Chereads / Bintang Penyelamat / Chapter 21 - Masa Lalu Gurfeda

Chapter 21 - Masa Lalu Gurfeda

"Kalender Dunia Magis Menunjukkan Tahun: 2100, Bulan: Sep, Hari: Sel"

"Di Malam Yang Sunyi"

"Gurfeda Sedang Duduk Melihat Bintang-Bintang Sambil Menjaga Ke Tiga Gadis Bernama Peals, Veni Dan Luna"

"Peals Dan Veni Tertidur Di Tanah Akibat Kelelahan"

"Akan Tetapi Sebaliknya Luna Baru Saja Terbangun Dari Tidur"

"Dengan Kondisi Mata Sayu"

"Luna Berjalan Menghampiri Gurfeda Sambil Mengedip-Ngedipkan Mata"

"Alih Alih Menghilangkan Rasa Ngantuk"

"Lima Menit Telah Berlalu Setelah Luna Berjalan"

"Luna pun Sampai Di Hadapan Gurfeda"

"Luna Menepuk Bahu Gurfeda Untuk Bertanya"

"Akan Tetapi Gurfeda Justru Kaget Karena Tindakan Luna"

"Gurfeda Berkata Ke Luna"

'Ha !?.., Maaf Pemimpin...'

"Luna Berbicara Ke Gurfeda"

'Kenapa Kamu Meminta Maaf ?'

"Luna pun duduk di samping Gurfeda"

"Setelah Luna Duduk, Gurfeda Pun Menjawab Pertanyaan Luna"

'Karena Aku Baru Sadar Kalau Ada Pemimpin Di Sini'

'Aku Kira Tadi Veni Dan Peals Aja Yang Tidur Di Sini'

'Em...'

'Ternyata Pemimpin Luna Juga Tidur'

'Seharusnya Aku Tau Kalau Pemimpin Di Sini '

'Tetapi Justru Sebaliknya Pemimpin Bangun Sendiri'

'Pemimpin, Aku Benar Benar Minta Maaf Atas Ketidak Tahuanku'

"Luna Menjawab Perkataan Gurfeda"

'Ah, Gakpapa, Kamu Santai aja'

"Luna Melanjutkan Obrolan"

'Uhm..., Gurfeda ?, Mulai Sekarang Panggil Aku Dengan Nama Biasa Saja, Jangan Pakai Pemimpin'

'uhm.., karena sekarang kita mengobrol di luar, Sangat Jauh dari negri ku'

"Gurfeda Menjawab Luna Dengan Nada Merendah"

'Siap Nona Luna~'

'Aku Akan Memanggil Sesuai Dengan Keinginan Kamu'

"Luna Memberi Senyuman Ke Gurfeda"

"Luna Bertanya Ke Gurfeda"

'Ouh Iyah Gurfeda, Tadi Di Saat Aku Bangun Dari Pingsan, Aku Sempat Mendengar Obrolan Kalian'

'Aku Jadi Penasaran Dengan Kisah Masa Lalu Kamu'

'Sekarang Ceritain Ke Aku Dong'

'Mumpung Keadaan Di Sini Lagi Damai'

'Mereka Berdua Juga Lagi Tidur'

'Aku Juga Akan Bercerita Tentang Masa Lalu ku Juga Jika Kamu Mau'

"Gurfeda Menjawab Luna"

'Baiklah Nona Lina'

'Dahulu Kala Di Saat Aku Masih Kecil'

"Gurfeda Menggenggam Tangan Luna Dengan Lembut Sambil Melihat Bintang Di Langit"

'Aku Di Rawat Oleh Ayahku Di Desa Moon Tales'

'Desa Moon Tales Sangat Damai Dan Sangat Ramai Pada Saat Itu'

'Dulunya Desa Moon Tales Banyak Di Huni Oleh Magister Dan Magisteria Hebat - Tampan - Cantik - Imut - Lucu - Berbakat - Terampil Dan Pintar'

'Ayah ku Merawat Diriku Sangat Hati Hati'

'Segala Cara Di Lakukan Agar Aku Bertumbuh Dengan Baik'

'Ayahku Juga Orangnya Tidak Pelit Mengasih Apapun Ke Aku'

"Luna Menyela Cerita Gurfeda Untuk Bertanya"

'Maaf Aku Menyela yah Gurfeda'

'Terus Ibu Kamu Di Mana ?'

