Pikiranku...menghilang.
Tak peduli betapa kurang pengalamanku, aku tak sebodoh itu hingga tak mengerti apa gerakan ini.
Ini...ya, ini seperti ciuman...kan?
Tentu saja, bibir kami tak bersentuhan, terhalang sengaja oleh kulit dingin telapak tangannya.
Namun itu cukup untuk membuat pikiranku hilang. Hatiku, yang terasa seperti berhenti, melompat keras menjadi detak cepat. Bulu mataku berkedip di antara kilatan penglihatanku, dan seluruh tubuhku menjadi kaku.
Apa ini?
Samar, aku merasakan tangannya di perutku, memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan karena aku yakin aku akan pingsan di lantai.
Pikiranku begitu menghilang sehingga untuk beberapa saat, aku tak bisa mengingat di mana kami berada, atau apa yang awalnya kami lakukan. Yang bisa kurasakan hanyalah dingin yang terpancar dari tubuhnya, dan suara degupan lembut dadanya di punggungku.