"Malvado,kota para kriminal.Aku penasaran apa yang menarik disini.",Pria yang namanya Arma itu berjalan masuk ke dalam kota.
Malvado,kota yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para kriminal.Letaknya di sebelah timur laut Gurun Medio,berdekatan dengan Kerajaan Este.Banyak mafia yang bersembunyi disini karena melimpahnya sumber daya alam.Mereka menguasai sektor vital dalam kota untuk memperluas kekuasaannya.Rumor beredar kalau para mafia disana berniat untuk menggulingkan Kerajaan.Suatu saat mungkin saja mereka akan menjadi masalah yang akan mengacaukan keseimbangan dunia.
Luz mendapat petunjuk tentang Kesatria Agung pergi kesana bersama teman seperjuangannya,Serka.Perjalanan yang memakan waktu berbulan-bulan jika berjalan kaki dari Desa Korazon.Luz memutuskan untuk mengajak Serka ke rumah Kakek itu sebelum pergi ke Kota Malvado.Mereka ingin mempelajari suatu jurus agar bisa sampai kesana dalam waktu yang lebih singkat dan jurus untuk membela diri.
"Serka,sebelum pergi ke Kota Malvado,aku ingin mengajakmu kesuatu tempat terlebih dahulu."
"Kemana?"
"Ke tempat Kakek yang dulu pernah menolongku.Siapa tau kita bisa mendapatkan jurus yang berguna.Untuk mempersingkat perjalanan kita.",jelas Luz.
"Tidak masalah.Ngomong-ngomong tempatnya masih jauh?"
"Mungkin kita akan sampai kurang dari satu jam."
Mereka akhirnya sampai ke rumah Kakek setelah berjalan sebentar.
"Permisi,Kakek.",Luz mengetuk pintu.
"Siapa diluar?",Kakek itu bertanya dari balik pintu.
"Luz."
"Luz?",Kakek itu membuka pintu.
"Lama tidak bertemu,Kakek.",Luz memeluk Kakek itu.
"Luz,bukannya kamu seharusnya tinggal di Desa Korazon?",Kakek itu kebingungan.
"Banyak hal yang terjadi,nanti akan kuceritakan.",jawab Luz.
"Siapa temanmu ini?",Kakek itu melihat ke arah Serka.
"Aku Serka,senang bisa bertemu dengan anda.",Serka menjabat tangan Kakek.
"Kalian membawa banyak sekali barang.Mau pergi kemana?",Kakek itu melihat barang bawaan Luz dan Serka.
"Kami akan pergi ke Kota Malvado."
"Kota Malvado?Bukankah itu kota yang berbahaya untuk dikunjungi?"
"Aku tau itu.Makanya kami mampir kemari terlebih dahulu."
"Kalian ingin aku mengajari kalian suatu jurus,kan?",tebak Kakek itu.
"Ya.Kalau Kakek tidak keberatan."
"Aku tidak memiliki jurus yang tipenya penyerang.Hanya jurus untuk penyegel dan perpindahan.",Jelas Kakek itu.
"Jurus perpindahan yang Kakek maksud itu,sama yang Kakek gunakan saat kita berpisah di desa,kan?",Luz menatap Kakek itu.
"Benar sekali."
"Lalu kenapa Kakek tidak menggunakannya saat mengantarku ke desa?"
"Jurus ini hanya bisa digunakan untuk diri sendiri.Selain itu,aku punya pertanyaan.Kenapa kalian ingin pergi kesana?",Kakek itu bertanya balik.
"Kami ingin menemui orang-orang yang dimaksud oleh kepala desa.",jawab Luz.
""Kelompok yang mengetahui segalanya",itu yang dikatakan kepala desa.",Luz melanjutkan.
"Jadi kamu menemuinya?",Kakek itu memastikan.
"Hanya mendengar suaranya.",ujar Luz.
"Mungkin memang kamu orangnya,hahaha.",Kakek itu tertawa kecil.
"Baiklah.Aku akan mengajari kalian jurus perpindahanku.",Kakek itu menyetujui permintaan mereka.
"Masukkan barang-barang kalian kedalam!Latihan kalian akan dimulai nanti sore.",Kakek itu mempersilahkan mereka masuk.
Walaupun penduduk di Desa Korazon terkenal dengan kedamaiannya,tetap saja masyarakat masih menggunakan jurus berbasis Eliks,untuk kehidupan sehari-hari.Tidak terkecuali kakek itu,dia masih memiliki jurus yang dia pelajari dan kembangkan sewaktu dia masih berada di desa.
Jurus berbasis Eliks di dunia ini di bagi menjadi lima;tipe penyerang,tipe bertahan,tipe pendukung,tipe penyegel,dan tipe perpindahan.Tipe penyerang,sesuai namanya jurus ini berfokus untuk menimbulkan kerusakan kepada lawan atau benda-benda,contohnya seperti jurus berbasis elemen.Tipe bertahan kebalikan dari tipe penyerang,jurus ini berfokus untuk memperkuat diri pengguna seperti zirah.Tipe pendukung bisa berupa jurus penyembuh dan jurus peningkat performa,jurus ilusi milik kepala desa juga termasuk dalam tipe ini.Jurus penyegel seperti namanya,digunakan untuk menyegel,seperti Segel Broma milik kakek itu.Yang terakhir adalah jurus perpindahan,yang akan Luz dan Serka pelajari.Jurus tipe ini yang paling berguna bagi petualang seperti mereka.
