK ME.. Oughh ahh ahh," Jenny benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya.
Setalah ranisa menikmati sisa-sisa keenakan aku ciumin dia dan dia tersenyum, "Thank's ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku," dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa. dia mengarahkan pisang ambon yang masih mene+gang ke arah lob+ang roti yang sudah basah kuyup.
Langsung aja aku pompa roti nya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, ranisa mendesah berat dan rotinya berdeny+ut pertanda dia mencapai keenakan, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan bannya sambil terus aku pompa roti nya. Denyu+tan rotiny membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu ranisa berkata, "Kelu+arin di mulutku sayangku, aku haus air itu.
Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar keenakan sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai keenakan aku angkat pisang ambon itu, dengan sigapnya ranisa meraih pisang ambon dan menggoyang kan di dalam mu+lut+nya.isep pisang ambon itu sayangku cintaku.
Dorrrr.....Dorrrr........Dor.......Dor.
Air kopiku keluar meleleh di dalam mu+lut+nya sampai keluar tumpah.
Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat teman ranisa yang bernama mulai sudah telentang sambil mengejang di lantai,jarinya terlihat berada di dalam roti. sementara bajunya sudah tidak karuan Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh temannya dari tadi.
Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah pepaya nya terlihat besar indah sekali.Ternyata mila sudah memperhatikan permainan sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi ranisa memanggilnya,Sini kamu!sambil mukanya memerah mila berjalan mendekat.
Kamu ngapain?" tanya ranisa. "Ya lihat kamu mila sama bapak- itu.