Kota yang letaknya di sebelah barat Kerajaan Este,Kota Malvado.Suasana ngeri langsung terasa ketika akan memasuki kota ini.Kota yang bangunan-bangunannya hampir runtuh karena tidak pernah dipulihkan lagi disebabkan dampak dari Perang Besar.Benar-benar tempat yang cocok bagi mereka yang ingin meninggalkan jati dirinya.Luz bersama dengan kedua temannya berdiri dari kejauhan melihat pintu masuk kota itu.
"Aku merasakan aura yang sangat jahat dari dalam kota itu.",Serka melihat dengan khawatir.
"Kota ini benar-benar sudah berubah sejak aku meninggalkannya.".Lumina mengamati dengan seksama keadaan kota itu.
"Jadi,bagaimana cara kita masuk?",Luz bertanya.
"Kita tidak masuk melalui gerbang kota,kan?",Serka memastikan.
"Jelas tidak.Itu tindakan bodoh.Kita akan melalui pintu rahasia yang aku dan kedua orang tuaku buat.",Lumina menunjuk batu besar di dekatnya.
"Eh?Jadi ini pintu rahasia yang kamu gunakan untuk melarikan diri dulu?",Serka mengelilingi batu itu.
"Benar,hanya kami bertiga yang bisa membuka pintunya.",Lumina menempelkan tangannya ke batu itu.
"Segel Kamuflase:Terbukalah!"
Setelah Lumina merapal jurusnya,bagian luar batu tersebut retak.Membuatnya menyerupai mulut gua.Lumina mengambil lilin di tasnya dan menyalakannya untuk penerangan.
"Ayo masuk!"
Pintu rahasia tersebut lalu tertutup setelah mereka bertiga masuk.Mereka berjalan sekitar dua kilometer hingga akhirnya mencapai ujung terowongan tersebut.Sekali lagi Lumina merapal jurusnya dan mereka bertiga akhirnya keluar.Ketika mereka keluar,mereka melihat rumah disekitarnya sudah luluh lantah dengan tanah.Lumina yang melihatnya terlihat sangat sedih.
"Lumina…",Luz mencoba menghampiri Lumina.
"Tidak masalah.Kelak kami akan membangunnya lagi.Selain itu ayo kita segera pergi menemui teman-temanku."
"Teman-temanmu masih tinggal disini?"
"Aku rasa masih."
"Kenapa mereka tidak pergi dari kota ini?"
"Entahlah.Kalau boleh jujur aku juga tidak mau meninggalkannya dari awal."
"Kalau begitu ayo segera menemui mereka.",ajak Serka.
Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menyerang Serka dari belakang.Komplotan-komplotannya yang lain juga ikut mengepung mereka bertiga.Pemuda itu lalu menodongkan senjatanya ke leher Serka dan menyuruh Luz dan Lumina untuk melucuti senjata.
"Jatuhkan semua barang kalian!",perintah pemuda itu.
"Siapa kalian?!",Serka yang sedang ditawan mencoba untuk melawan balik.
"Jangan bergerak!Atau mungkin kamu sudah tidak sayang dengan nyawamu.",pemuda itu berbicara dengan nada mengancam.
"Noti?Apa itu kamu?",Lumina mendekati pemuda itu.
"Kamu…"
"Aku Lumina.Lama tidak bertemu."
"Lumina?",pemuda itu melepaskan Serka.
"Iya,aku Lumina.Aku temanmu yang pergi tujuh tahun yang lalu."
"Kenapa kamu pergi?",pemuda itu memegang bahu Lumina.
"Ada banyak hal yang harus diceritakan.Selain itu,bisakah kita pergi ke markas dulu?Kita bicarakan itu disana.",ajak Lumina.
Pemuda yang namanya Noti dan teman-temannya mengajak mereka bertiga pergi ke tempat yang di sebut "Markas".Jalan menuju ke sana berada di bawah tanah agar tidak diketahui oleh para mafia.Disana terdapat banyak orang mulai dari bayi sampai orang tua yang kelihatannya seperti mengungsi.Mereka lalu diajak ke kamar pemuda itu.
"Maaf atas kekasaran kami yang tadi.Tadi hanya salah paham.",kata Noti yang membawakan air untuk mereka bertiga.
"Tidak apa-apa.Selain itu aku tidak menyangka kalian masih ada disini."
"Kami tidak bisa pergi.Kamu pasti juga sudah tau,kan?"
"Kota ini pasca kepergianku menjadi semakin parah,ya?"
"Setelah Perang Besar semakin banyak orang-orang jahat yang datang kemari untuk mencari naungan.Kalau boleh kutanya,apa tujuan kalian datang kemari?"
"Kami ingin menjumpai suatu kelompok disini.Mungkin jika kamu tau kamu bisa memberitahu kami."
"Apa nama kelompoknya?"
"Kami tidak tau nama kelompoknya.Tetapi julukannya "Kelompok Yang Mengetahui Sejarah Dunia",mungkin jika kamu tau."