Jika berdasarkan skalanya dibagi menjadi empat;skala kecil,skala menengah,skala besar,dan skala masif.Skala kecil merupakan skala yang paling lemah efeknya,biasanya efeknya hanya sampai beberapa meter dari pengguna.Skala menengah,sedikit lebih kuat dari skala kecil,efeknya bisa sampai melukai segerombolan orang.Skala besar biasanya hanya dimiliki oleh para petinggi dan tetua,efeknya bisa sampai melingkupi seisi kota.Penggunaannya dilarang,kecuali saat perang.Yang terakhir,skala masif,jika digunakan efeknya akan berdampak pada seluruh dunia.Tidak ada orang di zaman ini yang memiliki jurus skala masif,dalam sejarah hanya pernah digunakan empat kali.
Luz yang saat berada di desa selain mencari petunjuk mengenai Kesatria Agung,dia juga mempelajari gulungan-gulungan yang diberikan kakek itu.Dia sudah menguasai dasar-dasarnya seperti cara mengalirkan Eliksnya kebagian-bagian tertentu dalam tubuhnya seperti menyelimuti tangannya dengan Eliks untuk memperkuat pukulannya.Serka di sisi lain sudah menguasai beberapa jurus yang sudah dia pelajari bahkan sebelum datang ke desa.Jadi mereka sudah bukan pemula lagi dalam hal ini,hal itu menguntungkan mereka untuk segera mempelajari jurus tersebut dan pergi ke Kota Malvado.
"Serka,ngomong-ngomong kamu punya jurus yang keren untuk ditunjukkan?Aku ingin melihatnya.",kata Luz saat mereka sedang menunggu Kakek itu untuk latihan.
"Aku punya jurus berbasis es."
"Bisa kamu tunjukkan.",kata Luz yang penasaran.
"Jurus ini skalanya lemah,kamu yakin ingin melihatnya?"
"Tentu saja,mungkin saja akan berguna suatu saat."
Serka membuka telapak tangannya dan mengaliri sela-sela jari tangan kanannya dengan Eliks.Sambil merapal jurusnya,Eliks yang mengalir di sela-sela jari Serka berubah menjadi es yang runcing seperti tombak.Serka mengarahkannya pada sebatang kayu.
"Manipulasi Es:Peluru Es."
Proyektil yang keluar dapat menembus kayu tersebut.Meninggalkan jejak es disekitarnya.
"Hebat juga kamu.",puji Luz.
"Biasa saja,orang-orang dikotaku juga bisa menggunakannya."
"Kotamu dekat dengan Kekaisaran,kan?"
"Iya,Kekaisaran terkenal dengan jurus manipulasi esnya,sehingga beberapa jurusnya bocor sampai ke kota ini.Peluru Es adalah salah satunya.",Jelas Serka.
"Kalian berdua!Sudah lama menunggu,ya?",tiba-tiba suara kakek itu mengejutkan mereka.
"Hah!Jangan mengagetiku seperti itu,kek!",Luz terkejut mendengar suara kakek itu.
"Sekarang bisa kita mulai?",kakek itu berdiri di depan mereka berdua.
"Jelas!"
"Siap!"
Jurus perpindahan yang akan mereka pelajari merupakan jurus skala menengah.Jurus ini bisa menjangkau jarak sampai beberapa kilometer,tergantung dari kecakapan penggunanya.Cara kerjanya seperti menerbangkan jiwa dan memindahkannya terbang menuju arah manapun yang mereka inginkan.Karena kakek itu sudah sangat mahir menggunakannya,sehingga dulu saat dia meninggalkan Luz di desa tidak meninggalkan jejak.Bagaimanapun jurus ini juga memiliki kelemahan,yaitu tubuh asli penggunanya tidak dapat bergerak sehingga rentan untuk diserang.Selain itu karena mengkonsumsi Eliks dalam jumlah besar menyebabkan pemula sering kehabisan cadangan Eliks,sehingga membuat mereka terlucuti.
Luz dan Serka yang berlatih dengan Kakek tidak butuh waktu lama untuk menguasainya.Karena sebenarnya jurus itu tidak sulit untuk dipelajari.Hanya saja sulit menggunakannya dengan potensi penuh.Butuh banyak latihan untuk menguasai cara menerbangkan jiwa mereka.Seperti anak yang pertama kali menggunakan sepeda,pasti ada beberapa momen dimana dia jatuh.
"Wujud Roh:Diaktifkan.",Luz merapal jurusnya.
Jiwa Luz lalu terbang setelah dia mencoba jurus barunya.Luz masih agak kesulitan mengendalikan jiwanya,tetapi dia akan mampu menguasainya seiring waktu.Mereka berdua menguasainya dalam waktu yang relatif singkat.Jurus itu akan sangat berguna untuk memotong waktu perjalanan mereka.Mereka mungkin juga bisa menggunakannya untuk melarikan diri jika keadaannya darurat.
"Benar benar jurus yang serbaguna.",kata Serka setelah mencoba jurusnya.
"Dengan ini kita bisa sampai ke Malvado dengan lebih cepat."
