Chereads / KING OF HEROES (bahasa Indonesia) / Chapter 11 - Bab 11 peningkatan dan keputusan

Chapter 11 - Bab 11 peningkatan dan keputusan

Suasana desa Thornfield telah berubah menjadi lebih hidup dan penuh harapan setelah kembalinya Leon dan Lyra. Waktu berlalu dengan ritme yang tenang, namun di balik ketenangan tersebut, persiapan untuk menghadapi ancaman yang mungkin datang terus dilakukan dengan serius.

Pada pagi hari yang cerah, Leon dan Lyra memulai hari mereka dengan sarapan di dapur rumah Eldric. Aroma roti yang baru dipanggang dan kopi yang harum memenuhi ruangan, menciptakan suasana hangat dan nyaman. Eldric dan keluarganya menyambut mereka dengan ramah, memastikan mereka mendapatkan makanan yang cukup untuk memulai hari.

"Selamat pagi, Leon, Lyra," kata Eldric sambil meletakkan piring di meja. "Aku telah mempersiapkan sarapan istimewa hari ini. Kita perlu memastikan kalian mendapatkan energi yang cukup."

Leon tersenyum dan mengambil tempat duduk di meja. "Terima kasih, Eldric. Kami sangat menghargai ini."

Lyra mengangguk sambil menyantap roti yang masih hangat. "Sarapan ini luar biasa. Itu sangat membantu untuk memulai hari yang panjang."

Setelah sarapan, Leon dan Lyra memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan desa lagi. Mereka ingin mengeksplorasi lebih lanjut informasi yang mungkin bisa membantu mereka dalam menghadapi ancaman yang akan datang. Mereka bertemu dengan Tiberius di perpustakaan, yang sedang mengatur beberapa buku di meja.

"Selamat pagi, Tiberius," kata Lyra. "Kami kembali untuk mencari lebih banyak informasi tentang simbol-simbol dan kekuatan artefak."

Tiberius menatap mereka dengan mata yang penuh semangat. "Selamat pagi. Baiklah, mari kita lihat buku-buku yang mungkin memberikan wawasan tambahan."

Leon dan Lyra mengikuti Tiberius ke ruang baca yang tenang, dipenuhi dengan rak-rak buku yang menjulang tinggi. Tiberius menarik sebuah buku tua yang tebal dari rak dan membukanya di atas meja.

"Ini adalah salah satu manuskrip kuno yang membahas tentang sihir pelindung dan artefak," kata Tiberius sambil membuka halaman-halaman yang usang. "Ini mungkin memberikan petunjuk tambahan tentang bagaimana Mata Terang dapat digunakan secara efektif."

Leon dan Lyra duduk di sekeliling meja, memeriksa buku-buku dan catatan. Mereka membaca dengan seksama, mencatat poin-poin penting yang mereka anggap relevan. Tiberius menjelaskan beberapa konsep yang rumit dan memberikan wawasan berharga tentang kekuatan artefak.

"Ada beberapa bagian dalam teks ini yang menjelaskan bagaimana Mata Terang bisa digunakan untuk memanipulasi energi sihir," kata Tiberius, menunjuk pada sebuah ilustrasi di dalam buku. "Ini bisa membantu kita memahami cara terbaik untuk memanfaatkan artefak ini dalam pertarungan."

Lyra mencatat dengan cepat, sementara Leon memikirkan bagaimana mereka bisa mengimplementasikan pengetahuan ini dalam persiapan mereka. "Jadi, jika aku mengerti dengan benar, kita bisa menggunakan Mata Terang untuk menciptakan perlindungan atau memperkuat serangan kita?"

Tiberius mengangguk. "Benar. Namun, penting untuk memahami bahwa kekuatan artefak ini juga bergantung pada pengendalian energi dan kekuatan mental. Ini memerlukan latihan dan pemahaman yang mendalam."

Setelah beberapa jam di perpustakaan, Leon dan Lyra merasa puas dengan kemajuan mereka. Mereka berterima kasih kepada Tiberius atas bantuannya dan memutuskan untuk melanjutkan persiapan mereka dengan berlatih menggunakan kekuatan Mata Terang. Mereka pergi ke lapangan terbuka di luar desa untuk melakukan latihan tersebut.

Di lapangan, mereka mengatur beberapa target dan

menggunakan Mata Terang untuk menguji kekuatannya. Dengan hati-hati, Leon memfokuskan energi artefak ke dalam teknik pertahanan dan serangan, sementara Lyra melakukan latihan sihirnya untuk menyeimbangkan kekuatan dan kendali.

Leon berdiri di tengah lapangan, memegang Mata Terang di tangannya. Cahaya artefak mulai bersinar terang saat Leon mengarahkan energinya ke sebuah target kayu. "Oke, mari kita coba teknik perlindungan dulu," katanya sambil berkonsentrasi.

Seberkas cahaya terang memancar dari Mata Terang, membentuk perisai pelindung di sekitar Leon. Target kayu yang sebelumnya tenang kini menunjukkan tanda-tanda getaran saat cahaya mulai membungkusnya.

"Bagaimana?" tanya Lyra dari sisi lapangan, matanya penuh perhatian.