"Tidak pernah dengar.Apa ciri-ciri anggotanya?"
Mata Lumina tertuju ke arah Luz,mengisyaratkan untuk menjelaskan detailnya.
"Anggotanya menggunakan jubah yang menutupi ujung kepala sampai kaki.Di belakang jubah mereka ada lambang dua pedang yang disilangkan diatas perisai.Itu yang kudengar dari informanku.",jelas Luz.
"Maaf,aku masih tidak tau siapa yang kamu maksud.Tapi nanti akan kutanyakan dengan yang lain.Mungkin saja ada yang tau keberadaan mereka."
"Begitu,ya.Terima kasih atas bantuanmu."
"Tidak masalah.Selain itu terima kasih juga kamu telah menemani teman kami untuk datang kembali ke kota ini.",Noti mengungkapkan rasa syukurnya.
"Aku penasaran dari tadi.Kenapa kalian ingin menemui kelompok yang tidak diketahui seperti itu?",Noti menatap Luz dan Serka.
"Panjang ceritanya.Intinya kami ingin mencari informasi mengenai Kesatria Agung.",kata Luz.
"Kaisar Agung?Legenda itu?Apakah dia nyata?",Noti memasang wajah bingung.
"Kalian ingin menemui seseorang yang belum pernah ditemui seperti itu?",Lumina juga heran mendengar perkataan Luz.
"Aku pernah bermimpi tentangnya.Aku disuruh untuk menemui mereka untuk mencari informasi lebih lanjut."
"Kelompok misterius,ya?Aku akan membantumu sebisaku.Semoga kalian bisa menemui mereka."
"Kami sangat terbantu."
"Baiklah teman-teman Lumina,Luz dan Serka.Kalian pasti lelah karena perjalanan jauh,kan?Kalian sebaiknya istirahat terlebih dahulu.Akan ku antar kalian ke kamar.",ajak Noti.
Setelah mengantar Luz dan Serka ke kamar tamu,Noti kembali ke kamarnya sendiri untuk berbicara empat mata dengan Lumina.
"Lumina,aku senang sekali bisa bertemu lagi denganmu.",Noti memeluk erat Lumina.
"Aku juga merindukanmu dan semua orang,Noti.",Lumina memeluk balik Noti.
"Aku kira kamu ditangkap oleh pemberontak kerajaan.Hatiku benar-benar terluka jika kamu tertangkap.",Noti mempererat pelukannya.
"Berkat ayahku,aku dan ibuku selamat.",Lumina menunjukkan wajah menyesal.
"Ayahmu juga tertangkap,ya?.",Noti melepaskan Lumina dan memasang wajah berduka.
"Apa yang terjadi pasca kepergianku sebenarnya?",Lumina menunjukkan kekhawatirannya.
"Banyak yang terjadi.Hal yang tidak pernah kuinginkan.",Noti melanjutkan.
"Setelah kepergianmu,pemberontak kerajaan menyandera banyak orang untuk persiapan melawan Kerajaan dalam Perang Besar.Mereka termasuk ayahku dan ayahmu dijadikan tentara melawan kekuatan masif Kerajaan.Akibatnya,banyak penduduk mengungsi kesini untuk keamanan mereka,mereka terusir dari rumahnya sendiri."
"Begitu,ya?Aku datang kembali untuk menyelamatkan ayahku."
"Lumina…"
"Apa ada cara untuk melakukannya?"
"Tidak ada."
"Apa maksudmu tidak ada?"
"Perang Besar adalah perang yang merenggut banyak sekali nyawa.Termasuk dari pihak pemberontak.Mungkin saja ayah ita salah satunya.",Noti memalingkan wajahnya.
"Jangan mengatakan hal yang sifatnya asumsi seperti itu!",Lumina meneteskan air matanya.
"Kalaupun mereka masih hidup,tidak ada cara bagi kita menyelamatkannya."
"Jangan putus asa seperti itu!Kamu bukan Noti yang dulu.",Lumina yang sedang menangis menampar Noti.
Noti yang mendengar perkataan Lumina hanya diam,tidak mengucapkan apa-apa.
"Maaf,Noti.Aku terbawa perasaan.",Lumina mengelap air matanya.
"Mungkin memang aku sudah berubah,benarkan?"
"Kalau kamu yang dulu pasti akan mengatakan sesuatu seperti menghancurkan penjahat dan mengubah nasib dunia ini.Benar-benar masa lalu yang menyenangkan."
"Seperti itulah proses pendewasaan."
"Apa yang kamu rencanakan kedepannya,Noti?Tidak mungkin kan kamu terus bersembunyi disini menunggu untuk ditemukan?"
"Entahlah.Aku ini hanya pengecut yang lari dari beban menolong orang lain."
"Aku rasa kamu bukan pengecut."
"Aku tidak mengerti."
"Kamu masih mau melindungi yang lain,kan?Karena itu tadi siang kamu datang menyerang kami mengira kami pemberontak.",Lumina melanjutkan.
