Setelah semua bersih dan rapi, rudi kini membersihkan diri, untuk bersiap untuk melaksanakan sholat isya yang sudah lewat itu.
15 menit kemudian, rudi menggelar alas karpetnya di ruang tamu. Selama ini dia hanya tidur di ruang tamu, karna putrinya kini sudah besar ia harus punya ruang tidur dikamarnya sendiri.
Hanya satu kipas yang berada dikamar, setiap rudi tidur di ruang depan yang sangat panas hawanya apalagi di kota. Ia hanya mengipas-ngipas badannya dengan kardus yang disobek.
Kemudian ia terlelap dari tidurnya.
Beberapa saat kemudian ia bermimpi dirinya mengiris
pisau dan tubuhnya terhisap oleh luka yang dihasilkan pisau tersebut.
"Aaakhhh!" Teriak rudi yang terbangun dari tidurnya.
"Ayah..kenapa?" Tanya aiza yang keluar dari kamarnya menghampiri ayahnya.
"Tidak apa-apa nak, sana tidur..tadi ayah hanya mimpi buruk" jawabnya.
"Ayah..kata ibu jasmine..kalau mau tidur itu jangan lupa berdoa" ucap gadis kecil itu mengingatkan apa yang disampaikan oleh ibu guru.
"Ohh..iya ayah lupa, terima kasih yaa nak" jawab rudi menepuk keningnya.
Gadis itu pun kembali ke kamarnya, rudi yang melihat jam dinding menunjukkan pukul 12 malam itu.
Ia segera bangun dan berniat untuk sholat tahajud 2 rakaat.
7 menit setelah selesai melakukan sholat, kini rudi melihat pisau yang tergeletak di lantai ruang dapurnya.
"Hmmm pasti tikus nih yang jatuhin" gumamnya.
Rudi pun mengambil pisau dari lantai tersebut. Dan tiba-tiba pisau itu menyayat jari manis kananya.
"Aduhh...ceroboh banget si aku, gini nih kalo masih ngantuk" ucap rudi sambil menyeka darah yang keluar membasahi cincin itu.
Cling!!!!
Cincin itu kembali mengeluarkan sinar emasnya. dan berubah menjadi sebuah ruang dimana terdapat air terjun yang mengalir dan banyak lahan yang kosong.
"dimana ini?" ucap rudi sambil mengucek-ucek matanya.
[SELAMAT DATANG KEMBALI DI RUANG AMERTHA TUAN KU] suara yang muncul entah dari mana asalnya.
"siapa kamu?..dan dimana ini?" ucap rudi bertanya-tanya.
[AKU ADALAH PENJAGA RUANG INI, RUANG INI ADALAH RUANG KESUBURAN YANG TIADA BATAS, APAPUN YANG KAU TANAM PASTI AKAN SUBUR] ucap suara itu.
"tidak..aku ingin kembali ke dunia ku, bagaimana caranya" kata rudi yang ketakutan.
[TUANKU KALAU MAU KELUAR DAN MASUK KE RUANG INI HANYA PERLU MENGUSAP CINCIN SAJA] ucap suara itu.
rudi pun langsung mengusap cincin dan kembali dia keasalnya yaitu dapur.
"huft..ruang macam apa itu..aneh banget" gumam rudi yang bingung Rudi yang tak mau terlalu memikirkan hal itu, ia memilih untuk tidur kembali, pasalnya besok ia harus kerja keras dan menjaga tubuhnya agar selalu sehat demi sang buah hati.
Adzan subuh kini sudah berkumandang dengan jelas, rudi kini membuka matanya dan segera bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh dirinya harus pergi ke warung sayur untuk kasbon agar putrinya bisa sarapan pagi.
Pagi-pagi buta rudi sudah mengeluarkan motor kesayangannya itu, dan bergegas menuju warung sayur langganannya.
Disana sudah banyak ibu-ibu yang membeli sayur juga.
"Bu..tempe dan sayur sop dong" ucap rudi ke ibu tukang sayur.
"Iyaa mas, nah ini tempe dan sayurnya" kata ibu itu memberikan satu papan tempe serta bahan sayur sop yang sudah di bungkus.
"Terima kasih bu..seperti biasa yaa" ucap rudi.
"Mas..emang yang dimakan anakmu itu hasil kasbonan yaa" ucap salah satu ibu yang lagi belanja.
Degh!
Rudi yang mendengar perkataan itu langsung kaget.
