Gadis itu hanya duduk di hujung sebuah dojo seorang diri. Dia mengeluh dan menghina akan orang-orang di dojo yang menyia-nyiakan waktu mereka dengan latihan beladiri dan berpedang yang bagi dirinya itu sesuatu yang sangat tidak berguna.
Bagi gadis itu, yang terpenting adalah terus hidup dengan damai tanpa perselisihan atau atau peperangan.
"Apa yang mereka sedang lakukan!? Mereka hanya melakukan sesuatu yang sia-sia..." Guman seorang gadis itu. Setelah itu, datang seorang kakek bertubuh kekar dan menghampiri gadis itu.
"Ohho... Lihat siapa di sini. Bukankah itu cucu termudaku? Yorumi..." Ucap kakek itu yang ternyata adalah kakek kepada gadis itu yang namanya adalah Yorumi.
Yorumi yang sedang melamun sedikit terkejut atas kedatangan kakeknya. Kakeknya juga bertanya tentang apa yang digumamkan Yorumi dan dia menjawabnya.
"Ia bukan sesuatu yang penting.. (tidak ingin diketahui kakek.)" Setelah diam selama 3 saat, Yorumi bertanya pula.
"Hei kakek, mengapa kita harus melakukan sesuatu yang sia-sia ini? Ini bukannya lagi di zaman perang, dan semua negara di dunia ini sudah merdeka! Jadi mengapa kita harus menyia-nyiakan waktu, tenaga dan nyawa hanya untuk mengikuti tradisi dengan melakukan latihan beladiri dan seni berpedang yang tidak berguna ini!?" Tanya Yorumi kepada kakeknya.
Kakeknya hanya diam dan tersenyum lalu berkata. "Nak, kamu masih muda dan belum mengerti-"
"APA YANG AKU BELUM MENGERTI!!? PADAHAL, USIAKU INI SUDAH 13 TAHUN!!? KENAPA DARI DULU SEMUA ORANG SELALU MENGGUNAKAN ALASAN YANG AKU INI MASIH MUDA DAN TIDAK AKAN MENGERTI!!?" (Gawat, emosi ku akhirnya tak bisa ku kawal.)"
"KEMUDIAN KALIAN AKAN MEMBANDINGKAN KEHIDUPAN ZAMAN KAMI DENGAN KEHIDUPAN KALIAN!!! "(Aku tak bisa berhenti..)" BAHWA KAMI HANYA BERMALAS-MALASAN KERANA DUNIA SUDAH MERDEKA!!! SEDANGKAN KETIKA KALIAN SEUMURAN DENGAN KAMI, KALIAN BERMATI-MATIAN HIDUP DI ZAMAN YANG KURANG TEKNOLOGINYA DAN HARUS BERPERANG!!!"
"(Diriku tidak seperti ini, aku bukannya orang yang emosional!)" KALIAN FIKIR!! "(Aku...)" AKU PEDULI DENGAN MASALAH KALIAN!!!? "(Aku.. Aku... AKU....)" SEDANGKAN TIADA SESIAPA YANG MEMPEDULIKAN MASALAHKU!!!" Celoteh Yorumi kepada kakeknya yang belum menyelesaikan pembicaraannya.
"(Ahhh... Aku sudah tidak peduli lagi... Pasti orang tua ini akan menceramahiku dengan panjang, mengingat sifatnya pasti LIMA KALI lebih panjang dariku...)" Fikir Yorumi dengan keputusasaan.
Ketika Yorumi sedang berceloteh dengan kuat, beberapa orang yang sedang berlatih di dojo itu melihat Yorumi dan kakeknya.
Orang yang berusia 30an keatas yang berada di situ *ketakutan* melihat aksi Yorumi itu. Sedangkan yang di bawah usia 30an di situ merasa jika Yorumi ini sudah gila. Mereka juga membicarakan Yorumi dibelakang.
Walau begitu, kakeknya Yorumi hanya diam dan *mendengarkan Yorumi dengan serius dan mengabaikan mereka*.
