Luz terbangun dari tidurnya setelah bertarung melawan jiwa Red sebelumnya.Dia melihat ke sekitar dengan keadaan bingung.Dia akhirnya sadar kalau dia telah kembali ke markasnya.Luz mencoba bangun,tetapi tubuhnya masih kelelahan,sehingga dia jatuh ambruk.Mendengar suara dari kamar Luz,Lumina bergegas datang.
"Luz,kamu sudah sadar?",Lumina mendekati ranjang Luz.
"Iya,aku sudah mendingan.Selain itu,bisa ceritakan apa yang terjadi?",Luz duduk di ranjangnya.
"Kami membawamu pulang setelahnya."
"Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?"
"Tujuh hari."
"Entah kenapa aku masih merasa kurang enak badan.Kepalaku pusing dan tubuhku benar-benar lemas."
"Mungkin kamu masih belum terbiasa saja."
"Ngomong-ngomong sudah dapat kabar dari Red?"
"Belum,dia menyuruh kita untuk kembali satu bulan lagi."
"Luz?",Serka mengetuk pintu kamar.
"Masuklah!",kata Luz.
"Syukurlah kamu sudah sadar."
"Walaupun begitu kondisiku masih belum stabil."
"Berkatmu kita satu langkah lebih dekat menemui mereka."
"Bukan cuma aku,tapi semua orang."
"Kamu tidak perlu merendah seperti itu."
"Ngomong-ngomong kalian berdua.Apa yang akan kalian lakukan setelah ini?",Lumina tiba-tiba menanyakan sesuatu.
"Tentu saja kami akan menemui kelompok itu.",tegas Serka.
"Setelahnya?Kalian tidak lupa janji kalian,kan?",Lumina menatap tajam.
"Tentu saja.",kata Luz yang sedang bersandar di ranjang.
"Itu kesepakatan yang sudah kita buat dari awal.Mana mungkin kami mengingkarinya.Selain itu berkatmu juga kita sudah sampai sejauh ini.Alangkah tidak sopannya kami jika mengingkarinya begitu saja.Benarkan,Serka?",Luz mengkode ke arah Serka.
"Eh?Ah,iya benar.",Serka kaget tiba-tiba ditanyai seperti itu.
"Aku lega mendengarnya.Kukira kalian akan melarikan diri."
"Sebelum itu Lumina,kami harus menemui mereka terlebih dahulu.Mungkin saja kami bisa belajar sesuatu.Kami yang sekarang masih lemah dan tidak tau apa-apa.Kamu tidak keberatan,kan?"
"Baiklah.Pastikan kalian menepati janji.",Lumina keluar dari kamar.
"Serka,aku pastikan setelah ini perjalanan ini akan jadi lebih sulit.Aku harap kamu siap dengan apa saja yang terjadi setelahnya.",Luz mencoba menguatkan hati Serka.
"Tidak perlu kamu beritahu akupun sudah paham.Beristirahatlah terlebih dahulu,aku akan membawakanmu makan."
Lumina yang tadi baru keluar dari kamar Luz seperti biasa menatap langit malam seorang diri.Baginya,langit malam ini mengingatkannya dengan kehidupannya yang bahagia dulu,melihat bintang-bintang dengan ayah dan ibunya.Hembusan angin malam membuatnya kedinginan,Noti yang melihatnya dari dalam membawakannya selimut.
"Dingin sekali.",Lumina memeluk tubuhnya.
"Ini!",Noti tiba-tiba datang membawakannya selimut.
"Terima kasih.",Lumina menyelelimuti dirinya.
"Kamu sering sekali keluar malam-malam."
"Aku senang melihat bintang-bintang."
"Pemandangannya benar-benar indah,bukan?"
"Melihatnya benar-benar menyenangkanku."
"Apa yang sedang kamu pikirkan sekarang?"
"Hanya mengingat masa lalu."
"Hidup saat masih anak-anak benar-benar menyenangkan,bukan?Menjadi dewasa itu membosankan."
"Haha,aku setuju dengan perkataanmu itu.Kalau bisa maka aku tidak ingin tumbuh dewasa."
"Tetapi hidup itu dinamis,kan?Kita tidak bisa mencegah menjadi dewasa.Kita hanya bisa menghadapinya."
"Aku yang sekarang masih belum sedewasa itu untuk bertahan."
"Aku juga sama.Aku melarikan diri dari tugas yang seharusnya aku lakukan."
"Kamu tidak melarikan diri,Noti.Justru aku yang melarikan diri.Aku pergi meninggalkan semuanya yang ada disini.Aku benar-benar pengecut."
"Kamu dulu sebenarnya tidak ingin pergi,kan?Ayahmu lah yang menyuruh kamu dan ibumu melarikan diri.Dia adalah pahlawan kalian.Baginya,kalianlah hartanya yang paling berharga.Kamu juga kembali untuk menyelamatkannya,kan?Jangan katakan kalau kamu adalah pengecut atau semisalnya.Itu tidaklah benar."
