Chereads / CINCIN RUANG / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

Setelah menanam pohon durian tersebut dan tak lupa menyiraminya dengan air terjun itu, rudi keluar dari ruangan namun rudi kini sudah masuk ke ruang tamu rumahnya.

Dan ia mencari putrinya, rudi terkejut dengan putrinya tertidur di depan lemari es yang pintunya terbuka.

"Hadehh...anak ini yaa..ada aja kelakuannya" gumam rudi, lalu ia membangunkan putrinya tersebut.

"Nak..bangun..ko tidur didepan lemari es..nanti banjir loh" ucap rudi.

"Ayah...ko ayah sudah didalam?" Tanya aiza terbangun lalu terkejut melihat ayahnya sudah ada di sampingnya.

"Hehehe ayah punya sulap tadi" jawab rudi, lalu ia menutup pintu lemari es tersebut.

"Ayah punya sulap?..aku mau lihat dong" ucap aiza yang masih duduk dilantai.

"Baiklah ayah tunjukin ke kamu, lihat jari ayah" kata rudi sambil mengacungkan jari manisnya.

Aiza pun memperhatikan jari ayahnya, lalu rudi meniupnya dan kini mengangkat jari tengahnya membentuk menjadi dua jari.

"Tuh..kan jadi dua" ucap rudi sambil tersenyum.

"Ishh..ayah mah..itu bukan sulap namanya" teriak aiza yang kesal dikerjai ayahnya itu.

"Udahh..sana sholat dulu..lalu tidur dikamar" titah ayahnya.

"Baik yah" jawab aiza kemudian ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu sholat dikamar.

Rudi kini membuka ponselnya dan selanjutnya ia mencari orang yang akan membeli buah duriannya nanti.

1 jam kemudian setelah menghabiskan waktu di dunia maya, rudi belum juga menemukan orang yang tepat, adapun orang yang menampung itu sangat jauh jaraknya.

Ia kini membuka aplikasi yutungnya, dan membuka bagaimana cara memanen buah durian.

"Aduh..susah banget yaa..harus manjat segala" batinnya.

akhirnya ia memutuskan untuk menjual buah itu ke pasar induk, tapi ia tak mungkin menyewa mobil yang kemarin pasti orang itu sudah menyewanya.

rudi kini membuka kembali aplikasi medsosnya dan mencari penyewaan mobil yang bisa diajak kerja sama untuk menjual buahnya itu.

akhirnya rudi pun menemukan penyewa mobil namun yang ia sewa nantinya adalah truk bukan mobil pick up, ia jaga-jaga kalau buahnya nanti banyak.

setelah mengsave nomor orang yang punya truk itu, rudi mengaktifkan kembali nomor rekeningnya lewat ponsel yang ia punya dulu.

"Alhamdulillah selesai juga persiapan buat besok" ucap rudi sambil mengecharge ponselnya, lalu ia memilih untuk istirahat dulu sebentar sambil menunggu adzan ashar.

Sore harinya rudi sudah terbangun dari tidurnya, lalu melaksanakan sholat ashar dan tak lupa ia membangunkan putrinya untuk sholat bersama.

setelah sholat, rudi menuju ke dapur untuk memasak.

Tok!!..Tok!!

terdengar suara ketukan pintu, rudi segera mematikan kompornya dan menuju ke ruang tamu.

pintu sudah ia buka, dan ia melihat ketiga temannya itu mengunjunginya.

"loh..ko kalian kesini" tanya rudi ke tiga orang itu.

"kita kesini tuh...mau tau kondisi kamu..kenapa kamu tidak kerja hari" kata joko.

"ayo masuk dulu...jangan diluar" ucap rudi mempersilahkan ketiga orang itu masuk.

setelah menghidangkan minuman ketiga temannya itu, rudi pun menjelaskan ke mereka kalau dirinya sudah tidak berkerja lagi karna ia sudah dapat kerjaan lain.

"loh..kamu dapat kerjaan dimana emangnya?" tanya ali yang ingin tahu.

rudi yang ingin jujur tapi ia masih ragu untuk menjelaskan semuanya, ia hanya beralasan kerja di pasar induk.

