Chereads / Drop Blood: The Successors / Chapter 8 - Chapter 8 Display Cat

Chapter 8 - Chapter 8 Display Cat

"(Aku ingin meminta maaf padanya,)" batin Syung ha dewasa yang sudah menyesal.

--

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tatap Neko yang menatap Syung ha yang membersihkan meja di depan nya. Syung ha menjadi tersadar dari masa lalunya, kemudian menggeleng pelan mencoba fokus bekerja.

Neko terdiam, ia masih duduk di sofa dengan santai. "Kau bisa pergi," kata Neko lalu Syung ha berdiri dan membungkukkan badan lalu berjalan pergi dari ruangan itu.

Tak lama kemudian, Felix membuka pintu dan melihat apa yang terjadi di sana. Di mana Neko duduk di sofa dengan hanya memakai baju atasan saja tanpa celana.

"Apa yang kau lakukan?" dia mendekat ke Neko yang duduk di sofa.

Neko hanya terdiam dingin tak membalas. Tapi Felix malah melihat paha Neko yang mulus itu tanpa tertutup apapun.

"Apa ini butuh hangatan atau apa sehingga kau tidak memakai celana mu?" Felix memegang paha itu sambil berlutut di bawah. Hal itu membuat Neko menjadi terdiam berwajah merah sedikit.

"Bawa aku ke Beum," tatap Neko dengan serius apalagi dia langsung mengatakan intinya.

Felix terdiam sebentar dengan perkataan itu. ". . . Orang yang mencelakaimu, apa kau tidak ada puas puasnya mencarinya..."

"Dia membunuh Seu."

"Siapa? Apa itu penting huh?" Felix menatap. Lalu Neko menatap ke Syung ha yang dari tadi sudah pergi dari ruangan itu.

"(Benar juga, kakak seperti Seu memanglah berbeda sekali dengan mereka yang petinggi, kenapa Nona Neko begitu peduli,)" pikir Syung ha dengan sedih sambil berjalan ke lorong.

Dia sudah meninggalkan Neko dari tadi dengan wajah yang masih begitu kecewa. Lalu berhenti berjalan dan melihat ke dinding. "(Kira kira.... Apakah ini semua bisa dijalankan.... Aku ingin Nona Neko menganggap ku sebagai pengganti Seu... Tapi apa yang terjadi....)"

--

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu dengan nya," Neko masih memaksa bertemu dengan Beum.

"Aku tidak akan mengijinkan itu," Felix menyela.

"Tunggu hingga kau disini selama 9 bulan tepat saat bayi itu akan lahir, aku akan melepasmu," tambah Felix sambil mengangkat baju Neko membuat Neko terkejut. "Apa yang kau lakukan bajingan!"

Felix melihat perut Neko yang masih datar. "Apa ini butuh waktu untuk melihat ini membesar seperti bola?" ia memegang pelan perut Neko.

"Akh.... Tangan mu sangat dingin, jauhkan itu!" Neko mendorong tangan Felix.

"Ini wajar karena aku berada di luar terus, dan kali ini aku harus keluar lagi, pastikan kau merasakan perutmu itu nyaman," kata Felix. Lalu ia berjalan pergi untuk urusan kantor lagi. Dia benar benar pria yang sibuk.

"(Cih... Dia seenaknya,)" Neko menjadi mengepal tangan.

Esoknya, tak disangka sangka 3 buah mobil mewah datang bersamaan dan berhenti didepan pagar rumah Felix.

Kebetulan di sana tidak ada Felix, orang orang yang di dalam mobil itu keluar dan menodongkan pistol pada para pencegah rumah itu.

Arthur terlihat keluar dengan panik. "Apa yang terjadi, kita bisa bicarakan baik baik."

"Keluarkan dulu gadis itu untuk Tuan Beum," kata mereka yang menodongkan pistol. Mereka membicarakan Beum itu berarti Beum ada hubungan nya dengan mereka datang.

"Apa yang sedang terjadi di luar sana?" Neko menatap jendela dengan bingung lalu ia baru sadar bahwa itu adalah mobil milik Beum. "Hah.... Itu... Apa dia benar benar datang!" dengan cepat ia berlari keluar dan menghampiri mereka.

