"Memang tidak sia-sia," kataku, bibirku mengerucut saat mataku mengamati tubuhnya dari atas ke bawah.
Ini bukanlah pertama kalinya aku melihatnya dalam segala kemegahannya. Lagi pula, kami telah menghabiskan lebih dari satu malam yang skandal bersama― dan terkadang, bukan hanya malamnya yang dipenuhi kenikmatan tapi siang hari pun demikian. Namun, setiap kali Damon Valentine berdiri di hadapanku rasanya seolah itu adalah pertama kalinya.
Tidak peduli seberapa keras aku mencoba menyangkalnya, ada daya tarik yang tak tertahankan yang kupunya terhadapnya, ikatan pasangan atau tidak. Bahkan tanpa dorongan yang Dewi Bulan ciptakan di antara kami, Damon tetap terbentuk seperti dewa Yunani.
Bibirku terbuka, perlahan menikmati pemandangan yang disuguhkannya di hadapanku. Tidak ada satu inchi pun lemak berlebih di tubuhnya. Urat-urat kecil terlihat di torso bawahnya, di mana bentuk tajam 'v' mengarah ke bawah menuju kejantanannya.