Chapter 4 - Bab 4

Setelah berlari selama sembilan jam, pada akhirnya para peserta ujian sampai di penghujung terowongan bawah tanah itu.

Ives dan Biscuit saling menopang tubuh mereka, sedangkan para peserta yang lain tergeletak di tanah dengan napas tersenggal-senggal, bahkan ada yang langsung pingsan karena kelelahan.

Melihat ada cukup banyak peserta yang lolos, Ragnar, Pemeriksa Ujian, mengangguk puas. Bagaimana dia tidak puas? Bahkan baginya ujian ini bisa dibilang ekstrim, ini terbukti dari keringat yang membasahi pakaiannya. Tapi sebagai Hunter, dia jelas lebih unggul dari semua peserta yang hadir.

"Kalian telah melakukannya dengan cukup baik. Ada tenda yang dapat kalian gunakan untuk istirahat. Pulihkan stamina kalian, besok ujian akan dilanjutkan." Pemeriksa itu menepuk tangannya untuk menarik perhatian para peserta yang masih sadar. Setelah memberi pengumuman singkat, Pemeriksa itu pergi sambil menggumamkan sesuatu tentang betapa melelahkannya lari ini.

Jika Pemerika Ujian yang menguasai Nen saja kelelahan, apalagi para peserta. Sebuah keajaiban masih ada yang berhasil lolos. Mungkinkah Marathon ini lebih ekstrim dari pada ujian lari di masa depan?

Ives duduk sambil menarik napas dalam-dalam. Inikah yang dirasakan para orang tua dulu saat pergi kesekolah? Terlepas dari rasa kelelahan yang dia rasakan sekarang, dia masih terkekeh saat mengingat meme ini.

Setelah memulihkan sedikit Staminanya, Ives berdiri dan bersiap menuju tenda yang telah disiapkan, tapi ketika melihat keadaan Biscuit yang sudah seperti jeli karena kelelahan ekstrem, Ives menghela napas dan membopongnya.

"Terima kasih." Biscuit berterima kasih.

"Sama-sama."

Keesokan harinya.

Setelah istirahat selama beberapa jam, Ives, Biscuit, dan para peserta yang lolos pergi mengikuti Pemeriksa Ujian. Untungnya kali ini mereka berjalan kaki dengan santai. Adapun para peserta yang masih belum bangun atau lebih tepatnya tidak bisa bangun karena marathon sebelumnya, mereka secara otomatis didiskualifikasi.

Pemeriksa Ujian telah memberi tahu mereka bahwa tujuan mereka kali ini yaitu pergi ke bagian kedua pulau. Ngomong-ngomong, pulau tak bernama ini adalah pulau tropis yang terletak di barat laut dari Gordeau Desert dan Yorknew City, masih dalam wilayah United States of Saherta.

Sesampainya di tepi pantai, beberapa kilometer jauhnya adalah pulau kedua yang dimaksud. Di pulau itu terdapat bangunan-bangunan kecil dimana para peserta diharuskan untuk menyewa sebuah kamar agar dapat melanjutkan ke ujian selanjutnya. Anehnya, terdapat berbagai bangkai kapal yang berserakan. Ives yang pernah menonton versi tahun 1999 merasa cukup familiar dengan konsep ujian ini.

Dan benar saja, untuk dapat menyewa kamar, para peserta diharuskan untuk membayar dengan barang-barang berharga. Barang-barang berharga itu bisa didapat dari dalam bangkai kapal-kapal yang karam atau yang telah tenggelam di bawah laut.

Para peserta juga bisa menyewa kamar dengan menukar ikan-ikan laut eksotis yang mereka buru. Untuk yang ini Ives merasa skeptis. Jika ikan dihargai sama dengan barang-barang berharga seperti perhiasan dan berlian, maka ikan-ikan yang mendiami lautan ini kemungkinan besar berbahaya. Dia perlu mencatat hal ini sebelum mengambil keputusan untuk menyelam.

Setelah diantar menuju pulau kedua, para peserta ujian turun dan dipertemukan dengan penanggung jawab tempat penginapan. Penanggung jawab itu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para peserta, setelah itu kembali ke kediamannya lagi. Jika para peserta ingin menyewa, mereka dapat menemuinya secara langsung.

"Ada delapan jam sebelum sore hari, kita perlu bergegas. Walaupun ada banyak kapal yang karam, tapi kita tidak tahu apakah ada harta di setiap kapal karam itu." Kata peserta nomor 66.

"Mari membuat team. Kita bisa membagi hartanya untuk menyewa kamar masing-masing." Peserta nomor 40 mengusulkan.

"Huh, siapa yang membutuhkan team? Aku akan pergi memburunya sendiri. Jika tidak ada harta, maka ikan tidak akan menjadi masalah." Kata peserta lain dengan nada sombong. Tidak ingin repot-repot dengan mereka, peserta itu langsung terjun ke dalam laut untuk mencari harta atau memburu ikan yang dia perlukan.

"Tch, sombong- Tunggu, lihat!" Peserta nomor 66 mendecakkan lidahnya, tapi kemudian dia terbelalak. Tangannya menunjuk ke arah tempat dimana pria sombong tadi menyelam.

Air laut yang sebelumnya biru kini muncul bercak-bercak darah. Perlahan-lahan, bercak-bercak itu membesar, dan kemudian... Boom!

"W-what the fuck?!"

"Apa yang baru saja terjadi?" Para peserta kaget dan kebingungan.

Air laut meledak ke atas! Dari dalam ledakan itu muncul sesuatu yang terpental ke tepi pantai, dan sialnya ada yang terkena pentalan sesuatu tersebut. Salah satu peserta meraih sesuatu yang mendarat di kepalanya, ketika menyadari apa sesuatu itu, peserta itu buru-buru membuangnya dengan ekspresi ketakutan. Sesuatu itu tidak lain adalah usus manusia!

Tidak hanya jeroan manusia, ada juga potongan tangan dan daging sisa dari peserta yang sebelumnya menyelam.

Ives yang melihat ini mengerutkan keningnya. Seperti yang dia duga, area laut ini sangat berbahaya.

-----

read advanced chapters on;

patréon.com/mizuki77