"Gurfeda Menghela Nafas"

"Gurfeda Menjawab Sambil Melanjutkan Cerita"

'Ibuku Dulu Seorang Penjaga Negri Berbakat'

'Kata Ayah Semasa Aku Masih Bersekolah Di ****'

'Ayah Menceritakan Keadaan Ibu Yang Sangat Sibuk Melindungi Desa-Desa Di Banyak Negri Dan Kalau Enggak Salah Ingat Aku Masih Berumur Tujuh Tahun'

'Ayah Juga Memberitahuku Tentang Imbalan Di Saat Ibuku Telah Selesai Melindungi Desa'

'Katanya Ketika Selesai, Ibu Di Beri Perawatan Secara Gratis, Di Beri Jamuan Istimewa Oleh Pemimpin Negri'

'Bahkan Kenaikan Martabat Ibu Juga Di tingkatin Ketika Udah Selesai Melawan Monster Terkuat'

'Ibu Juga Orangnya Sangat Perhatian Ke Ayah, Ibu Selalu Mengasih Hadiah Ketika Ayah Berulang Tahun, Ketika Ayah Dalam Keadaan Sedih Dan Terpuruk, Ibu Juga Yang Selalu Nenangin Ayah'

'Intinya Ibu Sangat Romantis Deh Sama Ayah'

'Jangankan ayah, Ibu Ketika Merawat Aku Juga Penuh Dengan Kasih Sayang Tidak Terhingga'

'Aku Di Beri Asi Setiap Lapar Saat Bayi Berumur Tiga Bulan Sampai Empat Tahun, Aku Di Beri Nutrisi - Vitamin - Zat Besi - Zinc Dan Segala Macam Untuk Pertumbuhan Ku Yang Lebih Baik'

'Kemauanku Juga Selalu Di Turutin Oleh Ibu, Apapun Kondisi Ibu, Ibu Selalu Mementingkan Diriku Terlebih Dahulu'

'Bahkan Di Saat Aku Menginginkan Adek Pas Aku Berumur 10 Tahun, Ibuku Menuruti Keinginan Ku, Lalu Satu Minggu Setelah Permintaan, Ibuku Mengandung Adek ku yang di beri nama -Lebiya-'

'Terus..., Seiring Berjalan nya waktu, Tiba-Tiba Ibu ku Menghilang Karena Sebuah Misi Yang Sangat Berbahaya'

'Saat Kabar Ini Terdengar Oleh Ayah, Ayah Sangat Sedih Dan Menangis Di Rumah Dengan Teriakan Histeris'

'Aku Juga Ikut Menangis Karena Terkejut Dan Sangat Tidak Ingin Kehilangan Ibuku Sendiri'

'Lima Hari Setelah Kejadian Ini, Aku Dan Lebiya Di Rawat Oleh Ayah'

'Banyak Hal Yang Telah Terjadi Ketika Ibu Menghilang'

'Seperti Ayah Selalu Menerima Surat Lamaran Cinta Dari Gadis Lain Untuk Menikah Tetapi Ayah Menolak Lamaran Tersebut hanya Demi Ibu'

'Terkadang Ayah Juga Menangis Sendirian Di Sebuah Tempat Yang Ia Rasa Nyaman - Sepi Tanpa Seseorang'

'Aku Yang Melihat Ayah Ketika Sedih Langsung Tidak Mau Mengganggu Karena Aku Tahu Perasaan Ayah Seperti Apa Ketika Ibu Menghilang'

'Dua Tahun Lebih Setelah Kejadian Ibu Menghilang, Aku Mendapat Surat Dari Sekolah'

'Surat Ini Berisikan Tentang Diriku Yang Di Masukkan Secara Tiba-Tiba Di Akademis Bela Diri Magis Oleh Ibu Kepala Sekolah Saat Sudah Dewasa'

'Aku Sangat Terkejut Pada Saat Itu'

'Antara Senang Dan Ragu Karena Takut Tidak Bisa Berhasil Ketika Berada Di Akademis Bela Diri Magis'

'Kira-Kira Aku Masih Berumur 15 Tahun deh kalau enggak salah ingat'

'Lalu...'

