"Bukankah HARGA dirimu terlalu RENDAH untuk *seekor iblis*? Apa kau sudah kehilangan HARGA dirimu setelah hanya KEPALA kau sahaja yang tinggal? Sungguh Iblis yang *menyedihkan*..." Ucap Asagi.
Di sini, Asagi "sedikit mengejek" Konki. *(Tetapi di sini, Konki malah mempunyai sifat *pengecut* dan *sedar diri*!?)* Itu apa yang difikirkan Asagi.
*(Kerana biasanya, BUKANKAH *makhluk mistik* yang *berumur panjang* dengan *kekuatan luar biasa* AKAN mempunyai sifat yang arogan dan sombong!?)*
Setelah Asagi mengatakan itu, Konki hanya "ketawa kecil". Konki mengatakan jika *akan sangat memalukan* untuk dirinya *bersikap arogan dan sombong* dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu.
Asagi kemudian bertanya. "Kenapa kau berfikir seperti itu?" Kemudian Konki menjawab.
"Itu kerana dahulu (2000 tahun lalu) aku juga *seorang manusia*. Tetapi suatu hari, tubuhku berubah menjadi seperti ini (tubuh iblis hitam dengan beberapa "reka bentuk" merah jingga). Juga.... Kau dan aku itu, kita mempunyai SUATU ikatan.. Kau itu sebenarnya merupakan *reinkarnasi* dari SEBAHAGIAN jiwaku setelah *kematianku yang pertama*..."
Konki mengatakan jika dia PERNAH mengalami kematian sebanyak *beberapa kali*, dan di kematian pertamanya, Konki *berubah menjadi iblis*, dan sebahagian jiwanya *bereinkarnasi menjadi Asagi*.
Jadi, pada asalnya, Konki juga merupakan *iblis yang arogan dan sombong*. Dia sangat BESAR dan DITAKUTI oleh semua orang.
Matanya terlihat menakutkan dengan urat-uratnya yang berwarna "merah jingga" yang kelihatan jelas. Serta tubuhnya yang memancarkan aura merah jingga yang menakutkan dan siapa saja yang terkena sinaran aura itu akan langsung MATI.
Tetapi kini, "sejak bertemu Asagi", Konki mengetahui jika Asagi merupakan "sebahagian daripada dirinya (secara naluriah)".
Asagi "mengiyakan" saja, tentang apa yang diucapkan Konki. Konki kemudian *mengubah bentuk kepalanya* dengan *melubangi* isi kepalanya layaknya helmet.
Setelah itu, *tanpa banyak tingkah*, Asagi LANGSUNG *memakaikan* Konki di kepalanya.
Tetapi, saat Asagi memegang kepala Konki, dia "merasakan suatu kejanggalan aneh" di telapak tangannya, seakan-akan "kulitnya mulai terbakar pelan-pelan" . Ketika dia *mendekatkan* kepala Konki ke dirinya, tiba-tiba *angin dingin berhembus kuat*, dan dunia di sekitarnya *terasa seperti melambat*.
Tanpa peringatan, "begitu kepala Konki menyentuh puncak kepala ASAGI" , RASA SAKIT yang amat *sangat menjalar* ke SELURUH tubuhnya. Seolah-olah *RIBUAN jarum hitam MENUSUK otaknya* dari dalam.
Asap hitam pekat mulai "mengepul" dari leher Asagi, bergerak liar di udara seperti *makhluk yang meronta-ronta- untuk bebas. Asap itu "semakin membungkusnya" , membuat napas Asagi terasa *berat dan sesak*. Asagi "seperti tercekik", jatuh berlutut, tetapi ia *tidak menghentikan* proses ini.
*Konki tertawa pelan di dalam pikiran Asagi*, dan suara itu bergaung, "seakan-akan berasal" dari dalam tulang belulang Asagi itu sendiri.
"Begini rasanya... saat kau menyatu kembali denganku.." suara Konki mendesis di telinga Asagi. "Ini baru permulaan. Persiapkan dirimu! Kerana, *kita akan terlahir kembali* MENJADI SOSOK YANG BARU."
