Chereads / Drop Blood: The Successors / Chapter 20 - Chapter 20 Display Cat

Chapter 20 - Chapter 20 Display Cat

POV:Little Amai Akai

Terlahir sebagai seseorang yang baru di dunia, memiliki jiwa yang bersih dan tubuh yang murni, rambut hitam panjang dengan warna mata yang tidak umum bagi semua orang. Dia adalah Neko yang masih kecil melihat sebuah padang besar.

Dengan angin yang meniup di setiap helai rambutnya, dia berpikir menatap langit.

"(Aku berpikir semua langit akan sama saja jika aku memandangnya, tak ada yang bisa membedakan warna langit yang berganti ganti, jika bisa, aku ingin melihat nya di banyak tempat.)"

"Sayang kenapa kau ada disini?" seorang wanita mendekat membuat Neko menoleh.

"(Dia ibu ku, seseorang yang sama sekali tidak memanggilku dengan namaku, memangnya siapa namaku di matanya, aku tidak ingat apapun.)"

"Kau harus masuk, ayo... Matahari tidak baik untuk kulitmu yang masih kecil," tatap nya.

"(Aku tidak mengerti, aku hanya tinggal bersamanya seorang, aku tidak merasa sesuatu bahagia akan datang, setiap hari.... Aku hanya mendapat perkataan aneh....)"

"Kau harus tidur di kegelapan ya!"

"Bersihkan rumah sampai bersih..."

"Masak malam hari ini jangan lupa..."

"Tangkap ikan di sungai untuk malam hari ini."

"Tidak usah banyak banyak makan nya, tidak baik untuk tubuhmu..."

"Kenapa kamu terlahir cantik, sementara apa yang terjadi dengan ku?"

"Dimana ayah brengsek mu... Kenapa kita tak dapat uang darinya..."

"Sepertinya aku harus mulai menyalahkan mu atas apa yang terjadi, kau adalah gadis yang tidak di inginkan."

"(Hanya hal itu yang aku dengar terus menerus. Kami hidup di rumah kecil di tanah antah berantah dengan adanya ladang padi yang besar, tentunya itu milik orang lain, kita hanya sebagai seorang penumpang tanah.... Setiap hari, yang dia lakukan hanyalah duduk saja, melamun, merenung dan menyerahkan semua pekerjaan padaku...)"

"Kau tak boleh istirahat jika belum mendapatkan makanan, masak juga untuk hari ini.... Kamu pikir tinggal di sini gratis...."

"(Hal itu memang tak masalah untuk ku karena aku sudah sangat terbiasa dengan hal seperti itu.... Seharusnya itu hanyalah kebahagiaan kehidupan ku tanpa ada orang luar yang mengacaukan kami.... Hingga kecelakaan itu terjadi, dimana wanita itu mendapat tamu yang aneh, dengan pria menyeramkan dan lelaki tinggi muda yang menatapku dingin.)"

-

"Kudengar kau memiliki putri yang manis bukan, aku ingin dia ikut bersamaku dengan bayaran sejumlah uang."

"(Pria itu mengatakannya dengan keras hingga terdengar olehku yang mengintip dari dinding lain. Lelaki tinggi yang ada di sampingnya dari tadi melirik ku dengan tatapan yang tidak biasa.

Apa dia akan membeliku, tapi kenapa, sudah jelas wanita itu tak akan menjual ku padanya.)"

"Aku mau!!" wanita itu membalas ke padanya membuat Neko yang mendengarnya terkejut.

"Bagus sudah di setujui, kenapa kau ingin menjualnya padaku?"

". . . Dia... Tidak berguna, dari awal suamiku pergi karena dia, dan disini krisis uang."

"(Apa yang dia pikirkan, dia benar benar menjual ku, siapa aku di matanya... Dia hanya ingin uang... Segepok pun akan kuberikan nanti, kau dasar tidak sabaran, setelah apapun yang aku lakukan padamu!!)" Neko kesal berjalan mendekat ke mereka. Dia dengan berani mendekat ke mereka tapi tatapan matanya, benar benar begitu ketakutan dan sangat dalam menatap mereka.

"Oh lihat, dia benar benar manis, kau tidak ingin berteman dengannya," pria itu menatap ke lelaki itu.