"Andai saja melakukannya semudah itu."
"Soal percakapan kita yang dulu,aku tidak serius mengatakannya."
"Maksudmu?",Lumina yang sedang melihat bintang tiba-tiba menatap Noti.
"Masih ada cara untuk menyelamatkan ayahmu,maksudku semua orang.",kata Noti serius.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal?"
"Aku takut kalau kamu nekat mendatangi benteng rahasia mereka tanpa persiapan."
"Apa saja yang kamu tau?"
"Aku tau kalau sebagian besar dari mereka yang ditangkap masih hidup.Termasuk ayah kita.",Noti melanjutkan.
"Mereka tidak dijadikan pasukan tempur oleh pemberontak,mereka hanya dijadikan budak kerja paksa.Aku sudah menyelidikinya dari dulu.
"Apa ada celah untuk membebaskan mereka?"
"Di sekitar benteng mereka dikelilingi tembok dengan tinggi sekitar sepuluh meter.Temboknya sangat kokoh,mustahil untuk dihancurkan.Selain itu,melewati udara juga mustahil.Karena pasukan pengawas mereka berjaga sehari semalam tanpa ada kekosongan."
"Bagaimana jika melewati bawah tanah?"
"Itu cara yang paling mungkin dilakukan.Tetapi kita harus perkirakan yang tak terkira.Mungkin saja mereka memiliki unit sensor yang tidak kuketahui."
"Bagaimana dengan penjaganya?"
"Kuperkirakan sekitar dua puluh ribu orang keseluruhan.Yang berada di benteng utama tidak kurang dari lima ribu.Sisanya berada di benteng cabang.
"Kalau letak tawanannya?"
"Mereka berada di ruang tawanan di dalam benteng."
"Bagaimana kamu tau tentang semua informasi ini?"
"Kamu tau aku punya jurus kamuflase sejak kecil,kan?Jurus itu sudah kukembangkan sampai ke tahap dimana hanya Red yang bisa melihatnya."
"Dengan itu kamu menyusup kedalam?Sungguh beresiko,berapa lama jurus itu bisa aktif?"
"Paling lama lima menit."
"Hanya lima menit?Mana mungkin kamu bisa mendapat informasi sebanyak itu?Aku rasa kamu masih menyembunyikan sesuatu."
"Tidak ada.Lagipula aku sudah melakukannya sejak lama.Wajar saja jika aku mengetahui sebanyak ini.",Noti beranjak pergi.
"Tunggu,Noti!",Lumina menarik tangan Noti.
"Apa benar kamu tidak menyembunyikan apapun?",Lumina menatap dengan serius.
"Apa yang membuatmu berpikir demikian?"
"Hanya intuisi."
"Kalau ada sesuatu yang perlu kukatakan pasti akan kubicarakan denganmu.Kita ini teman,kan?",Noti mengatakan itu sambil masuk ke markas.
Lumina yang ditinggal Noti diluar masih terbayang-bayang dengan intuisinya.Dia merasa ada yang kurang dari penjelasan Noti sebelumnya.Tetapi dia tidak lanjut menanyakannya,karena dia percaya apapun yang disembunyikannya pasti untuk kebaikan semua orang.
Satu bulan berlalu sejak pertemuan mereka dengan Red.Sekarang,mereka bersiap menemuinya lagi untuk menagih janji.Kali ini,Noti memutuskan untuk menemani mereka.
"Tunggu,aku ikut.",Noti tiba-tiba muncul ketika mereka bertiga akan berangkat.
"Noti?",Lumina terkejut melihat Noti.
"Kenapa tiba-tiba?",tanya Serka.
"Aku sedang senggang."
"...",Lumina menatap Noti dengan curiga.
Setelah perjalanan singkat,mereka menemui kembali Red.
"Kalian sudah datang,ya?",Red datang menyambut mereka.
"Bisa kamu beritahukan sekarang?",Luz mengatakan dengan terus terang.
"Haha,kamu terburu-buru sekali.Kalau begitu duduklah!"
Mereka berempat duduk,Red lalu mengambil peta Kota Malvado dan membentangkannya dihadapan mereka.
"Ini,tempat kita berada sekarang.",Red menunjuk bagian luar kota arah selatan.
"Tunggu,jadi tempat ini tidak berada di dalam kota?",Serka menyela.
"Tentu saja tidak.Aku lebih suka bekerja dibalik bayangan."
"Apa hubungannya ini dengan informasi yang kami butuhkan?",tanya Luz.
"Kelompok yang kamu cari,sekarang tidak ada lagi di dalam kota.Mereka sudah berada di luar jangkauanku.Mungkin saja ada semacam "Pertanda" yang membuat mereka waspada dan meninggalkan kota."
"Bukankah kamu bilang kalau cakupan jurusmu itu sangat luas?Bisa katakan seberapa luas cakupannya?",tanya Luz.
"Dua puluh kilometer ke segala arah.Dengan aku pusatnya."
