"Petualang,kemarilah!Mendekatlah padaku!Aku akan membantumu mencapai tujuanmu.",suara lirih menarik perhatian Luz.
Luz yang penasaran menuju ke arah sumber suara tersebut.Suara kelelawar di malam hari terdengar seiring Luz mendekati sumber suara tersebut,hawa yang mencekam menambah suasana horor di wilayah tersebut,Luz yang ketakutan tetap tidak mundur dan terus berjalan maju.Dia berpikir mungkin suara itu berasal dari Kesatria Agung yang dicarinya selama ini.Setelah berjalan selama lima belas menit,Luz melihat lambang dua pedang yang saling disilangkan di atas perisai.Lambang itu terukir di sebuah batu besar tepat di bawah bulan purnama.Tiba-tiba terdengar suara misterius yang sama dari dekat batu itu.
"Petualang!Kamu telah melewati rasa takutmu dan datang kesini.Keberanianmu itu layak dipuji.Tapi,kamu yang sekarang masih belum layak untuk menemuiku.Datanglah kembali ketika kamu sudah layak!",lambang itu menghilang setelahnya.
Luz lalu terbangun karena wajahnya terpapar sinar matahari.Dia mencoba memikirkan apa yang tadi dimimpikannya.Dia merasa kalau tujuannya sudah semakin dekat setelah mimpi itu.Kesatria Agung itu nyata,itulah apa yang dipikirkannya.
"Tadi itu pasti bukan mimpi biasa,itu pasti sebuah petunjuk.",Luz lalu keluar dari tendanya.
Sudah tiga bulan sejak Luz datang ke desa.Dia mencari petunjuk tentang keberadaan Kesatria Agung sejak datang.Ketika pertama kali datang,dia langsung pergi ke rumah kepala desa setelah menanyakan letaknya.Rumah kepala desa letaknya berada di tengah desa dekat dengan air mancur.
"Tidak salah lagi,ini rumahnya.",Luz melihat rumah besar yang bentuknya seperti istana.
"Selamat datang,Tuan.Ada urusan apa Tuan datang kesini?",seorang pelayan keluar dari pagar rumah tersebut setelah mengetahui keberadaan Luz.
"Aku datang untuk menemui kepala desa,aku pendatang disini,sehingga banyak yang ingin kutanyakan."
"Maaf,sekarang kepala desa sedang tidak ada di rumah.Nanti akan saya sampaikan tentang kedatangan Tuan."
"Tidak masalah.Aku akan menunggu disini."
"Maaf,Tuan.Sebaiknya Tuan kembali terlebih dahulu.Saya pasti akan menyampaikannya."
"Aku sudah melakukan perjalanan jauh sampai kesini.Mana mungkin aku kembali?!'
"Ada apa ini ribut ribut?",seorang pria tua berjanggut panjang tiba-tiba datang saat mereka berdebat.
"Tuanku,ada pendatang baru dari luar ingin menemui anda.",pelayan itu meletakkan tangan kanannya di dadanya.
"Siapa namamu,pendatang?"
"Aku Luz,dari kota Raiz.Aku memiliki keperluan sehingga datang kemari."
"Masuklah,sudah lama sekali kami tidak kedatangan pengunjung.",kepala desa itupun mengajak Luz masuk.
Mereka bertiga memasuki rumah tersebut.
"Silahkan lepaskan sepatu anda disini!",kata pelayan itu sambil menunjukkan rak sepatu.
Luz meletakkan sepatunya dan dituntun masuk ke ruang tamu.Kepala desa lalu menyusul ke ruang tamu setelah mengganti pakaiannya.
"Duduklah!",kepala desa itu duduk di bangku seberang meja tempat Luz berdiri.
"Ah,iya.Terima Kasih.kata Luz sambil memundurkan kursi.
"Jadi pendatang,ada urusan apa kamu ingin menemuiku?",tanya kepala desa yang sedang menuang teh ke cawannya.
"Aku datang ingin menemui Kesatria Agung yang legendaris itu."
"Kesatria Agung?!",kepala desa itu mengerutkan dahinya.
"Lebih baik kamu segera kembali.",lanjut kepala desa.
"Aku sudah datang jauh jauh kesini,mana mungkin aku kembali?",Luz meninggikan suaranya.
"Bukan itu maksudku,tapi bahkan kami yang ada di desa ini tidak pernah bertemu dengannya.",ucap kepala desa sambil meminum teh.
"Banyak pengunjung yang datang sebelum kamu yang memiliki niat yang sama.Tetapi hasilnya nihil,tidak ada yang pernah menemuinya."
"Aku percaya bisa menemuinya,bisa beritahu aku sesuatu tentang Kesatria Agung?Aku akan mencarinya sendiri."
"Memangnya kenapa kamu ingin menemuinya?"
"Aku ingin mendapat pelajaran darinya,atau singkatnya aku ingin jadi muridnya",tegas Luz.
"Kalau tujuanmu untuk berguru,banyak master diluar sini untuk mengajarimu."
"Tidak,terima kasih.Aku memiliki tujuan besar yang hanya Kesatria Agung yang mampu membantuku mencapainya."
"Ah,baiklah.Aku tidak tau apakah ini nyata tapi legenda mengatakan Kesatria Agung tinggal di hutan sebelah timur desa,tapi tidak sampai keluar gunung.Perawakannya tinggi,matanya biru,dan membawa dua pedang dilapisi Eliks dalam jumlah yang sangat besar.Dia memakai baju besi yang hanya menutupi bagian tubuhnya.Konon katanya dia bisa memanggil seseorang melalui mimpi.,jelas kepala desa.