Asagi langsung TIDAK *merasa ingin menjerit*, padahal *rasa sakit* itu begitu DALAM, seperti ada tangan yang "merobek-robek jiwa Asagi" dari dalam.
Saat asap hitam pekat itu semakin "menelan" tubuh Asagi, matanya "perlahan berubah" menjadi *hitam pekat* dengan pupilnya menjadi *merah jingga*.
Rasa sakit berangsur-angsur "berganti" dengan *perasaan kekuatan* yang luar biasa, kekuatan yang *seolah memancar* dari TULANG BELAKANG hingga ke ujung jemarinya. Asagi, dan Konki merasa di "ambang kehancuran" , tapi juga terlahir kembali.
*(Jadi ini apa yang akan kau rasakan jika hendak "terlahir kembali" dengan "menggabungkan" dua jiwa sekaligus.)*
*(Juga, saat melakukan proses ini. Asagi LANGSUNG TIDAK menunjukkan sebarang "ekspresi atau reaksi sengsara" . Wajahnya hanya "terlihat datar" walau Asagi telah merasakan "sebahagian daripada KEMATIAN".)*
Asagi (dan Konki) mendongak, dan kali ini, dengan sepasang mata yang *bukan lagi miliknya sahaja*, melainkan milik dirinya (Asagi) serta Konki (yang kini telah "terlahir kembali" menjadi "entitas yang baru").
Dengan senyum tipis, dia bangkit kembali, "seakan-akan" kesakitan tadi hanyalah *bayangan semata*.
Kini Asagi telah kehilangan identitasnya. Kini mereka hanyalah Asagi (Konki sewaktu manusia) serta Konki (iblis) yang kembali bergabung.
Walau begitu, nama mereka (Asagi dan Konki) saat ini tetaplah "Asagi (tubuh)" dan "Konki / Zetsukaki / Konzetsu no Kaki (Jiwa)".
Juga, sejak mereka bergabung, kepribadian Asagi LANGSUNG berubah. Sebelumnya Asagi adalah "seorang yang pendiam". Sekarang sifatnya entah kenapa menjadi "sedikit bebas". Asagi sudah sepenuhnya bisa *mengawal* SELURUH tubuhnya dan keinginannya sesukanya.
Asagi keluar daripada gudang itu. Dia hendak keluar "berjalan-jalan" padahal niat sebenarnya adalah *mencoba kekuatan barunya*.
Asagi juga menggunakan kemampuan barunya. Yakni kemampuan *AERIAL CAMOUFLAGE*. Ianya adalah kekuatan di mana pengguna dapat "menghilangkan" SELURUH hawa kehadirannya dan membuat orang *tidak dapat melihatnya* walau Asagi di depan mereka. Kepastian kemampuan ini adalah 100% ke atas.
Asagi berjalan-jalan di sekitar sekolahnya (dalam keadaan tak terlihat).
Beberapa bulan yang lalu.
Ketika Asagi tiba di KOBoGeN (saat pembukaan sekolah bermula pada 1 April 2033). Asagi JUGA merupakan "anak baru" di sekolah barunya. Dia "sangat kagum" akan sekolahnya yang begitu besar dengan fasilitasnya yang modern dan luar biasa.
Kerana "sifat introvert", Asagi sering "DIRUNDUNG dan DIBULI" oleh teman-temannya. Contohnya, saat Asagi tiba di sekolah menaiki mobil limo mewah, dia SERING dicap sebagai *anak cengeng* dan "TIDAK mengerti" peritnya kehidupan sebagai orang yang tidak berkemampuan (orang miskin).
Contoh awal perundungan yang didapatkan Asagi di "awal semesta" adalah, rakan-rakan sekolahnya yang melihat Asagi dengan "tatapan" yang mempunyai *maksud yang BURUK*.
Maksud tatapan ya seperti. "(Ini anak apa *ga malu* datang ke sekolah yang *khas untuk orang-orang miskin*? Kenapa dia tidak *sewa aja guru privat*? Kan dia orang KAYA.. Lagi pula masa depannya *sudah terjamin*.. Dasar orang kaya *tamak*.)"