"Maaf bu, emang kenapa ya..kan kalau saya punya uang saya bayar juga nantinya" jawab rudi.
"Sudah..sudah sana mas, jangan ribut masih pagi" sahut ibu penjaga warung itu.
Rudi pun langsung menancap gasnya meninggalkan tukang sayur itu.
"Bu..kalau ngomong mbok yaa dijaga, ga enak didenger tau" ucap ibu penjaga warung menegur pembelinya yang tadi.
"Iyaa kan saya hanya bertanya, lagian saya setiap pagi kesini..sering banget dia kasbon ke ibu" ucapnya sambil memilah sayur bayem.
Ibu tukang sayur pun hanya menghela nafas saja.
Rudi kini sudah sampai dikontrakannya, ia masih terngiang-ngiang ucapan yang keluar dari mulut ibu-ibu itu.
Ia mencoba untuk menepisnya dan menuju ke ruang dapur untuk mulai memasak.
setelah 30 menit memasak, rudi pun kini membangunkan putrinya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
"nak..ayo..bangun sudah pagi" ucap rudi menepuk kaki anaknya.
"hmmm ayah, apa ayah lupa ini hari apa?" ucap aiza yang mengulet.
"lah..ini emangnya hari apa?" tanya rudi balik.
"ini hari sabtu yah..libur kan" jawab anaknya itu.
"astagfirllah, ayah lupa..maklum ayah kan ga tahu hari, yaudah kamu lanjut tidur gih , nanti ayah bangunin kalau mau berangkat kerja"ucap rudi sambil menepuk keningnya.
pasalnya selama kerja di bangunan ia lupa akan hari dan tanggal.
kemudian rudi keluar dari kamar anaknya itu, dan memilih untuk makan terlebih dahulu.
di sela-sela makannya, rudi masih terbayang dengan ruangan aneh itu.
"masa iya, apa yang aku tanam akan subur" gumamnya sambil menggit tempe goreng.
ia pun ada ide, dan menyudahi makannya.
lalu mengambil sisa tempe yang belum digorengnya.
rudi pun mengusap cincin di jari tangannya itu.
cling!!!
[SELAMAT DATANG TUANKU] ucap suara yang menyambutnya.
"aku mau tanam ini, apakah bisa?" tanya rudi sambil mengangkat potongan tempe ke atas.
[BISA TUANKU, TANAM DI TANAH LALU SIRAM DENGAN AIR TERJUN INI, NANTI AKAN TUMBUH]jawab suara itu.
rudi pun segera memotong tempe itu menjadi lima bagian lalu, ditanamkan ke tanah yang luas itu. kemudian ia mengambil air dengan kedua tangannya lalu disiramkan ke arah tanah yang ia tanami itu.
"berapa lama akan tumbuhnya" tanya rudi penasaran.
[TUANKU BISA MEMANENNYA SETELAH DALAM WAKTU 6 JAM] jawab suara itu.
"wow..cepat sekali, baiklah nanti aku kesini lagi"ucap rudi seraya mengusap cincin nya dan ia kembali ke tempat asal.Kini sudah pukul 07.00 pagi, setelah kembali membangunkan anaknya dan menemani sarapan. Kini rudi berangkat kerja bersama anaknya yang akan dititipkan dirumah neneknya.
Setelah tiba dirumah neneknya, aiza mencium tangan sang ayah.
Dan seorang wanita paruh baya keluar dari rumahnya.
"Rudi..biarkan aiza tinggal disini saja, kasian kamu harus mengantarkannya setiap hari" ucap wanita itu.
Namun rudi diam sejenak untuk mengambil keputusannya itu.
"Aiza..kamu mau tinggal disini, nanti besok malam ayah antarkan seragam kamu" tanya rudi ke putrinya.
"Hmmm iyaa yah, kan masih libur satu hari lagi besok" ucap aiza sambil mengangguk.
"Yaudah bagus kalau gitu, mah..aku berangkat kerja dulu yaa" pamit rudi yang turun dari motornya lalu mencium tangan sang ibu.
Ibu rudi kini tinggal sendiri dirumah, beberapa kali ia meminta ke anaknya untuk tinggal bersama sang ibu, namun rudi tak mau. Ia lebih memilih mengontrak sendiri dan merawat aiza sendirian.
Rudi juga setiap bulan, selalu memberikan uang kepada ibunya, walaupun ibunya dapat uang pensiunan dari kantornya.