"Selain itu,aku merasakan kebohongan dari kata-katamu tadi.Kamu bilang kalau ayah kita sudah mati supaya aku tidak berusaha melakukan hal-hal yang berbahaya,kan?"
"Entahlah,Lumina.Aku hanya ingin agar orang-orang yang kusayangi tidak pernah meninggalkanku lagi.Walau aku harus mengorbankan nyawaku lagi."
"Aku senang kamu masih berpikiran seperti itu.Masih banyak yang ingin kubicarakan besok.Aku akan beristirahat dulu.Kita bicara lagi besok.",Lumina berjalan menuju kamarnya yang dulu.
Sementara itu di pusat penyimpanan senjata Kekaisaran Oeste.Tempat yang dipenuhi penjaga dari segala arah.Arma yang merupakan anggota dari kelompok misterius berjalan dengan santai ke arah segerombolan penjaga tersebut.Jumlah mereka tidak kurang dari seribu personil,tetapi Arma tidak menunjukkan sedikitpun rasa ketakutan.Dia tetap berjalan maju meskipun ditodong senjata.
"Penyusup!Jangan Bergerak!",salah satu penjaga mengarahkan busurnya ke arah Arma.
"Diamlah!Apa kalian ingin dihancurkan?",Arma menjawab dengan nada merendahkan.
"Terkutuk kamu!Kami akan menghabisimu disini!",seorang penjaga dengan pedang yang telah diperkuat Eliks maju.
Arma,dengan mata merah menyalanya menangkap pedang yang diayunkan penjaga tersebut dengan mudah.Lalu dia memegang tangan penjaga itu dan menghempaskannya.Kemudian dengan jurusnya,dia mengambil gumpalan Eliks dari penyimpanannya.
"Teknik Pandai Besi:Manipulasi Belati.",Arma merapal jurusnya.
Teknik Pandai Besi:Manipulasi Belati,merupakan jurus yang membuat penggunanya dapat membentuk sekumpulan belati dari Eliks dan mengendalikannya sesuai keinginannya.Arma menggunakannya dengan menyelimuti area sekelilingnya dengan belati-belati tersebut sebagai pertahanan.Arma juga bisa memerintahkan belati-belati yang dipanggilnya mengarah ke targetnya dengan presisi tinggi.
Garda terdepan pasukan tersebut menerjang Arma dengan niat membunuh.Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa mencapai Arma.Mereka semua dikalahkan dengan mudah.Sementara pasukan proyektil juga kehabisan amunisinya karena pertarungan yang berjalan lama.Setelah mengalahkan garda depan,Arma melompat menuju pasukan proyektil dan menumbangkan mereka semua.Setelah membereskan mereka semua,Arma pun masuk dan mencari senjata "Nafas Es" yang diminta bos mafia tersebut.
"Tuan Arma,saya datang untuk menyerahkan barang yang tuan minta.",seorang yang memakai perlengkapan yang sama seperti penjaga-penjaga Kekaisaran datang memberikan Arma senjata yang berbentuk bola kristal.
"Kerja bagus.",Arma menganalisa senjatanya.
"Jelaskan mengenai senjata ini!"
"Nafas Es adalah bola kristal yang dilapisi es ini merupakan salah satu peninggalan Kekaisaran Oeste dari jaman pembentukan dulu.Kaisar pertama bermeditasi di gua dekat di wilayah Kekaisaran dan memfokuskan energi kehidupannya dalam pembentukannya.Senjata ini dibuat untuk mencegah kemarau panjang yang akan mengacaukan hasil panen,tapi seiring waktu senjata ini digunakan sebagai senjata.Tidak diragukan lagi,benda ini merupakan memiliki efek skala besar,bahkan masif tergantung kapasitas Eliks yang dimiliki penggunanya.",jelas bawahan itu.
"Apa efek dari senjata ini?"
"Dikatakan kalau efeknya dapat menciptakan padang es dalam radius beberapa kilometer.Dikatakan juga bahwa senjata ini bisa mengendalikan cuaca dan menurunkan hujan."
"Haha,senjata yang benar-benar menarik.Pantas dia menginginkannya.",Arma menyimpan benda itu di tasnya.
"Apa yang Tuan perintahkan seelah ini?",tanya bawahan tersebut.
"Kamu terus menjadi mata-mata kami di Kekaisaran.Aku akan menginformasikan lebih lanjut jika ada yang kami perlukan."
"Baik,Tuan."
Keesokan harinya,Noti memanggil Luz dan Serka mengenai informasi yang mereka minta kemarin.
"Aku punya berita baik mengenai kelompok yang kalian ingin temui.",Noti yang duduk diseberang mereka berdua memulai pembicaraan.
"Benarkah?Itu berita bagus.",Serka memasang raut wajah gembira.
"Jadi kamu tau keberadaan mereka?"