'Aku Memberitahu Ayah'

'Setelah Aku Memberitahu Ayah, Ayah Sangat Mendukung Diriku'

'Aku Di Ajari Bela Diri Magis Oleh Ayah' Sangat Keras'

'Setiap Pagi Hingga Siang Selalu Berlatih Tanpa Berhenti'

'Pada Saat Itu Aku Hanya Mempelajari Teknik Dasar Bela Diri Magis'

'Waktu Istirahat Ku Ketika Di Sore Hari'

'Itupun Aku Hanya Boleh Beristirahat Dari Jam Satu Sampai Jam Lima'

'Setelah Jam Lima Lebih, Aku Melanjutkan Latihan Dengan Ayah'

'Aku Di Pelajari Banyak Hal Oleh Ayah'

'Sampai Suatu Saat, Akademis Bela Diri Magis Mengadakan Kenaikan Martabat, Aku pun Mengikuti Kenaikan Martabat Ini Dan Hasilnya Memuaskan'

'Aku Memberitahu Ayah Setelah Selesai Kenaikan Martabat Pertama'

'Ayah Yang Mendengar Kabar Ini Merasa Sangat Gembira Sambil Merawat Lebiya'

'Pada Saat Itu, Lebiya Masih Berumur Lima Tahun'

"Gurfeda Menghela Nafas"

'Huft....'

"Luna Mengusap Punggung Gurfeda Untuk Memberi Kenyamanan Agar Gurfeda Bisa Bercerita Dengan Tenang"

"Gurfeda Melanjutkan Ceritanya"

'Lalu....'

'Ayah Melatihku Lebih Keras Dan Lebih Tegas'

'Jadwal Pelatihan Bela Diri Magisku Juga Bertabrakan Dengan Jadwal Yang Lain'

'Aku Sempat Memprotes Ayah Tetapi Aku Terdiam Karena Mendengar Ucapan Ayah Seperti Ini'

"Gurfeda, Kamu Anak Laki-Laki, Kamu Akan Memimpin Keluarga Pada Suatu Saat Nanti, Kamu Akan Melindungi Adek Kamu Di Saat Ia Telah Dewasa, Jadilah Anak Pertama Ayah Yang Sangat Kuat Dan Jangan Bersikap Seperti Ini Ke Ayah"

"Suatu Saat Nanti Ketika Ayah Kehilangan Nyawa, Kamu Pasti Merasakan Kesedihan Sangat Mendalam Ketika Mengingat Nasehat Ayah Yang Terlihat Simple Di Hati Kamu Tetapi Sangat Berharga Di Kehidupan Kamu"

"Semangat Gurfeda !, Kamu Pasti Bisa Melalui Semua Hal Ini Bersama Ayah !"

'Lalu Aku Menjawab Nasehat Ayah Dengan Nada Sedih'

"Baiklah Ayah, Aku Akan Patuh Ke Ayah, Tapi..., Aku Ingin Satu Hal, Ketika Lebiya Sudah Dewasa, Ayah Jangan Menyuruh Lebiya Untuk Berlatih Di Umur Seperti ku"

"Lebih Baik Lebiya Di Latih Bela Diri Magis Di Saat Umurnya Sudah Mencapai Tujuh Belas Tahun"

"Biarkan Lebiya Fokus Di Sekolah Akademis Terlebih Dahulu"

"Dan Pelatihan Bela Diri Magis Lebiya Jangan Terlalu Keras Seperti ku, yah ayah"

'Ayah Pada Saat Itu Mengangguk Sambil Memberi Senyuman Kepadaku Dengan Tubuh Nya Yang Berkeringat Akibat Masih Melatihku'

'Pelatihan Bela Diri Magis Ku Terus Berlanjut Hingga Dua Belas Tahun'

'Aku Sempat Mengalami Banyak Cidera Ketika Kenaikan Martabat 2-3-4 Sampai Ke 5'

'Ayahku Selalu Sigap Mengobati Ku Dengan Magis Penyembuhan Ketika Aku Terluka'

'Nah....'

'Lanjut....'

'Setelah Melewati Segala Rintangan, Aku Telah Lulus Dari Pelatihan Ayah Di Umur Dua Puluh Delapan Tahun, Aku Juga Mendapatkan Banyak Penghargaan Dari Sekolah Akademis Magis'

'Lebiya Juga Sudah Dewasa'

'Ia Pada Saat Ini Sudah Berumur Delapan Belas Tahun'

"Luna Nampak Kelelahan Tetapi Sangat Penasaran Dengan Cerita Gurfeda"

"Luna Menatap Gurfeda Dengan Pandangan Sayu Karena Mengantuk Di Saat Waktu Hampir Menjelang Pagi"

"Beberapa Saat Kemudian, Luna Menguatkan Diri"

"Lalu...."