"Kalau begitu,aku asumsikan kamu pergi ketengah kota untuk melacaknya.Karena tadi kamu bilang kalau mereka tidak ada di dalam kota.Apa aku salah?",Luz menekankan pertanyaannya.
"Kamu rupanya sangat pintar."
"Tapi aku masih tidak paham apa hubungannya dengan tempat ini.",Serka menyatakan kebingungannya.
"Dua puluh kilometer yang tadi kukatakan itu sebenarnya lebih besar dari seharusnya karena ada kondisi tertentu yang membuatnya bisa seluas itu.",Red melanjutkan.
"Aku sudah memasang penanda pada lima puluh titik di kota dengan jimat berisi data jiwaku.Dengan itu,aku bisa memperluas cakupan jurusku sampai sepuluh kali lipat."
"Jadi tanpanya,jurusmu itu berkurang keefektivitasannya?"
"Bukan.Hanya jangkauannya saja.Bayangkan seperti jimat itu seperti menangkap informasi disekitar.Jika salah satunya hilang maka area yang meliputinya menjadi samar.Sedangkan keefektivitasannya tergantung penggunanya.Aku bisa memperkuat kemampuan sensornya,tetapi tidak dengan jangkauannya.Kecuali menggunakan jimat."
"Jadi jika kamu mencoba melacak kota lain,maka hasil yang diperoleh akan lebih lama karena kamu masih belum memasang jimat?",duga Luz.
"Tepat sekali.Mereka mungkin sudah tidak ada di kota.Tetapi aku masih bisa menangkap "Jejak" yang mereka tinggalkan."
"Apa maksudnya itu?",Serka masih berusaha memahami percakapan mereka.
"Jimat-jimat yang kupasang memiliki koneksi yang menghubungkan satu sama lain,termasuk disini.Persembunyian-persembunyian mereka entah kenapa juga memiliki semacam koneksi seperti jimat-jimatku.Aku menduga mereka menggunakan jurus teleportasi.Sehingga mudah berpindah tempat."
"Jadi kamu sudah melacak persembunyian mereka?",tatap Luz dengan tajam.
"Ada tiga persembunyian lain mereka yang berada di luar Kota Malvado.Salah satunya berada di selatan kota,di tempat ini.",Red menunjuk tanda x di peta.
"Dua tempat yang lain?"
"Sangat jauh dari sini.Aku masih mencoba menemukannya.Untuk sekarang,kenapa tidak pergi kesana terlebih dahulu?"
"Ayo!Kita berangkat!",ajak Luz.
Mereka berempat pergi menuju lokasi yang ditunjukkan Red.Dekat dengan persembunyiannya di selatan kota.Mereka berjalan sejauh tiga kilometer ke arah selatan.Saat berada dalam perjalanan,mereka melihat Arma yang berjubah dan matanya merah menyala berada di atas gundukan pasir.Orang itu lalu turun dan menyapa mereka.
"Salam,aku sudah menantikan pertemuan ini.",Arma membungkukkan badannya.
"Siapa kamu?",tanya Serka.
"Maaf,aku lupa memperkenalkan diri.",Arma melepas jubahnya dan mensenjatai dirinya.
"Aku Arma.Aku punya urusan dengan kalian."
"Arma?Aku tidak pernah mendengarnya.",kata Lumina.
"Lumina,kita harus segera pergi.Firasatku bilang dia berbahaya.",Noti menarik tangan Lumina.
"Tunggu sebentar,Noti!"
"Tolong jangan berpikir untuk pergi!",Red melingkari area sekitar dengan belatinya.Mencegah mereka untuk kabur.
"Aku hanya ingin berbicara."
"Sikapmu ini tidak menunjukkan cara damai.Apa yang kamu inginkan?!",Serka meninggikan suaranya.
"Teman-teman.Ayo kita lari.",ajak Noti.
"Diamlah sebentar!",bentak Serka.
"Aku merasakan aura yang menarik darimu.",Arma menunjuk Luz.
"Bisa ikut denganku?Aku berjanji akan melepaskan teman-temanmu jika kamu menurut."
"Apa maksudnya ini?",Luz tidak memahami perkataan Arma.
"Pemimpin menyuruhku untuk membawa seseorang yang auranya sangat kuat yang berada di kota ini.Aku rasa kamulah yang dimaksud."
"Aku sama sekali tidak paham dengan perkataanmu.Aku ingin melanjutkan perjalananku.Minggir!"
Arma melingkari Luz dengan belati-belatinya.Mencegahnya untuk bergerak.
"Luz!",Lumina mencoba mendekati Luz.
"Menjauhlah,Lumina!",Luz menyuruh Lumina agar tidak mendekat.
"Hei!Kamu tidak paham bahasa ya?!Bukankah kami sudah menolak?!",Serka mengatakan dengan marah.
"Itu bukan pilihan.Kalau kamu tidak mau maka aku akan menggunakan kekerasan."
