Sesampainya di gedung kekuasaan yang begitu sangat tinggi, tampak Neko keluar dari mobil dengan menatap gedung yang sangat besar bahkan lebih tinggi dari apapun membuat nya terdiam, kedua tangan nya sudah memakai sarung tangan khusus yang terikat oleh bajunya, itu pelengkap untuk bajunya dan sekarang, dia tampak menawan dan begitu lebih dewasa. Lalu Felix berjalan mendekat dari arah mobil lain.
"Ini yang aku bicarakan, gedung yang seharusnya menjadi milik ku?" tatapan nya sangat jelas bahwa dia tak suka melihat gedung itu, begitu sangat ingin membalas dendam.
Hal itu membuat Neko mengerti, dia lalu menatap serius juga ke gedung itu sambil mengatakan sesuatu. "Tidak perlu khawatir... Aku mungkin bisa membalas dendam untuk mu," tatap Neko membuat Felix terkejut mendengar itu, dia bahkan langsung menatap ke arah Neko, mendengar itu membuat nya tersenyum kecil dan mengulurkan tangan perlahan membuat Neko menatap tangan nya.
Posisi tangan Felix terbuka seperti meminta tangan Neko dan Neko mengerti itu, dengan wajah yang masih malu membuat nya agak ragu memberikan tangan nya dan mereka saling memegang tangan. Kemudian berjalan masuk ke dalam gedung yang sangat besar itu.
Ketika masuk ke dalam, Felix membahas hal yang membuat nya kesal. "Tapi jika boleh mengatakan ini, aku mungkin akan super sibuk jika mendapatkan gedung ini, mungkin beberapa dari waktu ku bersama mu akan hilang begitu saja. Tapi tetap saja, ini membuat ku sangat kesal, gedung ini dulunya masih tidak sebesar ini, lalu aku menghancurkan nya dan membangun nya kembali hingga sebesar ini, tapi orang lain malah memegang nya."
"Kau salah harus menurutinya...." Neko langsung mengatakan itu membuat Felix terdiam kesal sendiri, lalu ia berhenti berjalan membuat Neko juga ikut berhenti.
"Dia bilang ada di ruangan ini, aku akan mengecek nya terlebih dahulu, tunggulah di sini," kata Felix, lalu Neko mengangguk dan melepas ikatan tangan mereka dan Felix bisa berjalan masuk.
Neko menunggu sambil menyilang tangan. "(Gedung ini sangatlah besar... Aku kemari ingin bertemu dengan Ayah ku, yang selalu tidak ada di setiap cerita yang aku jalani, dan sekarang, aku sangat ingin tahu wajah dari dirinya....)" pikirnya.
Tapi di sisi lain, di lorong itu akan ada yang berjalan, dia merupakan seorang Pria yang begitu tinggi dan sangat gagah berjalan di lorong itu sendirian sambil menatap ke jam tangan nya, warna rambutnya berwarna hitam gelap dengan adanya beberapa helaian rambut berwarna merah gelap, warna mata miliknya juga merah gelap dan seluruh tubuhnya terlihat sekali penuh dengan banyak luka. Wajahnya itu, di bagian mata kirinya ada bekas sayatan pisau dan wajahnya tampak sekali mengerikan.
Dia akan berjalan dan membuka salah satu pintu di sana, tapi tanpa sadar, itu adalah pintu tempat dimana Neko menunggu, terlihat Neko berdiri menunggu dan dia menoleh ketika Pria itu mendekat, Pria itu juga terdiam hingga mereka saling menatap, bahkan Pria itu tak jadi membuka pintu ruangan itu dan menatap Neko dengan tatapan agak serius sekaligus tak percaya.
Neko juga menatap diam, dia seperti memperlakukan pria itu sebagai orang asing, siapa sangka, pria itu menatap sangat melaser membuat Neko membuang wajahnya. "(Kenapa dia menatap ku begitu melaser.... Apa riasan ku tebal.... Tapi.... Kenapa aku curiga pada ciri cirinya?)" ia kembali menatap ke Pria itu yang rupanya berjalan mendekat membuat Neko mundur perlahan.
"A... Apa yang kau lakukan?!" Neko terus mundur hingga Pria itu mendadak memegang bahunya Neko dengan kuat, sangat kuat membuat Neko terkejut kesakitan.
"Akh, hei!"
