Chereads / THE UNLIKE WORLD 2 / Chapter 3 - Pencarian.

Chapter 3 - Pencarian.

Hutan Paile, tempat pertama kali aku datang ke dunia ini, adalah zona aman yang biasanya hanya berisi para hewan. Saat bermain The unlike word, aku mencari alasan mengapa tempat ini menjadi zona aman. Mencari di forum komunitas, yang kudapatkan hanyalah informasi sampah yang bersifat dewasa. Tidak mendapat hasil yang ku mau, aku menghabiskan 5 bulan untuk mencarinya sendiri, yang membuahkan sebuah hasil. 

'Hm, seharusnya disini.'

Di hutan Paile, para monster tidak dapat masuk karena terhalang oleh sebuah item yang berasal dari zaman kuno yang membuat tempat ini menjadi zona aman. Item itu memiliki sejarah, dimana siapapun yang memakainya akan memiliki kekuatan dewa iblis. 

"Walaupun sangat kuat, nyatanya item itu sekarang hanya memiliki fungsi sebagai penghalang belaka."

Tempat dimana item tersebut tersembunyi, adalah tepat di tengah-tengah hutan Paile. Dimana dengan membuat sebuah simbol tertentu, dan berdiri dengan hati yang paling gelap. Maka sebuah tangga bawah tanah akan muncul. Disana item itu tersembunyi di salah satu patung. 

'Ha…, ha…, sialan. Mengapa tempatnya sangat jauh?'

'Berkat Living armor yang kumiliki, aku sekarang hanya merasa sedikit lelah. sepertinya ini karena afinitas yang kumiliki.'

"Walaupun sedikit mengecewakan, akan tetapi aku masih dapat memanfaatkan kekuatan ini."

'Mungkin karena kekuatan armor ku yang dapat menyembuhkan luka dan kelelahan. aku sekarang dapat berjalan dengan normal, setelah dipanah dan diiris tadi.'

"Akhirnya sampai juga."

Di depanku, terlihat 4 pohon yang mengelilingi sepetak tanah kering. Aku segera berada di tengah-tengah tanah dan mulai membuat sebuah simbol dengan bentuk 5 bulan disekitar dan satu bintang di tengahnya. 

Berdiri di atas simbol bintang, aku meludah ke salah satu bulan. Setelah meludah, simbol bintang yang ada di bawahku segera bersinar. Memunculkan sebuah tangga yang muncul di salah satu 4 pohon. 

'Dari dulu aku sangat ingin bertemu dengan pembuat segel ini.'

Memasuki sebuah tempat bawah tanah, aku melihat sebuah lingkaran emas dengan jaring hitam di dalamnya.

"Berapa kalipun aku melihatnya, entah mengapa itu sungguh mengagumkan."

Tepat saat aku akan mengambilnya, sebuah kesadaran masuk di kepalaku. 

'Tunggu, seingatku bukankah ini seharusnya tersimpan di salah satu patung yang terpajang?' 

*Kieek!

Mendengar jeritan itu, aku segera mengaktifkan Living armor. Saat living armor menyelimuti tubuhku, penyerang misterius itu menggigit tepat pada punggung atasku. 

"Argh!"

Berusaha melepaskan penyerang yang menempel di punggungku, aku segera berlari menuju dinding dan membanting punggung ku padanya. 

*Brak!

Merasa penyerang itu melepaskan gigitannya aku segera berbalik dan melihat penyerang ku. 

'Sebuah Laba-laba?'

'Racun yang dimilikinya, dapat membuat lumpuh orang dewasa hanya dengan waktu 2 menit. Haa…, aku akan benar-benar mati kali ini.'

Berlari menuju tempat item itu berada, aku segera mengambilnya dan membuka mulut yang ada di perutku. 

"Bukalah mulutmu dan ambilah kekuatannya."

*Krunch! 

Memakan item itu, living armor ku segera memiliki sebuah corak jaring laba-laba dan muncul lubang kecil di ujung jariku, yang sepertinya dapat mengeluarkan jaring. 

Setelah melihat perubahan itu, aku segera melihat ke atas, tepatnya pada kegelapan yang tidak dapat dijangkau oleh lampu dinding. 

'Laba-laba seharusnya tidak berburu secara mandiri.'

Tepat saat aku sedang mengamati ke atas, sebuah laba-laba menyergapku dari samping. Melihat hal itu, aku segera mengarahkan jari telunjuk pada kepala laba-laba itu. 

"Bam."

Otak laba-laba tersebut, tertusuk oleh sebuah jaring hitam dari ujung jari telunjukku. 

"Dua."

Tiba-tiba laba-laba muncul dari atas. Hampir menikam wajahku. Karena berhasil menahannya dengan tangan kananku, aku segera menembaknya dengan jariku yang lain. 