"Nona Akai..." Arthur terkejut Neko keluar mendekat.

"A... Anda tak seharusnya disini," dia menatap panik.

Disaat itu juga Beum keluar dari mobil mendekat sambil membawa bunga mawar yang masih berduri dengan kesal ke Neko yang menjadi waspada.

Lalu Beum tersenyum kecil menatapnya. "(Sungguh, masih sangat cantik....)" dia menatap tubuh Neko.

"Kau....!" Neko menatap kesal dan masih menahan amarahnya.

"Kenapa? Bukankah seharusnya kau salut, aku telah menemukan mu selama beberapa bulan.... Benar benar pergi begitu saja, kau benar benar tak tahu malu dan berterima kasih padaku yang telah membiarkan mu hidup... Nasib baik aku tidak memperkosa mu ketika berada di dekatmu," tatap Beum.

"Sialan!! Apa yang kau bicarakan!! Seharusnya kau tahu kesalahan mu baru baru ini!!" teriak Neko.

"Huh, aku tidak melakukan kesalahan apapun, bahkan kau tak ada...." Beum tak mau mengaku.

"Kau... Membunuh Seu!!" teriak Neko dengan marah.

". . . Ha... Haha apa kau peduli dengan wanita murahan itu, memangnya dia siapa mu huh!?" Beum menatap merendahkan nya.

"(Sialan...) Kau benar benar bajingan tengik," Neko menatap kesal.

Beum yang mendengar itu menjadi menatap kesal juga. "Bukankah kau juga perempuan yang kotor!" tatapnya membuat Neko terdiam mendengar itu.

"Kau sudah banyak sekali merayu banyak pria maupun lelaki, kau mencium bibir mereka, kau mau di sentuh mereka... Tak heran jika kau tak pernah bisa hamil dengan hubungan mu.... Kau sudah rusak!" Beum mengejek Neko yang terkejut mendengar itu.

"Be... Berani beraninya...." Neko kesal. "Kau pikir apa yang aku lakukan dengan banyak nya pria!! Kau pikir aku membuka paha ku untuk sembarang pria... Aku bahkan tak akan mengizinkan nya untuk bajingan tengik seperti mu!!" tatapnya.

Beum menjadi tampak kesal. "(Sialan.... Suasana menjadi begitu panas dan kemarahan meluap di antara kita...) Aku pastikan, aku kemari untuk tujuan satu," tunjuk nya pada Neko.

"Kenapa kau kemari menunjukan wajah pecundang mu, kau tidak akan bisa menangkap ku lagi."

"Huh tak bisa menangkap mu lagi? Kau pikir kau selama ini tidak trauma ketika melihatku karena semasa dulu... Aku selalu menangkap mu dengan cara lebih dari ini, kudengar kau sudah mau maunya berada di tempat orang lain, apa bedanya pria itu dari aku yang kau larikan ini, harusnya dari awal kan lebih simple jika datang ke tempatku saja huh?" tatap Beum dengan sombong. Tapi Neko hanya kesal dengan memasang tatapan itu.

"Ini memang masalahku, kau memang mencari ku, tapi kau juga tidak harus melibatkan orang lain seperti Seu, orang lain jika memiliki masalah dengan ku, mereka akan mencariku, bukan mencari orang lain.... Jika memang mencari orang lain, kau benar benar pecundang!!" teriak Neko dengan tak segan segan.

"(Cih, gadis yang hanya banyak auaman nya saja.) Memangnya siapa yang akan melindungi mu, kau punya seseorang yang peduli padamu atau tidak huh, gadis sepertimu memanglah sangat payah dari awal, hanya memanfaatkan tenaga bertarung mu sendiri bukan tenaga bertarung orang lain," kata Beum, ia benar benar merendahkan Neko.

"Aku masih bisa bersyukur karena kau tidak menyentuhku sama sekali!" Neko menyela dengan nada tinggi, seketika Beum kesal.

"Kau sialan!!!!" Beum berteriak dan akan melempar mawar yang masih berduri itu ke wajah Neko.