Setelah Yorumi selesai dengan celotehannya, dia baru menyadari tatapan orang-orang sekeliling dan *merasa ingin mati* kerana saking malunya. Atau berharap jika orang-orang di situ saja yang MATI.
Walau begitu, Yorumi akan *semakin menderita secara mental* kerana kakeknya akan melanjutkan pembicaraan sebelumnya beserta dengan ceramahnya.
"Jadi, sebelumnya.. Aku sedang membicarakan tentang sebab kita melakukan seni beladiri dan seni berpedang betul?" Ucap kakek Yorumi dengan senyuman seringai yang menakutkan.
"(Ahh.. Itu kan... Mati aku.....)" Fikir Yorumi (yang berada dalam keputusasaan serta ketakutan dan sangat ingin melarikan diri).
"Baiklah wahai cucuku, akan aku menjawab pertanyaanmu... Satu-persatu...." Kakeknya memulai ceramahnya dengan senyuman seringainya.
"(Itu dia... Aku harus melamun untuk mempersingkatkan waktu kesedaranku agar tidak menggila lagi..)" Fikir Yorumi (yang panik).
"Ahh.. Kau jangan berharap bisa melamun untuk mempersingkatkan waktu ya..." Ucap sang kakek yang membuat Yorumi sangat ketakutan, menggeletar dan panik hingga ingin menangis tetapi tidak bisa (kerana harga dirinya).
"Tujuan utama untuk kita mempelajari beladiri adalah untuk mempelajari cara mempertahankan diri dari sebuah situasi di mana keselamatan atau nyawa kita atau juga keselamatan atau nyawa yang hendak kita lindungi sedang terancam.."
"Sedangkan salah satu sebab lainnya ialah untuk melatih mental, melatih otot dan saraf tubuh kita agar tetap sehat dan tidak mengalami masalah kesehatan tubuh.."
"Selain itu beladiri dan seni berpedang juga digunakan sebagai hiburan atau pertunjukan di cerita-cerita filem, atau teater dan sebagainya.. Sedangkan seni berpedang pula..."
"(Apa yang si tua ini katakan!? Apa kaitannya dengan hiburan atau pertunjukan!!? Apa kerana sudah lama hidup akhirnya si tua ini menjadi sinting dan hanya terfikir untuk kaitkan dengan sesuatu yang tidak berguna!? Untuk apa kita melakukan pertunjukan yang tidak perlu!?)" Fikir Yorumi yang tadinya sangat malu sehingga ingin mati tetapi sekarang malah emosi sendiri.
Sudah 30 saat sejak kakeknya mulai menceramahi Yorumi dan masih terus-menerus mengeluarkan perkataan yang bagi Yorumi adalah omong kosong.
2 menit kemudian.
"Kamu pasti berfikir jika semua yang kukatakan ini hanyalah *omong kosong yang tidak berguna* bagimu.. Tetapi ingatlah! Ketika saatnya tiba... Kamu akan mengingat perkataan aku ini, dan akan menggunakan ilmu ini!!" Klimaks dari penceramahan oleh sang kakek.
"Tidak mengapa jika kamu tidak menganggap serius akan hal ini pada saat ini.. Kamu pasti tidak akan menyesal jika mendengar nasihat dari aku *suatu saat nanti*. Percayalah!!"
Setelah si kakek selesai menceramahi Yorumi dan pada masa yang sama Yorumi berfikir jika ceramah kakeknya terasa seperti 2 jam 30 menit walau sebenarnya hanya 2 menit 30 saat dan membuat Yorumi merasa tertanya akan apa yang dibicarakan kakeknya di akhir.
Yorumi menganggap jika perkataan kakeknya yang terakhir hanyalah untuk kelihatan keren dan membuat Yorumi sedikit geli.
Pada masa yang sama juga orang-orang yang berada di situ menghiraukan Yorumi dan kakeknya (kerana takut kepada sang kakek).
