Suara Langkah Kaki itu semakin terdengar sangat jelas di telinga gurfeda
Thuk,Thuk,Thuk,Thuk "Bunyi Langkah Kaki"
"Berdenyit Keras Beberapa Saat"
Kamu Sudah Bangun ?, Sejak Kapan ? "Utas Dari (Tidak Di Ketahui)"
Kamu Siapa ? "Jawab Gurfeda Dengan Nada Penasaran"
Aku hanya doktor Pengelana, kenalin namaku Veni "Jawabnya Sambil Memberi Senyuman Ke Gurfeda"
"Veni Lebih Mendekati Gurfeda, Setelah Di Hadapan nya tepat Ketika Saling Menatap, Veni Memegang Tangan Gurfeda"
Gurfeda Terlihat Sangat Gugup Dengan Situasi Seperti ini, Lalu Veni Berbicara Ketika Gurfeda Hanya Melamun
"Nama Kamu Siapa ?, Aku belum Mengenalmu Sejak Awal Merawat Dan Melindungimu Disini"
"Aku Gurfeda" Jawabnya dengan Nada kaku
Tidak Tahu Mengapa Tiba Tiba Gurfeda Mengeluarkan Keringat Dingin
Keringat Dingin ini membikin Doktor Veni terlihat panik, Lalu Doktor Veni Mengusap Keringat tersebut Sambil bertanya
"Hei Gurfeda~, Jangan Gugup Seperti ini, Lihat nih tanganku penuh dengan keringat kamu"
"Ah Iyah Maaf, Aku hanya Belum Terbiasa Menghadapi Hal Seperti ini" Jawab Gurfeda Dengan Nada Canggung
Kita Tidak Boleh Berlama Lama Disini, Karena Setiap Saat pasti akan ada Sesuatu Tidak Terduga, Utas Dari Veni yang perasaan nya tidak enak
"Ah iya Mungkin Adekku Lebiya Bisa Mencari Solusi Untuk Kita" Jawab Gurfeda Sambil Tersenyum Malu
"Gurfeda Membuka Ponsel nya lalu Menelfon Ke Nomer Lebiya"
Peringatan Singkat Dari Operator Jaringan "Maaf Nomer Ini Sudah Tidak Aktif"
Gurfeda yang mendengar hal ini langsung menutup panggilan dan mencari solusi
25 Menit Berdiam Bersama Sambil Berdiri, Akhirnya Gurfeda Menemukan Solusi
"Hei... Eum Veni,, Apa kamu mau Pergi Ke Rumah Ku ?, Mungkin Agak Jauh Sih, Kalau Kamu mau, Aku akan menyetel Lokasiku Di Maps"
"Iyah aku Mau, Sekalian nanti aku akan membersihkan diri, Di rumah kamu pasti ada Sabun Untuk Mandikan ?" Tanya Veni Dengan Pipi Memerah Akibat Malu
"Iya Aku Punya kok, Nanti Aku akan kasih kamu Sarapan juga sebagai tanda terimakasih ku, Kita Berdua Akan Beristirahat Semalaman Di Rumahku" Jawabnya Sambil Memasang Wajah Bahagia Karena Mendapatkan Teman Baru
Veni Melepaskan Tangan Akibat Malu Mendengarkan Gurfeda
Gurfeda Teringat Sesuatu yang jauh lebih penting dari Veni Yaitu Pedang Dan Seseorang yang Membuatnya Pingsan
Dalam Hatinya Gurfeda "Kira Kira Siapa ya yang menyerangku begitu saja dari samping"
"Ah Endak Mungkin kalo itu monster, kan Situasi sedang kosong, Lagian Aku pas itu lagi nangis"
"Veni Menepuk punggung Samping Gurfeda"
Gurfeda yang menerima tepukan itu langsung kaget dan Reflek Melompat Ke Samping Sambil Berkata
"Apasih Bikin Kaget Aku aja"
"Maaf Aku Sengaja Memanggil Kamu Karena Itu"
"Veni Menunjuk Ke Arah Selatan"
"Huh ? Monster ?, Sebaiknya Kita menghindar Terlebih Dahulu" Gurfeda Menatap Wajah Veni Dengan Sangat Serius
"Mereka Berdua Lari Menjauh Tanpa Mencari Tempat Persembunyian"
"Enam Jam Telah Berlalu Setelah Lari-Larian Dan Jalan Santai Sambil Berwaspada"
Tubuh Veni Terlihat Sangat Berkeringat, Bau tubuh nya sangat menyengat hidung Gurfeda
"Sesampai Nya di Rumah Gurfeda"
"Mata Gurfeda Terbelalak Akibat Terkejut Ada Mayat Seseorang Belum Di Kuburkan"
Uhh, Ini Mayat siapa ? -Tanya Gurfeda
Gurfeda Baru Ingat lagi kalau mayat itu adalah mayat ayah nya sendiri
Dalam hatinya: Ah, Iyah aku lupa Menguburkan ayah, Aku Harus Jawab Apa yah ke Veni supaya Veni percaya,, Mungkin Aku Jawab Jujur aja kali ya...
