Chereads / CINCIN RUANG / Chapter 6 - Bab 6

Chapter 6 - Bab 6

Setelah menata makanan di lemari pendinginnya, rudi kini melanjutkan sholat isya.

Selesai sholat isya, dirinya lalu menuju kedapur untuk memasak mie terlebih dahulu. Karna tidak ada putrinya dirumah ia malas untuk memasak nasi maupun sayuran.

10 menit sudah berlalu.

Rudi pun menuji ke ruang ajaib itu, seperti biasa sistem tersebut menyambutnya.

Rudi telah melihat lahan yang tadinya bekas ditanami pohon kedelai, kini berubah seperti tanah rata seperti sedia kala.

Bahkan luas tanah di ruangan itu sangat luas sekali tidak ada batasan.

"Sistem apakah menanam sayur kangkung ini bisa?" Tanya rudi sambil mendongakkan wajahnya ke atas. Pasalnya sayur kangkung tumbuh di tempat yang basah, namun kali ini tanah diruangan itu kering seperti taman.

[APAPUN BISA DITANAM TUAN, TANCAPKAN SAYUR ITU KE TANAH LALU SIRAM DENGAN AIR TERJUN ITU MAKA NANTI AKAN TUMBUH SUBUR] jawab suara tersebut.

"Baiklah, aku akan menanamnya terima kasih infonya" ucap rudi seraya membawa lima ikat sayur kangkung.

Kemudian rudi menancapkan satu ikat ke dalam tanah sambil mengucapkan Basmalah, apapun bentuk ke ajaiban itu berasal dari yang maha kuasa.

Setelah menancapkan kelima sayur itu, rudi kini mengambil air dengan gayung yang sengaja ia bawa dari dapur.

Tak lupa ia juga meminum air itu, air yang sangat segar sekali berbeda dengan air yang berada di kontrakannya masih ada sedikit bau besi.

Rudi pun kini kembali lagi ke dapur, dan istirahat.

Plakk!!

"Aduhhh..aku lupa untuk mengantarkan seragam aiza" ucap rudi memukul keningnya.

Ia lantas melihat jam dinding sudah menunjuk kan angka sepuluh malam.

"Masih ada waktu" batin rudi, ia segera menyiapkan seragam yang akan di pakai anaknya besok, tak lupa ia memberi hadiah untuk sang putri.

Rudi kini mengeluarkan motornya kembali, dan langsung menuju kerumah ibunya.

**

Di dalam rumah sang nenek, Aiza kini masih duduk di kursi ruang tamu. Dari tadi ia menunggu sang ayah yang katanya janji untuk mengantarkan seragam sekolahnya.

"Neng...ayo bobo sudah malam" ucap nenek yang menghampirinya.

"Engga mau..aku mau nunggu ayah dulu nek" jawab sang cucu.

Kini terdengar suara motor yang berhenti di luar rumah, aiza pun tau itu pasti suara motor ayahnya.

"Nek..itu ayah" teriak aiza sambil berlari menbuka pintu.

"Ayahhh!!" Pekik suara aiza yang teriak, akhirnya sang ayah datang juga walaupun telat.

"Assalamualikum, maafin ayah yaa nak...ayah kelupaan hehe" ucap rudi yang mennyengir sambil turun dari motor legendnya.

"Waalikumsalam, iya yah tidak apa-apa, besok-besok jangan telat lagi yaa..aiza ngantuk" kata aiza sambil meraih tangan besar ayahnya lalu menciumnya.

"Rud..ayo masuk dulu, ibu bikinkan kopi" ucap ibunya berdiri di depan pintu.

"Tidak usah bu, ini cuma mengantarkan seragam buat aiza doang" jawab rudi menolak.

Sang ibu hanya menghela nafas, semenjak ia bercerai dengan mantan suaminya, Kenapa ia menjadi seperti itu.

"Ayah, ayo masuk dulu..aiza kangen" rengek aiza menarik tangan ayahnya.

"Sayang..ini udah malam, kamu tidur sana. Besok pagi ayah antar kesekolah oke..oiya didalam tas kamu ada sesuatu, tapi bukanya di dalam aja yaa" ucap rudi sambil mengelus kepala putrinya itu.