Pada saat yang sama juga Yorumi berfikir. "(Dia juga orang tua yang ingin terlihat keren ya, aku sangat ingin membunuh semua orang yang seperti dirinya kerana hanya merusak alam...)" Fikir Yorumi (yang tidak tahu apa-apa saat ini).
"(Walau begitu, apa maksudnya dari suatu saat nanti? Kapankah waktu itu? Apa aku tanya saja?.. Lagi pula aku tiada kerjaan...)" Fikir Yorumi yang seketika sudah *kembali tenang dengan sangat cepat*.
Kemudian Yorumi bertanya. "Hei, kakek, apa maksudmu tentang tiba saatnya? Apa maksud-"
Seketika sebelum Yorumi menghabiskan pertanyaannya ke kakeknya, tiba-tiba seorang pria datang dan memanggil kakeknya *dengan sangat panik* (seolah-olah kiamat akan berlaku). Jika dilihat dari situasi, sepertinya ada laporan penting yang ingin diberikan pria itu kepada kakek Yorumi.
Pria itu teriak. "GAWAT GRANDMASTER EMERITUS!!!" (gelaran untuk orang yang sudah pensiun dari suatu jawatan itu tetapi tetap dihormati)
"Ada hal yang perlu kubicarakan denganmu! Kita harus ke ruang pertemuan sekarang juga!" Ucap pria itu kepada kakek Yorumi.
Kemudian kakek Yorumi yang ternyata ialah *bekas grandmaster* bagi klan Kuroyuki ini mengangguk dengan *tatapan dan mata yang sangat serius*, setelah menerima panggilan itu, tanpa banyak tingkah, si grandmaster emeritus ini langsung meninggalkan Yorumi seorang diri.
"(Makin lama makin kuat juga niat membunuhku ini... Dasar orang tua penting diri! Untuk apa belajar beladiri untuk mempertahankan diri!? Siapa yang mahu melukai kita!? Kenapa mereka mahu melukai kita!? Dasar manusia makhluk yang penting diri!! Lihat saja suatu hari nanti! Aku akan hapuskan seluruh umat manusia di muka bumi ini!) Hmphh!!" Fikir Yorumi yang merajuk.
Pada saat yang sama, dia masih *tertanya-tanya* tentang ekspresi SERIUS kakeknya ketika dipanggil dan sebab kenapa kakeknya dipanggil.
Yorumi merasakan firasat jika ada sesuatu yang tidak beres dan merasa penasaran.
Setelah itu, kedengaran bunyi letupan di suatu tempat di kawasan dojo itu. Yorumi yang masih terfikir akan firasatnya langsung bergegas ke tempat terjadinya letupan itu.
Tanpa disangka dia melihat ibunya yang SEKARAT. "Yorumi sayangku, itu kamu ya... Kamu harus bawa lari pedang ini, dan kamu harus pergi dari sini!! CEPAT!!! KALAU ENGAK KAMU JUGA AKAN DI-"
Sebelum selesai bicara, ibunya Yorumi tertimpa oleh batu yang terlempar. Kemudian datang seorang pria yang memegang sebuah *pedang satu tangan* dengan *mata kanannya yang buta* dan ditutupi dan ia berkata.
"Hei tuan puteri, apa yang kau lakukan di sini? Seharusnya kau melarikan diri dengan ketakutan....."
"Hmm.... Apa-apaan wajah itu?!!..."
Pria itu melihat wajah si Yorumi dengan sangat TERKEJUT dan KAGUM, terlihat ekspresi Yorumi bukannya sedih, marah atau ketakutan. Melainkan senyuman SERINGAI yang bahkan lebih MENAKUTKAN dari kakeknya.
"Hoi-hoi, bagaimana dalam keadaan ini kau masih bisa tertawa seperti itu??!! HAHAHAHAHAHA!!! DASAR CEWEK SINTING!!!" Ucap sang pria bermata satu.
"Sinting?.. Bukannya itu kau?... Hahhh.... Lagi pula sebentar lagi kau juga akan mati..." Balas Yorumi.