Arma mengangkat tangannya,dia mengeluarkan belati dan mengarahkannya kepada mereka berempat.Serka mencoba untuk melindungi Luz dengan jurusnya,sedangkan Noti membawa Lumina keluar dari pertarungan dengan menghilangkan diri.
"Manipulasi Es:Iglo"
Jurus yang dikeluarkan Serka membentuk kubah es yang mengelilingi mereka berdua.Ketahanan jurus ini sangat lemah,sehingga masih ada rentetan belati yang berhasil menembusnya.Serka melebarkan tangannya untuk mempertahankan kubah tersebut.
"Luz!Aku tidak bisa mempertahankan jurus ini terus-menerus.Pikirkan sesuatu!",Serka mencoba mempertahankan kubahnya.
"Bagaimana dengan yang lain?"
"Mereka sudah keluar dari pertarungan.Selain itu pikirkan kondisi kita sekarang!"
"Aku akan melepaskan temanmu jika kamu menurut.Keluarlah dengan tangan diangkat!",Arma memberikan ultimatum kepada mereka berdua.
"Luz,apapun yang terjadi jangan menyerahkan diri!",Serka menatap tajam Luz.
Sementara itu,Lumina dan Noti berhasil menjauh dari pertarungan.Noti menggendong Lumina dan berniat untuk kembali ke markas.Namun,Lumina menahannya agar menolong mereka berdua terlebih dahulu.
"Noti,berhenti!",Lumina menarik kerah baju Noti.
"Kita tidak bisa menang melawannya.Ayo kita pulang saja."
"Dengarkan aku!",Lumina turun dari punggung Noti.
"Lumina,dia bukan lawan yang bisa kita hadapi."
"Aku tidak bilang harus melawannya,aku hanya ingin menyelamatkan Luz dan Serka."
"Aku yakin mereka memiliki cara untuk melarikan diri.Kamu juga tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan mereka."
"Aku punya janji dengan mereka.Oleh karena itu aku akan kembali."
"Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku akan menunggu sampai ada kesempatan untuk masuk.Aku perlu bantuanmu untuk menyelamatkan mereka."
"Kamu pasti sudah gila kalau mengira aku akan setuju."
"Kalau kamu tidak mau,maka aku akan pergi sendiri.",Lumina mengatakan sambil kembali ke medan pertempuran.
"Baiklah,aku mengerti.Kita diskusikan dulu.",Noti menahan Lumina.
"Oh,kamu setuju?Kalau begitu bagus.Ayo kita diskusikan sambil berjalan."
"Apa yang kamu ingin aku lakukan?"
"Seperti yang kukatakan,kita tunggu kesempatan.Kita juga harus menganalisa kemampuan musuh selama itu.",kata Lumina.
"Dari yang kulihat,musuh memiliki kendali yang sangat bagus dengan belati.Aku menduga belati itu merupakan jurus yang terbentuk dari Eliksnya,sehingga dia bisa mengkontrolnya sesuka hati.Jika dia hanya melapisi belati-belati itu dengan Eliks,maka kendalinya tidak akan sesempurna itu.",Noti melanjutkan.
"Cara dia mengitari kita dengan belati-belati itu membuat kita yang berada di dalam sulit untuk keluar,begitu juga sebaliknya."
"Kalau begitu,bagaimana cara kita tadi bisa melarikan diri?"
"Jubah Kamuflase.Itu jurusku yang pernah kuceritakan.Seperti yang kukatakan,aku sudah mengembangkannya sampai hampir tidak terdeteksi."
"Dengan itu kamu bisa membawa mereka kembali,kan?"
"Tidak semudah itu.Aku sudah menggunakannya untuk membawamu tadi.Sekarang hanya tersisa dua menit."
"Kamu bisa menghilangkan keberadaan mereka berdua?"
"Tidak.Maksimal hanya satu orang."
"Apa kamu tidak memiliki semacam jurus yang bisa mengalihkan perhatiannya?"
"Sebentar,kupikirkan dulu."
Di medan pertempuran,Serka sudah hampir mencapai batasnya.Dia hampir tidak bisa mempertahankan kubahnya.Luz yang melihat Serka kewalahan mencoba memikirkan ide untuk bisa keluar dari kondisi tersebut.
"Luz,aku sudah tidak kuat lagi.",Serka bertekuk lutut.
"Arma,kan?Berhentilah menyerang kami!Akan kupertimbangkan.",Luz berteriak.
"Maaf saja.Tapi aku khawatir kamu akan melarikan diri.",kata Arma
"Kami sudah dalam keadaan genting.Tidak mungkin kami bisa melakukannya."
"Kamu dan temanmu itu memiliki jurus yang bisa membuat kalian berpindah tempat dengan cepat.Selain itu,dua temanmu yang meninggalkan pertarungan juga memiliki kemampuan yang mirip.Akan beresiko jika membatalkan jurusku."
"Bagaimana kamu bisa tau tentang itu?"
"Kami punya informan yang bisa diandalkan,kamu tau."