"Memang jurus yang sangat praktis,tetapi jangan menggunakannya ketika di sekitar musuh.",Kakek itu memperingatkan.
"Apa kekurangan jurus ini,kek?",tanya Luz.
"Walaupun jiwa kalian keluar dari tubuh kalian,bukan berarti tubuh kalian akan kebal terhadap serangan.Selain itu jurus ini memiliki jeda sebelum digunakan kembali.",jelas kakek itu.
"Maksudnya jurus ini…",sebelum Luz menyelesaikan kata-katanya kakek itu menyela.
"Tidak bisa digunakan untuk bertarung.Jika kalian berada dalam kondisi tidak bisa melarikan diri,maka kalian tidak bisa menggunakan jurus ini.",Kakek itu melanjutkan.
"Kecuali salah seorang dari kalian dijadikan pengalihan,maka yang lain bisa selamat."
Setelah mengatakan itu sang kakek masuk ke rumah.Luz dan Serka yang berada di medan latihan terdiam setelah mendengarkan kata-kata kakek tersebut.Mereka masih belum memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi kedepannya.Mereka masih benar-benar pemula dalam berpetualang di negeri yang jauh.Mereka yang masih lemah mungkin saja akan menemui orang-orang jahat yang bisa saja merenggut nyawa mereka.
Dunia yang mereka tinggali benar-benar kejam.Bahkan anak-anak sudah dipersiapkan untuk berperang sedari kecil.Jika tidak menjadi kuat,maka bersiaplah menjadi makanan bagi yang kuat.Kota Malvado merupakan tempat yang paling kejam di dunia ini.Orang-orang akan berpikir dua kali sebelum masuk.Tempat itu merupakan kuburan bagi yang lemah.Luz dan Serka mempertanyakan kembali kesiapan mereka sebelum datang kesana.
"Serka…"
"Bagaimana menurutmu?"
"Apanya?",Serka bertanya balik.
"Tentang perjalanan kita.",Luz menimpali.
"Tentu kita akan melanjutkannya."
"Bukan,bukan itu maksudku.",Luz melanjutkan.
"Maksudmu apa kita sudah siap untuk pergi kesana?"
"Aku juga tidak tau.Aku belum memikirkan kemungkinan terburuknya.",wajah Serka menunjukkan kegelisahan.
"Setelah mendengar perkataan kakek tadi aku merasa perlu untuk mempersiapkan diri sebelum pergi."
"Lalu apa saranmu?"
"Kalau kalian ingin mempelajari jurus untuk bertarung maka aku bisa memberikan kalian gulungan-gulungan jurus yang sudah aku simpan.",tiba-tiba kakek itu menyela pembicaraan mereka.
"Bukannya kakek bilang tidak bisa menggunakan jurus tipe penyerang?"
"Aku memang tidak pernah mempelajarinya.Tetapi aku tetap menyimpan beberapa gulungan jurus yang dulu kucatat."
"Itu akan sangat berguna untuk perjalanan kami.Jika tidak keberatan bisakah kami memilikinya?",Serka memohon.
"Ada syarat yang harus kalian penuhi.",timpal kakek itu.
"Apa syaratnya,kek?",Luz bertanya.
"Kalau dalam perjalanan,kalian menemui sahabat lamaku,Sarga.Katakan padanya kalau sahabat lamanya merindukannya."
"Akan kami lakukan.Ngomong-ngomong nama kakek?"
"Benar juga,aku belum pernah memperkenalkan diriku.",Kakek itu melanjutkan.
"Namaku Mensa."
"Baik,kek.Akan kami ingat pesan kakek.",Luz tersenyum.
"Terima kasih atas kebaikan yang anda berikan selama ini,Kakek.Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi syarat yang anda minta.",Serka meyakinkan kakek itu.
"Kalian pasti akan melakukannya."
"Kakek,maaf kalau merepotkan.Tetapi bisakah kami tinggal disini lebih lama?Kami harus berlatih menguasai jurus-jurus dalam gulungan ini sebelum pergi."Luz memohon kepada Kakek itu.
"Tidak masalah.Tetapi berlatihlah sendiri."
Mereka memutuskan untuk menunda perjalanan ke Kota Malvado.Mereka gunakan waktu itu untuk berlatih jurus baru untuk menghindari ancaman yang tidak diinginkan.Meningat mereka akan memasuki kota yang terkenal sebagai sarang para kriminal.Mereka menetap di rumah kakek selama dua bulan.Dalam waktu dua bulan tersebut Luz dan Serka sudah mempelajari beberapa jurus yang ada dalam gulungan.Mereka mempersiapkan barang mereka utuk pergi.
"Kamu sudah mengemasi barangmu,Serka?",Luz memastikan.
"Sudah.Tidak terasa sudah dua bulan."
"Kita sudah banyak merepotkan Kakek."
"Sebelum kalian pergi aku ingin memberi saran.",Kakek itu melanjutkan.
"Mengingat kalian masih belum terlalu mahir menggunakannya kusarankan kalian nanti berhenti dulu di kota yang dekat dari sini,untuk memulihkan Eliks kalian sebelum sampai ke Malvado.Selain itu kalian harus membeli pasokan dari sana,mengingat kalian akan sulit mendapatkannya di Malvado."