"Gurfeda Menceritakan Semua Kenangan Masa Lalu Ke Luna Secara Detail"

'Jadi Gini....'

'Adikku Sedang Bertanya Ke Ayah Tentang Bela Diri Magis'

(?): Ayah.... Ayah.... Kapan aku bisa belajar bela diri Magis..., aku kan sudah dewasa ayah

'Ayahku Menjawab Pertanyaan Adikku'

(-): Kamu akan bisa mempelajari nya putri ku, untuk sekarang kamu Fokus belajar dan Fokus mencari ilmu di sekolah magis dengan benar

(-): Jangan sering membolos

'Lalu Adikku Lebiya Merasa Tidak Terima Ke Ayah'

'Aku Saat Itu Sedang Asik Asik Bermain Game Eh Tiba Tiba Adikku Lebiya Berkata Seperti Ini Ke Ayah'

(?): tapi ayah, lihat kakak sekarang, walaupun ia sering bermalas - malasan dan selalu bermain game tetapi ia sangat hebat dalam bela diri, aku juga mau seperti dia !

"(?) Mengerutkan Alis dan memasang wajah Masam"

'Ayahku Menjawab Lebiya Dengan Penuh Kesabaran Sambil Memberi Nasihat Seperti Ini'

(-): Putriku, kamu bisa mempelajari bela diri magis sendiri tanpa bantuan ayah, kamu harus menjadi wanita tangguh yang bisa melindungi seseorang

(-): ayah sangat yakin, kamu bisa melakukan hal ini sendirian dan melindungi teman - teman kamu

'Adikku Lebiya Bilang ke ayah Kalau Ia Bukan Anak Kandung"

'Adikku Lebiya Bilang Seperti ini'

(?): Ayah sangat pilih kasih denganku !, kenapa ayah memperilakukan ku seperti bukan anak ayah sendiri !? Atau mentang - mentang aku adalah anak kedua ayah dari ibu yang berbeda !, Aku sangat rindu pada ibu...., aku benci ayah !

'Aku Merasa Sangat Kesal Ke Lebiya Lalu Menjawab Seperti Ini'

'Lalu Aku Memberi Nasihat Kepadanya Seperti Ini'

(*): Hei Lebiya, berhenti berbicara seperti itu ke ayah, ayah hanya ingin kamu lebih hebat dari ku dan bisa membantu ku menciptakan ke damaian secara bersama di masa depan

'Setelah Aku nasihatin, Lebiya Merasa Sedih Dan Langsung Kabur Dari Rumah'

'Aku Di Marahi Oleh Ayah Dengan Nada Agak Tinggi Tetapi Tidak Terlalu Peduli Karena Sudah Terbiasa'

'Perkataan Ayah Seperti Ini'

(-): Anak ku Gurfeda, kamu terlalu berlebihan membicarakan hal ini, Ayah tahu kamu hanya ingin memberi keyakinan ke Adik kamu Lebiya akan tetapi dia sekarang salah faham kepada kamu

'Aku Merasa Kesal Ke Ayah Dan Menjawab Nasihatnya Seperti ini'

(*): Huh, biarlah ayah, aku sudah sangat lelah selalu salah di mata ayah

'Sampai-Sampai Game Yang Aku Mainin Pun Kalah'

(*): Ahhh Kalah Lagi ! Kapan sih aku bisa memperoleh kemenangan secara berturut - turut, kenapa aku selalu di kasih ke kalahan

'Aku Meninggalkan Ponselku Dengan Keadaan Menyala'

"Di sisi Lain (?) Sedang bergumam sambil meninjui Sarung Latihan di Hutan yang bersebelahan dengan Desa BluVe GraVe"

'Setelah Itu Aku Berjalan Menuju Ke Tempat Pelatihan Lebiya Secara Diam Diam Dan Bersembunyi Di Dalam Semak-Semak'

'Aku Mendengar Lebiya Berbicara Sendirian Seperti Ini'

(?): Ahhh-, Aghhhh-, A K u Ha-rus Le-Bih KUAT ! "Bernafas sampai tersengal - sengal"

'Aku Menunggu Dan Mengawasi Lebiya Sangat Lama Hingga Lima Jam'

'Setelah Lima Jam, Tubuh Lebiya Sangat Berkeringat Karena Sudah Berlatih'

(?): ahh...., sangat melelahkan....