"Apakah benar tidak ada seorangpun yang pernah menemuinya?",tanya Luz.
"Dulu sekali ada yang pernah menemuinya,tapi tidak ada bukti untuk mendukung pernyataan tersebut."
"Setelah ini apa yang akan kamu lakukan,pengunjung?",tanya kepala desa.
"Aku akan datang ke tempat itu dan menunggu disana."
Luz yang telah bangun itu segera keluar dari tenda yang dia bawa dari kamp.Dia bersiap untuk pergi ke desa.Setelah menyelesaikan sarapannya dia memakai sepatu dan pakaiannya untuk pergi bekerja.Selama tiga bulan ini,Luz bekerja sebagai bartender untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Aku merasakan firasat bagus soal ini."
Luz lalu pergi berjalan menuju ladang.Dia masih memikirkan tentang mimpinya semalam.Dia berpikir bahwa jalannya sudah benar dan tujuannya akan segera tercapai dalam waktu dekat.
"Luz!",tiba-tiba ada laki-laki seumuran Luz memanggil namanya sambil melambaikan tangan.
"Serka?"
"Kamu lama sekali.Bos sedang menunggumu dari tadi."
"Maaf,tadi aku kesiangan."
Serka adalah teman kerja Luz di bar.Dia jugalah yang mengajak Luz untuk bekerja bersamanya ketika Luz berjalan-jalan di sekitar desa.Luz mengikuti ajakannya karena dia butuh pekerjaan untuk bertahan hidup.Dia adalah teman pertama Luz di desa ini.Sama sepertinya,Serka juga seorang pendatang.
"Tidak seperti biasanya kamu telat.",kata Serka sambil mengelap cawan.
"Tadi aku mendapat mimpi yang sangat bagus."
"Mimpi seperti apa?"
"Aku bermimpi mendengar suara Kesatria Agung.",kata Luz sambil menyapu.
"Kesatria Agung?!Kamu serius?",Serka terkejut mendengar ucapan Luz.
"Iya,tapi aku hanya mendengar suaranya,tidak pernah melihat sosoknya.",jelas Luz.
"Kelihatannya kalian sedang asik mengobrol,bisa tunda pembicaran kalian sampai jam kerja berakhir?",Tiba-tiba bos kafe itu menyela pembicaraan mereka.
"Maaf,bos.",mereka berduapun melanjutkan pekerjaan mereka.
"Luz,nanti malam boleh aku berkunjung ke tempatmu?",bisik Serka setelah melihat bos pergi.
"Boleh saja,memang ada apa?"
"Aku ingin menanyakanmu soal Kesatria Agung."
Setelah sore hari kafe itupun tutup.Luz dan Serka sedang membereskan barang-barang mereka dan bersiap untuk pulang.Mereka lalu mengunci kafe itu dan mengucapkan sampai jumpa kepada bos.Luz melihat Serka dan bertanya-tanya kenapa dia tertarik dengan Kesatria Agung.Dia merasa kalau Serka datang ke desa ini hanya untuk mencari kedamaian.
"Luz,tunggu sebentar!Aku ingin membeli sesuatu di toko itu terlebih dahulu.",kata Serka sambil menunjuk toko roti.
"Aku tunggu disini ya?"
Serka lalu kembali sambil membawa belanjaan.
"Ayo,kita kembali!",ajak Serka.
Mereka berdua akhirnya sampai ke tenda Luz.Mereka duduk diluar sambil melihat matahari sore hari yang hampir tertutup gunung.Serka lalu mengeluarkan belanjaannya dan memberikan Luz roti panjang yang bentuknya Baguette berlapis coklat ditaburi kacang yang ia beli tadi.
"Ini,makanlah!",Serka mengulurkan rotinya.
"Ah,iya.Terima kasih."
"Luz,soal mimpimu tadi,benarkah kamu bertemu dengan Kesatria Agung?",Serka melihat mata Luz.
"Aku tidak melihatnya,hanya mendengar suaranya.",kata Luz sambil menelan makanannya.
"Dimana kamu mendengarnya?"
"Aku mendengar suaranya ditebing yang terukir lambang dua pedang yang disilangkan diatas perisai.Lambang itu hilang seiring dengan suara itu.",jelas Luz.
"Dua pedang diatas perisai?Aku dengar itu tanda keberadaan Kesatria Agung.Aku yang sudah empat tahun tinggal disini tidak pernah melihatnya secara langsung.",kata Serka sambil menggaruk rambutnya.
"Ngomong-ngomong aku penasaran soal ini.Serka,kenapa kamu datang ke desa ini?"
"Semua orang yang datang kesini hanya ada satu tujuan,yaitu untuk menemui Kesatria Agung.Termasuk aku.Memangnya ada alasan lain?"
"Ah,tidak.Kukira kamu hanya datang untuk mendapat kedamaian."
"Memangnya kamu datang kesini untuk mendapat kedamaian?",Serka bertanya kembali.
"Aku datang dengan alasan yang sama denganmu.Memangnya apa alasanmu ingin menemui Kesatria Agung?",kata Luz setelah menyelesaikan makannya.
"Aku datang untuk menjadi muridnya.Aku ingin menjadi lebih kuat agar bisa melindungi diriku dan keluargaku.Dengan ilmu yang diberikannya,aku ingin membuat dunia ini tidak patuh lagi kepada kekuatan.",tegas Serka,
"Tujuanku juga mirip denganmu.Jadi aku juga sedikit paham tentang keadaanmu.Semoga kita berhasil menemuinya.",Luz tersenyum.