Asagi pada awalnya *tidak mempedulikan* niat buruk mereka (selagi mereka *tidak menyentuh* Asagi dan *barang miliknya*). Juga kerana kesabaran Asagi yang masih 100% hingga 96% (terhadap mereka).
Asagi menganggap semua pelajar di sekolah itu hanyalah *monyet-monyet* yang "cemburu dan pendengki" di mana mereka itu *TIDAK layak* untuk ditanggapi.
Beberapa hari kemudian, Asagi yang sering menjadi "bahan pembicaraan" di sekolahnya, bahkan mereka membicarakan Asagi *di hadapannya* (dengan maksud buruk yang tersirat).
Di sini, kesabaran Asagi sudah menurun dari 89% ke 82%. Asagi mula "memendamkan" perasaan negatif. Asagi bahkan MENGUTUK mereka juga. Walau begitu, Asagi *masih belum niatan*untuk MENYAKITI mereka "saat ini".
Beberapa minggu setelahnya, Asagi akhirnya *dibuli* oleh rakan-rakan sekolahnya. Salah-satunya adalah teman-teman di sekolahnya yang "baik serta ramah" terhadap Asagi serta orang-orang yang "ingin menjadi teman" Asagi, mereka *dihasut, diugut, dan disuap* agar mereka *merundung, membuli dan tidak lagi berteman* dengan Asagi.
Kesabaran Asagi menurun dari 78% ke 69%. Asagi mula "memikirkan" HUKUMAN-HUKUMAN yang *layak didapatkan* oleh semua orang yang "merundung dan membulinya". Contoh hukuman itu adalah *membunuh, mencincang, menyiksa* mereka dan banyak lagi.
1 bulan kemudian, barang-barang milik Asagi mula "menghilang" (dicuri). Contohnya *jam tangannya, kasutnya, uangnya, alat tulisnya* dan banyak lagi.
Kesabaran Asagi sudah menurun dari 67 hingga 50. Asagi mula TERTEKAN dan merasa jika hidupnya serta *orang yang merundungnya* itu adalah sesuatu yang SIA-SIA.
1 bulan setelah itu, akhir sekali, Asagi sering "diganggu" oleh rakan-rakan sekelasnya. Contohnya mereka sering menyentuh dan menabrak Asagi (dengan sengaja).
Mereka juga sering duduk di kerusi dan di atas meja Asagi (saat Asagi tiada). Ketika Asagi tiba pula, dia malah diusir oleh orang-orang yang duduk di atas kerusi dan mejanya.
Mereka memang SENGAJA memilih meja dan kerusi Asagi sebagai tempat mereka untuk "nongkrong" dan MERUNDUNG Asagi.
Saat Asagi mengatakan jika itu adalah kerusi dan mejanya, mereka malah mengatakan jika ini adalah *milik sekolah*, dan BUKAN milik Asagi. Jadi Asagi tidak perlu untuk *memperbesarkan masalah KECIL* ini.
Kesabaran Asagi menurun lagi dari 48% ke 29%.
Mereka juga kadang "mencalitkan sesuatu" di barang-barang Asagi serta di pakaian dan tubuhnya (dengan sengaja juga).
Kini kesabaran Asagi sudah menurun drastis. Dari 27% ke 5%.
Asagi sudah "menyiapkan" pelbagai rencana yang *jumlahnya tak terkira* di kepalanya untuk MENGHUKUM mereka.
Salah satunya adalah membuat mereka semua yang membulinya mendapatkan *hukuman yang LEBIH BERAT* dari apa yang didapatkan Asagi.
Asagi hendak membuat mereka *MENYESAL seumur hidup*, dan ingin membuat mereka merasakan "kesengsaraan" dengan sesuatu yang LEBIH BURUK daripada *kematian*.
Walaupun itu adalah *Ayaka, Ayano, bahkan Iroha sekalipun*.
Asagi sudah "kehilangan emosinya" SEPENUHNYA. Bahkan dirumah juga, dia sering "dirundung" oleh keluarganya SENDIRI.
