(Lapangan Akademi Stellar)
Matahari bersinar terang di atas Akademi Stellar, menerangi para siswa yang telah berbaris rapi di tengah lapangan. Di hadapan mereka berdiri Lucas Von Celestia, seorang ksatria legendaris dan Sword Saint yang terkenal. Semua murid menatapnya dengan kagum, kecuali Raka yang terlihat tenang dan sedikit malas.
Raka: (Berpikir) *Tidak mengherankan Lucas ada di sini. Ini pasti rencana Saintess Stella. Dia terlalu overprotektif pada Alya.*
Bagi banyak siswa, bisa belajar langsung dari Lucas adalah impian. Namun, Raka tahu lebih baik—hadiah apa pun dari Lucas akan membawa kerepotan.
Lucas memandang barisan siswa dengan ekspresi tegas dan akhirnya membuka mulut.
Lucas: "Mungkin sebagian dari kalian sudah tahu siapa aku. Namun, untuk memperjelas, aku Lucas Von Celestia, Ksatria dari Kuil Holy Star. Aku akan menjadi instruktur Aura Mastery kalian selama satu tahun ke depan."
Ia berhenti sejenak, membiarkan kalimatnya meresap ke dalam benak para siswa.
Lucas: "Dan untuk pemanasan... kalian akan lari mengelilingi lapangan sebanyak mungkin selama 15 menit. Yang berhasil memutari lapangan paling banyak akan mendapatkan hadiah."
Mendengar kata "hadiah,"antusiasme para murid langsung meledak.
---
(Raka dan Thalassius)
Di tengah keramaian, Thalassius menepuk bahu Raka dengan senyum bersemangat.
Thalassius: "Ayo, Raka! Kita buat ini jadi lomba. Lihat siapa yang bisa lebih banyak mengitari lapangan!"
Raka hanya menghela napas dan menatap Temannya dengan wajah datar.
Raka: "Aku ikut lari, tapi aku nggak mau menang. Kamu tahu hadiah dari Lucas selalu merepotkan."
Thalassius mengerutkan dahi, tampak bingung.
Thalassius: "Hah? Apa maksudmu?"
Lily dan Selene, yang mendengar percakapan itu, menatap penasaran.
Lily: "Raka, kenapa kamu nggak tertarik dengan hadiahnya?"
Selene: "Iya, padahal hadiah dari instruktur biasanya menarik."
Raka tersenyum tipis, seolah sudah tahu apa yang akan terjadi.
Raka: "Percayalah... kalian akan tahu saat pemenangnya diumumkan."
Lily dan Selene saling pandang, lalu memutuskan untuk mengikuti saran Raka.
Lily: "Baiklah, kami ikut kamu saja."
Selene: "Kalau begitu, jangan sampai kita menang."
Thalassius mengangkat tangan dengan frustrasi.
Thalassius: "Dasar kalian pengecut! Aku akan menang sendiri kalau begitu!"
Raka tersenyum kecil, menepuk bahu Thalassius.
Raka: "Semangat!, Pastikan kau menang ya."
---
(Pemanasan Dimulai)
Peluit berbunyi, menandakan awal lomba lari. Para siswa langsung berlari secepat mungkin, termasuk Thalassius yang memacu kecepatannya dari awal. Di sisi lain, Raka, Lily, dan Selene memilih berlari santai, mengikuti ritme mereka sendiri.
Setelah 15 menit, hasilnya jelas.
- Raka: 7 putaran
- Lily dan Selene: 9 putaran
- Thalassius: 30 putaran
Thalassius mengangkat tangannya dengan penuh kemenangan, wajahnya dipenuhi kepuasan.
Thalassius: "Aku menang! Aku yang terbanyak!"
Lucas berjalan ke arahnya dengan senyum tipis.
Lucas: "Luar biasa, Thalassius. Kau berhasil memutari lapangan paling banyak dalam 15 menit. Mulai sekarang, kau adalah penanggung jawab pelajaranku untuk kelas B."
Thalassius tertegun, lalu senyumnya semakin lebar.
Thalassius: "Benarkah? Aku jadi penanggung jawab? Luar biasa!"
Namun, sebelum ia sempat menikmati euforia kemenangannya, Lucas melanjutkan kalimatnya dengan nada yang lebih serius.
Lucas: "Dan sebagai pemimpin, kau juga harus menjadi contoh. Karena itu, kau akan menjadi orang pertama yang melakukan sparing denganku."
Thalassius: (Bingung) "Hah?"
Sebelum Thalassius sempat memahami apa yang terjadi, Lucas melangkah maju dan melepaskan pukulan cepat ke arah perutnya.
BAM!
Pukulan itu begitu kuat hingga Thalassius terlempar beberapa meter dan jatuh dengan keras ke tanah. Tubuhnya lunglai, kelelahan karena lari dan pukulan mendadak itu. Tak lama kemudian, Thalassius pingsan.
Para murid tertegun dalam keheningan, menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Lucas memandang mereka semua dengan ekspresi datar, mengepalkan tinjunya di depan mereka.
Lucas: "Sekarang, orang yang memutari lapangan paling banyak kedua, maju dan lawan aku."
Suasana menjadi sangat tegang. Murid-murid saling pandang dengan ketakutan. Mereka sadar hadiah dari Lucas tidak semanis yang mereka bayangkan.
Raka menelan ludah, merasakan kegelisahan yang merayap di dalam dirinya.
Raka: (Berpikir) "Aku sudah menduga ini akan terjadi..."
Lily dan Selene yang berdiri di sebelahnya menatap Lucas dengan ngeri.
Selene: "Untung kita nggak menang..."
Lily: (Menghela napas) "Kasihan Thalassius."