Lelaki itu dari tadi hanya melemparkan tatapan yang begitu kosong lalu mendekat dan berbisik.

"Kau dan aku sama," katanya membuat Neko terdiam seketika dia mengeluarkan pisau mengibaskannya pada wanita itu, Neko yang ada di sana tentu saja terkena cipratan darahnya.

Sementara pria di samping nya hanya tersenyum seringai.

"(D.... Dia melakukanya, kenapa dia hanya melihat.... Lelaki itu membunuhnya di depanku,)" Neko panik dalam hati hingga cucuran darah mengenai ke dua matanya.

"Akh..... " dia berteriak menutup matanya.

"Bagus, bagus dengan begini sudah selesai bukan aku tak perlu melihat sesuatu yang sudah tak berguna...." pria itu bertepuk tangan lalu menatap ke Neko yang berlutut di bawah. Dia menambah perkataan untuk Neko. "Gadis kecil yang malang, kau terlahir dari wanita yang tidak berguna... Wanita yang dulunya menjadi simpanan seseorang dan melahirkan mu dengan tidak rela.... Aku tahu dunia begitu tidak adil untuk mu, karena itulah, kau tidak perlu berharap kekuatan apapun karena kau juga akan mati sekarang," kata dia membuat Neko yang mendengar itu menjadi terdiam gemetar.

"(Apa yang sebenar dibicarakan nya... Aku benar benar ketakutan, aku tak bisa melihat... Tak bisa.... Semuanya merah, mataku penuh dengan warna merah, aku buta warna dan yang aku lihat hanyalah warna merah....)"

"Bunuh dia juga..." tambahnya lalu berjalan pergi.

Lelaki yang telah menjadi pembunuh tadi menatap Neko, dia masih memegang pisaunya dan pastinya akan melakukan apa yang diminta orang tadi, yakni membunuh Neko juga.

Neko masih berada di bawah mencoba melihat apa yang terjadi.

Lelaki itu, hanya menatap membunuh padanya lalu mendekat berlutut berbisik. "Kau cantik, kau menawan, kau manis, kau seperti mutiara yang murni dan sakura yang baru saja mekar... Aku jatuh cinta pada mu sejak aku mengenal mu di dunia ini," kata lelaki itu membuat Neko terdiam kaku mendengar itu.

"Sayang jika harus mati," tambahnya lalu menjatuhkan pisaunya dan pergi ikut bersama dengan pria tadi yang sudah pergi, jadi di sini, dia tak jadi membunuh Neko.

"Tunggu.... Tidak.... Jangan pergi,"

"(Aku tak berpikir ini semua akan terjadi, nafsu darah menyelimuti mereka... Hanya sekedar membunuh dan menyiksa bisa membuat mereka bertepuk tangan terhibur, tapi.... Kenapa dia tidak membunuh ku....)"

Di saat itulah Neko mengembara menjadi gelandangan hingga di temukan oleh seseorang.

Lelaki tinggi yang menghancurkan hidupnya tak lain adalah Felix.

-

Neko kembali terbangun terkejut dengan duduk sambil bernapas sangat berat dan cepat. Dia tidur di ranjang kamar nya. Ia lalu melihat sekitar tak ada siapa siapa di ruangan gelap itu. Lalu memegang keningnya perlahan.

"(Apa yang terjadi... Kenapa aku bermimpi sangat aneh tadi... Apa dia, benar benar orang yang telah memulai hidupku seperti ini,)" dia terdiam mengingat Felix. Lalu ia memegang dadanya sendiri sambil merasakan detak jantungnya. "(Aku masih hidup... Kenapa belum mati,)" dia terdiam. Sepertinya dia memang baru saja memimpikan sesuatu soal Amai Akai kecil.

"(Ini tidak mungkin terjadi.... Kenapa mimpi itu tiba tiba datang begitu saja.... Ini benar benar sungguh sangat aneh....)" ia sangat tidak percaya, lalu melihat jam rupanya masih sore.

"(Sebenarnya kenapa? Kenapa aku memimpikan hal itu sekarang, bukankah aku sudah melupakan nya?)" Neko terlihat berkeringat dingin.