"Aku mendapat informan dari beberapa rekanku tentang orang-orang berjubah seperti yang kamu ceritakan kemarin.Mereka pernah menjumpainya.",Noti melanjutkan.
"Mereka mengatakan ketika mereka berjalan-jalan di sekitar pinggiran Kota,mereka mengamati ada beberapa orang berjubah misterius sedang berjalan menuju sebuah bangunan bawah tanah."
"Lalu ada apa di dalam bangunan tersebut?",tanya Luz.
"Mereka tidak berani masuk karena ketakutan.Tapi,kalau mau aku bisa menunjukkan letaknya.Kamu masih ingin pergi?",Noti memastikan.
"Jelas.Karena itu tujuanku sejak awal.",Luz mengatakan dengan percaya diri.
"Tapi perlu diingat,aku hanya akan mengantarmu dari luar.Kamu setuju,kan?"
"Tidak masalah.Terima kasih."
Mereka berjalan menuju lokasi yang disebutkan Noti.Di pinggiran kota bagian utara,banyak bangunan yang rusak parah karena terdampak perang.Bangunan yang dijelaskan Noti berada disekitaran puing-puing bangunan tersebut.Lalu,sampailah mereka di lokasi.Bangunan tersebut hampir tidak kelihatan dari luar karena tertutup puing-puing bangunan.Ada tangga yang menuju ke pintu luar bangunan tersebut.Karakteristiknya lebih mirip gua bawah tanah daripada bangunan untuk berkumpul.
"Ini lokasi yang disebutkan.",Noti menunjuk pintu masuknya.
"Apa ada yang pernah menyelidiki ke dalam?",tanya Luz.
"Tidak ada.Tidak ada satupun yang berani memasukinya."
"Bagaimana menurutmu,Luz?Aku merasakan firasat buruk tentang bangunan itu.",Serka menunjukkan wajah ketakutan.
".…",Luz hanya terdiam mendengar perkataan Serka.
"Lumina,bagaimana denganmu?Apa kamu akan masuk?",Noti menoleh ke arah Lumina.
"Tergantung keputusan mereka berdua."
"Sekarang,kalian berdua.Segera putuskan!"
"Kami akan masuk.",setelah berpikir sejenak Luz akhirnya memantapkan jawabannya.
"Aku tidak tau dengan kalian tapi aku akan tetap masuk walau sendirian.Aku harus melawan kegelisahanku.",Luz melanjutkan.
"Huft,kalau kamu bilang begitu maka aku akan menemanimu.",Serka mengatakan itu dengan wajah terpaksa.
"Aku tau kamu akan mengatakannya.",Luz tersenyum puas.
"Aku juga akan ikut sesuai kesepakatan kita.",Lumina ikut menyetujui.
"Eh?Lumina?",Noti kaget mendengar ucapan Lumina.
"Ada masalah,Noti?"
"Aku tidak mengira kamu akan ikut."
"Aku sudah membuat kesepakatan dengan mereka berdua untuk memandu mereka,jadi aku akan pergi.Kalau kamu ingin kembali maka kembalilah.Terima kasih telah menunjukkan tempat ini."
"Hah,merepotkan!Aku juga akan ikut.Tapi jangan salah paham,aku membantu karena untuk melindungi Lumina.Jika sesuatu terjadi,maka aku akan memprioritaskan keselamatan Lumina terlebih dahulu.Kalian paham,kan?"
"Baiklah.Ayo masuk!",mereka berempat membuka pintu bangunan bawah tanah tersebut.
Sementara itu tepat di pusat bangunan bawah tanah yang mereka tuju.Terdapat seorang kakek tua sedang membaca buku tebal dengan bersandar dikursi tiba-tiba merasakan ada yang memasuki markas mereka.
"Ada tamu!",kakek itu menutup bukunya.
"Apa yang harus kami lakukan,pemimpin?",kata anak buahnya yang berada di seberang ruangan.
"Biarkan saja.",kakek itu lanjut membaca bukunya.
"Pemimpin!Apakah sudah saatnya kita bergerak?"
"Belum."
"Bisa katakan kepada kami apakah sudah dekat?"
"Sangat dekat."
Kembali ke markas saat hari menjadi gelap.Mereka berempat datang tanpa hasil yang didapat.
"Tidak ada petunjuk yang kita dapat disana.",Serka mengeluh sambil mengambil minum.
"Apa benar disitu tempat yang mereka ceritakan?",Luz yang duduk disamping Lumina menanyai Noti.
"Benar.Itu bangunan yang sama."
"Mungkin saja mereka sengaja menyembunyikan diri.",Lumina menyela.
"Apa tidak ada petunjuk lain soal kelompok itu?",Luz menatap Noti.
"Sayang sekali.Hanya itu petunjuk yang pernah kami dapat."
"Apa ada orang lain yang bisa kami tanyai?",tanya Luz.
"Ada.Tetapi sebaiknya jangan menemuinya."
"Memangnya kenapa?"
"Orang itu hanya memberi informasi dengan harga yang sepadan."