Setelah itu akan berlakunya pertumpahan darah yang tidak diketahui hasilnya saat ini.
Kembali ke tempat Shiroyami yang dalam kondisi sakit perut.
"Ughhhhh... Ahhh... Iyyarrr.... Uguhhhh... Uwww... Ahhh... Haaa..... Enak sekali ya..." Ucap si Asagi yang sedang buang air besar.
Tiba-tiba kedengaran seseorang yang datang ke toilet itu.. *Hmm siapa itu, dari suara langkah kakinya kelihatannya dia orang yang mempunyai badan yang besar...* Gumam Asagi.
Orang di luar yang terdengar suara Asagi yang kecil itu menghampiri ke pintu toiletnya dan mengetuk pintunya.
Asagi menjawab.. "Ada orang.." Tetapi lelaki itu malah membuka pintu itu secara paksa. (Pintu itu bisa terbuka kerana KEBIASAAN Asagi untuk tidak mengunci pintu secara rapat *agar dirinya mudah untuk keluar*).
Asagi seketika sangat panik setelah melihat seseorang yang berbadan besar menghampiri Asagi ketika dia sedang membuang air besar di dalam toilet.
Terlihat ekspresi Asagi seperti orang yang sudah mati kerana perasaan campur aduk dari panik, marah, ingin membunuh, sangat malu, merasa terancam, dan ingin mati saja.. "KAU SIAPA???!..."
Itu merupakan kata-kata Asagi sebelum merasakan *sensasi kematian baginya* yang maksud dari kata-kata itu ialah gabungan daripada (Apa yang kau lakukan!!!???), (Dasar brengsek!!!), (Kubunuh kau!!!), (Kyaaahhhh!!!), (Tamatlah aku...) dan (Aku ingin mati saja...)
Kemudian orang berbadan besar itu berkata. "Siapa aku? Kau tanya... SIAPA AKU!!!??? Aku adalah teman sekelas kau.. AKULAH DEWA SERIGALA PETIR!!!! KAMIKIRI OUKA!!!!!"
Asagi berfikir. "(JANGAN KERAS-KERAS WOII!!! KITA LAGI DI KAMAR TOILET YANG TERTUTUP !!! Bisa-bisa aku jadi tuli... Ini "chuuni" sudah sinting apa!?)" (Chuuni atau chuunibyou adalah sebutan untuk orang yang percaya pada reinkarnasi, kekuatan supernatural atau organisasi fiksi dan lain-lain di dunia nyata).
Setelah itu si Ouka ini memaki Asagi. Dia kesal kerana kemarin Asagi pulang sekolah bersama *belahan jiwanya Ouka*.
Asagi sempat kebingungan dan mendapati jika maksud Ouka dari *belahan jiwanya* itu ialah Sawayuki Ayaka.
Ouka berkata.. "Oi sialan! Berani-beraninya kemarin kau pulang bersama belahan jiwaku!!?"
"(Belahan jiwa?! INI SINTING LAGI NGOMONGIN APA Coba??!! Oh, apa yang dimaksudkannya ialah si Sawayuki!?? DASAR CEWEK BRENGSEK!!!... Gara-gara kau, aku yang kena masalah sama belahan jiwa kau!!"
"Ini ANJING juga... KALAU KAU SUKA KENAPA HARUS PAKAI BELAHAN JIWA SEGALA!!? KENAPA TIDAK KAU LANGSUNG NYATAKAN PERASAAN KAU SAJA KE DIA!!" Fikir Asagi sambil melamun.
"WALAU AKU TAHU KAU PASTI AKAN DITOLAKNYA KERANA BADAN SEPERTI HAMBURGER SIH.. HAHAH!! Lagi pula itu cewek cuma mau mendekatiku kerana ingin mempergunakanku saja..)"
Sementara Asagi masih sedang melamun dan mengoceh di dalam kepalanya, Ouka sedang juga mengoceh perkara yang BENAR-BENAR TIDAK BERGUNA.