"Kami?"
"Luz!"
"Tidak ada pilihan lain.Aku akan keluar dari kubah ini.",Luz menghadap Serka.
"Kamu gunakan jurus itu untuk keluar dari sini!",suruh Luz.
Serka yang sudah kewalahan tidak bisa mengatakan apa-apa.Tepat setelah kubahnya runtuh,Luz menggunakan jurus yang diajarkan Lumina,"Kaki Cheetah".Jurus yang sama yang dia gunakan dalam pertarungan melawan Red.Luz berlari mengitari Arma sembari menghindari belati-belati yang mengarah padanya.Serka yang hampir kehabisan Eliks memutuskan untuk mengikuti arahan Luz.
"Luz,berjuanglah!Aku hanya bisa membantu sampai sini.",Serka menggunakan Wujud Roh untuk melarikan diri.
"Kelihatannya temanmu itu sudah pergi.Ayo kita lihat seberapa lama kamu akan bertahan.",Arma mengatakan dengan sombong.
"Ah,aku tidak tau bisa bertahan seberapa lama.Aku harus memikirkan cara untuk keluar dari sini."
Serka melarikan diri ke arah yang sama dimana Lumina dan Noti menuju.Ketika dia melihat mereka berdua,dia langsung turun.Serka dalam keadaan yang sangat lemah,Eliksnya sudah terkuras banyak ketika mempertahankan jurusnya.Lumina dan Noti yang melihatnya segera menghampirinya.
"Serka!",Lumina bergegas mendatangi Serka.
"Lumina.Aku butuh bantuanmu.",ucap Serka dengan lemah.
"Diamlah sebentar.Aku akan mengobatimu.",Noti mengambil peralatan medis dari tasnya.
"Luz masih berada disana.Tolong selamatkan dia.",kata Serka yang sedang diobati.
"Bagaimana keadaan disana?"
"Luz masih bisa bertahan berkat jurus yang kamu ajarkan.Tetapi,mengingat dia masih pemula.Dia tidak akan bertahan dalam waktu lama."
"Bagaimana dengan kemampuan musuh?"
"Aku rasa kemampuan utamanya adalah kendali terhadap senjata.Dia bisa terus-menerus memproduksi belati untuk menyerang kami dan membatasi area dalam.Aku bisa katakan kalau dia punya kendali penuh atas senjatanya."
"Dengan jumlah belati yang dia keluarkan.Kemungkinan itu akan menghalangi pandangannya juga,kan?"
"Mungkin saja itu benar.Akurasinya sangat rendah kalau menurutku.Kelemahan itu tertutupi dengan kuantitas jurusnya."
"Jadi dia tidak punya kemampuan sensor atau semacamnya,kan?Kalau begitu aku punya jurus yang bisa membutakannya sementara waktu.",Noti yang selesai menyembuhkan Serka mengutarakan pendapatnya.
"Aku akan ikut membantu."
"Tidak perlu.Kondisimu yang sekarang hanya akan membebani kami.Kembalilah!"
"Serka,aku hargai keinginanmu.Tapi apa yang dikatakan Noti benar."
"..."
"Selain itu,aku sudah berjanji untuk melindungi kalian saat di Kota Merkado.Jangan salahkan dirimu sendiri!"
"Baiklah,aku paham!Aku akan menunggu disini.Tetapi sebelum itu aku ingin memberitahumu sesuatu."
Luz sudah hampir dalam batasnya juga.Dia sudah mulai kelelahan karena penggunaan terus menerus dari jurusnya.Dia mencoba untuk menggunakan Wujud Roh untuk melarikan diri.Tetapi dia teringat kata Kakek Mensa tentang resiko penggunaannya.Dia mengurungkan niatnya sambil bermediasi dengan Arma.
"Andai saja ada yang mengalihkan perhatiannya,aku bisa melarikan diri dengan jurus itu."
"Arma,aku ingin mengajak berunding sebentar."
"Kalau begitu diamlah dan jangan bergerak!"
"Kalau aku melakukannya kamu akan menyerangku."
"Itu bukan objektifku.Aku melakukan ini hanya untuk melumpuhkanmu."
"Maaf saja tapi aku tidak mempercayaimu."
"Kamu tidak punya pilihan."
Arma memborbardir Luz dengan belati dengan jumlah yang sangat banyak.Seakan-akan hujan turun dari langit.Luz sudah tidak memiliki harapan untuk melawan.Dia membatalkan jurusnya dan mengankat tangannya.
"Aku menyerah."
Ketika Luz mengatakan itu,Arma menarik kembali jurusnya.Luz yang dikelilingi belati dihampiri Arma yang membawa rantai.Ketika Arma ingin mengikat Luz,tiba tiba badai pasir kecil muncul.
"Manipulasi Pasir:Badai Mini.",Teriakan Noti yang merapal jurusnya mengejutkan mereka berdua."
"Ah,sial.Mataku!",Arma mengusap matanya.