"Bagaimana kalau besok kita tanyakan kepada kepala desa tentang mimpi yang kamu alami?Siapa tau dia bisa membantu.",usul Serka.
"Boleh saja.Aku juga penasaran.",Luz pun menyetujuinya.
Luz lalu membawakan minuman,mereka menikmati sore hari sambil mengobrol tentang masa kecil mereka.Mereka terlihat bahagia berbicara satu sama lain,sampai tidak sadar kalau matahari sudah terbenam.
"Sudah malam,ya?Tidak terasa waktu berjalan secepat ini.Sudah waktunya aku pulang.",Serka mengemasi barang-barangnya.
"Menginaplah saja disini!",ajak Luz
"Apa aku tidak merepotkan?"
"Sama sekali tidak.Aku juga terkadang takut tidur ditengah hutan sendirian."
Keesokan paginya mereka bersiap-siap untuk pergi bekerja.Setelah menyelesaikan sarapan mereka berangkat.Mereka berencana untuk menemui kepala desa setelah selesai bekerja sore nanti.
"Luz,jangan lupa nanti kita pergi",bisik Serka.
"Jelas aku tidak lupa."
Saat jam kerja mereka selesai,mereka berjalan ke arah barat menuju rumah kepala desa.Sambil menikmati matahari sore hari,mereka berbincang-bincang sebentar.
"Luz,kamu pernah pergi ke rumah kepala desa,kan?",tanya Serka.
"Iya,dulu saat aku pertama datang kesini."
"Dia orang seperti apa?"
"Dia orang tua berjanggut berumur sekitar tujuh puluh tahun.Dia orang yang sangat ramah dan dia jugalah yang memberiku informasi tentang Kesatria Agung.",jelas Luz.
"Kamu pernah berpikir kalau dia menyembunyikan sesuatu tentang Kesatria Agung?",Serka mengutarakan kecurigaannya.
"Kenapa dia ingin menyembunyikan hal seperti itu?",Luz heran dengan perkataan Serka.
"Entahlah,aku merasa kalau semua penguasa senang menyembunyikan sesuatu demi keuntungannya.Itu hanya firasatku,aku tidak punya bukti.Hahaha.",kata Serka yang ternyata sedang bercanda.
"Kamu ini,tidak baik menuduh orang tanpa bukti.Selain itu,dia jugalah yang memberiku petunjuk soal Kesatria Agung,tidak mungkin dia mencoba menyembunyikannya.",Luz terdengar gusar.
"Habisnya aku tidak tau dia orang seperti apa.Wajar saja kan aku curiga.",Serka menggaruk punggungnya.
Mereka akhirnya sampai di depan rumah kepala desa.Luz membunyikan lonceng didepan pagar rumah.Lalu,seorang pelayan yang dulu menyambut Luz datang.
"Selamat datang,para pengunjung.Ada yang bisa saya bantu?",kata pelayan itu sambil membuka gerbang.
"Ah,maaf.Kita bertemu lagi.Tapi kami ingin menanyakan sesuatu kepada kepala desa."jawab Luz.
"Kepala desa sedang menghadiri pertemuan petinggi di balai desa.Dia akan kembali nanti malam."
"Jadi begitu ya.Maaf mengganggu.",kata Serka sambil mengajak Luz pergi.
"Pertemuan petinggi,ya?Sudah lama sekali sejak terakhir kali pertemuan itu diadakan.",Kata Serka setelah berjalan agak jauh dari rumah kepala desa.
"Memangnya acara seperti apa itu?",tanya Luz.
"Benar juga.Kamu baru tinggal disini selama tiga bulan.Wajar kamu tidak tau.",Serka melanjutkan.
"Pertemuan itu terakhir diadakan tiga tahun yang lalu.Pertemuan itu hanya diadakan untuk mendiskusikan masalah yang sangat besar yang akan mempengaruhi desa.Yang ikut pertemuan hanya kepala desa dan para orang tua yang pengalamannya sudah banyak.Pertemuan terakhir membahas soal banyaknya penyusup yang mencoba masuk ke desa ini untuk menjarah setelah perang besar.",jelas Serka.
"Kenapa para penyusup itu ingin menjarah desa ini?",tanya Luz.
"Bukan hanya desa ini,tetapi banyak orang yang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik ditempat lain.Kamu pasti juga pernah merasakan akibat pasca perang besar,kan?",Serka melanjutkan.
"Kehidupan pasca perang membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal,sehingga mereka mencari rumah baru.Tetapi,ada sebagian dari mereka yang lebih memilih menjadi perampok dan pencuri.Ketika mereka tau tentang kemakmuran dari desa ini,mereka berlomba-lomba untuk menjarah seisi desa.",ungkap Serka.
"Mereka gagal melakukannya,apa karena keamanan desa ini sangat kuat?",tanya Luz.
"Kalau alasannya hanya dari kekuatan pasukan desa ini menurutku kurang tepat.Aku sudah menilai kemampuan tempur desa ini,dan hasilnya sangat kurang.Penduduk disini jarang terlibat perkelahian sehingga membuat kemampuan mereka tidak berkembang.Mereka hanya bisa memanfaatkan Eliks untuk kehidupan sehari hari seperti untuk memasak dan menyimpan makanan.Kalau menurutmu,karena apa Luz?",Serka balik bertanya kepada Luz.
"Kalau menurutku,karena kondisi geografis desa ini yang ditutupi gunung dan hutan,mungkin?"
"Benar,jalan masuk desa ini hanya satu.Kebanyakan dari mereka menyerah sebelum menemukan jalannya.Bahkan kalau ada yang menemukannya pasti langsung diserang sebelum menyentuh desa.",jelas Serka
"Bukannya tadi kamu bilang kalau penduduk desa tidak terlalu kuat?",Luz bertanya dengan heran.