Tapi tanpa sebab apapun, Pria itu terus menatap Neko, tatapan nya sangat dalam bahkan tangan nya terus mencengkram dengan kuat hingga suara berat muncul. "Iblis kecil..."
Neko yang mendengar itu menjadi membuka lebar matanya, dia melepas cengkraman bahu Neko, tapi tak sampai sana, dia mendadak menampar Neko begitu saja membuat Neko terkejut tak percaya, tamparan yang keras membuat nya jatuh. "Agh!" ia jatuh duduk dan menengadah menatap. Seketika wajahnya menjadi ketakutan karena Pria itu mengeluarkan pisau besar dari jas setelan nya, ia sudah jelas akan menyerang Neko.
Tapi mendadak, Felix langsung menarik bahu Pria itu, membuat pisau itu jatuh dan tak hanya itu, dia memukul wajah Pria itu membuat Pria itu hampir oleng menatap dengan tatapan tajam. Tapi ia baru sadar bahwa itu Felix, hal itu membuatnya kembali berdiri tegap.
Ketika memastikan dia tak menyerang, Felix berbalik menatap Neko yang masih ada di bawah dengan tatapan tak percaya. Lalu Felix berlutut dan menatap Neko yang menatap kosong, di saat itu juga Felix memegang pipi Neko yang memar dan memegang tangan nya juga mencium nya membuat Neko tersadar dari pikiran kacau nya, tatapan matanya kembali normal dan menatap Felix dengan wajah ketakutan.
"Kau baik baik saja....?" Felix menatap, tapi Neko bernapas cepat, dia seperti ketakutan dan siapa sangka, dia meneteskan air mata di antara pandangan nya yang masih kosong.
"Seperti yang kau lihat....." kata Felix sambil memegang tangan Neko. "Dia orang yang akan kita temui," tambahnya.
Pria itu memanggil Felix. "Direktur Felix, pertemuan yang sangat aneh," suaranya begitu datar, apalagi dia menatap ke arah Neko. "Membawa Gadis jalang dengan rupawan iblis seperti itu kemari, kau mengingatkan ku pada seseorang.... Berani nya mengikuti gaya dan ciri cirinya," tambahnya.
Neko langsung berdiri membuat Felix menatap nya, tatapan Neko tak terkendali dan bahkan dia berteriak memanggil. "Ayah!!"
Hal itu membuat Pria itu terkejut kaku, suara yang begitu tidak pernah terucap dari seorang Neko, suara yang langsung masuk ke lubang telinga nya membuat nya sadar bahwa yang di depan nya itu adalah Putrinya bukan seseorang yang menirukan gaya Neko sendiri. Seketika dia ingat siapa yang pernah dia tinggal, Gadis kecil yang tidak pernah bisa menjadi besar yang sekarang ada di depan nya.
Neko pun juga berpikir begitu, tatapan nya tak bisa berhenti bergetar dan Felix hanya bisa menatap hal itu.
"Tidak mungkin....." Pria itu menatap dengan wajah tak percaya. "Putri ku, dia masih hidup?!" dia berani mengatakan itu membuat Neko terkejut mendengar itu, dia mendengar kalimat itu terlontar kan begitu saja.
"(Aku mengerti.... Aku mengerti....)" ia lalu menundukan pandangan nya dengan kedua tangan yang mengepal. "(Aku mengerti sekali.... Ibu ku sudah jelas membenci ku dan Ayah ku, sudah jelas tak menganggap ku... Mereka semua sama saja, melihat iblis di dalam diriku.....)" tapi ia terdiam ketika mendengar suara rintih.
"Tidak mungkin...." dari Pria itu membuat Neko kembali menatap ke arahnya, Pria itu menatap tak percaya menutup mulutnya. "Apa yang sudah ku perbuat selama ini.... Kenapa aku harus meninggalkan mu?" tatapan nya malah menjadi menyesal.
Neko yang mendengar itu menjadi terkejut. "(Apa.... Apa yang dia katakan?!!)"
Tapi Felix berdiri di depan Neko melindungi nya dengan tatapan serius. "Jangan meng halusinasi nya dengan tatapan mu itu," dia menatap ke arah Pria itu.
"Apa kau.... Menghadiahkan Gadis itu untuk ku? Kupikir kau membawanya karena hanya untuk mengingatkan ku pada Putriku, aku kesal karena telah menirukan gaya Putriku yang rupanya dia memang benar Putriku," Pria itu menatap membuat Felix terdiam, lalu Neko muncul membuat Pria itu kembali menatap nya. "Apa kau benar, Putri ku?" tatapnya, Neko dengan tatapan kosong mengangguk begitu saja.
