Chereads / CINCIN RUANG / Chapter 7 - Bab 7

Chapter 7 - Bab 7

Jam 03.00 dini hari, rudi sudah terbangun dari tidurnya.

"Tidur ku jadi berkurang sejak adanya ruang aneh itu, tapi tak apalah demi membahagiakan putri ku...semangat" ucap rudi sambil mengambil posisi push up.

Setelah pemanasan, ia sholat dua rakaat dulu untuk berdoa kepada yang maha kuasa, agar diberikan kelancaran hari ini.

7 menit sudah berlalu.

Rudi pun segera menuju dapur dan mengambil peralatan untuk memanen sayurnya tak lupa ia membawa karung yang sisa beli kemarin.

Setelah masuk ke ruangan itu, telihat hamparan sayur kangkung sudah siap dipanen. Dan terlihat sangat segar sampai rudi memetik satu daun lalu memakannya.

"Mantap..banget rasanya gurih, dan lezat bergizi..gas lah langsung panen aja cekidot" seru rudi sambil memotong batang sayur kangkungnya dengan celurit.

Tak lupa ia meminum air itu karna merasa tergiur melihat air yang jernih sekali.

45 menit kemudian.

Setelah memanen sayur kangkung dan memasukkan ke karung itu yang mendapatkan hasil 10 karung sayur kangkung.

Ia segera mengeluarkan semua karung itu menuju ke ruang depan kontrakannya.

Tak terasa kini semua karung sudah terkumpul di ruang tamu, namun rudi tidak sama sekali merasakan letih. Justru ia sekarang bingung untuk menjual ini semua namun ia juga harus mengantarkan sang putri.

"Aduhh..baru sekarang aku harus membutuhkan ponsel, jadi susah sekarang untuk mengatur waktunya" kata rudi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Sekarang Mau tidak mau ia harus kembali ke persewaan mobil itu, berharap jam segini penyewanya mau untuk mengantarkan sayuran ini ke kota.

Ia segera mengeluarkan motornya dan mengunci pintu lalu menancap gasnya, Kini sudah melewati rumah pak rt ia pun menambah kecepatannya.

Setelah tiba di penyewaan mobil pick up, rudi melihat sang penyewa lagi memanaskan mobilnya. Rudi segera mematikan motornya dan menghampiri sang penyewa sekalian sopir yang mengantarkan hasil kedelai kemarin.

"Assalamualaikum pak, saya mau menyewa lagi apakah bisa untuk sekarang" ucap salam rudi sambil mengutarakan tujuannya.

"Yah..mas ini mobil udah disewa juga sama orang yang mau jual dagangan nya ke pasar induk" jawab pria itu lagi duduk di kursi pengemudi.

Rudi segera cepat berpikir agar bisa sayurannya dibawa.

"Oiyaa..pak kalau gitu saya nitip saja. Apakah bisa nanti saya nyusul setelah mengantarkan putri saya" ucap rudi berharap penyewa itu mau.

"Oh..kalau itu saya tidak bisa memutuskan mas, kalau mau masnya sendiri bilang ke orangnya yang menyewa" jawab pria itu.

"Baiklah..pak tolong antarkan saya ke orangnya" ucap rudi.

Pria itu menangguk dan menjalankan mobilnya serta rudi yang mengikutinya di belakang dengan motornya.

Tak jauh dari rumah penyewa itu, kini sudah sampai dirumah orang yang sudah menyewa mobil itu.

"Ayo..pak naikkan ini semua" ucap pria yang berumur 43an itu yang berdiri didepan rumah sambil menunjuk 20an karung yang entah itu isinya apa.

"Baik pak" jawab sopir itu lalu mengangkat karung kedalam mobil.

"Assalamualaikum pak, perkenalkan saya rudi warga rt 07" ucap salam rudi seraya mengangkat tangannya mengajak pria itu bersalam.

"Ohh..iya walaikumsalam mas, ada perlu apa ya?" Tanya pria itu penasaran.