"Memang,tapi tetap saja penyusup yang sedikit itu akan kalah jika berhadapan dengan satu desa,walaupun lemah.Kuantitas mengalahkan kualitas."
"Bagaimana dengan mereka yang ingin menetap disini?Apa mereka juga diusir?"
"Hanya sebagian yang diperbolehkan masuk,karena desa ini sebenarnya tidak terlalu luas.Sekarang kebijakan desa juga sudah berubah,sudah tidak seketat dulu.Oleh karena itu kamu bisa masuk kesini."
"Begitu,ya?Ngomong-ngomong kamu mau melakukan apa sekarang?Kita tidak bisa menemui kepala desa sampai nanti malam,loh.",tanya Luz.
"Entahlah,mungkin kita temui besok saja,aku akan pulang.Kalau kamu sendiri?"
"Aku akan pergi ke pasar untuk membeli bahan pangan.Kamu pulanglah duluan."
"Kalau begitu,sampai jumpa besok.",lalu Serka berjalan pulang.
Setelah berpisah dengan Serka,Luz berjalan ke pasar yang letaknya dekat dengan pusat desa.Dia penasaran dengan masalah apa yang sedang terjadi di desa ini.Mengingat ini desa yang damai,sulit dipercaya kalau ada yang masalah besar disini.Luz lalu masuk ke dalam pasar dan menuju pedagang sayur di dekat pintu masuk.
"Bu,berapa harga satu ikat bayam ini?",tanya Luz sambil menunjukkan seikat bayam.
"Harganya dua plata.",jawab penjual sayur itu.
"Aku ambil lima ikat dan tiga wortel,berapa totalnya?"
"Satu wortel harganya satu plata,jadi totalnya tiga belas plata"
"Ini uangnya.",Luz memberikan uangnya.
"Ini barangnya,terima kasih."
Setelah membeli sayur,Luz pergi menuju ke toko perabotan untuk membeli tempat penyimpanan makanan seperti kulkas untuk mengawetkan bahan makanannya.Ketika berada dalam perjalanan,Luz tidak sengaja mendengarkan sekumpulan penduduk sedang membicarakan sesuatu tentang masalah yang dialami desa ini.
"Sekarang tinggal pergi ke toko perabotan,seharusnya berada di sekitar sini.",saat berjalan,tiba-tiba Luz berhenti karena ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Kamu tau tentang apa yang mereka bicarakan pada pertemuan petinggi?",seorang lelaki yang rambutnya diikat bertanya pada sekumpulan temannya di dekat Luz.
"Tidak,memangnya masalah apa yang sedang mereka bahas?",ucap temannya yang memakai sorban.
"Aku juga penasaran,tidak biasanya ini terjadi.",pemuda bergelang perak menimpali.
"Aku dengar mereka membicarakan tentang ramalan Kesatria Agung.",ucap lelaki yang rambutnya diikat tadi.
"Ramalan Kesatria Agung?Aku harus mendengarnya.",Luz berbisik dalam hatinya.
"Yang benar?Jadi dimana mereka menemukannya?",tanya pemuda yang memakai sorban.
"Seorang petani menemukannya di hutan sebelah timur saat sedang membajak sawah.",jawab lelaki berambut panjang tersebut.
"Kalau benar seperti itu,maka sesuatu yang buruk pasti terjadi tidak lama lagi,kita harus bersiap.",ucap pemuda bergelang perak.
"Pasti ada sesuatu yang tidak beres disini,aku harus segera menemui Serka.",Luz lalu bergegas menuju penginapan tempat Serka tinggal.
Sesampainya di penginapan,Luz mengetuk pintu.
"Serka,buka pintunya!Aku punya hal penting."
"Luz?Ada apa?Wajahmu kelihatan panik.",Serka membuka pintu.
"Aku punya hal penting yang harus kita bicarakan.",kata Luz sambil mengusap keringatnya.
"Duduklah dulu sebentar,aku akan mengambilkan air.",ucap Serka sambil pergi ke dapur.
"Ah,iya.Maaf mengganggu.",Luz duduk di ruang tamu.
"Ini minumlah!",Serka datang sambil membawa segelas air.
"Terima kasih.",Luz mengambil gelasnya.
"Ada hal apa yang ingin kamu sampaikan?Bukannya tadi kamu bilang mau pergi ke pasar.",tanya Serka sambil duduk di seberang Luz.
"Aku mendengar sekelompok pemuda membicarakan tentang ramalan Kesatria Agung.Apa kamu tau sesuatu tentang itu?",Luz mengatakan dengan serius.
"Ramalan Kesatria Agung?!",Serka terkejut mendengar perkataan Luz.
"Kamu tau sesuatu?"
"Aku hanya pernah mendengar sedikit tentang hal ini,ramalan itu seperti sebuah penanda,jika suatu saat muncul lambang misterius di sekitar desa,maka akan ada kejadian buruk yang akan terjadi di dunia ini.",Serka terlihat khawatir.
"Lambang itu seperti yang ada dalam mimpiku,kan?"
"Benar,dua pedang diatas perisai."
"Kapan terakhir kali itu muncul?"
"Entahlah,mungkin saja sebelum Perang Besar.Aku masih belum datang kesini saat itu terjadi."
"Hei,Serka.Menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?",Luz menatap mata Serka.
"Apa yang akan kita lakukan?Maksudmu?",Serka bingung dengan pertanyaan Luz.