Beum tidak kesakitan karena dia sendiri memakai sarung tangan, dan dia pastinya sengaja membawa mawar yang masih berdiri itu pada Neko, mawar itu juga berwarna hitam tak mengenakkan.

Neko hanya bisa terdiam menengadah dengan tatapan kosong tak tahu harus apa, dia akan terluka dengan mawar berduri yang akan jatuh satu persatu padanya.

Sementara dia hanya diam tak bisa bergerak menghindar karena juga akan percuma, se ikat mawar yang sangat banyak itu tetap akan mengenai nya.

Namun untungnya Felix datang dan menangkap mawar itu dengan tangan nya, langsung memegang tangkai berduri bunga itu membuat Neko terdiam melihat hal itu.

Neko benar benar tak menyangka, dia akan di lindungi oleh Felix yang memegang bunga berduri itu.

"Kau baik baik saja?" tatap Felix kepada Neko, namun siapa sangka tangan nya menjadi penuh darah karena mawar mawar itu berduri.

Felix membuang mawar itu dan menatap kesal ke Beum.

"Kita tak ada urusan apapun, kau juga tidak pernah mengetahui organisasi disini tapi kau benar benar merebut gadis itu dariku, seharusnya dia milik ku sekarang!" Beum menatap marah.

"Dari awal aku memang melakukan ini semua hanya untuk mengambil sesuatu yang hanya satu disini," Felix membalas dengan tatapan seriusnya.

"Memang nya apa yang kau terima dari gadis kotor itu!!"

Felix yang mendengar itu menjadi melirik tajam. "Apa kau buta, kau tidak lihat tubuhnya... Kulit yang bersih dan rambut yang lembut, itu yang kau bilang kotor..." tatapnya dengan kejam membuat Beum terdiam mengepal tangan.

Sementara Neko terdiam melihat tetesan demi tetesan mengalir dari tangan kanan Felix. Ia menjadi terkaku sambil melihat kembali mawar itu.

Ia tiba tiba gemetar membuat Felix menoleh padanya. "(Apa yang terjadi.... Setiap kali aku melihat tetesan itu... Tubuhku tak bisa aku kendalikan?!)" Neko menjadi gemetar dengan tatapan kosong.

"Hei.... Kau baik baik saja?" Felix mendekat tapi Neko menghindari tangan Felix.

"(Apa yang terjadi?)" Felix terdiam memandangi tangan nya sendiri yang terlihat terluka karena duri.

"(Kau menyukai darah tapi tidak suka pada sesuatu yang merah, berbau amis dan kotor, apa mata milikmu sudah kehilangan meminum darah. Apa aku perlu membunuh orang lagi dan memandikan mu darahnya. Kita semua sama sama membalas dendam. Aku membunuh orang dekatmu dan kau menghancurkan sebagian lahan ku.... Itu sudah dianggap adil, tapi kenapa... Bukankah kau seorang yang tak takut apapun sekarang kau lebih takut pada darah yang menetes dari tanganku hanya karena sebuah mawar,)" Felix terdiam, perlahan mendekat memegang pipi Neko dengan telapak tangan nya yang penuh darah sehingga darah itu harus berlumur ke pipi Neko, Neko pun hanya terdiam menatap ke bawah tanpa ada reaksi apapun.

"Satu satu nya cara menghilangkan kebiasaan ini adalah, mengubah kebiasaan mu.... Mulailah tuduhlah aku menjadi darah mu," kata Felix. Lalu tetesan yang mengalir di pipi Neko, mengalir hingga ke dekat bibir Neko. Ia menjilat bibirnya sendiri yang terkena darah dari tangan Felix.

"Apa yang kau lakukan padanya sialan!!" Beum berteriak tak terima Felix sangat dekat dengan Neko.

Lalu Felix melirik dan menggendong Neko di dada. Ekspresi wajah Neko saat itu tak terlihat karena dia memang tak mau menunjukan nya.

"Ini yang ku lakukan padanya," kata Felix seketika ia mencium bibir Neko di depan Beum.

Beum yang melihat itu menjadi terdiam kaku apalagi Neko yang merasakan itu dari dekat.