Leon mengangguk. "Rasanya kekuatan ini bisa menciptakan perlindungan yang kuat. Namun, aku perlu melatihnya agar lebih stabil dan efektif."

Lyra mengambil posisi dan mulai melakukan latihan sihirnya sendiri. Dengan gerakan lembut dan kata-kata mantra, dia menciptakan bola api yang melayang di tangan. "Aku akan mencobanya dengan serangan sekarang. Cobalah untuk menahan serangan ini."

Leon mengarahkan perisai pelindungnya untuk menghadapi bola api yang menuju ke arah target. Saat bola api mengenai perisai, energi cahaya memantulkan serangan dengan cukup baik, meskipun ada sedikit getaran saat dampaknya terjadi.

"Perisai ini bisa menahan serangan dengan baik, tapi mungkin kita perlu menyesuaikannya dengan teknik serangan yang lebih kuat," kata Leon, menilai hasil latihan tersebut.

Lyra mengangguk setuju. "Kita harus berlatih lebih banyak untuk menyempurnakan teknik ini. Mungkin kita bisa melakukan sesi latihan ini setiap hari untuk mempersiapkan diri."

Setelah berlatih sepanjang sore, Leon dan Lyra kembali ke desa dengan rasa puas dan kelelahan. Mereka disambut oleh penduduk desa yang antusias, yang ingin tahu bagaimana latihan mereka berlangsung.

Sore hari di Thornfield terasa damai saat matahari mulai terbenam. Penduduk desa berkumpul di alun-alun untuk menikmati waktu bersama, sementara anak-anak bermain dan tertawa. Leon dan Lyra memutuskan untuk bergabung dengan mereka, merasakan kehangatan dan kebersamaan yang menyenangkan.

Selama pertemuan itu, mereka berbincang-bincang dengan beberapa penduduk desa dan mendengar cerita-cerita menarik tentang kehidupan sehari-hari mereka. Mereka juga berbagi beberapa cerita tentang perjalanan mereka dan penemuan Mata Terang.

"Aku mendengar tentang apa yang kalian lakukan," kata Bapak Roderick sambil menikmati segelas cider. "Kalian berdua benar-benar telah melakukan hal yang luar biasa. Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?"

Leon tersenyum. "Kami akan terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk ancaman yang mungkin datang. Kami juga akan terus mencari informasi tambahan dan berkoordinasi dengan Eldric untuk merencanakan langkah selanjutnya."

Seorang wanita muda bernama Elina, yang merupakan seorang penjahit di desa, mendekati mereka dengan sebuah kotak kecil. "Aku membuatkan kalian sesuatu sebagai tanda terima kasih. Ini adalah perlengkapan kecil yang mungkin berguna dalam perjalanan kalian."

Dia membuka kotak dan mengeluarkan beberapa barang—sarung tangan kulit yang diperkuat, tali pengikat, dan beberapa perhiasan kecil yang terbuat dari bahan-bahan alami. "Aku berharap ini akan membantu kalian."

Lyra menerima kotak tersebut dengan senang hati. "Terima kasih banyak, Elina. Ini sangat berarti bagi kami."

Dengan barang-barang baru dan semangat yang tinggi, Leon dan Lyra merasa semakin terhubung dengan komunitas Thornfield. Mereka tahu bahwa dukungan dan kebaikan penduduk desa sangat penting dalam perjalanan mereka.

Malam hari tiba, dan Leon serta Lyra duduk di luar rumah Eldric, memandangi bintang-bintang yang bersinar di langit malam. Suasana di desa terasa tenang, dengan suara angin lembut yang berhembus.

"Rasa tenang ini benar-benar luar biasa," kata Leon, menyandarkan punggung pada kursi kayu di teras. "Setelah semua yang terjadi, aku merasa ini adalah momen yang tepat untuk merenung dan merencanakan langkah berikutnya."

Lyra mengangguk. "Kita telah melakukan banyak hal, tetapi perjalanan kita masih jauh dari selesai. Kita perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin dan terus berlatih."

Leon memandang Mata Terang yang terletak di atas meja di sampingnya. "Dengan artefak ini di tangan, kita memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan. Namun, kita juga harus berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakannya."

Lyra menatap ke arah matahari yang telah tenggelam di cakrawala. "Apa pun yang akan datang, kita akan menghadapi bersama. Kita memiliki kekuatan persahabatan dan dukungan dari desa ini. Itu adalah hal yang paling berharga."

Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, meresapi momen tenang sebelum melanjutkan persiapan mereka. Dengan semangat yang diperbarui dan dukungan komunitas yang solid, Leon dan Lyra siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dalam perjalanan mereka, dengan tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi dunia dari ancaman yang mengintai.

Dengan hari-hari yang berlalu penuh dengan latihan, persiapan, dan interaksi dengan penduduk desa, mereka semakin siap untuk perjalanan yang akan datang. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka bukan hanya tentang menemukan artefak dan menghadapi musuh, tetapi juga tentang menjaga hubungan dengan orang-orang yang mereka cintai dan memahami kekuatan persahabatan yang sesungguhnya.