"Terima kasih atas semua bantuannya,kek.Kami berhutang budi padamu.",Luz memeluk kakek itu,Serka memeluknya juga.
"Kalau begitu,kami pergi dulu.",lalu mereka berdua terbang menuju tempat yang dikatakan kakek tadi.
Jiwa mereka terbang menuju pemberhentian berikutnya,ketika mereka melihat kota yang dimaksud dari kejauhan,mereka segera bersiap untuk mendarat.Kota itu terlihat dari luar sangat ramai dengan pedagang yang datang dari seluruh negeri,seperti berada di ibukota.Tujuan pertama mereka adalah untuk mencari penginapan untuk beristirahat,kemudian keesokan harinya menyuplai barang pokok.
Kota Merkado,kota yang dikenal sebagai pusat perdagangan seluruh negeri.Pedagang-pedagang dari segala penjuru dunia biasanya mampir kesini karena letaknya berbatasan langsung dengan Kerajaan dan Kekaisaran.Wilayah ini tidak terdampak dari Perang Besar karena perjanjian antara Raja dan Kaisar agar menjadikannya zona netral.Wilayah ini dijadikan zona netral karena merupakan wilayah vital agar ekonomi kedua kekuatan tersebut tidak terganggu.
Luz dan Serka yang tidak punya mata uang yang digunakan dikota tersebut mencoba mencari tempat penukaran uang.
"Serka,kita sebaiknya menukarkan dulu uang kita.",Luz menyarankan selagi melihat-lihat kondisi sekitar.
"Benar juga,ngomong-ngomong berapa banyak uang yang kita bawa?"
"Sekitar dua puluh ribu Plata.",jelas Luz.
"Sekarang dimana kita harus menukarkan uang?"
"Mungkin kita harus datang ke biro informasi untuk mencari tau letaknya.",saran Luz.
"Bangunan besar itu mungkin tempatnya.",Luz menunjuk ke bangunan besar berkubah dan memiliki pintu kayu yang besar.
Mereka lalu masuk dan mencari informasi yang mereka butuhkan.Setelahnya mereka berjalan menuju ke arah selatan biro tersebut untuk menuju ke tempat penukaran uang.
"Permisi tuan.",Serka memanggil pria yang merupakan sedang duduk menghitung uang di dalam.
"Ada yang bisa saya bantu?",pria itu berdiri.
"Kami ingin menukarkan uang."
"Mata uang apa yang ingin anda tukarkan?"
"Plata."
"Kalian berasal dari Desa Korazon,bukan?",pria itu memastikan.
"Benar.Kami berasal dari sana.",jawab Serka.
"Sudah lama sekali sejak terakhir aku menemui penduduk desa tersebut.",pria itu melanjutkan.
"Sepuluh Plata bisa ditukarkan dengan satu Oro.Berapa banyak yang ingin kalian tukarkan?"
"Sepuluh ribu Plata.",Serka memberikan tas berisi uang kepada pria itu.
"Berarti uang yang ditukarkan menjadi seribu Oro.Tetapi sebelum itu kalian harus membayar ongkos tukarnya.",pria itu tersenyum licik.
"Berapa banyak yang harus kami bayar?",tanya Luz.
"Dua puluh persen dari yang kalian tukarkan."
"Yang benar saja?!Kenapa biayanya semahal itu?",Serka meninggikan suaranya.
"Jarang orang mau menukarkan uang mereka ke Plata.Mengingat Desa Korazon cukup terisolasi.Selain itu kalian tidak bisa menukarkan uang selain disini."
Setelah berbincang-bincang sebentar,mereka akhirnya menyetujuinya.
"Baiklah.Berarti totalnya dua belas ribu Plata ditukar seribu Oro,kan?",kata Serka dengan nada kesal.
"Benar sekali,senang berbisnis dengan anda.",pria tersebut lalu memberi uangnya.
Setelah menukarkan uang,mereka langsung mencari penginapan untuk bermalam.Letaknya tidak jauh dari biro informasi yang tadi mereka datangi.Mereka beristirahat di kamar penginapan tersebut setelah menyelesaikan pembayarannya.
"Apa-apaan ini?Satu Kamar untuk semalam harganya seratus Oro.Sempit pula.",Serka berbaring di kasur dengan wajah kesal.
"Wajar saja mahal.Disini merupakan pusat ekonomi dunia.",Luz menaruh barang-barangnya di sudut kamar.
"Itu sepuluh persen uang kita.Kamu paham,kan?"
"Mau bagaimanapun perjalanan ini akan memakan banyak biaya."
"Mungkin kedepannya kita harus tidur di jalan saja.",Serka berbaring membelakangi Luz.
"Haha.Itu bukan ide buruk.",Luz mengatakannya sambil bercanda.
"Badanku lelah karena perjalanan ini.Jangan ganggu aku sampai besok!",Serka menutupi telinganya dengan bantal.
"Kalau begitu aku akan keluar.",Luz menutup pintu kamar penginapan.