"Maaf pak, jadi begini saya mau menyewa mobil ini untuk mengantarkan dagangan saya ke pasar induk, lalu kebetulan mobilnya sudah disewa sama bapak jadi maksud saya kesini untuk titip dagangan saya ke bapa, nanti saya bayar ko pak setengah dari sewanya" kata rudi.

"Ohh..gitu..emang seberapa banyak pak dagangan itu" tanya pria itu.

"Tidak banyak ko, pak hanya 10 karung saja"jawab rudi.

"Baiklah kalau gitu, kamu bayar 200 ribu saja ke saya" ucap pria itu.

Kini uang yang dibawa rudi pas hanya 200 ribu sisa semalam yang tadinya 500 tapi sudah di berikan oleh pak rt.

Akhirnya rudi pun terpaksa memberikan uang itu, setelah memberikan uang itu mobil yang kini berisi puluhan karung itu, menuju kerumah rudi yang ternyata tak terlalu jauh jaraknya.

Tak terasa kini sudah hampir pukul 06.00 pagi, setelah menaikkan semua karung itu. Rudi pun minta tolong ke pria itu agar di turunkan ditempat yang sama dengan dagangan pria tersebut.

Rudi akan menyusulnya setelah mengantarakan sekolah putrinya.

Mobil pun berangkat dengan muatan penuh meninggalkan rumah rudi.

Rudi langsung bersiap-siap menuju kerumah ibunya untuk menjemput aiza.

10 menit kemudian.

Aiza sudah menunggu didepan rumah neneknya, dan melihat motot ayahnya juga sudah sampai.

"Yeayyy..ayah..datang" teriak aiza itu yang senang karna ayahnya tidak telat.

"Loh..kamu ko didepan, nenek kemana?" Tanya rudi ke putrinya.

" nenek kepasar yah..tadi nenek mengajak aku untuk bareng, tapi aku tidak mau" jawab aiza sambil menyengir menunjukkan gigi putihnya yang rapi.

"Baiklah..ayoo..berangkat nanti telat" ajak rudi.

Sesampainya di sekolah, aiza pun turun dari motornya dan meraih tangan sang ayah untuk mencium takzim lalu berbalik melangkah ke dalam sekolah namun ditahan oleh rudi.

"Tunggu..ini ayah kasih uang untuk jajan nanti" ucap rudi sambil memberikan uang 5 ribu ke aiza.

"Tidak yah..aku sudah bawa makanan yang semalam..jadi tak perlu jajan lagi" jawab aiza menolak dan langsung berjalan menghampiri temannya.

"Hey..nanti ayah jemput yaa!" Teriak rudi ke putrinya.

"Iyaaa ayah!!" Jawab aiza sambil melambaikan tangan kecilnya.

Rudi kini bersiap untuk memutarkan kendaraannya namun ia dikejutkan dengan wanita yang disamping rudi itu lalu hampir menabraknya.

"Maaf bu..saya tidak tahu kalau ada orang" ucap rudi meminta maaf.

Wanita yang mengenakan seragam guru itu, hanya tersenyum ke arah rudi lalu berkata.

"Iyaa mas, lagian saya yang salah tadi terlalu dekat dengan motor".

Lalu wanita itu kembali berjalan memasuki gerbang sekolahan.

"Manisnya..." Batin rudi yang baru saja melihat muka wanita tadi.

"Mas!..jangan di depan gerbang" seru pria yang memakai seragam hitam menegur rudi.

"Oiya pak maaf" jawab rudi yang langsung memutar motornya dan meninggalkan sekolah sd tersebut.

Ia langsung melaju ke arah ke kota dimana pasar induk berada, meskipun jalanannya cukup macet, namun motor legend itu sangat mulus untuk menyalip kendaraan lainnya.

Ditempat proyek, ketiga temannya itu sedang membicarakan rudi yang belum sampai.

"kemana yaa bocah itu, jam segini belum datang" ucap joko sambil menatap layar ponselnya.

"ga tau lah bro..dia ga punya hape jadi kita tak bisa untuk menghubunginya" jawab ali sambil bermain sosial medianya.

Kini sudah jam 08.00 pagi, Akhirnya mereka memutuskan untuk memulai bekerja saja, mungkin rudi lagi ada urusan yang mendadak