"Phok" "Suara Tepukan Dari Punggung Belakang Gurfeda"
Tepukan ini Semakin Banyak Sampai Akhirnya Gurfeda merasakan Sakit di punggung nya lalu Menanyai Veni
"Hei kenapa kamu melakukan ini ?, Aku hanya kebingungan"
"Kain Itu berisi apa ? Kenapa Seperti Tulang Tulang ?" Tanya Veni Dengan Polos
"Gapapa" Jawab Gurfeda Dengan Sedih
"Tidak Lama Kemudian, Gurfeda Sudah Selesai Menguburkan Ayahnya dengan dikasih Batu Nisan Diatas Tanah"
'Malam Telah Tiba, Gurfeda Dan Veni Serumah"
"Gurfeda, Cepat Ke Ruang Makan, Masakanku Udah Jadi nih~" Tawaran Dari Veni
"Iya aku kesana, kebetulan udah lapar banget"
'Gurfeda Sudah Cuci Tangan Dan Sampai Ke Ruang Makan'
Setelah Sampai, Gurfeda dibuat Terbelalak Lagi Dengan Penampilan Veni yang Serba Mengenakan Pakaian Ketat
Gurfeda yang tidak tahan melihat ini lalu Menanyai
"Um..., Veni ? Lebih baik ganti baju lagi gih, baju kamu kotor tuh" Suruhnya dengan Gagah Dan Penuh Rasa Terhormat
"iiih endak ! Aku gamau ganti pakaian lagi, soalnya yang lain ga ada, aku cuma bawa sepuluh baju" Ucap Veni
"Dhuarrr" Suara Hantaman Meteorite
"Apa yang baru saja terjadi ?" Tanya Veni Ke Gurfeda
Gurfeda Yang Mendengar Hal tersebut langsung Memeluk Veni
Veni Tidak Bisa Menjawab Apapun Ke Gurfeda Karena Pelukan Yang Ia Rasakan Sangat Hangat Bagaikan Seorang Ayah yang Tangguh
Bisik Gurfeda "Sepertinya Diluar Rumah Terjadi Sesuatu, Biar Aku Cek Terlebih Dahulu yah Veni"
Veni Mengiyakan Gurfeda Dengan Anggukan Merasa Takut Gurfeda Kenapa-Kenapa
Sesampainya Diluar Rumah, Gurfeda Nampak Sedikit Takut, Sembari Berjalan Pelan, Ia Selalu Saja Memperhatikan Sekeliling Agar Tidak Terkena Serangan Tidak Terduga
Beberapa Langkah sesaat, Gurfeda Melihat Ada Lubang Bekas Jatuhan Meteorite, Gurfeda Mendekati Lubang Tersebut Lalu Melihat Ada 'Bayi Laki Laki' Nampak Lemah Terbaring Di Tanah Bekas Lubang Meteorite
Gurfeda Merasa Sedih Lalu Membawa Bayi itu masuk dengan cara Menggendong Ke Depan Dengan Tumpuhan Kedua Tangan
Gurfeda Berjalan Perlahan, Tatapan Nya Tetapi Waspada, Beberapa Menit Kemudian, Gurfeda Membuka Pintu 'Ckrikk'
Veni Menyambut Gurfeda Dengan Tatapan Sangat Hangat Sembari Membawa Masakan yang baru saja di masak
"Kenapa Kamu Lama banget ?, kamu di luar udah tiga puluh menit lebih" utas Veni
Veni yang baru menyadarinya tiba tiba matanya terbelalak melihat bayi lemah yang di gendong oleh Gurfeda
"ih imut banget bayi ini, Kamu dapat darimana ?" Veni Menanyai Gurfeda Dengan Wajah Senang Sekaligus Kebingungan
"Bayi ini aku temukan di lubang Meteorit, Aku Gatau Kenapa Tiba Tiba Ada Bayi disana" jawab Gurfeda dengan Nada Lembut
Veni Yang Nampak Senang Lalu Menaruh Masakannya Ke Lantai Dan Menggendong Bayi Tersebut Ke Tumpuhan Tangannya
Hal Tidak Terduga Terjadi Lagi, Di luar nampak ada lubang hitam tidak di ketahui muncul Lalu Veni yang menyadarinya langsung menepuk gurfeda sambil menunjuk ke arah lubang hitam
Gurfeda Menoleh Kebelakang Dan Melihat Melalui Kaca Jendela, Sesaat Langsung Nampak Penasaran Lalu keluar ke Rumah
"Ckrikkk" Gurveda Menutup Pintu Rumah
Satu jam berjalan perlahan, akhirnya Gurfeda sudah sampai di depan lubang hitam tersebut, dengan penasaran, gurfeda menyentuh lubang hitam tersebut lalu gurfeda tersedot ke dalamnya
