Haruskah aku... terus membaca?
Aku harusnya telah diam terlalu lama karena Jade berhasil memanjat ke kepalaku dan melakukan selam ke wajahku.
"Aduh!" Itu sempurna untuk membuatku sadar dari kebingungan, jadi untuk saat ini aku memaafkan si kecil itu. "Kau tidak keterlaluan? Aku hanya tenggelam dalam pikiran sebentar..."
Mata hijau itu menatapku tanpa ampun, seolah berkata mereka tidak peduli dan akan terus menyundulku jika aku kembali bingung.
Haa—sialan burung ini. Jika dia tahu apa yang baru saja aku baca, maka pikiranku yang berantakan ini seharusnya bisa dimengerti.
"Tidakkah kau tahu aku sedang menghadapi dilema besar sekarang?" Aku mencubit pipi gemuknya saat dia berbunyi nyaring.
Hmm, ya, membaca atau tidak membaca?
Aku menatap keras pada buku catatan tua yang agak lusuh di tanganku. Tapi...aku sudah membaca sejauh ini, artinya aku sudah melompat ke dalam api. Jadi... mungkin sebaiknya terbakar?
Haha... lihat aku mencoba merasionalkan rasa ingin tahu ku sendiri.