Chapter 4 - What should Jun do?

Mencuci muka di wastafel, Jun melihat ke arah kaca dengan tatapan tenang.

"Kemarin sungguh berisik, apalagi para hama yang mendekatiku." Kata Jun sambil membersihkan wajahnya mengunakan handuk kecil.

Setelah selesai melihat para tokoh utama kemarin, Jun langsung pergi namun tiba-tiba para wanita mengerumuninya.

Mereka mengajak nya bermain bla bla bla, namun jun menolaknya dengan sopan sambil tersenyum.

Pada akhirnya setelah melihat senyumannya, mereka membiarkannya pergi.

"Hah... sepertinya ini benar-benar bukan mimpi, kupikir aku hanya bermimpi saat pindah dunia seperti ini."

Untung saja Jun meminta semua kekuatannya ikut dibawa, jadi dia tidak perlu repot-repot mencari uang untuk bertahan hidup.

Dia memilih pilihan yang baik untuk membawa semua kekayaannya, namun ternyata di dunia ini rumah itu tidak perlu karena mereka menggunakan asmara.

Namun itu juga tidak merugikan nya karena dia bisa pulang ke rumahnya jika meminta izin.

"Kalau tidak salah, Protagonis Kim Hajin terlibat di jalan ceritanya, haruskah aku melakukannya juga?." Kata Jun dengan wajah aneh.

Sebenarnya Jun tidak ingin terlalu terlibat di dunia ini, dia hanya ingin bersenang-senang, namun karena tuhan meminta nya untuk menggantikan protagonis kim hajin dia sepertinya harus terlibat di jalan ceritanya.

Ini membuatnya bergidik ngeri, dia hanya malas, apalagi melakukan trik pahlawan menyelamatkan kecantikan, bukannya dia jijik, hanya saja dia merasa aneh.

"Hah..sial sepertinya aku benar-benar harus terlibat di jalan ceritanya, mari kita berangkat sekolah."

Jun pun menjentikkan jarinya dan seketika baju nya langsung berubah, sekarang dia memakai baju sekolah.

Baju sekolah nya terdiri dari Jas Putih dengan garis-garis biru, kameja putih, celana putih, sepatu hitam, dengan lambang Cube di bahu kanan.

Jun tentu saja sudah mandi oke?, dia hanya menggosok giginya.

"Ngomong-ngomong, aku ingat chapter tertentu dimana Protagonis kim hajin di fitnah oleh seorang wanita."

Kata Jun sambil menjentikkan jarinya, dia mengunakan mantra teleportasi, namun dia tidak berteleportasi di tempat ramai.

Jun hanya berjaga-jaga jika dunia ini tidak ada teleportasi instan seperti dirinya.

[Cube]

Cube adalah sebuah pulau buatan di laut timur, di mana kurang dari 50 ribu orang termasuk para kadet calon hero, tinggal.

Sebuah kota yang di bangun oleh orang-orang yang memiliki bakat sihir dan sihir manufaktur dari seluruh penjuru dunia.

Keberadaan Cube adalah salah satu alasan mengapa korea disebut sebagai suatu negara yang kuat.

'dan inti dari kota ini, sekaligus panggung utama di manhwa nya.' pikir jun yang sedang berdiri di gerbang sekolah.

Bangunannya luas, mewah dan berkilau, apalagi dunia ini lebih maju dari dunia Sebelumnya.

Bahkan diantara para kandidat hero yang memiliki kemampuan istimewa, [Talent], hanya sedikit yang bisa menjadi kadet di Cube.

'sepertinya tuhan sudah melakukan semuanya, bahkan aku bisa masuk ke dalam sekolah ini dan menyingkirkan Co-author.' pikir Jun sambil melihat tangan nya dan berjalan ke arah Kelasnya.

Dia mengabaikan tatapan tertarik dari para siswa, Jun masih melihat tamgan nya dan mengepalkan tangannya.

'aku tidak perlu memikirkan cara menjadi kuat seperti kebanyakan protagonis, tapi aku penasaran apakah aku mempunyai talent?.'

'walaupun begitu, aku tidak terlalu peduli karena mempunyai kekuatan dari Varvatos bahkan Gilgamesh.'

Memikirkan kekuatannya, Jun hampir tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak karena mempunyai kekuatan curang.

Sekarang dia berdiri di depan pintu kayu besar dengan ukiran dan nama bahasa Korea.

Jun membuka pintu dan melihat sekeliling, banyak wajah yang ia kenali.

[Truth Class]

Fokus utama episode Cube, antagonis dan villain, Sidekick dan Rival, dan tempat di mana protagonis Kim suho berada.