"Katakan dimana kami bisa menemuinya!"
"Kamu yakin?Kamu akan dirampok."
"Yakin."
"Namanya Red.Dia dikenal sebagai orang yang tau segalanya mengenai kota ini."
"Apa dia semacam tetua dari kota ini?"
"Mungkin saja.Ada yang mengatakan umurnya sudah lima ratus tahun atau mungkin lebih.Tetapi bukan itu yang menjadi alasan kenapa dia dijuluki seperti itu.",Noti melanjutkan.
"Dia memiliki jurus pendukung skala besar,"Sensor Alrededor".Jurus yang membuatnya bisa mendeteksi segala sesuatu disekitarnya dalam jangkauan yang sangat luas."
"Jadi maksudmu dia bisa mendeteksi orang-orang yang seharusnya tersembunyi dari pandangan orang lain?"
"Iya.Bahkan jurusnya bisa menembus jurus ilusi maupun penghalang sekalipun."
"Walaupun seperti itu,tetap butuh waktu bagi dia untuk menentukan targetnya.",Lumina menyela penjelasan Noti.
"Itu kabar baik."
"Jangan bilang kamu ingin menemuinya.",Lumina menghadap ke arah Luz.
"Masalahnya harga,kan?Aku akan membuat kesepakatan yang lain jika uang kami tidak cukup."
"Kalau kamu ingin pergi kusarankan melewati jalan yang jarang dilalui orang,atau gunakan topeng yang menutupi wajahmu agar tidak dikenali.Informasi sangat berharga disini.",saran Noti.
"Terima kasih atas saranmu.Kelihatannya kami banyak merepotkan."
"Sudahlah.Bukan hanya kamu yang berterima kasih disini.Tapi aku juga.Aku sudah pernah bilang,kan?"
"Tapi,Luz.Aku khawatir kamu tidak bisa menemuinya sekarang.",Lumina melanjutkan.
"Dia hanya muncul pada siang hari pertama sampai ketiga awal bulan."
"Kenapa dia hanya muncul pada waktu tertentu?"
"Dia memerlukan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kliennya sebelumnya.Jurus pendeteksi itu juga butuh waktu."
"Kalau begitu kita harus menunggu beberapa hari lagi sebelum menemuinya."
"Selama waktu itu kita bisa latihan untuk memperkuat diri.Benarkan,Luz?",Serka yang dari tadi diam tiba-tiba menyela.
Malam hari itu ketika semua orang tertidur,Serka bangun untuk pergi ke kamar mandi.Setelah selesai,dia melihat Lumina yang sedang berjalan keluar markas.Serka yang penasaran mengikutinya keluar.Lumina duduk melihat bintang-bintang seakan bernostalgia dengan masa lalunya.
"Lumina?",Serka mendekati Lumina.
"Serka?Kamu masih bangun?",Lumina kaget mendengar suara Serka.
"Aku baru saja ke kamar mandi tadi.Ngomong-ngomong apa yang kamu lakukan disini?",Serka duduk disamping Lumina.
"Hanya melihat langit malam.",Lumina memalingkan wajahnya ke atas.
"Suasana seperti ini mengingatkanku dengan kota kelahiranku."
"Seperti apa kota kelahiranmu?"
"Sangat indah,dulunya."
"Begitu juga disini."
"Bukankah kota ini memiliki reputasi buruk dari dulu?"
"Memang.Tapi bukan itu yang kumaksud."
"Kamu memang aneh."
"Kita semua juga,kan?Kita mencoba untuk melakukan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.Tapi tetap saja kita berusaha."
"Ada alasan kenapa aku menemani perjalanan Luz.Aku sebagai temannya bisa merasakan aura positif yang mengalir darinya."
"Memangnya apa tujuanmu?"
"Intinya untuk menjadikan dunia ini menjadi lebih baik.Aku merasa Luz bisa menjadi cahayaku untuk menerangi jalan yang masih samar ini."
"Aku juga merasakan aura positif darinya kalau boleh jujur.Aku juga paham perasaanmu."
"Seperti bintang-bintang ini,bagi beberapa orang mereka hanyalah penghias langit.Tapi ada juga orang-orang yang menjadikannya sebagai penunjuk arah."
"Analogimu itu benar-benar sulit kupahami."
"Aku tidak pintar merangkai kata-kata."
Tiga pekan setelahnya datang hari dimana mereka akan menemui Red.Mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk bernegosiasi dengannya,
"Baiklah.Sudah waktunya.",Luz berdiri sambil membawa tas punggungnya.
"Lumina,kamu bisa tunjukkan jalannya?",Serka datang dari kamarnya.
"Tentu saja."
"Kalian bertiga,aku berharap kalian berhasil.",Noti yang bersandar didinding tiba-tiba bicara.
"Kalau begitu,sampai jumpa lagi,Noti.",Lumina melambai sambil berjalan keluar.
