Malam itu, saat Leon dan Lyra kembali ke Thornfield dengan wajah lelah namun penuh kemenangan, mereka disambut oleh warga desa yang bersorak-sorai. Eldric, dengan tatapan penuh rasa syukur, menyambut mereka di pintu gerbang desa yang baru saja diperbaiki.
"Kalian berhasil!" Eldric berteriak, mendekati mereka dengan penuh semangat. "Kita tidak bisa berterima kasih cukup banyak. Desa ini selamat berkat kalian!"
Leon tersenyum lelah. "Kami hanya melakukan apa yang perlu dilakukan. Kami harus memastikan bahwa semuanya aman."
Namun, suasana perayaan segera berubah saat awan hitam tiba-tiba meliputi langit. Angin dingin berhembus, dan kilatan petir menyambar. Warga desa mulai panik, dan kebisingan yang penuh kekhawatiran memenuhi udara.
Lyra menggigil dan menatap langit. "Apa yang sedang terjadi? Ini tidak terasa seperti badai biasa."
"Ini tidak biasa sama sekali," kata Eldric dengan nada serius. "Ada sesuatu yang salah. Kegelapan ini mungkin pertanda bahaya yang lebih besar."
Leon memandang Eldric dengan khawatir. "Apa yang kau maksud?"
Eldric memimpin mereka menuju balai desa yang terletak di tengah-tengah. Di dalam, dia menunjukkan sebuah gulungan kuno yang telah lama disimpan. "Ini adalah ramalan kuno dari zaman dahulu. Dikatakan bahwa ketika kegelapan menyelimuti langit dan badai datang, itu adalah tanda dari ancaman besar yang akan datang."
Lyra membuka gulungan dengan hati-hati dan membaca tulisan kuno di atasnya. "Ini meramalkan tentang kebangkitan makhluk gelap yang sangat kuat—makhluk yang disebut 'Nerathor', Raja Kegelapan. Jika dia bangkit, dia akan membawa kehancuran ke seluruh negeri."
Eldric mengangguk. "Kami pernah mendengar cerita tentang Nerathor, tetapi tidak ada yang benar-benar percaya bahwa dia akan kembali. Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikannya sebelum semuanya terlambat."
Leon mengatur napasnya, merasa beban berat di pundaknya. "Apa yang bisa kita lakukan? Kami baru saja melawan goblin—ini jauh lebih besar dari itu."
Lyra memandang peta yang tergeletak di meja. "Menurut gulungan ini, ada tempat khusus yang disebut 'Kuil Terlarang' di pegunungan yang mungkin menjadi tempat Nerathor muncul. Kuil ini dikatakan memiliki kunci untuk menghentikannya."
"Kalau begitu," kata Leon, "kita harus menuju ke kuil itu dan mencari cara untuk menghentikannya. Tidak ada waktu yang bisa disia-siakan."
Eldric menatap mereka dengan kekaguman dan kekhawatiran. "Aku akan mengumpulkan beberapa sukarelawan untuk membantu. Kalian harus mempersiapkan diri dan segera berangkat."
Malam itu, Leon dan Lyra bersiap dengan cepat. Mereka memeriksa peralatan mereka, memeriksa kembali persediaan, dan memastikan mereka siap menghadapi tantangan yang akan datang. Dengan panduan dari gulungan kuno, mereka memulai perjalanan menuju pegunungan yang tinggi dan berbahaya.
Dalam perjalanan, angin semakin kencang dan kegelapan semakin menebal. Leon dan Lyra berjalan dengan penuh kewaspadaan, setiap langkah mereka terasa berat. Tiba-tiba, sebuah suara menggelegar menggema di udara malam, membuat tanah bergetar.
"Kau sudah datang jauh, Leon dan Lyra," suara itu bergema, penuh dengan nada penuh kebencian. "Aku sudah menunggumu."
Leon berhenti, memandang sekeliling dengan waspada. "Siapa yang berbicara? Tunjukkan dirimu!"
Dari dalam kegelapan, muncul sosok tinggi dan menakutkan—seorang lelaki dengan jubah hitam yang mengalir dan mata merah menyala. Dia adalah Nerathor, Raja Kegelapan.
"Akulah Nerathor," katanya dengan suara yang membuat darah membeku. "Dan kedatangan kalian hanyalah awal dari kehancuran yang akan ku bawa."
Lyra menggenggam tongkatnya dengan erat, wajahnya pucat. "Kami tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini!"
Nerathor tertawa, suara gelaknya seperti guntur di malam gelap. "Kalian terlalu lemah untuk menghentikanku. Tapi jika kalian ingin mencobanya, aku akan memberimu kesempatan. Hadapi minionku dan buktikan keberanian kalian."
Di sekeliling mereka, bayangan mulai bergerak, membentuk makhluk-makhluk gelap yang menyeramkan. Leon dan Lyra bersiap untuk bertempur, siap menghadapi ancaman besar yang baru saja muncul.
Pertarungan dimulai dengan kekuatan dan kemarahan. Leon melawan makhluk-makhluk kegelapan dengan keterampilan dan keberanian, sementara Lyra menggunakan sihirnya untuk melindungi mereka dan menyerang musuh dari jarak jauh. Meskipun mereka berjuang dengan keras, mereka tahu bahwa pertarungan ini hanyalah awal dari perjalanan yang lebih menegangkan.
Saat matahari mulai terbit di horizon, Leon dan Lyra berhasil mengalahkan makhluk-makhluk gelap tersebut dan Nerathor menghilang dalam kabut hitam. Mereka berdiri di tengah medan pertempuran, napas terengah-engah dan lelah, tetapi tekad mereka tidak goyah.
"Ini belum berakhir," kata Lyra, menghela napas dan menatap Leon. "Nerathor akan kembali, dan kita harus siap untuk apa yang akan datang."
Leon mengangguk, mata penuh tekad. "Kita tidak akan mundur. Kita akan melawan sampai akhir, demi dunia yang kita cintai."
Dengan semangat baru, Leon dan Lyra melanjutkan perjalanan mereka menuju Kuil Terlarang, siap menghadapi segala bahaya yang akan mereka temui. Mereka tahu bahwa jalan di depan akan penuh dengan tantangan dan kegelapan, tetapi dengan keberanian dan persahabatan mereka, mereka percaya bahwa mereka dapat menghadapi segala rintangan yang ada.