"Bukan,Bukan apa-apa.Pokoknya kita harus melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan mulai sekarang.Kehidupan seperti ini tidak akan berlangsung selamanya,kan?",Luz mengatakan itu sambil berjalan keluar.
"Aku sama sekali tidak tau maksudmu.Apapun yang terjadi,jangan lakukan semuanya seorang diri.Kita rekan satu perjuangan,kan?",Serka berkata sambil menyusul Luz.
"Iya,aku tau.Sampai jumpa besok."
Hari menjelang malam ketika Luz meninggalkan penginapan.Dia masih terbayang-bayang dengan apa yang dikatakan Serka.Dia takut kalau sesuatu yang buruk seperti Perang Besar terjadi lagi.Mengingat dia masih lemah dan tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikannya,setidaknya untuk sekarang.Ketika berada di dekat tenda,Luz berdiri menghadap kota asalnya,berharap agar apapun yang terjadi dia akan selalu mengingat tujuan awalnya.
"Semoga apa saja hal buruk yang akan terjadi,aku bisa melaluinya.",Luz lalu memejamkan matanya.
Keesokan harinya,Luz terbangun dan bersiap pergi bekerja seperti biasanya.Ketika ia sampai di dekat kafe,ia melihat banyak penduduk berjalan menuju pusat desa,kelihatannya mereka pergi menuju ke rumah kepala desa.Luz yang penasaran juga mengikuti mereka.Sesampainya disana,dia melihat kepala desa dikerumuni penduduk.Banyak warga yang mempertanyakan tentang peristiwa yang terjadi baru-baru ini.
"Benarkah ramalan itu sudah datang lagi?!"
"Apakah kejadian seperti Perang Besar akan muncul kembali?!"
"Yang benar saja?!Ramalan terakhir muncul sepuluh tahun yang lalu,mana mungkin datang secepat ini"
"Apakah desa ini juga terdampak?!Kalau benar harus kemana lagi kami pergi?"
"Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?"
Kepala desa yang berada di sekitar mereka hanya terdiam dan tidak menjawab apapun.Dia juga tidak tau akan seperti apa kedepannya.Bencana berikutnya mungkin saja lebih berbahaya dari Perang Besar itu sendiri.Tidak ada yang bisa memastikan keselamatan desa ini dalam waktu lama.Semuanya hanya menunggu bom waktu yang akan meledak tidak lama lagi.
Perang Besar itu sendiri merupakan perang dengan jumlah korban paling banyak dalam seribu tahun terakhir.Jutaan manusia menjadi korban kekejaman perang ini.Perang yang menentukan siapa yang akan menguasai dunia ini,tetapi tidak ada satu pihakpun yang memenangkannya.Mereka mundur dan menunggu waktu yang tepat untuk babak kedua.Kondisi geopolitik antara Kerajaan dan Kekaisaran masih jauh dari kata stabil.Mungkinkah yang dimaksud ramalan itu adalah Perang Besar Fase Kedua?Kalau benar mungkin saja akan memusnahkan semua manusia di bumi ini.
Luz lalu pergi ke kafe setelahnya.Sepanjang hari dia termenung,tidak seperti biasanya yang selalu ceria.Serka yang melihat hal itu langsung menanyai Luz.
"Luz,ada masalah?",Serka menghampiri Luz yang sedang duduk.
"Tidak ada",sahut Luz.
"Kamu kepikiran soal yang kemarin,kan?",Serka lalu duduk disebelah Luz.
"Tidak ada masalah,kok.Ayo kita kembali bekerja!",Luz lalu berdiri mengajak Serka.
"Mana mungkin tidak ada masalah?Aku sudah mengenalmu baik walaupun baru sebentar.Kamu tidak bersemangat seperti biasanya.Kenapa tidak menceritakannya padaku?",Serka menarik tangan Luz.
"Akhir-akhir ini banyak yang mengganggu pikiranku.Aku khawatir kalau-kalau bencana yang dimaksud itu kelanjutan dari Perang Besar."
"Bukankah perang itu sudah berakhir lima tahun lalu?"
"Perang itu tidak pernah dinyatakan berakhir.Tidak ada satupun dari kedua belah pihak yang menyerah,mereka hanya memundurkan pasukannya."
"Masalah pasti akan terjadi,entah dalam waktu dekat maupun lambat.Tidak ada yang bisa mencegahnya.Yang bisa kita lakukan hanya menghadapinya sebisa kita.Tidak ada gunanya mengkhawatirkan hal-hal seperti itu sekarang.",kata Serka yang sedang menenangkan Luz.
"Terima kasih.Itu sedikit menenangkan hatiku.Perasaanku sedang kacau sekarang.",Luz menunjukkan wajah muram.
"Kalian berdua,aku sebentar lagi ada urusan dengan petani kopi dari luar desa.Kafe ini akan kututup,kalian boleh pulang.",kata Bos sambil menyisir rambut.
"Memang ada urusan apa,Bos?",tanya Serka.
"Untuk mengambil stok sekaligus untuk menenangkan diri,keramaian diluar membuatku pusing.",kata Bos sambil berjalan keluar.
"Oh,baiklah.Kami akan mengunci pintu.Bersenang-senanglah."
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?",tanya Luz setelah melihat bos pergi.
"Benar juga ya.Ayo kita lihat jika keadaan di rumah kepala desa sudah kondusif atau belum.",ajak Serka.
"Ide bagus.Sekaligus untuk mengumpulkan informasi."