Mereka bertiga berjalan menuju pusat kota dengan menutupi identitas mereka seperti yang disarankan Noti.Mereka berjalan menuju suatu pusat perdagangan didalam kota.Walaupun kelihatannya seperti pasar,tapi itu hanyalah penyamaran untuk melakukan bisnis terlarang.Mereka berjalan menuju suatu kios yang penjaganya merupakan bawahan Red.
"Pelanggan.Apa yang kamu inginkan di awal bulan yang cerah ini?",penjaga itu tersenyum licik.
"Kami memiliki bisnis penting dengan "Sang Pengawas".",Lumina memberikan sejumlah uang kepada penjaga itu.
"Memangnya cukup?",penjaga itu mengambil uang yang diberikan Lumina.
"Akan kami usahakan."
"Kalau begitu ikuti aku!".
Penjaga itu menteleportasikan mereka ke ruang gelap yang nampaknya jauh dari kios.
"Sang pengawas ada di ujung lorong ini."
"Baiklah.Kami akan pergi menemuinya.Ayo,kalian berdua!",Lumina mengajak Luz dan Serka menemui Red.
Mereka berjalan di lorong gelap tanpa penerangan.Di ujung,terdapat seorang yang penampilannya seperti petapa tua sedang bermeditasi dengan bersila.Petapa itu adalah Red,orang yang mereka cari.Red lalu memanggil mereka.
"Luz,Serka,dan Lumina.Itu nama kalian,kan?",tiba-tiba Red memanggil mereka.
"Kamu tau siapa kami?",Serka menjawab pertanyaan Red dengan heran.
"Aku tau siapapun yang berada disini."
"Kamu tau tujuan kami datang?",tanya Luz.
"Tidak.Tetapi apapun itu kamu harus memberikan bayaran yang sepadan."
"Berapa banyak yang kamu inginkan?",tanya Serka.
"Tergantung dari permintaanmu.Apa yang ingin kamu tau?"
"Kami ingin tau kelompok rahasia tertentu di dalam kota ini.",jawab Luz.
"Apa ciri-cirinya?"
"Mereka berjubah,menutupi kepala sampai kaki dengan lambang dua pedang diatas perisai."
"Akan aku deteksi nanti,jika kalian membawa bayarannya.",Red melanjutkan.
"Biayanya dua ratus ribu Oro!"
"Dua ratus ribu Oro?!Kamu tidak salah,kan?!Kamu bisa membeli rumah mewah dengan itu.",Serka meninggikan suaranya.
"Tenanglah,Serka!Pengawas,bisakah kamu turunkan biayanya?",Luz menahan Serka.
"Tidak bisa!Kelompok itu sangat sulit untuk dideteksi,bahkan olehku.Mereka selalu menggunakan jurus penghalang yang mengganggu kinerja jurusku.Selain itu keberadaan mereka sering berpindah-pindah markas.Hanya aku yang bisa melacaknya.",jelas Red.
"Kamu mengatakan seolah kamu tau kelompok yang kami maksud.",kata Luz.
"Tentu saja.Bukankah sudah kubilang kalau aku tau siapapun yang ada disini?Termasuk siapapun yang masuk dan keluar."
"Aku meragukan kamu mempunyai kemampuan sekuat itu.",kata Serka.
"Diamlah,Serka!Kamu benar-benar tidak tau seberapa terkenalnya dia.",Lumina menatap Serka,mengisyaratkannya untuk tidak memancing keributan.
"Selain karena kemampuan pelacaknya,dia terkenal dengan kemampuan bertempurnya yang benar-benar kuat.Aku pernah mendengar dia mengalahkan segerombolan penjahat yang memaksanya menjadi sekutu,sendirian.Dia bahkan tidak menggeserkan kakinya sedikitpun.",Lumina melanjutkan.
"Gadis itu lebih pintar darimu.Tapi tenang saja,aku hanya tertarik dengan uang dan keabadian.Aku tidak tertarik melukai orang lain kecuali jika diperlukan."
"Kamu tadi bilang tertarik dengan keabadian?Apa maksudnya itu?",tanya Luz.
"Bukankah sudah jelas?Aku ingin hidup selamanya."
"Bukan itu maksudku.Maksudku kalau kami tidak bisa membayar dengan uang,bisakah kami membayar dengan "Keabadian" yang kamu maksud itu?"
"Haha,kamu berani sekali.Tentu saja kamu bisa.Tapi…"
"Tapi…?"
"Kamu akan mati setelahnya."
"Apa maksudnya itu?"
""Manipulasi Jiwa:Lompatan",adalah jurus yang mampu membuat penggunanya menguasai tubuh orang lain untuk dijadikan wadah baginya untuk hidup.Dengan ini aku bisa "Menipu kematian".Dengan menggunaakan tubuh orang lain ketika tubuh yang lama sudah menua.Tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.",Red melanjutkan.
"Syaratnya adalah orang yang akan dijadikan wadah harus menyetujui kontrak yang kubuat,dengan mengijinkanku menggunakan tubuhnya.Selain itu,orang yang akan dijadikan wadah harus orang yang keadaannya sehat dan masih muda.Kamu memenuhi syarat yang kedua."
