Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Hunter x Hunter: Perwujudan Hasrat

Mizuki77
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.6k
Views
Synopsis
Dunia ini begitu besar dan penuh banyak misteri. Monster, kekuatan super, area yang belum terpetakan... semua yang disebutkan di atas benar-benar ada! Aku berteman dengan Biscuit, dan Master-ku adalah tiga Hunter terkuat di dunia. Mengetahui setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi kuat, tujuanku telah ditetapkan semenjak aku terlahir kembali di dunia ini. Mau atau tidak, nasib karakter masa depan ada di genggamanku. Status, kekuatan, umur panjang... My Desire shall Manifest!
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

"Hei, ayo buruan!" Seorang gadis pirang meneriaki pria muda yang seumuran dengannya sambil melambai-lambai.

"Sabar dulu, kita baru saja sampai." Pria muda itu menjawab santai sambil melihat ke arah sekelilingnya dengan penasaran.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Lingon Airport yang terletak di United States of Saherta, atau lebih tepatnya kota York New.

"Jadi, kita perlu pergi ke mana dulu? Mengingat masih ada satu minggu sebelum ujian, kita bisa sedikit bersantai di sini."

"Hmm, kita perlu menyewa kamar lalu makan. Besoknya kita bisa pergi jalan-jalan mengitari kota, bagaimana?" Gadis pirang itu menjawab.

"Baiklah. Tapi hari ini kamu yang mentraktir, ok?" Pria itu menyenggolnya dengan lembut sambil terkekeh.

"Tidak mungkin! Terakhir kali aku yang mentraktir, jadi sekarang kamu!" Pipi gadis itu menggembung, jelas kesal.

"Hahaha, hanya bercanda. Oke, mari cari hotel terdekat dulu." Ives tertawa. Dia memang sering menggoda gadis manis ini.

Pirang, atletis, cantik. Tiga kata inilah yang bisa dia deskripsikan tentang penampilannya. Namanya Biscuit Krueger, benar, gadis yang di masa depan memiliki fisik layaknya jaura binaragawan Olympia ini sebenarnya sangat cantik di masa mudanya.

Dengan hadirnya dia di kehidupan Biscuit, dia tidak akan mengizinkan wanita ini berubah menjadi monster steroid, tidak akan pernah! Sebenarnya dia penasaran, apa yang dilakukan gadis ini dalam masa pelatihannya sampai membuat tubuhnya membengkak seperti itu? Mungkinkah dia mengambil steroid?

"Hmph, terserah." Biscuit tetap merajuk.

Di dalam hotel.

"Kita mendapat kuncinya." Ives menunjukkan kunci kamar sambil mengguncangnya.

"Bagus. Ayo segera taruh barang-barang kita lalu cari restoran yang bagus!" Biscuit menyambar kunci itu lalu bergegas menuju kamar hotel.

Setelah mandi dan berganti pakaian, keduanya keluar dari hotel menuju ke restoran terdekat.

Di restoran.

"Apakah itu saja?"

"Ya." Ives mengangguk ke arah pelayan itu.

"Baiklah, mohon ditunggu sebentar." Pria itu mengangguk sopan lalu pamit pergi.

"Jadi, apa pendapatmu tentang York New? Ini adalah pertama kalinya kamu menginjakkan kaki di sini, kan?" Ives memulai percakapan.

"Luar biasa megah. Tidak pernah kusangka manusia bisa membangun gedung-gedung pencakar langit seperti ini." Biscuit menopang dagunya sambil tersenyum manis. Menurutnya, makan malam ini bisa dikatakan sebuah kencan.

"Tunggu sampai kamu pergi ke Glam Gas Land. Dibandingkan dengan Glam Gas Land, York New terlihat pucat."

"Hmm, aku tidak pernah mendengarnya sebelumnya. Apakah tempat itu jauh dari York New?"

"Ya, setidaknya dua jam dengan kereta bawah tanah." Angguk Ives.

"Jadi begitu... Ngomong-ngomong, sudahkah kamu menemukan tempat dimana ujian itu akan diadakan?" Biscuit merubah topik pembicaraan.

"Dari tip dan informasi yang aku dapat, ujiannya diadakan di Universitas kota." Ives mengangguk. Mungkin agak konyol jika Ujian Hunter diadakan di salah satu Universitas, mengingat Ujian Hunter umumnya adalah ujian fisik. Tapi mengingat Netero baru saja dilantik menjadi President Asosiasi Hunter tiga tahun yang lalu, wajar jika sistem yang diterapkan oleh Presiden sebelumnya masih berlaku.

"Aku penasaran, sebenarnya ujian seperti apa yang akan kita hadapi? Apakah hanya tanya jawab saja? Kalau iya Ujian Hunter ini akan mudah." Biscuit memegang dagunya.

"Belum tentu. Aku percaya ujian fisik akan menjadi ujian utama, jadi persiapkan dirimu."

"Hmph, aku selalu siap!" Jawab Biscuit dengan senyum sombong. "Dibandingkan denganmu, aku melatih fisikku lebih keras. Kamulah yang harus mempersiapkan dirimu, jangan sampai gagal dan kalah dariku, hehe~" Katanya dengan senyum menggoda.

"Senang melihatmu penuh dengan rasa percaya diri. Tapi ngomong-ngomong, kalau bisa jangan terlalu keras saat melatih fisikmu, takutnya kamu nanti berubah menjadi monster berotot." Ives balas menggoda.

"Apa yang kamu ka-"

"Shhh~ Jangan teriak, semuanya melihat." Ives langsung membungkam mulut gadis muda itu sambil tersenyum kecil.

Saat Biscuit merasakan mata para tamu restoran menatapnya, dia langsung tertawa canggung dan meminta maaf.

"Nampaknya pesanan kita sudah siap. Mari makan."