Pria itu menjadi tersenyum kecil. "Kau cantik...." tatapnya seketika Neko terkejut tak percaya mendengar itu.
"Bukankah kau tadi menyebut ku iblis?" Neko menjadi menatap kesal.
"Kau memang iblis.... Dari pandangan ku, seseorang seperti mu harus aku bunuh.... Kecuali jika kau memang putri ku," tatapnya, lalu dia berjalan mendekat membuat Neko menjadi waspada.
Ketika akan mendekat, Felix menghalanginya membuat Pria itu melirik pada Felix. "Direktur, kupikir kau sudah cukup membuat nya kesakitan...."
"Dan kupikir, siapa kau menyentuh nya... Dia milik ku," Pria itu mendadak menginginkan Neko.
"(Sebenarnya apa yang terjadi... Dia tadi menyerang ku... Tapi setelah dia tahu aku adalah putrinya, kenapa dia begitu....)" Neko menatap tak percaya.
Pria itu menatap ke arah Neko. "Aku minta maaf soal yang tadi, aku hanya berpikir kau orang lain yang menyamar menjadi Putriku dan siapa sangka, kau masih hidup?" dia menatap.
Neko seperti menjadi Gadis kecil yang sedang berada dalam masa dimana dia tidak tahu apapun, tapi Felix yang ada di dekatnya menjadi menjawab. "Siapa yang ingin memaafkan mu," sepertinya dia sudah kesal sekali tapi Neko malah menjawab lain. "Kupikir.... Aku tak akan pernah bertemu dengan mu, Ayah?" tatapnya.
Mendengar itu membuat Pria itu tersenyum seringai. "Ya benar, panggil aku begitu.... Dan terus lah panggil aku begitu... Dulu aku ingin membawamu tapi wanita itu malah mencegah ku... Sayang nya aku ingin cerita lebih banyak-
"Aku ingin mendengar nya!" Neko langsung menyela, tapi Felix memegang tangan nya. "Kupikir kita sudah cukup bertemu hari ini," dia menarik Neko akan pergi.
"Tu.... Tunggu... Apa yang kau lakukan?! Aku ingin mendengar ceritanya," Neko mencoba menghentikan nya. Felix menjadi menatap kesal ke Pria itu yang tersenyum seringai.
"Dengar Amai, kau sudah cukup menganggap dirimu iblis, dan sekarang, apa kau tidak cukup menganggap nya sebagai iblis juga..." Felix menatap tegas. Hal itu membuat Neko terkejut dan menoleh pada Pria itu yang memberi isyarat untuk ikut dengan nya saja.
Neko terbawa arus isyarat itu yang membuat nya melepas tangan Felix dan berjalan ke Pria itu.
"Amai, tidak.... Kemarilah!"
"Keluarga lebih penting!" Neko langsung menyela membuat Felix terkejut mendengar itu.
"Bagus, kemarilah..." Pria itu mengulurkan tangan, Neko menatap datar dan tak melihat bahwa Felix terdiam tak percaya mendengar itu tadi. "(Lalu aku apanya? Bukankah aku juga keluarga nya?)"
Namun siapa sangka, Neko menambah perkataan nya sambil mengepal tangan. "Keluarga lebih penting, untuk mati!!" dia langsung berteriak begitu dan melayangkan pukulan membuat Pria itu terkejut, pukulan itu melesat di pipinya membuatnya terjatuh keras. "Uagh!!!"
Felix yang melihat itu menjadi terdiam bingung, lalu Neko menoleh ke Felix. Dia tersenyum kecil menatap Felix lalu berjalan mendekat. "Aku sudah membalas dendam," tatapnya dengan bangga membuat Felix tersenyum dan menjadi tertawa kecil. "Keke... Apa kau sebegitu bencinya?" tatap Felix.
Neko menoleh ke Pria itu yang perlahan bangun lalu Neko membalas. "Yah, bisa bisanya meninggalkan ku sampai aku memiliki seseorang yang masih bisa menganggap ku miliknya...." dia melirik.
"Apa yang kau katakan?! Kau jelas Putriku!" Pria itu menatap.
"Lalu kenapa meninggalkan ku?" Neko menatap tajam membuat Pria itu terdiam dengan wajah kesal. "Itu karena.... Aku ingin membuat mu kuat...."