"Memangnya ada orang yang mau menyerahkan nyawanya begitu saja?"
"Mereka yang menyerahkan nyawanya demi bantuan dariku semuanya orang-orang yang tidak egois.Mereka menukarkan nyawanya demi tujuan yang lebih besar."
"Jadi kalau aku mengijinkanmu untuk menggunakan tubuhku,maka aku akan…"
"Kamu akan mati setelahnya,atau lebih tepatnya jiwamu akan pudar karena jiwaku akan mengurungmu."
Suasana di dalam ruangan itu seketika menjadi hening.Luz memikirkan tentang tawaran yang diberikan Red.Dia bimbang tentang apa yang akan dia pilih.Dia ingin sekali menemui kelompok itu,tetapi untuk dia harus membayar dengan harga yang tidak masuk akal.Disisi lain,tawaran yang satunya membuatnya harus kehilangan nyawa.Dia tau kalau dia tidak boleh mati untuk sekarang,dia mengusulkan sesuatu yang lain kepada Red.
"Red.Jiwa yang pudar itu masih bisa dipulihkan atau tidak?"
"Dipulihkan itu seperti menguasai kembali tubuhnya,kan?Aku tidak pernah mengalaminya,tetapi kemungkinan bisa.Karena aku tidak bisa melenyapkan jiwa pemilik tubuh asli.Aku hanya seperti,memenjarakannya saja."
"Kalau misalnya aku menerima tawaranmu itu dan jika aku bisa memulihkan kembali jiwaku,apa kamu akan memenuhi permintaan kami?"
"Haha,kamu ini anak yang menarik.Jika itu terjadi maka aku akan memenuhi permintaanmu secara gratis."
"Kalau begitu ayo kita lakukan!"
"Tunggu,Luz!Kita belum pernah membicarakan soal ini.",Lumina memegang tangan Luz.
"Luz!Kamu pasti sudah gila jika menerimanya begitu saja.Kalau kamu mati maka perjalanan kita selama ini sia-sia.Hanya kamu yang mampu menemuinya.",Serka ikut menahan Luz.
"Tenang saja,aku tidak akan mati semudah itu."
"Luz…"
"Lagipula aku juga ingin membuktikan keteguhan jiwaku.Ini satu-satunya jalan yang kita miliki."
"Sebelum itu aku ingatkan.Aku tidak pernah memaksamu.Kamu boleh mundur jika mau."
"Tentu saja aku tidak akan mundur."
"Kalau begitu berdirilah didepanku,anak muda."
"Disini?",Luz berdiri sejauh dua meter di depan Red.
"Aku akan memulai merapal setelah ini.Kamu cukup mengijinkan saja jika aku membuat kontrak."
"Baiklah.Dimengerti."
Red memejamkan matanya dan merapal jurusnya.
"Manipulasi Jiwa:Lompatan"
Di dalam alam bawah sadar Luz,ruangan yang diterangi lilin melingkari seisi ruangan.Dia melihat sosok Red menghampirinya dalam wujud jiwanya.Red memastikan ulang tentang pilihannya.
"Anak muda.Kamu yakin mengenai kontrak ini?"
"Yakin,segera lakukan!"
"Setelah aku mengatakan isi kontraknya,maka jawablah setuju."
"Baiklah."
"Dengan kontrak antara Red dan Luz ini,mengatakan bahwa dengan ini,Luz.Sang pemilik tubuh akan memberikan ijin kepada Red untuk menguasai tubuhnya dan sebagai gantinya Red akan memenuhi permintaan yang Luz dan teman-temannya ajukan.Jika ada kondisi yang membuat Luz berhasil memulihkan kembali tubuhnya,maka Red masih berkewajiban dalam memenuhi permintaan mereka.Luz,apakah dengan ini kamu setuju?"
"Aku menyetujui kontrak yang kita buat!"
Setelah menyetujui kontrak yang ditawarkan Red tadi,tiba-tiba ada rantai yang mengikat Luz,menariknya ke bawah.Luz kehilangan kekuatan karena rantai itu menyerap Eliks milik Luz.Dia merasa sangat lelah dan ingin tertidur,tetapi dia tidak bisa melakukannya.Ini adalah pertaruhan yang menentukan kehidupannya.Jika ia sampai tertidur,maka jiwanya benar-benar tidak bisa kembali.Dia dengan sisa tenaga yang dia punya berusaha melepas efek dari jurus Red.
"Hmph,dia masih sadar.",Red menatap Luz yang ditarik secara perlahan kebawah.
"Apa yang akan kamu lakukan,Luz?Kalau terus seperti ini,kamu bisa mati."
Luz dalam keadaan setengah sadar mengingat masa lalu ketika dia masih anak-anak.Dia sedang duduk berbicara dengan temannya di Kota Raiz.
