Chereads / KING OF HEROES (bahasa Indonesia) / Chapter 3 - BAB 3 MIMPI SANG SAHABAT

Chapter 3 - BAB 3 MIMPI SANG SAHABAT

Hari-hari di Arborville berlalu dengan cepat, dan Leon serta Lyra semakin dekat. Namun, perubahan besar akan segera menghampiri mereka. Pada pagi yang cerah, Leon dan Lyra duduk di tepi hutan di luar desa, berbincang sambil menikmati sarapan sederhana.

"Leon, aku ingin bertanya sesuatu," kata Lyra sambil menyobek sepotong roti. "Apa kau benar-benar yakin ingin menjadi seorang kesatria? Ini bukan hanya tentang berlatih bertempur dan menjadi heroik. Ada banyak tanggung jawab dan risiko yang harus kau hadapi."

Leon mengunyah roti dan menatap Lyra dengan penuh perhatian. "Aku tahu itu. Tapi dari kecil, aku selalu bermimpi menjadi kesatria. Aku ingin melindungi orang-orang dan membuat perbedaan. Itu impian yang membuatku bangun setiap pagi dengan semangat."

Lyra mengangguk, lalu melanjutkan. "Aku mengerti. Tapi ingat, bahkan seorang kesatria yang hebat tidak bisa melawan segalanya sendirian. Kita harus saling mendukung."

Leon tersenyum. "Aku sangat berterima kasih atas dukunganmu, Lyra. Kau selalu bisa diandalkan. Bagaimana denganmu? Apa impianmu?"

Lyra memandang jauh ke hutan, matanya penuh dengan kerinduan. "Aku ingin menjelajahi dunia dan mempelajari semua pengetahuan yang bisa kuperoleh. Mungkin suatu hari nanti, aku bisa menemukan sesuatu yang hilang dalam sejarah dan memberikan kontribusi pada dunia."

"Mungkin kita bisa mencapai impian kita bersama," kata Leon, mata berbinar. "Kau dengan pengetahuanmu dan aku dengan keterampilanku. Kita bisa melindungi dan mempelajari dunia sekaligus."

Tiba-tiba, suara gemerisik dari semak-semak menarik perhatian mereka. Mereka berdiri dan bersiap, Leon meraih pedangnya yang tergeletak di tanah, sementara Lyra meraih buku-bukunya yang selalu dibawanya. Dari dalam semak-semak muncul seorang pria tua dengan janggut putih dan tatapan tajam.

"Selamat pagi, anak-anak," pria itu menyapa, suaranya serak namun ramah. "Aku bernama Eldric, dan aku mencari bantuan."

Leon dan Lyra saling memandang. "Apa yang bisa kami bantu, Pak Eldric?" tanya Leon.

Eldric mendekat dan duduk di atas batu besar. "Desa kami, Thornfield, terletak tidak jauh dari sini. Kami telah diserang oleh sekelompok goblin dan butuh bantuan. Aku tahu kalian masih muda, tapi desaku membutuhkan pahlawan seperti kalian."

Lyra menatap Eldric dengan kekhawatiran. "Kita tidak tahu banyak tentang goblin. Apakah ada informasi yang bisa membantu kita?"

Eldric mengangguk. "Goblin-goblin itu sangat licik dan seringkali menggunakan jebakan. Namun, mereka tidak terlalu kuat secara fisik jika kalian tahu cara menghadapinya. Di sini, ambillah ini," Eldric menyerahkan sebuah peta yang tampak tua dan sobek. "Ini adalah peta dari daerah sekitar Thornfield. Goblin-goblin itu biasanya bersembunyi di gua-gua di sekitar pegunungan."

Leon menerima peta tersebut dengan hati-hati. "Kami akan pergi ke Thornfield dan membantu. Tapi kami juga akan memerlukan persiapan yang baik. Ayo, Lyra, kita perlu persiapan."

Lyra mengangguk. "Kita harus mencari beberapa perlengkapan tambahan dan mempelajari lebih lanjut tentang goblin sebelum berangkat."

Ketika Leon dan Lyra bergegas kembali ke desa untuk mempersiapkan diri, mereka merasa campur aduk antara semangat dan kecemasan. Persahabatan mereka diuji dengan tugas yang menantang ini, namun mereka juga merasa lebih kuat dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Dalam waktu singkat, mereka telah mengumpulkan beberapa persediaan dan mempelajari informasi tambahan tentang goblin dari buku-buku tua milik Lyra. Mereka merasa siap dan bertekad untuk membantu Thornfield, meskipun mereka tahu bahwa jalan di depan akan penuh dengan bahaya dan ketidakpastian.

Dengan peta di tangan dan tekad di hati, Leon dan Lyra meninggalkan Arborville dan memasuki hutan yang lebih dalam, menuju petualangan baru yang akan menguji keberanian dan kekuatan persahabatan mereka.