'Tiba Tiba Aku Menginjak Ranting Kayu'

'Ranting Kayu Yang Aku Pijak Mengeluarkan Suara Di Tempat Ku Bersembunyi'

'Lebiya Berteriak Ke Arah ku Dan Melempariku Petasan'

(?): SIAPA DI SANA !, AKU BISA MERASAKAN KEBERADAAN KAMU, JADI JANGAN COBA - COBA UNTUK BERSEMBUNYI !

"(?) Melempar Petasan ke arah dekat dengan pohon yang Berdenyit"

"CTARRR- (Suara Petasan)"

'Aku Terkejut Karena Di Lempari Petasan Oleh Lebiya'

'Lalu Aku Meloncat Dari Dalam Semak Dan Berjalan Ke Arah Lebiya Untuk Mengobrol Seperti Ini'

(*): HEI ! Kamu curang menggunakan petasan sebagai senjata, kakak takut tau !

(?): Ah.... Ternyata kakak, kenapa kakak datang kemari setelah aku berlatih sendirian ?, kakak selalu aja terlambat dan tidak pernah mau mengajari ku

(*): Maaf, kakak hanya ingin melihat kamu berlatih sendiri

(?): kakak sama saja seperti ayah yang alasan nya tidak pernah berubah, berlatih sendiri berlatih sendiri dan selalu berlatih sendiri

'Aku Di Celotehi Oleh Lebiya Sangat Lama'

'Lalu Aku Menjawab Semua Celotehannya Dengan Nada Lembut Seperti Ini'

(*): huh....., kakak faham.... Tetapi.... Kamu akan merasakan hasil dari kerja keras kamu sendiri, dulu nya kakak lebih parah... Dan menyuruh ayah untuk berhenti mengawasi kakak saat sedang berlatih, bagi kamu hal seperti ini sangat mengenakkan akan tetapi kakak merasa sangat tidak nyaman dan kurang merasakan fokus

(*): Ayah seperti ini karena kakak dan sekarang ayah sudah mengabulkan nya untuk kamu, kamu harus lebih percaya ke dalam hati nurani kamu daripada Selalu Bersikap Egois, Kamu sudah dewasa Lebiya, Usia kamu sekarang sudah 18 Tahun, Kamu bisa terus mempelajari dan berjuang hingga mendapatkan hasil yang maksimal

'Adikku Lebiya Tersadar Dan Terdiam Karena Perkataan Ku'

'Dia Menjawab Seperti Ini Ke Aku'

(?): kakak benar, aku akan terus berlatih sendiri dan tidak akan mengeluh terlalu berlebihan ke kakak, terimakasih kak sudah menyuruh ayah seperti itu, jadi nya aku bisa sadar bahwa berlatih sendiri akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada di dampingi

'Aku pun Menjawab Lebiya Dengan Senang Seperti Ini'

(*): nah bagus, ini baru adik perempuan kakak yang tangguh

(*): Kakak pulang ke rumah dulu yah dan kakak akan bersiap siap untuk berlatih lagi, kamu semangat latihan nya Lebiya !~

'Aku Memberi Senyuman Dan Pelukan Ke Lebiya, Lalu Meninggalkan Nya Sendirian Untuk Melakukan Rutinitas Seperti Biasa'

'Setelah Aku Menjauh, Aku Melihat Lebiya berlatih lagi'

'Aku, Ayah Dan Lebiya Banyak Sekali Melakukan Aktivitas Hingga Tidak Terasa Sudah Sepuluh Tahun Berlalu'

'Terus aku Di Telfon Sama Lebiya'

'Lebiya Menyuruhku Kembali Karena Ayah Kehilangan Nyawa'

'Ceritanya Seperti Ini'

'Pada Saat Itu Aku Udah Menerima Telfon Lebiya'

'Lebiya Dan Aku Mengobrol Seperti Ini Di Telfon'

(?): Kak, cepatlah pulang ke rumah, ayah....,, ayah.....

(*): Ada apa adik ku ? Kenapa kamu menangis ? Apa yang terjadi ke pada ayah ?