Veni Yang Melihat Kejadian ini sangat terkejut dan merasa cemas
"iiih ? Kok Gurfeda Malah Tervakum Sih ? Terus Bayi Ini Gimana ? Masa Iya Aku di tinggalin Disini" Utasnya Dengan Wajah Sangat Bingung
Beberapa Saat Kemudian Perasaan Veni Sudah Agak Lebih Tenang Dari Awal Terkejutnya Kejadian Dan Berbicara Beberapa Kata
"Ah oke oke, Aku ga boleh panik, bentar lagi kan aku jadi calon seorang ibu untuk bayi tidak di ketahui ini"
"Aku Beri Kamu Nama: Thaldra Soulbone, Yang berartikan: Tulang Jiwa Tingkat Tinggi" Veni Memberi Senyuman Sangat Lembut Sambil Memeluk Bayi Bernama Thaldra
Di Sisi Lain, Gurfeda Terhempas Akibat Tervakum oleh lubang hitam
"Ughh !!, Ini Dimana ?" Gurfeda Melihat Sekeliling Lalu Di Belakang Ada Seseorang Yang Membuatnya Terkejut
"Kenapa Kamu Tidak Melihat Pesan Darurat Yang Aku Kirimkan ?" Tanya (Tidak Di Ketahui) Dengan Nada Sangat Tegas
"NEGRI INI SUDAH DALAM KRISIS PERJUANGAN !, KAMU SEHARUSNYA MENYADARI HAL INI SEBAGAI PENJAGA NEGRI !"
Gurfeda menunduk ke bawah untuk merenung beberapa saat ketika mendengar (tidak diketahui) Menceloteh
Tidak Lama Kemudian, Gurfeda Memberanikan Kembali Untuk Menatap Gadis yang sangat dingin dan terlihat sangat tegas sembari menjawab semua kalimat yang ia berikan
"Baiklah Aku Mengerti, Sejak Dulu Aku sudah berusaha sekuat tenaga dengan banyak rekan petualangan ku !, Maafkan aku telah ceroboh tidak melihat pesan daruratmu"
"Gurfeda Membacakan Mantra' Magis" Dari Mantra Tersebut Terbentuklah Sebuah Pedang Berujung Panjang yang mengeluarkan Aura Berwarna Gradient Biru Laut Di Campur Hitam Keunguan
(Tidak Diketahui) Nampak Sangat Terkejut Dengan Kemampuan Gurfeda yang sudah sangat jauh dari sebelumnya
Beberapa Saat Setelah Memastikan Gurfeda, (Tidak Diketahui) Memperkenalkan Dirinya
"Namaku Flaura, Aku Adalah Pemimpin Di Negri TideAschen" Jawab Flaura Sambil Memeluk Gurfeda Dengan Sangat Hangat
"Baiklah Yuk Kita Mulai Berjuang Untuk Kedamaian ini !!"
"Menggandeng Tangan Gurfeda"
Gurfeda yang melihat aksi ini merasa malu sekaligus sedikit merasa suka dengan flaura
Flaura Membacakan Mantra Magis Untuk Membuat Ruang Dimensi
'Ruang Dimensi Magis Terbuka' Lalu Flaura Masuk Bersama Dengan Gurfeda
Di Sisi Lain Penjaga Negri yang melihat mereka Melakukan Hal Romantis Saat Sebelum Memasuki Ruang Dimensi Hanya Memberi senyuman sambil Berbilang ke rekan Penjaga Negri yang lainnya "Pemuda Itu Sangat Beruntung ya bisa Dekat Dengan Pemimpin Negri"
"Gurfeda Dan Flaura Sudah Menghilang Masuk Ke Dalam Ruang Dimensi Menuju Ke Negri **** Untuk Melakukan Petualangan Baru"
~|Berlanjut|~
-!! PERINGATAN !!-
Karya ini bersifat khayalan semata, Keseluruhan Cerita ini Menggunakan Chat Dialog.
Jika Ada Nama Tokoh Maupun Dialog Atau Chat Dialog yang Kurang Sesuai Seperti Memiliki Kesamaan Dan Lain Sebagainya, Aku Mohon untuk di maaf karena cerita ini di kembangkan oleh satu orang.
×Pembaca Di perbolehkan untuk Mengkritik dan mengasih saran secara halus×
×Aku akan selalu memperbaiki cerita ini agar lebih di minati serta di nikmati×
Kontak Penulis: eyquf {Instagram}