"Luz,gunakan itu!",Teriak Lumina.
"Aku mengerti.Wujud Roh:Diaktifkan.",Jiwa Luz pergi menjauh dari pertarungan.
"Lumina,serang dia!Kita ulur waktu agar Luz bisa lari."
"Aku mengerti.Kaki Cheetah."
"Dia mencoba melarikan diri?Tidak akan kubiarkan!"
Ketika Arma mencoba menyerang Luz,Lumina datang menendangnya.Arma yang tidak memperhatikan Lumina,terkejut dan terpental.Dia segera bangkit untuk menyerang Lumina.Dia mengambil senjata dari tasnya.
"Dasar Nyamuk merepotkan!"
"Teknik Pandai Besi:Kipas Topan."
Senjata itu menghempaskan pasir yang membutakan pandangannya.Setelahnya,Noti menghampiri Lumina dan melarikan diri.
"Jubah Kamuflase."
Setelah badai pasir berhenti,Arma mengamati keadaan sekitar.
"Kelihatannya mereka sudah jauh dari sini.Mungkin aku akan mundur untuk sementara waktu.",Arma pergi meninggalkan kawasan tersebut.
Luz dan yang lainnya yang sudah kewalahan akhirnya sampai ke markas setelah beberapa lama.Mereka dibawa oleh teman-teman Noti untuk disembuhkan.
"Aku tidak menyangka akan selelah ini.",kata Noti yang berbaring.
"Noti,Lumina.Kalian baik baik saja?",seorang bocah sekitar dua belas tahun mendatangi mereka.
"Tidak apa-apa.Kami hanya kelelahan."
"Ayo kita masuk!"
Mereka berempat diantar ke ruang perawatan.Mereka membicarakan tentang kejadian barusan.
"Kami minta maaf.Karena kami kalian berdua jadi kerepotan.",kata Luz.
"Sudah kubilang itu tanggung jawabku.",kata Lumina untuk menenangkan Luz.
"Mungkin saja pria yang bernama Arma itu tau lokasi ini.Ini akan sangat beresiko.",kata Noti dengan nada menyindir.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?",kata Serka.
"Terus terang saja.Akan jadi masalah kalau terus menampung kalian disini.",Noti berdiri dari ranjangnya.
"Noti.Jangan katakan itu!",Lumina menarik Noti.
"Kamu mengusir kami?!",kata Serka dengan nada kesal.
"Serka,Diamlah!",Luz mengisyaratkan agar Serka berhenti.
"Maaf.Aku mengatakan itu karena terpaksa.",kata Noti.
"Tidak apa-apa.Aku juga paham maksudmu.Kamu ingin melindungi orang-orang disini,kan?Keberadaan kami hanya akan jadi pengganggu.Kami akan pergi.",kata Luz.
"Bagaimana dengan janji kita?",Lumina menyela.
"Maaf ya,Lumina.Mungkin akan memakan waktu lebih lama.",kata Luz.
"Sekarang bagaimana,Luz?",Serka menimpali.
"Noti,setidaknya biarkan kami memulihkan diri sebentar sampai besok.Boleh,kan?",Luz menatap Noti.
"Tidak masalah.Aku hanya bisa berharap semoga kalian berhasil.",Noti meninggalkan ruangan.
Noti keluar dari ruang perawatan.Dia berjalan sambil mengawasi keadaan sekitar.Ketika dirasa aman,Noti segera pergi ke ruang rahasia yang dia buat di dalam markas.Di dalamnya,ada pria berjubah duduk membelakangi Noti.Noti menghampiri pria tersebut.
"Aku senang kamu selamat.",kata pria itu.
"Berkat informasi yang kamu berikan,aku jadi bisa menyelamatkan Lumina."
"Kamu tidak membocorkan apapun,kan?"
"Tidak."
"Pemimpin bilang kalau salah satu pendatang itu sangat menarik perhatiannya.Aku ingin kamu membawanya."
"Ke markas yang mana?"
"Yang ingin kamu datangi tadi."
"Ada yang memburu kami tadi."
"Tenang saja.Akan kami lindungi.",Pria itupun berteleportasi.
Kembali ke ruang perawatan.Di dalam hanya ada Luz dan Serka.
"Kita akan menetap kemana besok?",tanya Serka.
"Aku masih belum memikirkannya."
"Hei,Luz!Apa kamu tidak curiga dengan Noti?"
"Kenapa dia?"
"Aku rasa dia menyembunyikan sesuatu yang penting."
"Maksudmu?"
"Dia kelihatannya tau ini akan terjadi.Mungkin dia mendapat informasi dari seseorang."
"Untuk apa dia melakukan itu?"
"Mungkin dia menjalin hubungan dengan seseorang yang akan menguntungkannya."
"Mungkin itu cuma perasaanmu saja."
"Haha,mungkin aku memang berlebihan.Aku cuma berpikir kenapa dia tiba-tiba ingin ikut."
"Lupakan hal itu!Kita bicarakan mengenai rencana kita kedepan.Besok terakhir kali kita menginap disini."