Luz keluar untuk mencari udara segar sekaligus mengeksplorasi kota.Luz berjalan menuju ke serikat untuk merekrut pemandu yang bisa mengarahkannya menuju ke Kota Malvado.Serikat adalah tempat yang digunakan orang-orang untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan permintaan klien,seperti berburu,pengawalan,dan sampai untuk kebutuhan perang.Dia menggunakan peta yang dia dapat dari biro informasi sebelumnya.Di luar serikat terdapat banyak orang-orang terampil dari segala penjuru negeri.Perlengkapan mereka menunjukkan kalau mereka sama sekali bukan pemula,kelihatan sangat mahal.Luz merasa tidak percaya diri dengan perlengkapan yang dia bawa.Tapi dia tetap masuk dan segera menuju ke lobi untuk menanyai pemandu yang cocok.
"Permisi,nona.",Luz menyapa pegawai serikat itu.
"Pelanggan.Apa yang anda perlukan?",pegawai itu tersenyum.
"Aku ingin merekrut pemandu."
"Pemandu wilayah apa?"
"Kota Malvado."
"Kota Malvado,ya?Tunggu sebentar.",pegawai itu membuka lembaran-lembaran kertas berisi daftar pekerja untuk mencari pemandu yang sesuai.
"Ketemu!Ini daftar informasi yang anda cari.",pegawai itu memberikan selebarannya ke Luz.
"Ah,iya.",Luz melihat isi selebarannya.
"Kalau cocok nanti saya akan sampaikan ke partner saya."
"Disini tertulis hanya untuk tugas memandu,apa maksudnya?",Luz menunjukkan selebarannya.
"Itu berarti anda harus melindungi diri anda sendiri jika ada bahaya seperti perampokan.Tugas partner hanya memandu,bukan mengawal.",jelas pegawai itu.
"Dua ribu Oro hanya untuk tugas memandu?Bukannya itu terlalu mahal?"
"Maaf sekali,pelanggan.Hanya itu partner yang sesuai dengan permintaan anda.",Pegawai itu melanjutkan.
"Kota Malvado terkenal dengan tingkat bahaya yang sangat tinggi,sehingga banyak orang yang enggan dengan tugas kesana.Karena itu biayanya juga mahal.Selain itu,menurut saya dua ribu Oro masih terlalu murah untuk tugas seberbahaya itu.",jelas Pegawai itu.
"Begitu ya?Nanti akan kupikirkan lagi.",Luz lalu keluar dari serikat.
Ketika Luz keluar dari serikat,ada penguntit yang mengikutinya dari belakang.Kelihatannya penguntit tersebut mendengar percakapannya dengan pegawai tadi.Luz yang sadar sedang diikuti mempercepat langkahnya menuju penginapan.Penguntit tersebut lalu berlari mengejarnya sehingga membuat Luz ikut berlari.Luz mencoba berlari sekuat tenaga tapi tetap saja kalah cepat.Ketika penguntit itu sudah dekat,dia memegang tangan Luz dan mencoba mengajaknya bicara.
"Tunggu!Aku hanya ingin bicara.",penguntit itu menahan tangan Luz.
"Apa yang kamu inginkan dariku?!",Luz mencoba melepaskan tangannya.
"Ini soal pemandu,kamu membutuhkannya,kan?",jelas penguntit itu.
"Pemandu?Ayo bicarakan ini ditempat yang lebih nyaman!",Luz mengajaknya ke depan penginapan.
Penguntit yang mengejar Luz itu merupakan gadis berambut pendek yang kelihatannya berasal dari daerah yang sangat miskin.Dia membawa belati yang dia bawa di pinggangnya dan memakai sepatu berlambang petir yang merupakan senjatanya.Dilihat dari luar,kemampuan bertarungnya lebih kuat dari Luz atau Serka.
"Maaf soal yang tadi.Aku sama sekali tidak punya niat buruk terhadapmu."
"Tidak masalah.Ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Benar juga,aku belum memperkenalkan diri dengan baik.",gadis itu melanjutkan.
"Namaku Lumina.Aku ingin menjadi pemandumu di kota itu.",gadis itu langsung mengatakan dengan terus terang tentang tujuannya.
"Eh?Apa maksudnya itu?",Luz bingung dengan perkataannya.
"Kebetulan aku juga berencana datang kesana.Tetapi aku sendirian,makanya aku menunggu orang lain untuk diajak bersama."
"Berapa bayaran yang kamu minta?"
"Aku tidak meminta bayaran sedikitpun.Aku hanya ingin kamu melakukan sesuatu untukku.",jelas Lumina.
"Apa yang kamu inginkan?"
"Mengingat ini akan jadi perjalanan yang panjang.Aku perlu tau namamu terlebih dahulu."
"Namaku Luz.Aku punya satu teman lagi yang akan menuju kesana."
"Bagus sekali itu,semakin banyak orang semakin aman juga perjalanan kita kesana."
"Memangnya seberbahaya itu keadaan disana?"
"Sayang sekali itu benar.",Lumina menghela nafasnya.
"Aku penasaran kenapa kamu ingin datang ke tempat seberbahaya itu?",Luz mengungkapkan rasa penasarannya.
"Aku lahir dan tumbuh di kota itu.Keadaanku dari dulu sudah sangat sulit.Banyak bandit dan pencuri yang menjarah hartaku sehingga membuatku menjadi miskin.",Lumina melanjutkan.