"Dia adalah.. SAWAYUKI AYAKA!!! BERANI-BERANINYA KAU MENDEKATINYA!!! DIA ITU CEWEK SUCI YANG DITAKDIRKAN UNTUK AKU!!! KAU TIDAK BERHAK UNTUK MENDEKATINYA!!! ATAU KAU INGIN KUPERMALUKANMU DENGAN NAJIS KU!!? OII, KENAPA KAU DIAM SAJA HAAARRGHH!!!??? Jika kau diam saja... Maka akan kuberi kau pelajaran!!"
Setelah Ouka berkata begitu, dia MEMBUKA seluar serta seluar dalamnya dan *menyediakan kantong plastik* (di sini niat kotornya sudah terlihat).
Dia mengeluarkan NAJISNYA dari duburnya kedalam kantong plastik itu dan berniat MELEPASKANNYA ke atas muka Asagi.
Asagi yang *masih melamun* sedikit telat menyadarinya. Ketika Ouka melepaskan kantong itu di atas kepala Asagi, secara AJAIB sesuatu di dalam diri Asagi TERBANGKIT.
Itu adalah *kemampuan terpendam Asagi* yang bernama *The Absolute Self Cleaned* di mana Asagi TIDAK AKAN PERNAH terlibat dengan sesuatu yang dianggapnya kotor ke tubuhnya dengan MUTLAK.
Secara naluriah, Asagi melarikan diri dengan memanjat dan *melalui dinding toilet* dan keluar dari toilet *lewat jendela* dengan *kecepatan yang melebihi kilat* yang tidak terlihat oleh Ouka. Setelah Najis itu dilepaskan, ia langsung jatuh ke dalam toilet.
Kasihannya Ouka berfikir jika dia *mempunyai kekuatan supernatural* di mana dia dapat melenyapkan seseorang dengan menggunakan najisnya. (Ouka adalah seorang pelajar yang paling bodoh dalam kelas dan tingkatannya).
"(Apa ini adalah kekuatan terpendam aku!? Aku bisa bergerak secepat kilat!?? Apa ini!? Bahkan SISA NAJIS di tubuhku juga hilang dan aku merasa sangat bersih!? Apa ini yang dinamakan "insting makhluk hidup" yang merasa terancam!!??)"
Fikir Asagi yang merasa itu adalah sesuatu yang normal begu setiap makhluk hidup.
"APA!!? BOCAH ITU MENGHILANG!!?? Apa.. Apa.... APA INI MERUPAKA KEKUATAN SUPERNATURAL KU???!!! JADI AKU BISA MELENYAPKAN SESEORANG MENGGUNAKAN NAJISKU INI!!!??? GILAAAAA!!!!!!... Walaupun aku ialah Dewa Serigala Petir, sepertinya aku harus mengubah namaku menjadi apa ya!?..."
Kata Ouka yang berfikir jika dia telah mendapatkan kekuatan luar biasa dan ianya terdengar oleh Asagi yang menertawakan Ouka dari belakang.
Setelah itu, Asagi melarikan diri dari tempat itu dan Ouka hanya diam dan terkagum dengan kekuatannya.
"Dasar orang-orang sinting! Lihat saja suatu hari nanti aku bunuh kau! Bagaimana bisa dia masih umur masih 13 tahun tapi tubuhnya gede gitu!? Jika usianya 16 tahun lebih.. Aku masih menerimanya. DASAR PREMAN CHUUNI SINTING!!!"
Itu adalah gelaran yang diberikan Asagi kepada Ouka.
Ketika pulang.
Terlihat di jam masih jam 4:14p.m. "Ahh... Penat sekali....." Ucap Asagi yang mukanya terjun ke atas kasurnya.
"(Walaupun setiap hari memang memenatkan... Tapi entah kenapa hari ini terasa seperti ada yang lain sahaja...)" Fikir Asagi. Setelah itu Asagi langsung tertidur lelap.
Bersambung...