Asagi "sudah tidak tahan lagi". Dia sudah merencanakan *sesuatu yang besar*. Dia memulakannya dengan menggunakan kemampuan *LIGHT LEARNING* (level A+, yakni kemampuan menguasai pelbagai ilmu dengan kelajuan sepantas cahaya) untuk "menguasai" SELURUH pendidikan yang dinginkannya. Bahkan itu adalah ilmu fikiran, menghafal, beladiri atau akrobatik sekalipun.
Tetapi, walau sudah menguasai pelbagai ilmu, Asagi *tidak menggunakannya* ketika di ujian. Malahan Asagi hanya belajar menggunakan ilmu awalnya. Kerana itu Asagi "sering dimarahi" oleh ayahnya di rumah.
Setelah beberapa waktu, Asagi AKHIRNYA menggunakan "kemampuan sebenarnya" (Light Learning) di sekolah dan ketika ujian, kerana itu ramai yang mula "tertarik" kepada Asagi dan *meminta maaf* kepadanya (padahal mereka hanya ingin MEMPERGUNAKAN Asagi).
Kerana Asagi *tidak bodoh* dan *SANGAT memahami* sifat seorang manusia, Asagi "berpura-pura" MEMAAFKAN mereka. Walau begitu, dia tetap DENDAM kepada mereka dan akan MENGHANCURKAN mereka.
Suatu hari, pada 10 Juli 2033.
Setelah mengalami *mimpi yang aneh* (sebelum ini), Asagi merasakan "suatu ikatan" atau "suatu tarikan" terhadap *tubuh, jiwa, dan perasaannya*.
Ianya seperti ada "sesuatu" yang memanggil Asagi ke "suatu tempat". Asagi merasakan jika dia HARUS *mengikuti perasaan ini* dan PERGI ke "tempat" itu.
Keesokan harinya.
Asagi mengikuti perasaannya itu. Dia akhirnya tiba di "gudang lama" sebelum ini. Terlihat suatu "aura" serta "bayangan" yang berwarna hitam pekat.
Asagi kelihatan "biasa-biasa" saja, kerana Asagi merasakan suatu *perasaan familiar*.
Asagi memasuki "gudang lama" itu dan di situ adalah tempat untuk pertama kalinya Asagi bertemu Konki.
"Hey bocah.. Kau sudah datang ya?" Ucap si Konki yang *hanya tinggal kepalanya saja*.
"Apa maksud mu?.. Lupakan saja, apa mau mu? Gara-gara kau, aku menjadi tidak tenang! Sungguh menyusahkan..." Ucap Asagi.
"Dari yang kutahu, 10 hari dari sekarang kau akan libur musim panas kan? Gimana jika kau jual saja jiwa mu kepada ku?" Kata Konki.
"Itu tidak masuk akal... Lagi pula, kehidupan aku juga tidak seru.. Jadi tak masalah jika kuberi saja jiwaku padamu... 14 Juli. Aku akan datang lagi... Kita bahas lagi pada saat itu.." Balas Asagi.
"Boleh juga kau.. Begitu sombong terhadap iblis seperti ku? Kupuji kau." *Untuk saat ini...* Balas Konki.
Setelah itu, Asagi meninggalkan Konki hingga 4 hari kemudian.
Kembali ke saat ini.
Asagi telah mendapatkan kekuatan cukup untuk membalaskan dendamnya (setelah dirinya bergabung dengan Konki).
"HAHAHAHAHA!!! Apa-apaan ini!? Tadinya aku ingin membalaskan dendam.. Kok keinginan itu drastis menurun!? HAHAHAHA!! Sepertinya aku tunda dulu eksekusinya aja deh..." Ucap Asagi seorang diri yang *kepribadiannya sudah berubah drastis*.
*(Tadinya perasaan dendam Asagi itu sudah "memuncak". Tetapi dalam sekelip mata, niat balas dendamnya, HILANG seketika.)*
Walau begitu, Asagi tidak mempedulikannya. Asagi lanjut kembali ke kelasnya dan bertemu teman-temannya.