"Aku berpikir tidak masalah jika penderitaanku terus berlanjut selama aku masih berada di dekat kedua orangtuaku yang selalu menguatkanku,aku masih memiliki kebahagiaan.Tetapi,satu-satunya kebahagiaan yang kumiliki direbut oleh kelompok pemberontak Kerajaan.Tujuh tahun yang lalu…."
Tujuh tahun sebelumnya.Berada di pinggiran Kota Malvado.Di sebuah rumah kecil yang mirip kandang ternak.Lumina dan keluarganya sedang menyantap makan malam dari hasil kerja mereka.
"Maaf,nak.Hanya segini jatah makan untuk hari ini.",Ibu Lumina menyerahkan piring berisi nasi ditaburi garam dengan wajah sedih.
"Tidak masalah,Ibu.Aku bersyukur kita masih bisa bersama.",Lumina memakan nasinya dengan raut wajah bahagia.
"Terima kasih atas pengertianmu,nak.Kamu ini harta kami yang paling berharga.",Ayah Lumina mengelus kepala anaknya.
"Siapapun yang berada di dalam,Keluar!",tiba-tiba ada seorang pria yang berteriak dari luar.
"Kalian tunggu disini,jika ada sesuatu yang terjadi padaku,keluarlah melalui pintu rahasia!",Ayah Lumina bergerak menuju pintu.
"Tunggu,ayah!Kita pergi saja bersama.",Lumina memegang tangan ayahnya.
"Jika sesuatu yang buruk terjadi,biar aku yang jadi pengalihan.Agar kalian punya waktu untuk lari.",Ayah Lumina menggenggam balik kedua tangan anaknya.
"Jangan katakan itu seakan sudah diputuskan!",Lumina yang sedang dipeluk ibunya menangis.
"Tidak apa-apa.Aku yang lemah ini tidak pernah bisa melindungi kalian.Setidaknya sekarang aku bisa melakukannya,walaupun hanya sebagai pengalihan.",Ayah Lumina mengelap air mata putrinya.
"Kalau tidak segera keluar akan kami dobrak pintunya!",suara gedoran pintu semakin kuat.
"Lumina,Sayang.Suatu saat kita akan bertemu lagi.Aku mencintai kalian."
Lumina dan ibunya pergi ke pintu rahasia dan melarikan diri dari kejaran pemberontak.Mereka berhasil melarikan diri ke luar kota.Tapi ayah Lumina ditangkap oleh kelompok pemberontak Kerajaan.Tangisan Lumina tidak kunjung berhenti mengetahui ayahnya sedang ditahan.Hatinya was was memikirkan keselamatan ayahnya.Salah satu kebahagiaannya sudah direnggut.Dia dan ibunya lalu pergi ke Kota Merkado untuk mencari kehidupan yang lebih baik,sekaligus mencari cara untuk membawa kembali ayahnya.
"Selama beberapa tahun terakhir aku mencari tau tentang siapa yang telah menawan ayahku dan akhirnya aku dapat menyimpulkan siapa pelakunya.",Lumina melanjutkan.
"Jadi bisakah aku memintamu untuk membantuku membawa kembali ayahku?",Lumina memegang kedua tangan Luz.
"Eh?"
"Aku akan melakukan apapun yang kamu minta setelah datang kesana.Tetapi sebagai gantinya bisakah kamu membantuku?Aku mohon!",Lumina memegang tangan Luz lebih erat seiring permohonannya.
"Tunggu dulu,nona!Aku masih belum bisa menjawabnya sekarang.Aku harus menanyai rekanku terlebih dulu.",Luz mencoba melepaskan genggaman tangan Lumina.
"Aku benar-benar meminta tolong kepadamu,Luz.Sudah beberapa tahun ini aku selalu menunggu di serikat untuk menemui orang yang bisa menemaniku kesana.Tetapi tidak ada,hanya kamu yang bisa melakukannya."
"Akan kupertimbangkan terlebih dahulu."
"Berjanjilah padaku,Luz!Kalau kamu akan menemuiku lagi."
"Aku berjanji,besok temui aku di penginapan ini!"
"Terima kasih,Luz.Aku percaya padamu.Tolong jangan khianati kepercayaanku.",Lumina tersenyum dengan tulus.
"Baiklah,rekan.Sampai jumpa besok ya?",Lumina berjalan menjauh.
"Benar-benar gadis yang aneh.Apa dia bisa dipercaya?",Luz lalu masuk menuju penginapan.
Keesokan harinya,diluar pintu kamar Luz terdengar suara ketukan pintu.
"Luz,buka pintunya!Ini aku.",suara Lumina terdengar dari luar.
"Dia ini…",Luz yang bangun karena suara Lumina membuka pintunya dengan wajah kesal.
"Ada apa?!",Luz meninggikan suaranya.
"Ada apa?Bukannya sudah jelas maksud kedatanganku?",Lumina bertanya balik.
"Bukankah sudah kubilang untuk tidak membangunkanku?!",Serka berteriak dari dalam kamar.
"Jadi itu temanmu?Bagaimana?Sudah kamu diskusikan,kan?",Lumina mengintip ke dalam.
"Belum.Aku akan membicarakannya nanti.Selain itu ini sudah pagi,ya?",Luz melihat keluar jendela.
"Belum,ini masih fajar."