Setelah mengunci pintu kafe,mereka pergi menuju rumah kepala desa.Sudah sekitar enam jam sejak keributan terjadi.Melihat dari kejauhan masih tampak banyak orang yang berkumpul di sana walaupun tidak sebanyak tadi pagi.Para penduduk sepertinya sedang berdiskusi satu sama lain,mengingat keadaan tidak seberisik sebelumnya.Luz dan Serka melihat kepala desa yang sedang duduk sendirian di luar rumah.Mereka segera menghampiri kepala desa itu yang sedang terdiam dengan tatapan kosong.
"Permisi,kepala desa.Apa anda baik-baik saja?",Luz menghampiri kepala desa tersebut.
"Ah,pendatang.Tidak apa-apa.Apa yang kalian lakukan kesini?",kepala desa yang tadi melamun merespon pertanyaan Luz.
"Kami ingin menanyakan sesuatu tentang mimpi yang kualami.",jawab Luz.
"Mimpi seperti apa?"
"Mimpi tentang Kesatria Agung?Apa anda tau sesuatu tentang maksudnya?"
"Pendatang,bisa jelaskan lebih detail tentang mimpimu?Ayo kita bicarakan saja didalam.",kata Kepala desa dengan raut wajah serius sambil membuka gerbang.
Luz dan Serka lalu masuk ke rumah kepala desa.
"Sekarang pendatang.Bisa kamu ceritakan tentang mimpimu tadi?Kapan kamu memimpikan hal itu?",kepala desa menatap ke arah Luz.
"Baru-baru ini.Aku tiba-tiba memimpikannya ketika sedang tidur di hutan yang anda katakan dulu."
"Apa kamu melihat wujudnya di dalam mimpi itu?"
"Tidak,atau lebih tepatnya belum."
"Belum?Apa maksudmu?",Kepala desa kebingungan dengan perkataan Luz.
"Kesatria itu mengatakan padaku kalau aku yang sekarang masih belum pantas menemuinya.Aku sendiri masih tidak terlalu paham dengan perkataannya.",jelas Luz.
"Apa kamu yakin kalau itu adalah Kesatria Agung?"
"Aku melihat lambang dua pedang di atas sebuah perisai.Jadi aku yakin kalau itu adalah Kesatria Agung."
"Apa lambang itu terukir di sebuah batu?",kata kepala desa dengan memastikan.
"Iya,bagaimana bisa anda tau?",Luz terkejut mendengar perkataan kepala desa.
"Ikutlah denganku!Aku akan mengajak kalian melihatnya."
"Tunggu dulu,anda ingin mengajak kami melihat lambangnya?",Serka tiba-tiba menyela.
"Benar.Mungkin saja kita bisa mendapat petunjuk."
Merekapun bersiap-siap untuk berangkat.Kepala desa mengajak mereka melewati pintu belakang agar tidak memancing perhatian banyak orang.Mereka berjalan ke hutan bagian timur tempat lambang itu ditemukan.Tempat itu berada sekitar empat ratus meter dari tenda Luz.
"Tidak ada apa-apa disini.",kata Serka sambil mengamati sekitar.
"Itu karena ilusi yang kubuat agar orang-orang tidak datang kesini.",sahut kepala desa.
"Kenapa kalian menyembunyikan hal ini?",tanya Serka.
"Kami tidak ingin penduduk desa menjadi panik dengan bencana yang akan timbul kedepannya.Tapi kelihatannya usaha kami sia-sia."
"Tabir Ilusi:Terlihatlah.",kepala desa merapal jurusnya sambil menutupi mata kirinya.
Ketika selesai merapal jurusnya,kepala desa membuka mata kanannya yang berubah menjadi biru.Ilusi itupun terangkat seperti kain dan masuk ke dalam mata kanan kepala desa.Setelah menyelesaikan ritualnya,mereka berjalan mendekati batu tersebut
"Batu ini yang kamu lihat dalam mimpimu?",tanya kepala desa.
"Tidak salah lagi,ini sama persis seperti yang ada dalam mimpiku.",kata Luz sambil melihat batu tersebut.
Ketika ia ingin menanyai kepala desa,dia melihat sesuatu yang janggal.Semua yang ada di sekitarnya tidak ada yang bergerak.Kepala desa dan Serka diam mematung,angin tidak bertiup,hingga burung-burung yang terbang dilangit diam ditempatnya.Seperti waktu yang berhenti.Tiba-tiba lambang di batu tersebut berubah menjadi portal.Dari dalam portal tersebut,muncul kait yang keluar lalu menarik Luz kedalam.Luz mencoba untuk melawan,tapi dia kalah kuat sehingga dia tersedot masuk kedalamnya.Ketika masuk kedalam portal itu,dia melihat aliran-aliran waktu dalam sejarah berada di depan matanya,seperti memasuki,mesin waktu.Ketika dia sedang melihat-lihat ke sekitar,dia akhirnya turun ke satu garis waktu.Waktu saat konflik pertama antara Kerajaan dan Kekaisaran terjadi,sekitar seribu tahun yang lalu.Dia mendengar percakapan dari beberapa petinggi kerajaan di masa lalu.
"Yang Mulia,Kekaisaran telah menolak pakta kita tentang batas wilayah yang telah engkau sarankan.",Ucap pria berzirah yang merupakan utusan dari kerajaan sambil berlutut di hadapan Raja.
"Keterlaluan!Apa yang mereka katakan?!",Sang Raja memukul singgasananya.
"Mereka berkata kalau pakta yang engkau sarankan itu merugikan Kekaisaran,mereka mengatakan bahwa engkau hanya ingin mendapat pengaruh dari kota-kota di sekitaran Gurun Medio."
"Bukankah pakta yang kusarankan itu benar benar adil?Kedua wilayah mendapatkan bagian sama besar."