"Tiga."

'Seharusnya sekarang aman karena laba-laba hanya berburu dengan 3 anggota.'

Seperti mengejek pemikiranku, suara kaki laba-laba yang sedang merayap, muncul di atas kepalaku. 

"Hmm, apakah hal ini juga berubah karena tingkat kesulitannya?"

Ratusan laba-laba segera mengepungku, diriku yang sepertinya tidak akan mampu keluar tanpa tercabik-cabik, segera menembakkan jaring dari jari-jariku. 

Beberapa laba-laba yang berhasil menggunakan temannya sebagai tameng ataupun menghindar dengan cepat, mampu untuk langsung menerjang ke arahku dan menggigitku di segala kesempatan. 

'Sialan, mengapa mereka sangat terobsesi menggigitku?'

Laba-laba yang telah menggigitku, segera menancapkan kaki-kakinya ke celah-celah yang ada di armorku. Menggunakan diri mereka sendiri sebagai perisai, laba-laba yang lain menggunakan kesempatan ini untuk mengerumuni dan menggigitku di segala sisi. 

Tepat saat aku akan pingsan dengan banyaknya racun yang kudapatkan, sebuah notifikasi sistem muncul di depan mataku. 

[Semua efek negatif ditunda.]

Rasa sakit dan pusing yang aku rasakan, menghilang seperti tidak pernah ada. 

Memanfaatkan momen itu, aku segera menggunakan jaring yang ada di ujung jariku untuk menusuk laba-laba yang telah mengerumuni diriku. 

"Mati."

*Jleb! 

Setelah menusuk laba-laba yang mengerumuni diriku, laba-laba yang lain menembakan jaringnya padaku. Tanpa bisa mengelak, seluruh tubuhku segera dipenuhi dengan jaring laba-laba. 

Walaupun tubuhku melambat karena jaring laba-laba. Aku masih dengan terampil menembakkan jaring ke arah laba-laba yang masih hidup. 

Tepat saat aku akan membalikkan keadaan, seekor laba-laba dengan ukuran bus sekolah, muncul di depanku. 

"Bajingan."

Laba-laba yang muncul di depanku, kemungkinan adalah ratu dari laba-laba ini. Karena tidak dapat bergerak, aku mencoba menembakkan jaring ke arahnya dan itu sama sekali tidak membekas di karapasnya. 

Melihatnya mendekat, laba-laba yang kecil segera memberikan jalan padanya. Sementara ratu laba-laba mendekat, aku dengan panik menembakkan jaring ke wajahnya ataupun ke sela-sela sendi kakinya. Berharap bisa membuat goresan di tubuhnya. 

Menghianati harapanku, karapas yang dimiliki ratu laba-laba tetap utuh tanpa goresan. Tepat saat dia ada di depan wajahku, 8 mata yang dimilikinya terbuka sedikit. Membentuk sebuah bulan sabit. 

'Dia mengejekku. Bajingan, jika saja aku dapat memakan makhluk hidup.'

Living armor yang kumiliki, hanya dapat menyerap kekuatan dari item ataupun peralatan. Di permainan, biasanya pemain dapat mengetahui semua kekuatan karakter yang mereka miliki dengan melihat statusnya. Akan tetapi, karena ini bukan permainan. Aku hanya dapat menebak-nebak dari bentuk dan pola yang dimiliki armor ku.

'Bukankah armor seperti ini memiliki kemampuan seperti berserk?'

"Berserk aktif!"

"..."

'Tidak ada yang terjadi.'

Ratu laba-laba yang selama ini hanya mengawasi diriku. Segera membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap kepala hingga pinggang ku. 

[Efek negatif telah dilanjutkan, semua efek akan meningkat 2 kali lipat selama 15 menit.]

Munculnya notifikasi sistem, segera diikuti dengan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhku. Rasa sakit yang kurasakan, seperti ditusuk dan diiris berkali-kali sambil diberi racun yang memberikan rasa terbakar. 

"Aaargh!"

Aku menjerit sekeras-kerasnya dan memukul apapun yang ada di sekitarku. Ratu laba-laba yang awalnya memakan diriku dengan tenang, segera merasakan rasa sakit yang sama dengan yang kurasakan. Ratu laba-laba yang awalnya memakan diriku, sekarang malah mati-matian berusaha memuntahkan diriku. 

"Kuh, jangan harap kau bisa memuntahkan diriku dengan mudah!"

'Sialan, sakit. Ini benar-benar sakit sekali!'

'Tidak bisakah aku mendapat keringanan rasa sakit!?'

Ratu laba-laba yang sekarang mengamuk karena merasakan rasa sakit luar biasa, tidak memperhatikan ke arah mana dia mengamuk. Akibatnya banyak laba-laba kecil yang mati di bawah kakinya.