"Huft,aku tidak paham lagi.Pokoknya,masuklah terlebih dahulu.",Luz menghela nafasnya.
"Kalau begitu,maaf mengganggu."
Sementara itu di dalam Kota Malvado yang mengerikan.Arma,yang merupakan seorang anggota perkumpulan misterius berjalan dengan membawa senjata yang di simpan di tasnya di jalan yang banyak dilalui orang,Wajahnya tidak menunjukkan rasa takut walaupun berada di sekitaran para bandit.Dia pergi menuju ke bangunan besar yang dijaga oleh banyak pengawal.Tempat itu merupakan salah satu tempat persembunyian salah satu mafia terbesar disana.
"Jangan bergerak!",seorang penjaga menodongkan tombaknya ke arah Arma.
"Katakan apa maumu?",penjaga yang lain ikut menanyainya.
"Aku Arma,dari Perkumpulan Kromosfer.Aku tidak perlu menjelaskannya lebih lanjut,kan?",Arma menunjukkan mata merahnya.
"Tuan Arma.Maaf atas kelancangan kami.Kami akan membawa anda untuk menemui bos.",kedua penjaga itu berlutut.
Kedua penjaga itu mengantar Arma kedalam.Di dalam bangunan itu tidak ada penerangan,sehingga para penjaga itu membawa lentera untuk mencari jalan.Bangunan tersebut juga memiliki banyak cabang yang hanya bos mafia dan anak buahnya yang mengetahui jalan ke ruang inti.Di dalamnya,ada banyak lukisan para bangsawan yang dicoret,senjata warisan mereka seperti baju perang dan perisai juga dipampang di depannya.Seakan-akan mereka sudah dihabisi dan menyisakan warisan.Setelah beberapa waktu,mereka sampai ke ruang inti tempat bos mafia tersebut berada.
"Kamu sudah datang,ya?",kata bos mafia yang sedang duduk membelakangi Arma.
"Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku.",Arma langsung terus terang menyampaikan keperluannya.
"Hahaha.Benar-benar angkuh sikap yang kamu tunjukkan itu.",bos itu membalikkan bangkunya menghadap Arma.
"Aku ingin intel tentang siapa saja yang masuk ke kota ini dalam waktu beberapa bulan kedepan."
"Tunggu dulu!Memang apa yang akan aku dapat jika aku melakukan itu?"
"Aku akan memberitahumu beberapa intel tentang Kerajaan.Itu yang kamu inginkan,bukan?"
"Informasi seperti apa yang kamu miliki?"
"Seberapa besar peleton yang mereka miliki dan senjata senjata mereka.Intinya kekuatan tempur mereka."
"Cuma itu?Aku rasa kamu harus mendatangkan penawaran yang lebih menarik."
"Apa yang kamu inginkan?"
"Kamu tau senjata rahasia Kekaisaran yang julukannya "Nafas Es"?Aku ingin mendapatkannya untuk membantu rencanaku menghancurkan kerajaan.Kalau kamu bisa mendapatkannya,maka akan kuturuti permintaanmu."
"Jangan sampai kamu mengingkari janjimu."
Kembali ke penginapan tempat Luz dan Serka bermalam.Hari sudah menjelang siang ketika Serka bangun.Setelah menceritakan kejadian kemarin,mereka bertiga memutuskan untuk berunding sejenak mengenai kedepannya.
"Jadi intinya kamu ingin menjadi pemandu kami?Sebagai gantinya kami akan membantumu menyelamatkan ayahmu?",Serka menarik kesimpulan.
"Benar sekali.",Lumina mengiyakan.
"Maaf,kami tidak bisa membantumu.",Serka menolak mentah-mentah.
"Apa?!",Lumina seakan tidak percaya dengan jawaban Serka.
"Ini terlalu beresiko bagi kami.Mengingat kami bukan petarung yang handal."
"Kalian tidak perlu terlibat langsung dalam pertarungan,kalian bisa amembantuku dengan cara lain."
"Maaf sekali.Tapi kami tetap tidak bisa menolongmu.",Serka memalingkan wajahnya.
"Tunggu dulu,Serka!Pikirkan lagi!",Lumina menghadapkan wajah Serka kearahnya.
"Tapi,kamu yang sekarang masih belum layak untuk menemuiku.Datanglah kembali ketika kamu sudah layak!",Luz tiba-tiba mengingat perkataan Kesatria Agung saat berada di desa.
"Mungkin inilah apa yang dimaksud Kesatria Agung.Aku harus membuktikan kalau diriku layak untuk menjadi muridnya,dengan cara membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.Kalau dipikir lagi,tujuanku ingin menjadi muridnya juga sama,yaitu untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.Aku rasa perlu untuk menolongnya.",Luz merenung sejenak mengenai keputusan yang akan dia buat.
"Maafkan aku,nona.Tetapi jawabannya tetap tidak!",Serka terus-terusan menolak permintaan Lumina.
"Tunggu sebentar,Serka!Kita bicarakan terlebih dahulu!",Luz melerai mereka berdua.
"Luz…"
"Apa maksudmu,Luz?"
"Kota Malvado itu masih asing bagi kita,jadinya kita perlu pemandu untuk mencari informasi di sekeliling kota."
"Kita bisa menyewa jasa orang lain di serikat,bukan?"