"Benar,tetapi mereka menganggap bahwa bagian timur dari Gurun memiliki sumber daya yang lebih melimpah dari bagian barat.Mereka menuntut untuk menjadikannya daerah netral agar tidak dikuasai oleh pihak manapun.Mereka juga mengancam akan mencabut perjanjian damai yang telah kita bentuk sebelumnya kalau kita bersikeras untuk membagi wilayah tersebut."
"Ini penghinaan!Yang Mulia,perintahkan kami untuk membinasakan Kekaisaran!",Pria yang merupakan kanan tangan Raja berdiri dengan nada marah.
"Melepaskan daerah yang sudah kita kuasai sejak dulu?Lelucon macam apa ini?"
"Mereka benar-benar menganggap remeh kekuatan militer kerajaan."
"Kita akan tunjukkan apa yang kami bisa lakukan!"
"Diamlah!Kembalilah ketempat kalian!",Sang Raja memerintahkan semua petingginya untuk kembali duduk.
"Aku ingin mencegah konflik yang akan terjadi kedepannya.Jadi,sebisa mungkin aku ingin bernegoisasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.",Sang Raja melanjutkan.
"Utusan,katakan kepada mereka aku ingin berunding langsung dengan Kaisar.Mungkin saja kami bisa mencapai kesepakatan.",Perintah Raja.
"Baik,Yang Mulia.Akan saya laksanakan perintah yang engkau titahkan.",Utusan itupun lalu pergi menuju kekaisaran.
"Jadi ini awal mula konflik yang terjadi kedepannya,aku ingin melihat jalannya diskusi."
Luz lalu dibawa ke tengah-tengah diskusi antara Raja dan Kaisar.Mereka didampingi dua pengawal dengan ruangan yang tertutup rapat,sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya dari luar.
"Temanku,Kaisar dari Oeste.Terima kasih telah menerima ajakanku untuk berunding.",Sang Raja memulai pembicaraan.
"Tidak masalah,lagi pula aku juga ingin meluruskan kesalahpahaman kita.",jawab Kaisar.
"Mengenai masalah yang engkau sampaikan bisa ceritakan lebih detail?Agar kita bisa mencari cara untuk mencapai kesepakatan."
"Tentu saja,pakta yang engkau usulkan kebanyakan merugikan untuk kami.Pertama,wilayah yang di dapat Kerajaan jauh lebih kaya sumber daya daripada kami,engkau pasti sudah paham soal ini,kan?",Sang Raja mengangguk mendengar perkataan Kaisar.
"Oleh karena itu,kami menuntut agar daerah-daerah disekitar Gurun Medio agar dijadikan wilayah netral,agar keseimbangan terjadi antara kedua wilayah."
"Daerah timur dari Gurun Medio sudah kami kuasai dari dulu,tidak mungkin kami melepaskannya begitu saja.",jawab Raja.
"Jika engkau tetap mempertahankan wilayah itu,pasti akan benar-benar menguntungkan Kerajaan.Kami tidak bisa memastikan kalau keadaan akan selalu seperti ini.Bagaimana kalau suatu saat kalian menyerang kami terlebih dahulu?Yang kami inginkan adalah keseimbangan.",jelas Kaisar.
"Pasti akan ada banyak pemberontakan kalau aku menyetujui hal itu."
"Sama halnya disini,kalau aku menyetujui pakta yang engkau usulkan pasti akan banyak pemberontakan."
Suasana di ruangan itu seketika menjadi hening.Raja dan Kaisar sama sama termenung tidak bisa memastikan kesepakatan yang mereka buat.Sebuah Kesepakatan yang akan menentukan nasib dunia kedepannya.Pada akhirnya tidak ada kesepakatan yang disetujui ,konflik antara kedua belah pihakpun terus memanas.Rasa tidak percaya antara Kerajaan dan Kekaisaran menyebabkan perang yang terus berlanjut seperti siklus sampai sekarang.Benar-benar akhir yang tidak menyenangkan.
"Kalau saat itu kedua belah pihak bisa saling bersatu,akankah semua kejadian buruk ini terjadi?"
Setelah melihat kejadian dari masa lalu,Luz kembali ke tempat dia semula berada.Dia menceritakan pengalaman yang baru saja terjadi pada Serka dan kepala desa.
"Akhirnya aku kembali.",kata Luz yang mengamati kondisi di sekitarnya.
"Apa maksudmu,Luz?",Serka bingung dengan apa yang Luz katakan,begitu juga dengan kepala desa.
"Pengunjung,apakah kamu mendapat sedikit petunjuk?",tanya kepala desa.
"Iya.",Luz mengangguk.
"Bisa ceritakan kepada kami apa yang kamu lihat?",kepala desa menatap mata Luz seperti elang.
"Aku melihat awal mula dari konflik yang berkepanjangan ini,seribu tahun yang lalu."
"Begitu,ya.Mungkin kamulah orangnya."
"Apa maksudnya itu?",Luz tidak memahami sedikitpun apa yang kepala desa itu katakan.
"Tidak ada apa-apa.Selain itu mungkin sudah waktunya bagimu untuk bertemu dengan "mereka"."
"Mereka?"
"Kelompok yang mengetahui sejarah dunia.",ucap kepala desa dengan nada serius.
"Kenapa aku harus menemui mereka?"
"Mereka satu-satunya orang yang kutau yang mengetahui detail yang terperinci tentang Kesatria Agung.Kalau kamu adalah orangnya,kamu pasti akan menemuinya."
"Kenapa anda tidak memberitahuku sejak awal?",Luz sedikit kesal.