"(Kenapa? Kenapa sangat dingin....?!)" ia teringat darah yang ada dalam mimpinya membuat kepala nya pusing, tak bisa melupakan masa lalunya sekarang karena yang ia mimpi dan yang membunuh ibunya adalah Felix sendiri.

"(Sudah ku bilang dia adalah penghancur pertamaku, dia orang pertama..... orang mengerikan pertama yang aku lihat, tapi kenapa sekarang... Dia membalasnya dengan hal yang berkebalikan?)" ia masih ketakutan dan bernapas cepat tidak tenang.

Rupanya dia juga tidur sepanjang hari membuatnya bermimpi buruk soal masa lalu.

Lalu berjalan keluar dari pintu kamar itu.

"(Kenapa aku sudah ada di kamar ini lagi?)" ia melihat sekitar dengan bingung.

Tepat di sana ada Kim yang duduk di depan pintu membuat Neko terdiam. Kim duduk sambil terangguk angguk tidur pulas. Neko hanya menatap dingin lalu berjalan pergi melewatinya.

Mendengar itu, membuat Kim terbangun dan melihat pintu kamar itu telah terbuka. "(Hah... Kemana Nona Neko?!)" dia menjadi terkejut dan berdiri. Melihat sekitar dan melihat Neko berjalan menjauh darinya.

"Nona Neko tunggu!" Kim mengejarnya, lalu Neko berhenti berjalan sambil melihatnya.

"Nona Neko... Bagaimana perasaan anda?" tatap Kim.

". . . Entahlah," balas Neko dengan dingin.

"Nona Neko, sebenarnya anda harus di sini untuk sementara waktu karena Tuan Felix baru mengurus soal anda," kata Kim.

"Apa yang dia urus soal aku?"

". . . Soal . . . (Aku tidak bisa bilang.... Tapi tidak apa apa.) Sebenarnya Tuan Felix tengah membuat rencana penyembunyian palsu anda," balas Kim seketika Neko terdiam bermata lebar.

--

Sebelumnya, Felix bertemu dengan Kim setelah dia sendiri keluar dari kamar Neko, sepertinya Felix baru saja membaringkan Neko.

"Tuan Felix," Kim mendekat membuat Felix menatapnya.

"Tuan Felix, aku baru saja dapat informasi soal supir yang kemarin ingin membunuh anda dan Nona Neko, rupanya banyak sekali orang orang yang tidak berurusan ingin ikut dalam mengincar Nona Neko, apalagi mereka punya dendam pada Anda... Aku tak bisa menyebutnya satu persatu tapi yang pasti.... Informasi yang aku dapat mengatakan bahwa Nona Neko dalam bahaya.... Selagi dia hidup, banyak yang akan membuat nya mati...." kata Kim melaporkan sesuatu pada Felix yang menjadi memasang wajah serius.

"(Ck.... Ini sungguh merepotkan... Jika mereka ingin mengincar Amai, kenapa mereka tidak langsung mengahadapi ku... Atau gadis itu memang tidak pernah tenang dalam hidup nya...) Aku akan mengurusnya... Untuk sementara dia memang harus di sembunyikan...." kata Felix lalu berjalan pergi.

--

"Apa maksudmu soal penyembunyian ku?" Neko menatap kesal masih dengan Kim.

"Maafkan aku Nona Neko, tapi hidup anda benar benar dalam bahaya..."

"Cih, aku tak peduli itu..... Intinya bilang padanya, dia benar benar pria yang buruk.... Aku baru saja bermimpi sesuatu soal masa lalu ku dan rupanya memang benar, dia yang membuat ku menderita... PCS adalah Park Choisung dan itu adalah dia sendiri...." kata Neko, lalu dia berjalan pergi membuat Kim terdiam kaku.

Tapi ia segera mengambil ponselnya dan mengkabari Felix yang menerima panggilan itu dari jarak jauh. "Tuan Felix, sepertinya ada sesuatu terjadi pada Nona Neko.... Suasana hatinya menjadi buruk..."

"Baiklah.... Itu baik baik saja, hanya perlu bilang nanti malam seperti yang aku bilang tadi," kata Felix yang langsung menutup panggilan membuat Kim terdiam bingung.

"(Huh... Hanya karena dia selalu bisa mencairkan suasana hati Nona Neko... Kenapa begitu sombong....)" Kim tampak kesal.