"hahaha..pasti kamu jadi kuli panggul yaa disana" ledek jarwo.

rudi hanya tersenyum saja menanggapi ucapan jarwo.

"yasudah kalau itu kerjaan kamu, ga papa yang penting halal dan cukuo untuk hidup kamu rud" kata joko.

"iyaa ko..Alhamdulillah cukup..nanti kalau ada kerjaan, kalian aku ajak" kata rudi.

"dih..engga mau aku kalau jadi kuli panggul" celetuk ali.

"yasudah kalau ga mau mah..lumayan hasilnya jugaa bisa membeli rumah" ucap rudi spontan.

"rumah keong kali ah" sahut jarwo terkekeh.

semuanya pun ikut tertawa, setelah 1 jam mengobrol diruang tamu, mereka pun berpamitan untuk pulang.

"rud..nanti kalau kamu mau gabung lagi..datangi kami saja" pesan joko sebelum menyalakan motornya.

"siapp ko..terima kasih" jawab rudi.

setelah semuanya pulang, rudi kembali melanjutkan memasaknya.

*

*

alarm ponsel berbunyi di jam 05.00 subuh, rudi terbangun dan bersiap untuk sholat subuh. setelah sholat subuh dirinya membuat sarapan untuk putrinya, seperti biasa ia membangunkan putrinya untuk segera mandi.

setelah sarapan, rudi pun bersiap untuk mengantar putrinya ke sekolah dan ia juga harus bertemu dengan kepala sekolah.

setibanya di sekolah, rudi mengantarkan aiza ke dalam kelas lalu rudi menuju kantor kepala sekolah.

"Assalamualaikum" ucap rudi berdiri di depan ruang yang pintunya sudab terbuka.

"walaikumsalam masuk pak" jawab kepala sekolah yang lagi duduk dikursi sofa.

rudi pun masuk dan menyalami kepala sekolah yang bernama pak sutrisno.

"saya rudi pak, orang tua dari aiza anindita putri murid kelas 1" ucap rudi.

"yaa..saya sudah tau, maaf saya sudah mengundang bapak pagi hari ini ada yang saya ingin sampaikan" kata pria itu lalu ia kembali melanjutkan perkataannya.

"gini pak, jadi putri bapak punya bakat yang luar biasa dalam pelajaran matematika, dan saya ingin anda mengizinkan, putri bapak untuk mengikuti lomba minggu depan apakah bawa setuju?".

"Alhamdulillah, saya sangat setuju sekali pak" jawab rudi senang.

"baiklah kalau bapak setuju, namun dalam persiapan lomba nanti kita sudah mengadakan les privat untuk melatih putri bapak sebelum lomba, jadi setiap pulang sekolah putri bapak akan di ajak oleh guru kami untuk les privat dirumahnya, bagaimana pak?" ucap pak kepala sekolah.

"bolehkah saya tahu siapa gurunya pak, maaf saya harus tahu dulu sebelumnya" jawab rudi.

"bapak tenang saja, guru yang mendampingi putri bapak adalah ibu jasmin nanti kita kenalkan ke bapak" ucap kepala sekolah.

"ibu jasmin?..ternyata wanita itu..kalau wanita itu yang menjadi pendamping aiza sangat boleh..apalagi mendampingi aku" batin rudi yang senyum-senyum sendiri.

"pak?..bagaimana?" tanya pak kepala sekolah yang melihat rudi tengah senyum sendiri.

"ehh..iyaa pak..boleh..kalau gitu saya setuju" ucap rudi.

"terima kasih pak, itu saja yang saya sampaikan dan lesnya mulai hari ini yaa pak" kata kepala sekolah.

"baik pak, yaudah saya pamit dulu pak terima kasih atas dukungan bapak ke putri saya" pamit rudi ke kepala sekolah.

Rudi pun keluar dari ruangan kepala sekolah itu

Sebelum pulang, rudi mampir dulu ke kelas putrinya tersebut untuk sekedar melihat saja, ia melihat putrinya sedang menyimak guru yang lagi mengajarnya, setelah melihat putrinya rudi mengambil motornya dan pulang kerumah,ia tak sabar ingin melihat buah durian itu dan ingin segera menjualnya