Masing-masing karakter akan segera membentuk kelompok, dan karenanya mereka akan menghadapi halangan yang tidak terhitung.

'10 tahun bersama orang-orang itu..aku tidak tahu harus melakukan apa.' pikir jun.

Waktupun berlalu dan sekarang sore hari.

Sekarang siswa-siswa pada bubar, Jun juga membawa tas nya dan pergi keluar, tapi saat dia hendak keluar ada seseorang yang menghampirinya.

"Jadi kamu Adalah Kim Jun?, halo aku Kim Suho, salam kenal."

Ternyata Adalah suho, dia meminta jabat tangan sambil tersenyum ramah, Jun melihat dulu sebelum menjabat tangannya dan memperkenalkan dirinya.

"Tidak usah memperkenalkan diri, aku tau kamu dan ya aku Kim Jun, salam kenal." Kata Jun dan menjabat tangannya, setelah itu mereka melepaskan tangan masing-masing.

"Begitu kah?, tapi ini pertama kalinya aku melihatmu, saat ujian masuk aku tidak melihat mu." Kata Suho.

"Itu wajar, untuk apa peringkat pertama melihat diriku yang biasa saja?." Kata Jun sambil tersenyum ramah.

Obrolan mereka menarik perhatian siswa-siswa yang hendak keluar, bahkan Shin Jonghak pun melihat ke arah mereka.

Mereka tertarik karena peringkat pertama berbicara dengan seseorang yang baru pertama kali mereka lihat.

Apalagi mereka ingat tidak pernah melihat murid yang bernama Kim jun saat ujian masuk.

"Biasa saja ya?." kata Suho.

Walaupun Jun berbicara bahwa dia biasa saja, Suho merasakan penindasan kuat dari Jun walaupun tidak terlihat oleh matanya.

Suho yakin, Jun tidak kalah kuat dengan dirinya.

"Itu saja kan?, kalau begitu aku pergi." Kata Jun dan langsung pergi tanpa menunggu ucapan Suho.

Dia berjalan dengan tangan di saku melewati siswa yang tadinya menghalangi pintu, mereka langsung membuka jalan saat Jun lewat.

Melihat Jun pergi dan tidak terlihat lagi, suho menghela nafas, saat itu seorang wanita mendekatinya dan berbicara.

"Hei kim Suho kenapa kau berbicara dengan dirinya?." Kata wanita itu.

Namanya Chae Nayun, Sama seperti Shin Jonghak , Chae Nayun adalah chaebol generasi keempat. Namun, alih-alih memiliki rasa superioritas yang tinggi, ia memiliki rasa persaingan yang kuat. Ia yakin bahwa ia dapat melampaui para pesaingnya melalui kerja keras dan pengembangan diri.

Chae Nayun digambarkan sebagai gadis muda yang sangat cantik, dengan tubuh yang proporsional dan menarik. Ia memiliki rambut panjang berwarna cokelat yang biasanya diikat atau dibiarkan terurai. Mata Nayun berwarna hijau dengan tatapan yang tajam dan percaya diri.

Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, keras kepala, dan kuat secara fisik serta emosional. Meski memiliki sikap tegas dan kadang arogan, Chae Nayun sebenarnya memiliki hati yang lembut dan setia terhadap teman-temannya.

"Tidak, aku hanya merasakan dia adalah seseorang yang kuat." Kata Suho.

Nayun menatap Suho dengan aneh, dia tidak percaya bahwa seseorang bernama kim jun adalah orang kuat.

"Kuat?, aku tidak merasakan apa -apa dari nya, dia hanya lelaki tampan biasa kan?." Kata Nayun.

Harus Nayun akui kalau Kim Jun orang pertama yang ia lihat sangat tampan, sebagai chaebol, dia sudah sering melihat laki-laki tampan, namun dibandingkan dengan Kim Jun mereka kalah jauh.

Temannya juga, Shin Jonghak dan Kim Suho, mereka tampan tapi di bandingkan dengan kim jun mereka seperti orang biasa.

Pertama kali dia melihatnya, dia linglung dan segera menenangkan dirinya, dia tidak akan tergoda oleh laki-laki tampan lemah, dia menyukai seseorang yang lebih kuat darinya.

"Benarkah?."

Kim Suho merasa kalau nayun salah, tidak salah lagi kalau Kim Jun adalah seseorang yang sangat kuat.

Shin Jonghak yang mendengarkan perkataan Nayun menyebut orang lain tampan, mempunyai wajah kesal namun dia segera menenangkan dirinya dan berjalan ke arah Nayun dan Suho.

Mereka pun mengobrol.