"Benar juga.Itu prioritas kita."
"Soal suplai makanan,kondisinya tidak terlalu baik.Aku perkirakan hanya tersisa tujuh hari untuk kita berdua."
"Kita bertahan lebih lama karena tinggal disini.Kalau menurutku kita harus lanjut ke tempat kemarin.Jika dalam waktu tujuh hari itu kita tidak menemukan apa-apa,kita kembali ke desa sementara waktu."
"Sebisa mungkin harus kita hindari kemungkinan kedua.Kita sudah mengorbankan banyak uang dan waktu sampai kesini."
Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar.
"Boleh aku masuk?",suara Noti terdengar dari balik pintu.
"Masuklah!"
"Maaf,aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian.",kata Noti yang telah masuk.
"Tidak masalah.Kami juga ingin berterima kasih karena telah mengizinkan kami tinggal untuk sementara waktu.",Kata Luz dengan tulus.
"Kamu masih ingin pergi kesana?"
"Tentu saja.",kata Luz.
"Soal yang tadi,aku minta maaf.Aku telah berbicara kasar denganmu.",Serka mengatakan dengan menyesal.
"Aku juga.Karena kalian akan kembali,ijinkan aku untuk menemani kalian.Pasti pria bernama Arma itu akan menghalangi kalian."
"Itu baik sekali.Tetapi kamu tidak perlu repot melakukannya.Kami akan gunakan jurus kami untuk langsung kesana.",kata Luz.
"Kalau begitu aku akan menunjukkan kalian tempat yang aman untuk mendarat."
Sementara itu,Arma yang sedang berada di persembunyiannya di Kota malvado sedang berbicara dengan seseorang yang berada di hologram yang merupakan pemimpinnya.Orang yang berada di hologram itu membentuk silhouette dengan mata merah.Arma menghadapnya dengan berlutut.
"Arma!Mau sampai kapan kamu akan membuatku menunggu?",kata orang yang berada di hologram.
"Sebentar lagi,Alpha.Aku sudah menemukan orangnya."
"Sudah hampir dua bulan sejak aku memerintahkanmu untuk pergi."
"Ada banyak hal yang harus kulakukan.Sekarang hanya tinggal membawanya."
"Aku tidak peduli.Bawa dia besok!"
"Akan kulakukan,Alpha."
"Aku mengandalkanmu,Arma.Maksudku Eta."
Setelah itu koneksi antara mereka berdua terputus.
"Benar-benar menyebalkan!",Arma meninggikan suaranya setelah koneksi terputus.
"Lihat saja,Alpha.Kelak aku yang akan membuatmu berlutut dihadapanku."
Keesokan harinya mereka bersiap pergi kembali ke markas yang ditunjukkan Red.
"Kami akan pergi.Terima kasih selama satu bulan ini telah menerima kami.",Luz melambaikan tangan kepada para penduduk kota disertai Serka yang mengantar mereka.
"Hati-hati,kalian berdua.Jangan lupakan janji kalian!",kata Lumina yang menyalami mereka berdua.
"Akan kuingat.",kata Serka.
"Luz,Serka.Kalian pergi ke lokasi yang aku tunjukkan kemarin!",Noti mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Aku tau.Terima kasih.",kata Luz.
"Noti,aku juga akan kembali ke Merkado.Aku sudah meninggalkan Ibu selama sebulan ini.",kata Lumina.
"Kamu juga akan pergi?!",kata Noti dengan kaget.
"Aku lupa mengatakannya kemarin.Karena sementara ini aku tidak tau cara menyelamatkan ayahku.Maka aku akan kembali untuk sementara.",kata Lumina.
"Maaf,Lumina.Kamu datang kesini jadi sia-sia.",kata Luz dengan wajah sedih.
"Tidak apa-apa.Kamu akan menepatinya,kan?Suatu saat nanti.",kata Lumina.
"Aku berjanji."
"Baiklah.Kami pergi."
Lumina pergi ke Kota Merkado melalui pintu rahasia yang keluarganya buat.Sedangkan Luz dan Serka terbang menuju lokasi yang ditunjukkan Noti.
"Aku rasa disini tempatnya.",Serka menatap sekitar.
"Noti bilang ada bangunan terbengkalai disekitar sini.Mungkin itu markas mereka."
"Luz,ayo kita ke tempat yang lebih tinggi dulu.Untuk melihatnya lebih jelas.",Serka menunjuk ke dataran tinggi.
"Kalian pikir ingin pergi kemana?"tiba-tiba mereka melihat Arma yang duduk sambil menyilangkan kakinya tersenyum.
"Kamu…"
"Luz,ayo lari!"
"Teknik Pandai Besi:Manipulasi Belati."
"Ahh…"
"Sial!"
"Jangan kira kalian bisa lari lagi."
