"Festival itu masih akan diselenggarakan?"
Zia membanting meja di ruang tamu kamar tamu di mana kami memutuskan untuk berkumpul kali ini. Matanya yang ungu terbelalak lebar karena gembira, dan kulit merah mudanya menjadi semakin merah muda, seolah-olah bercahaya.
Setelah Natha memberi konfirmasinya, dia bahkan mulai melompat ke seluruh ruangan, mengambil tangan Angwi dan menggoyangkannya dengan gembira.
Apa sih festival ini sampai dia begitu bersemangat?
"Sebenarnya nggak terlalu spesial," kata Natha kepadaku. "Cuma dia udah lama nggak keluar rumah sejak dia kabur dari rumah, jadi dia sangat menantikan acara ini. Tapi hampir dibatalkan tiga bulan lalu, jadi mendengar bahwa akan tetap diselenggarakan pasti pikiran yang menggembirakan."
"Hampir dibatalkan? Kenapa?"