(?): CEPAT PULANG SAJA KAK !, AKU SANGAT SEDIH ! "Menangis Semakin Keras"

(*): Okey, kakak akan pulang akan tetapi agak lama karena sekarang kakak sedang berjaga di daerah bagian River Volfe, tunggu yah Adik ku Lebiya !

'Lebiya Menutup Telfon Dan Aku Pulang Menuju Rumah'

'Aku Pun Telah Sampai Di depan rumah'

'Lalu Aku Membuka Pintu Rumah dengan Gelisah'

'Setelah Pintu Terbuka, Aku Mengobrol Dengan Lebiya Seperti Ini'

(*): Adikku ?, Apa yang terjadi dengan ayah !!?

"(*) Menghampiri (?) yang sedang menangis sambil terduduk di lantai lalu memeluk (?)"

(?): Ayah...., ayah telah meninggal dunia

(*): .....

'Aku Tidak Merespon Karena Terkejut'

'Perlahan- Perlahan Aku Mengeluarkan air mata dan menangis'

'Sebelum Tangisanku semakin keras, Aku menenangkan Lebiya dan menguatkan Lebiya Seperti cara ayah menenangkan Diriku'

'Aku Berkata Seperti Ini Ke Lebiya'

(*): Adikku Lebiya.... Jangan terlalu berlebihan bersedih nya...., Ayah tidak meninggalkan kita hanya saja untuk sekarang ayah sedang beristirahat di tempat yang berbeda...

'Aku Membuat Gerakan Lucu untuk menghibur Lebiya'

"Gurfeda Menghela Nafas"

"Beberapa Saat Setelah Diam, Gurfeda Melanjutkan Ceritanya Seperti Ini"

(?): kakak... Ini bukan saat nya untuk bercanda...

'Aku Terpaksa Mengeluarkan Senyuman Ke Lebiya'

'Setelah Aku Tersenyum, Aku Membujuk Lebiya seperti ini'

(*): Aku akan menguburkan ayah dengan tempat yang bagus, kamu jangan bersedih lagi, okay ?, ingat satu kata kakak: ayah tidak meninggalkan kita hanya saja sekarang sedang beristirahat di tempat yang berbeda

'Lebiya Mengangguk Dan Memberi Senyuman Kepadaku'

'Setelah Kejadian Ini, Aku Di Telfon Oleh Pemimpin Negri Siapa Yah Aku Lupa'

'Kalau Enggak Salah Sih Dari Pemimpin Negri TideAschen'

'Aku Menerima Telfon Dari Pemimpin Negri TideAschen'

'Setelah Aku Menerima Telfon, Aku Menuju Ke Negri TideAschen Bersama Lebiya'

'Saat Aku Sampai, Aku Mengevakuasi Semua Penduduk Negri TideAschen Bersama Lebiya'

'Waktu Berjalan Sangat Cepat, Aku Pun Sudah Selesai Mengevakuasi Penduduk'

'Eh Tiba Tiba Langit Menjadi Gelap Dan Kristal Besar Berwarna Ungu Terjatuh Dari Langit'

'Setelah Kristal Terjatuh, Aku Dan Lebiya Terhempas Hingga Tidak Sadarkan Diri'

'Nah Sampai Sini Aku Enggak Tahu Apapun'

'Aku Juga Kehilangan Lebiya Di Saat Masih Pingsan'

"Gurfeda Sangat Lelah Setelah Bercerita'

'Lalu Gurfeda Terbaring Ke Tanah Dan Tertidur"

"Luna Yang Melihat Gurfeda Tertidur Karena Kelelahan Sehabis Bercerita pun Langsung Ikut Tidur Di Sampingnya Sambil Memeluk Tubuh Gurfeda"

~|Berlanjut|~

-!! PERINGATAN !!-

Karya ini bersifat khayalan semata, Keseluruhan Cerita ini Menggunakan Chat Dialog.

Jika Ada Nama Tokoh Maupun Dialog Atau Chat Dialog yang Kurang Sesuai Seperti Memiliki Kesamaan Dan Lain Sebagainya, Aku Mohon untuk di maafkan karena cerita ini di kembangkan oleh satu orang.

×Pembaca Di perbolehkan untuk Mengkritik dan mengasih saran secara halus×

×Aku akan selalu memperbaiki cerita ini agar lebih di minati serta di nikmati×

Kontak Penulis: geminator twoside (Instagram)