Arma mencegah mereka untuk melarikan diri dengan jurusnya.Kali ini,Luz dan Serka tidak punya sekutu yang akan membantu.Keadaan mereka benar-benar berada di ujung tanduk.Luz kehabisan ide dan berniat menyerahkan dirinya.
"Baik.Aku akan menurut.",Luz mengangkat tangannya.
"Kamu seharusnya mengatakan itu kemarin.",Arma mengarahkan belati-belatinya ke arah Serka.
Serka yang belum siap,terkena serangan dari segala arah.Serangan itu melumpuhkannya hingga tidak bisa bergerak.
"Akh…",Serka jatuh tak sadarkan diri.
"Serka,bertahanlah!"
Luz yang mencoba menghampiri Serka tiba tiba terkena pukulan keras yang membuatnya ambruk.Arma yang berhasil menumbangkan mereka berdua,mulai menghampiri Luz berniat untuk membawanya.Tetapi,dia dicegah oleh segerombolan pasukan.
"Waktunya membawamu.",Arma menghampiri Luz.
"Tunggu sebentar!",terdengar suara dari belakang Arma.
"Kalian siapa?",Arma menoleh kearah suara itu.
"Lepaskan dia!",kata pemimpin pasukan itu.
"Maaf,tapi aku tidak bisa melakukannya."
"Kalau begitu hadapi kami."
"Haha,aku tidak keberatan."
Segerombolan pasukan itu mulai menyiapkan jurus mereka ketika mendengar kata pemimpin.Arma juga sudah bersiap untuk menghadapi mereka.
"Teknik Pandai Besi:Manipulasi Belati.",Arma merapal jurusnya.
"Perisai Aegis:Terbentuklah!Pedang Tizona:Terbentuklah!",pasukan itu juga merapal jurusnya.
Jurus itu membuat mereka menjadi mirip segerombolan prajurit berkelas.Pedang yang mereka bawa sangat besar,berbobot sekitar lima puluh kilogram.Sedangkan perisai di tangan kiri mereka seperti terbuat dari berlian,sangat keras.Arma yang melihat perlengkapan mereka menjadi sedikit waspada.
"Benar-benar kekuatan yang mengerikan!",Arma meneteskan keringat.
"Kalau begitu tunjukkan padaku apa yang kalian bisa lakukan!"
Melihat Arma yang menerjang maju,pemimpin pasukan itu juga memerintahkan mereka untuk menyerang.Arma menggunakan belati-belatinya untuk menembus pertahanan mereka.Mereka menutupi diri dengan perisai,perisai mereka terlalu kuat sehingga tidak bisa ditembus.Arma mencoba mencari jurus lain untuk mengalahkan mereka.Saat Arma menurunkan frekuensi serangannya,mereka menerjang maju.
"Tch,kurang kuat,ya?Kalau begitu aku harus menggunakan cara lain."
"Teknik Pandai Besi:Sarung Tangan Gempa"
Jurus yang digunakan Arma menciptakan sarung tangan yang berada digunakan di tangan kanannya.Arma menghantamkan tanah dengannya,menciptakan gelombang kejut yang menjatuhkan seluruh pasukan.Mereka kembali berdiri seolah tidak ada apa-apa.
"Akh,apa ini?!"
"Tenang!Jangan lengah!"
"Benar-benar kekuatan yang mengerikan!"
"Apa-apaan ini?!Mereka seakan tidak terkena apa-apa.",Arma melihat kaget.
"Sepertinya perhatianmu teralihkan."
Tiba-tiba pemimpin pasukan itu menerjang turun dari langit bermaksud menyerang Arma.Arma yang terkejut hampir tidak bisa menghindari serangannya.Pemimpin pasukan itu lalu mendekat dan memegang tangan Arma.Arma yang masih belum siap,dilempar kearah segerombolan pasukan itu.
"Ini,tangkaplah!",teriak pemimpin itu.
"Sial!",Arma terhempas keudara.
Pasukan itu lalu mengelilingi Arma dan menyerangnya.Arma mencoba menggunakan belati-belatinya untuk melindungi diri,tetapi dia kalah jumlah.Arma bertarung dengan mereka selama dua puluh menit sebelum akhirnya beberapa prajurit mampu melukai Arma dengan pedangnya.Arma yang terdesak menggunakan jurus lain untuk bertahan.
"Teknik Pandai Besi:Bunker"
Jurus itu menciptakan kubah besi yang sangat kuat.Tetapi,pertahannnya masih belum cukup untuk menahan pasukan itu.Setelah beberapa menit,kubah itu hancur.Tetapi Arma tidak ditemukan didalamnya.Terdapat lubang dibawah tanah yang digunakan Arma untuk melarikan diri.
"Sial,dia lari."
"Kita harus segera melaporkannya kepada komandan."
"Dimana dia?",komandan itu menghampiri dari belakang.
"Maaf,komandan.Dia sudah melarikan diri."
"Tidak masalah.Itu bukan prioritas kita.",Komandan itu melihat Luz yang sedang pingsan.
"Bawa dia dan temannya ke markas!"