"Yooo!!! Kalian!... Maaf sebelumnya aku meninggalkan kalian.. Tapi kini aku sudah kembali OK!!!" Ucap Asagi kepada grupnya.
Seketika, teman-teman Asagi "membeku" seperti batu. Itu dikeranakan mereka mengalami "shock berat" setelah melihat Asagi yang jauh berubah, yang sebelumnya berada dalam mode "DIAM".
Asagi hanya tertawa dan langsung tidak kelihatan menyesal.
Semua teman-teman Asagi (kecuali Ouka) menangis atas kedatangan Asagi yang kelihatan baik-baik saja.
Beberapa waktu kemudian.
Singkat cerita, mereka mula menyadari akan sifat Asagi yang "agak lain". Walau begitu, mereka menghiraukannya.
Asagi tersenyum sinis. Sepertinya dia mempunyai suatu "niat yang buruk". Tidak ada siapa yang menyadarinya, tiada sesiapa yang bisa menghentikan Asagi yang sekarang ini.
Beberapa saat kemudian. Datanglah sebuah *mobil van yang berwarna putih*. Mobil itu langsung menyergap Asagi dan membawa Lari Asagi tanpa sempat memberikan mereka waktu untuk bereaksi.
"HEAAAAAAAAAKKKHHHH!!!???" Jerit Ayaka, Ayano, Iroha bahkan Ouka juga. Mereka langsung Kaget kerana Asagi tiba-tiba diculik begitu.
"Loh, loh, loh!! Bagaimana dong!!?? Apa yang harus kita lakukan!???" Teriak Ayaka yang kepanikan.
"Tenang-tenang, kau harus tenang! Apa sepertinya *Dewa Naga Elemental* sudah bergerak ya... Sepertinya aku harus bertindak- Ehem, tidak... Kita harus BERTINDAK SEGERA!!" Ucap Ouka yang memasuki mode chuuninya.
Iroha menjawab "Iya kalian harus tenang" *Dewa Naga Elemental?* "Enggak, kita haus tenang dan membaca suasana dulu! Benarkan Ayano?! Eh, Ayano???... APA AYANO JUGA MENGHILANG OI!!!!??? Tamatlah kita...." Iroha menangis.
Ayaka menyangkal ucapan Iroha itu dan berkata jika Ayano *tidak menghilang atau diculik*, tetapi Ayano langsung *berusaha mengejar mobil van* itu.
Ulang tayang saat Ayano mengejar mobil van yang menculik Asagi.
"Eh..... Kok..." *Kau.. Berani-beraninya kau...* Ayano langsung mengejar mobil van itu "dengan penglihatannya yang kurang bagus".
Pada akhirnya Ayano terjatuh kerana "terlanggar kakinya sendiri". Setelah itu, Ayaka, Iroha dan Ouka datang menjemputnya.
Kembali ke tempat Asagi saat ini.
"Snfff snfff.... Bang, ke mana kalian akan membawa ku? Aku takuuuuut!! Jangan membunuhku... Please..." Merengek Asagi sambil menangis dan meminta keselamatan kepada orang-orang yang menculiknya.
Asagi diikat di dalam mobil van itu. Matanya juga ditutupi agar tidak mengetahui wajah orang-orang yang menculiknya. Dalam mobil van itu juga agak gelap.
"Ceh! Dasar anak orang kaya.. Seperti yang dikatakan, ternyata kau memang cengeng! Diam sana!!" Ucap paman yang mengikat Asagi di dalam mobil van itu yang kemudian memukul Asagi.
Asagi pingsan. Tapi bohong. Asagi pura-pura pingsan dan berfikir. "(heehhh... Sepertinya aku diculik nih.. Aku lihat dulu gimana ceritanya. Apa mereka akan menjualku? Mengambil organ tubuhku? Menyanderaku? Jadikan aku sebagai bahan tebusan?)"
"(Memikirkannya saja membuatku muak.. Orang-orang ini nantinya juga bakalan mati juga sih.. Biarin dulu deh.. Toh sepertinya aku juga ga bakalan rugi apa-apa...)"
Bersambung...