"Cough! Cough!"
Karena dampak pendaratan yang cukup keras, debu dan kerikil terhempas ke arah mereka. Ives langsung menutup matanya agar tidak kelilipan, sedangkan Biscuit sudah batuk karena debu-debu itu.
Setelah beberapa saat, mereka mendongak ke atas. Berdiri menjulang di atas mereka adalah seorang wanita yang tidak mereka kenal. Dilihat dari penampilannya, Ives menduga bahwa dia berada di usia awal tiga puluhan atau pertengahan tiga puluhan.
Pakaiannya cukup sederhana, kaus wanita berlengan pendek, celana longgar, dan terakhir sepatu bela diri. Meskipun tampil sederhana, tapi kecantikannya tidak bisa dipungkiri, dan jantung Ives menjadi saksi akan hal ini.
"Apakah kalain tidak apa-apa?" Melihat keduanya masih melamun, wanita itu bertanya sambil mengulurkan tangannya.
"Cough! Debu-debu itu menyiksaku!" Biscuit menerima bantuan wanita misterius itu sambil menutupi hidungnya. Matanya masih beraih karena kejadian barusan.
"Tahan sebentar." Wanita itu menekankan telapak tangannya ke bagian dada atas Biscuit. Mungkin karena sama-sama wanita, Biscuit tidak berkedip sama sekali. Andai saja orang itu laki-laki, bogem mentah pasti sudah terlempar.
"Dengan ini harusnya kamu sudah bisa merasa lebih baik." Menarik tangannya kembali, wanita itu mengangguk sambil tersenyum kecil.
Benar saja, sesaat setelah wanita itu menarik tangannya, batuk Biscuit langsung meredah. Biscuit bingung, mengapa ketika dia menyentuhnya batuknya langsung sembuh? Tapi untuk sesaat dia memang merasakan sesuatu yang sejuk masuk ke dalam tubuhnya. Tapi perasaan itu berlalu sangat cepat, bahkan tidak satu detik. Jika kepekaannya tidak tinggi, perasaan ini pasti tidak akan bisa dia rasakan.
"Apakah Anda baru saja melompat dari atas?" Ives yang selama ini diam mengajukan pertanyaan. Dalam hati dia penasaran akan siapakah wanita ini. Tidak perduli bagaimana dia mencoba mengingat, tidak ada satupun bayangan wanita ini yang melintas di kepalanya. Mungkinkah hanya wanita acak? Tapi, perasaannya mengatakan bahwa ada sesuatu yang spesial darinya.
"Ya, setelah mendapat telur Speader Eagle yang saya inginkan, saya memutuskan untuk turun." Kata wanita itu sambil mengangguk kecil.
"Lompat turun dari ketinggian seratus meter?" Seratus meter itu hanyalah perkiraannya, dan ada kemungkinan bahwa tingginya lebih dari seratus meter, mengingat dia hanya bisa melihat sedikit dari sarang Speader Eagle yang dimaksud.
"Oh, kesehatan fisikku cukup baik, lompat dari ketinggian beberapa ratus meter tidak menjadi masalah buatku. Hmm... Saya harus segera pergi." Wanita itu melihat arlojinya. "Apakah kalian ingin naik ke puncak?"
"Y-ya." Ives dan Biscuit mengangguk.
"Panjatlah sampai ketinggian dua puluh meter dan tunggu selama beberapa menit, nanti akan ada dorongan udara ke atas. Dorongan itu dapat mengantar kalian ke puncak, tapi tetaplah waspada karena ada Spider Eagle yang berkeliaran di atas." Wanita itu memberikan tips dan nasehat kecil.
"Terima kasih..." Dia memang sudah memperhitungkan hal ini, tapi diberitahu secara langsung semakin membuatnya yakin.
"Kalau begitu selamat tinggal."
"Tunggu! Bolehkah saya tahu nama Anda?" Sebelum wanita itu pergi, Ives buru-buru mengajukan pertanyaan.
"Linnet." Meliriknya singkat, wanita itu memberi tahu namanya lalu pergi.
"Aneh sekali, apakah dia benar-benar melompat dari atas sana?" Biscuit melihat ke atas sambil menyipitkan matanya. Dia cukup meragukan klaim wanita itu, lagi pula tidak ada manusia di dunia ini yang bisa selamat setelah jatuh dari ketinggian seratus meter... Tapi, dia memang benar-benar turun dari atas, ini yang membuatnya bingung.
"Linnet, Linnet..." Ives memegangi dagunya, nama itu entah mengapa cukup familiar di telinganya, tapi dari mana? Tapi kemudian, dia benar-benar mengingatnya, "Linnet Audoble?!" Benar, dia memang pernah muncul di serialisasi Animenya, tapi karena muncul secara singkat, wajar jika banyak yang melupakannya, bahkan dirinya tidak terkecuali, selain itu, yang muncul di Anime adalah dirinya yang sudah sangat tua, bahkan terlihat lebih tua dari Netero.
Informasi luar biasa wanita ini baru diketahui di Manga, dikatakan bahwa dia adalah teman sekaligus tim yang mendampingi Netero pergi ke Dark Continent!
"Hei! Halo?" Biscuit mencubit pria yang tiba-tiba berubah melamun itu.
"Aduh, sakit!"
Melihatnya sadar kembali, Biscuit menaruh tangannya di pinggang dan bertanya, "Kenapa kamu melamun? Tunggu, jangan bilang kamu... terpesona oleh wanita barusan?" Biscuit menyipitkan matanya dengan penuh kecurigaan.
"Ahem, tidak, tentu saja tidak. Menurutku Biscuit jauh lebih cantik." Ives berdeham dan mencoba mengeles. Jantungnya memang berdetak cukup kencang ketika melihat Linnet, tapi dia tidak bisa mengungkapkan hal ini.
"Senang mendengarnya." Biscuit kembali tersenyum. "Sebenarnya dia siapa sih? Apakah kamu tahu dia?"
"Seperti yang kamu dengar barusan, namanya Linnet. Dia adalah Hunter, Hunter yang luar biasa." Hanya itu yang bisa dia katakan sekarang. Jika Linnet itu benar-benar Linnet, maka ini adalah pertemuan yang luar biasa. Tapi ada satu yang janggal, dan hal janggal ini-lah yang membuatnya agak tidak yakin apah wanita itu benar-benar Linnet Audoble. Bukankah dia sepantaran dengan Netero? Lantas mengapa dia terlihat masih sangat muda?
"Oh, aku kira siapa." Anehnya ketika mendengar bahwa wanita itu adalah seorang Hunter, Biscuit tidak terlalu bereaksi.
"Aku berharap untuk bisa bertemu dengannya lagi."
"Huh?"
"Ahem, maksudku aku harap aku bisa belajar darinya ketika kita bertemu lagi. Ngomong-ngomong, seperti yang dikatakan olehnya, kita harus memanjat sampai ketinggian dua puluh meter, setelah itu menunggu dorongan ke atas. Biscuit, apakah kamu siap?" Ives buru-buru merubah topik pembicaraan.
"Kapanpun kamu siap." Angguk Biscuit.
"Oke, saatnya kita naik ke atas!"
-----
read chapter 46 on;
patréon.com/mizuki77
50% off, use code: 337D3
Valid until January 7.