Aiza langsung mendekap tasnya dan penasaran untuk membuka.

"Yaudah..ayah hati-hati yaa..inget loh besok jangan telat lagi" kata anaknya itu.

"Iyaa sayang, yaudah ayah pulang dulu yaa" pamit rudi, ia juga. Berpamitan dengan ibunya, dan menjalankan motornya meninggalkan rumah itu.

Aiza dan neneknya sudah masuk kembali ke rumahnya, aiza pun lamgsung memebuka tasnya. Ia gembira melihat isi tasnya itu. Banyak makanan yang ia sukai, pasalnya dirumah neneknya ia tidak berani untuk meminta uang ke nenek.

Sesuai dengan permintaan sang ayah, jangan pernah meminta uang kepada siapa pun kecuali ayahnya.

Neneknya melihat cucunya mencium makanan itu, ia pun merasa sangat terharu melihat cucunya yang tak sama sekali tak menyusahkan.

"Aiza..ayo bobo, sudah malam" titah neneknya itu.

Aiza pun mengangguk lalu memasukkan makanan itu kke dalam tasnya, niatnya untuk dimakan besok dikelasnya bersama teman-temannya.

Rudi kini hampir sampai dikontrakannya, namun ia melihat pak rt berada di depan rumah, pasalnya jalan menuju kontrakannya harus melewati rumah rtnya.

Pak rt pun melihat rudi yang lewat ia segera melambaikan tangannya dan berkata.

"Hey...sini mampir dulu".

Mau tidak mau rudi pun menepikan motornya dan berhenti menghampiri pak rt.

"Dari mana rud?" Tanya pak rt.

"Dari rumah ibu pak, tumben jam segini masih diluar pak" ucap rudi yang langsung duduk di kursi samping pak rt.

"Iyaa nih, nyari angin soalnya gerah, oiyaa bagaimana jual kedelainya?" Tanya pak rt sambil meminum kopi hitam namun tak menawari tamu di sampingnya itu.

"Alhamdulillah lancar pak" jawab rudi santai.

"Mantap kalau gitu, oiya mas ini saya mau kasih tau, kalau ada warga yang lagi usaha, ada iuran untuk jaminan" kata rt sambil menyalakan rokok kretek yang bermerk 69.

Setelah mendengar kata-kata dari rt, rudi pun paham pasti ini orang minta jatah.

"Ohh..gitu ya pak, kira-kira berapa iurannya pak" tanya rudi langsung.

"Ini perbulannya cukup 300 saja, nah uang itu nantinya untuk asuransi buat warga yang usahanya lagi bangkrut" ucap pak rt dengan nada serius.

"Baru juga jualan satu kali udah di mintai iuran" batin rudi sambil mengambil uang di dompetnya.

Dan memberikannya ke pak rt tersebut.

"Terima kasih mas, tenang aja semoga usaha mas lancar" ucap pak rt.

"Aminn pak, yaa sudah saya mau pamit dulu pak" pamit rudi bersalaman dengan tangan pak rt tersebut.

"Iyaa mas hati-hati" jawab pak rt sambil tersenyum.

Setelah rudi berjalan meninggalkan rumah pak rt, pak rt tersebut langsung masuk sambil mengipas uang tiga ratus itu.

"Nih..mah uang untuk belanja besok" ucap pria itu sambil memberikan uang tiga lembar kepada wanita yang tengah menonton tv.

"Hehehe...makasih pah..gitu dong, dari tadi mamih udah nungguin juga" jawab wanita yang ber umur 40 tahun.

"Awas yaa..kalau mamih masih pesen paket di olshop lagi papih ga mau kasih uang lagi" kata pria itu.

"Ishh..iya ya" jawab wanita itu sambil memasukkan uang di kantongnya dan berjalan ke kamar meninggalkan pria itu sendirian.

*

*

Sampai rumah rudi sangat mengantuk sekali, dari tadi siang ia tak istirahat. Dan besok harus kembali kerja lagi.

Namun ia masih bingung, ia teringat dengan sayuran yang ia tanam tadi besok sudah panen, dan harus segera di jualnya.

"Apa aku berhenti kerja ya lalu fokus untuk jual sayur besok" gumamnya sambil tiduran menatap langit-langit rumahnya.