"Karena itu percuma,hanya orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Kesatria Agung yang dapat menemuinya.Aku baru memberitahumu tentang hal itu setelah aku yakin kalau kamu itu salah satunya.",jawab kepala desa.
"Apa aku yang pertama?"
"Iya,kamu yang pertama."
"Sekarang,apa yang akan kamu lakukan,pengunjung?",kepala desa melanjutkan.
"Dimana aku dapat menemui mereka?"
"Kamu yakin?Perjalanan ini pasti sangat berat.",kepala desa memastikan tekad Luz.
"Aku yakin.Aku sudah memilih jalan tanpa jalan kembali.",kata Luz yang telah membulatkan tekadnya.
"Kalau begitu persiapkan dirimu besok.Aku akan memberitahumu letaknya.",kata kepala desa kemudian meninggalkan Luz dan Serka.
"Tunggu,Luz.Kamu baru saja datang kesini,kamu yakin akan pergi secepat itu?",tanya Serka.
"Ya,aku akan pergi.Maaf,ya.Sepertinya kita tidak akan berjumpa dalam waktu dekat.",Luz tersenyum.
"Aku yakin kamu pasti akan mencapai tujuanmu,berjuanglah!",Luz menenangkan Serka.
"Luz…",Serka tidak melanjutkan kata-katanya.
"Hari sudah menjelang malam.Aku harus bersiap-siap untuk besok.Aku harus segera pulang.Kamu juga harus segera pulang,Serka.",Luz lalu pergi menuju ke tendanya.
Keesokan harinya Luz yang sudah bersiap,pergi ke pintu keluar desa.Sebelum pergi,dia berpamitan dengan penduduk Desa Korazon yang selama ini telah ramah terhadapnya.Disana dia langsung menemui kepala desa untuk mendapatkan informasi sebelum pergi.
"Ini peta yang akan menuntunmu untuk menemui mereka.",kepala desa menyerahkan gulungan itu kepada Luz.
"Terima kasih.Apa ada petunjuk lain?Seperti karakteristik mereka?",kata Luz sambil memasukkan peta itu ke dalam tasnya.
"Mereka memakai jubah yang panjangnya menutupi ujung kepala sampai kaki,dibelakangnya ada simbol Kesatria Agung.Mereka sangat keras wataknya,tunjukkan keteguhan hatimu jika menjumpai mereka.Kalau tidak,kamu akan termakan oleh perkataan mereka.",jelas kepala desa.
"Baiklah,saran anda benar-benar membantu."
"Aku harap berhasil.Berjuanglah,pendatang!Bukan,berjuanglah Luz!",kepala desa memanggil nama Luz untuk pertama kalinya.
"Pastinya.Selamat tinggal,kepala desa.Selamat tinggal,Desa Korazon."
Luz berjalan ke arah timur desa seperti yang ditunjukkan kepala desa.Dia tidak menjumpai Serka saat datang ke penginapannya.Dia agak menyayangkan Serka,teman baiknya tidak berpamitan dengannya saat perpisahan.Tetapi dia tidak mempermasalahkannya,dia harus fokus dengan apa yang ada didepannya sekarang.Pertarungan baru saja dimulai.
"Anak itu,dia bahkan tidak berpamitan saat aku pergi.",Luz tersenyum.
"Siapa yang bilang aku harus berpamitan denganmu?",suara yang familiar terdengar dari belakang Luz.
"Serka?Aku kira kamu tidak ingin berpamitan denganku.",wajah Luz terlihat bersinar.
"Memang tidak.Karena aku akan ikut.",Serka membawa barang bawaannya.
"Serius?Ini akan jadi perjalanan yang berat.Kamu yakin kamu sanggup?",Luz memastikan.
"Jangan remehkan aku.Aku sudah berpetualang jauh sebelum kamu datang kesini.",ucap Serka dengan nada sombong.
"Selain itu,aku juga ingin menemui Kesatria Agung.Karena itu,aku memutuskan ikut.",Serka melanjutkan.
"Kalau begitu tolong kerjasamanya,rekan seperjuangan.",Mereka berdua berjabat tangan.
Perjalanan Luz dan Serka pun dimulai.Berjalan melewati hutan dan gunung yang mengelilingi Desa Korazon hingga sampai di keluar.Padang gurun yang sudah lama tidak mereka lihat membangkitkan nostalgia.Perjalanan yang mereka tuju berada di arah timur laut Kota Raiz,tempat yang dikenal dengan kota para kriminal yang paling jahat diseluruh penjuru negeri,Kota Malvado.
Sementara itu di suatu ruang rahasia yang hanya diterangi lilin.Terlihat beberapa orang yang kelihatannya suatu kelompok rahasia yang sedang berdiskusi.Hawa-hawa kejahatan benar-benar terasa mengelilingi mereka.Mata merah yang mereka pancarkan seperti tatapan iblis.Ketika datang di hadapan mereka orang bertopeng yang nampaknya pemimpin mereka,mereka berlutut di hadapannya dengan menundukkan kepala.Dia duduk dengan kaki disilangkan serta tangan yang menyangga kepalanya.
"Aku merasakan aura yang sangat kuat dari arah desa itu,sesuatu yang menarik pasti akan terjadi.",wajahnya menyeringai jahat.
"Arma,berdirilah!"
Orang yang membawa tas penuh senjata itu berdiri sambil menekuk tangan kanannya di dadanya.
"Awasi kota para mafia!Jika ada sesuatu yang menarik perhatianmu,bawa dia kemari!"
"Sesuai perintahmu.",lelaki itu pergi tanpa jejak.