"Luz,apa yang sedang kamu lakukan?",temannya yang melihat Luz terdiam, menghampirinya dari belakang.
"Cuma melihat matahari terbenam."
"Kelihatannya kamu sedang memikirkan sesuatu.Kenapa tidak menceritakannya saja?"
"Bukan sesuatu yang penting juga."
"Melihat matahari terbenam itu menyenangkan juga ya?"
"Memang itu menyenangkan?Bukankah kita melihatnya setiap hari?."
"Memang.Tapi sesuatu yang biasa bagi kita mungkin saja sangat berharga bagi yang lain."
"Apa yang ingin kamu sampaikan?Aku tidak mengerti."
"Matahari tidak akan selalu bersinar,kamu tau?Cobalah menikmatinya selagi kamu masih sempat.Mungkin saja kamu tenggelam di dasar laut dan tidak bisa melihatnya lagi."
Luz tersenyum ketika mengingat masa kecilnya itu.
"Sampai sekarang aku masih tidak paham apa maksudnya."
"Tapi sekarang bukan waktunya untuk mati,aku masih ingin melihat matahari yang dia katakan itu!"
Luz yang kembali sadar memegang rantai yang mengikat tubuhnya.Dia mencoba menghancurkan rantai yang mengikat jiwanya itu dengan sisa Eliksnya.
"Dalam kondisi ini dia tidak bisa mengeluarkan Eliks,karena sudah kuserap banyak.Mungkin ini akan jadi usaha terakhirnya",Red menatap Luz dengan kasihan.
"Ah!Ini mustahil!Aku juga tidak bisa mengeluarkan Eliks.Kalau begitu,aku akan mencoba jurus itu."
"Kaki Cheetah.",Luz merapal jurusnya.
Kaki Cheetah,jurus yang Luz pelajari dari Lumina.Jurus yang sama yang digunakan Lumina untuk mengejar Luz di Kota Merkado.Berbeda dengan yang lain,jurus ini tidak mengeluarkan Eliks ketika digunakan.Eliks digunakan dari dalam,memperkuat otot kaki pengguna sehingga pengguna bisa berlari dengan lebih cepat.
"Aku senang bisa mempelajari ini sebelumnya.Kalau tidak sudah pasti tamat riwayatku."
Luz mencoba mendaki keatas dengan rantai yang masih mengikatnya.Dia seperti perenang profesional yang berusaha memenangkan pertandingan.Dia menendang air yang berada dibawahnya untuk naik ke permukaan.Perlahan-lahan,rantai-rantai itu lepas satu persatu.
"Haha,aku tidak menyangka dia bisa melakukan itu.",Red tertawa.
"Tinggal sedikit lagi.",Luz menggertakan giginya.
Rantai yang mengikat Luz perlahan-lahan ikut terangkat seiring Luz memperkuat tolakannya.Red yang melihat itu merasa terhibur melihat perlawanan Luz.Ini pertama kalinya dia melihat seseorang dengan tekad yang sebegitu kuat dalam hidupnya.Pada akhirnya,Luz berhasil kembali ke permukaan.
"Usaha yang bagus,anak muda.Ini pertama kalinya ada orang yang bisa melawan jiwaku.",Red tersenyum ketika melihat Luz yang sedang terengah-engah setelah berjuang cukup keras.
"Begitu,ya?",Luz yang tertunduk kelelahan menatap Red.
"Karena kamu menang,maka aku akan penuhi janjiku.
Jiwa Red keluar dari tubuh Luz.Mereka kembali ke tempat semula.Luz yang masih kelelahan jatuh berlutut dengan nafas tersenggal-senggal.
"Akh,akh,akh."
"Luz…",Serka dan Lumina menghampiri Luz.
"Tidak apa-apa,dia hanya kelelahan.",Red menenangkan mereka berdua.
"Apa yang terjadi,Red?",Serka menatap Red.
"Dia menang."
"Kalau begitu…",Lumina mencapai kesimpulan.
"Aku akan memenuhi janjiku."
"Katakan kepada kami!",Serka berdiri menghadap Red.
"Untuk sekarang,kembalilah dahulu!Temui aku satu bulan lagi!Aku butuh waktu untuk melacak mereka."
"Kamu tidak akan lari,kan?"
"Aku tidak punya alasan untuk melakukannya.Aku ini orang terhormat."
"Kalau begitu akan kami temui lagi dalam satu bulan.",Serka yang menggendong Luz pergi bersama Lumina kembali ke markas.
Sementara itu di markas kelompok pemberontak kerajaan,Arma datang membawa senjata yang bos mafia itu minta.
"Ini yang kamu inginkan,bukan?",Arma melempar bola kristal itu.
"Kerja bagus.Dengan ini rencanaku untuk menumbangkan Kerajaan akan semakin mudah.",Bos itu mengamati senjatanya.
"Sekarang penuhi janjimu!"
"Tentu saja.Kamu menginginkan intel tentang semua penduduk di sini,kan?"
"Jelaskan padaku!"