"Aku sudah mencarinya kemarin.Tetapi biayanya melampaui simpanan kita.",Luz melanjutkan.
"Selain itu,karena Lumina adalah penduduk asli kota itu jadinya dia lebih bisa diandalkan dibandingkan pemandu sewaan.Apalagi permintaannya bukan untuk membantunya dalam pertarungan."
"Aku rasa kamu sedang memikirkan sesuatu,Luz.Kenapa tidak memberitahukannya langsung kepada kami alasannya?",Serka menatap Luz dengan curiga.
"Haha,kamu benar-benar mengenalku,Serka.",Luz tertawa mendengar perkataan Serka.
"Aku memiliki alasan yang tidak bisa kusebut sekarang.Jadi bisakah kamu mendengar perkataanku tadi?"
"Serka,aku mohon padamu.Pikirkan lagi!",Lumina menatap Serka dengan mata penuh harapan.
"Huft,karena teman seperjuanganku telah mengatakan demikian,maka aku juga harus menyetujuinya.",Serka akhirnya menyetujui permintaan Lumina.
"Serius?Terima kasih banyak,kalian berdua.",Lumina memeluk Luz dan Serka.
"Tidak masalah.Selain itu kita harus membicarakan hal yang lebih penting.",Serka melepaskan pelukan Lumina.
"Benar juga.sebelum itu aku akan memberitahu kalian keadaan didalam sana.",Lumina melanjutkan.
"Kota itu merupakan kota tanpa pemimpin,tidak ada penguasa mutlak disana.Hanya terdapat faksi-faksi yang saling menentang satu sama lain."
"Apa tidak ada faksi yang paling dominan disana?",Luz menyela.
"Jelas ada.Faksi itu merupakan kelompok pemberontak Kerajaan yang pernah kuceritakan.Tetapi mereka menolak untuk keluar dari akar dan memilih bekerja dibawah tanah.Sehingga walaupun mereka telah melakukan berbagai macam pemberontakan,tetap saja tidak ada yang bisa menghancurkan mereka."
"Aku dengar disana banyak bersembunyi banyak kelompok rahasia,apakah itu benar?",Luz mengungkapkan penasarannya.
"Tentu saja,karena disanalah tempat yang paling aman bagi mereka jika ingin menjadikan pusat kegiatan.Mengingat tidak ada pemimpin disana.Sehingga tidak ada aturan untuk dipatuhi."
"Apakah kamu pernah mendengar tentang kelompok yang mengetahui sejarah dunia?",Luz langsung menanyakan intinya.
"Kelompok yang mengetahui sejarah dunia?",Lumina mencoba mengingat-ingat.
"Kami pergi kesana karena ingin menemui mereka.",Kata Serka.
"Maaf,tapi aku tidak pernah dengar.Tapi mungkin kita bisa mencari tau saat sampai disana.Walaupun aku dulu tinggal disana,masih banyak yang tidak kuketahui."
"Orang berjubah dengan lambang dua pedang disilangkan diatas perisai,kamu juga tidak pernah melihatnya?"
"Tidak pernah."
"Entah kenapa aku merasa perjalanan ini akan sangat berat.",keluh Serka.
"Aku sudah mengatakannya dari awal,bukan?Selain itu kita harus menyuplai pasokan kita terlebih dahulu sebelum pergi."
"Jadi hari ini kita berangkat?",tanya Lumina.
"Iya."
"Kalau begitu aku harus mengemasi barang-barangku terlebih dahulu.",Lumina beranjak pergi.
"Jangan tinggalkan aku,ya?",kata Lumina sambil berjalan.
"Mungkin sebaiknya kita tinggal saja dia.",Serka mengatakan dengan nada bercanda.
"Kita harus segera ke pasar sekarang.",ajak Luz.
Ketika tengah hari,Lumina kembali ke penginapan setelah mengemasi barang-barangnya.Luz dan Serka juga sudah terlihat bersiap-siap.Mereka sudah membeli bahan pokok untuk bertahan hidup disana.Mereka melakukan diskusi terakhir sebelum pergi.
"Baiklah.Apa sudah semua?",tanya Luz.
"Sudah."
"Lengkap."
"Sebelum itu Lumina,kami punya jurus yang bisa membuat kami mencapai tujuan dengan cepat.Bagaimana denganmu?Apa kamu juga memilikinya?",Luz menghadap Lumina.
"Tentu saja,jurus itu yang membuatku bisa mengejarmu."
"Kalau begitu transportasi bukan masalah."
"Tunggu sebentar,Luz.Uang kita hanya tersisa seratus Oro dan persediaan hanya bisa bertahan sampai dua bulan.Bagaimana jika dalam kurun waktu itu kita masih belum menemukannya?",Serka menyampaikan kekhawatirannya.
"Tenang saja.Aku juga punya sedikit simpanan yang kutabung sejak pertama kali datang kesini.Aku akan meminjamkan sebagian kalau diperlukan.",kata-kata Lumina menenangkan mereka berdua.
"Maaf sekali Lumina.Kami jadi merepotkanmu."
"Tidak masalah.Lagi pula ini juga untukku sendiri."
"Kalau begitu.Ayo!"
Mereka bertiga berjalan ke arah timur menuju Kota Malvado.