"Kerja bagus hari ini Jin, Samuel," kata Hycan yang menatap mereka di pabrik pertemuan.
"Kalau begitu.... Biarkan aku pulang dan tidur, aku sangat lelah malam ini," tatap Samuel sambil menguap.
"Huh kau baru menjalani tugas di sekolah selama satu hari saja, sudah mengaku lelah?" Jin menatap merendahkan. Tapi Samuel hanya melirik diam.
"Baiklah, kita bubar di sini," kata Hycan. Lalu mereka bertiga pulang ke tempat masing masing.
Di rumah, Samuel berganti pakaian. Ia melepas jaket hitam nya sambil berjalan ke kamar dengan terus saja menguap, lalu ia meletakan jaket itu di kursi dan ia bisa berbaring di ranjang. "(Huf.... Hari ini sangat melelahkan,)" ia mematikan lampu dan mulai menutup mata. Tapi ia membuka mata perlahan melihat ke arah jaket tadi. Ia menjadi bermata terkejut karena melihat sesosok hitam di sana, di kegelapan. Pikiran nya mulai aneh, dan ia segera menyalakan lampu dan rupanya itu hanya jaket yang tergantung di kursi tadi.
"(Haiz.... Untuk sebentar pikiran ku ngeblank,)" ia kembali mematikan lampu dan tidur. Tapi tiba tiba ada suara dari luar. Suara pintu terbuka dan tertutup.
Ia mulai membuka mata dengan tidur tidak nyaman. "(Astaga, apa ini benar benar kesialan ku... Di mulai dari tadi di sekolah saja membuat ku kesal melihat anak anak itu,)" ia tak bisa tidur hingga ia harus menyalakan lampu dan berjalan ke sumber suara itu.
Rupanya hanya pintu yang tidak terkunci rapat di balkon. "Sial.... Menambah beban saja," ia menutup pintu itu dan mengunci nya dengan rasa kesal lalu kembali ke kemar.
Tapi ia terkejut. "Astaga!" ketika melihat ada sepatu yang seperti terpakai di bawah ranjang. Dari sana sudah sekilas bahwa ada orang berbaring di ranjang.
Samuel terdiam dan perlahan menendang sepatu itu yang rupanya hanya sepatu biasa.
"(Bagaimana bisa aku menakuti diriku sendiri?)" pikirnya dengan bingung. Mendadak ada suara menangis di luar rumah membuat Samuel bermata lebar. Rumah itu memang agak aneh.
"(Ada apa sebenarnya, ini memang rumah ini atau memang akunya yang di ganggu.....)" Samuel panik, dari sanalah mulainya dia mengalami hal yang begitu tidak masuk akal hingga ia mengalaminya lagi untuk mengingat mas lalunya.
Hari berikutnya Samuel kembali ke pertemuan mereka bertiga. "(Aku merasa ini mulai aneh, ini sudah hari ke sekian kalinya aku bertemu dengan mereka, penampilan mereka bahkan seperti orang penting tapi setiap hari mereka hanya terlihat bersenang senang,)" pikir Samuel yang mulai merasa aneh pada sifat main main Jin dan Hycan, mereka bahkan tak pernah mengajak Samuel bertugas dalam agen, mau bagaimana lagi. Itu karena mereka berdua atasan, dan atasan seperti mereka tak peduli dalam keadaan apapun akan membuat Samuel melakukan apapun dan mengajak nya kemana mana.
Di dalam pabrik, Samuel terdiam melihat ada tiga orang di sana termasuk Hycan dan Jin, lebih tepatnya ada satu perempuan juga di sana. Penampilan nya seperti gadis muda, mereka bertiga menoleh pada Samuel.
"Samuel.... Bisa kita minta tolong padamu?" tatap Jin.
"Minta tolong apa?" kata Samuel sambil masih melangkah mendekat.
"Jaga gadis itu untuk kita, kita berdua harus pergi," kata Hycan.
"Siapa dia?" Samuel menjadi bingung.
"Dia salah satu anggota dalam agen, dia libur dan malah kesini untuk minta tolong pada kami mengajarinya menaiki mobil... Karena kau yang terhebat dalam mengendalikan mobil jadi aku serahkan padamu, kami harus pergi," balas Jin.
Lalu Samuel menoleh ke gadis itu yang menatap dengan tatapan polos. "Salam kenal Tuan Samuel, aku Satori, mohon bantuan nya dalam mengendalikan mobil, aku sudah berkali kali tidak bisa naik mobil dan satu satunya cara mungkin di ajari oleh anda yang lahir dalam mobil."
"Bagaimana kau tahu hal itu?"
"Nona Jin yang mengatakan nya sendiri, anda sangat hebat melakukan nya," balas gadis itu yang bernama Satori.
"Oh baiklah, kau begitu manis aku akan mengajarimu," kata Samuel.
"Cih.... Dasar pria Buaya," cengir Jin dengan kesal. Lalu Jin dan Hycan pergi meninggalkan mereka.
"Sebelumnya bisa aku tanya, berapa umur mu ini, kenapa masih terlihat muda?" tatap Samuel.
"Ah, aku berumur 18 tahun," Balas Satori membuat Samuel terkejut.
"Apa yang kau lakukan di sini, kau masih harus bersekolah, SMA, kembalilah ke sekolah!" Samuel panik.
"Um, aku di sebut sebagai gadis agen, karena aku merupakan gadis percobaan," kata Satori seketika Samuel terkejut.
"Apa.... Apa yang kamu katakan, gadis percobaan?"
"Ya, agensi membuat percobaan, aku salah satu nya yang berhasil lulus percobaan kehidupan dan aku kuat terhadap apapun, aku bisa membantu agen lain."
"(Jadi itu sisi gelap agensi.... Benar benar sungguh sangat menyeramkan....) Lalu, apakah kau benar benar satu satunya?" Samuel menatap.
"Ya, aku satu satunya, sudah banyak sekali percobaan selama beberapa tahun tapi tetap saja tak bisa, aku lahir dari tabung," kata Satori membuat Samuel menggeleng. "(Benar benar tak bisa di percaya.... Lebih baik aku langsung mengajarinya saja....)" pikirnya.
"Baiklah, kita bisa mulai kapan saja," kata Samuel yang menatap Satori. Tapi ponsel Satori berbunyi membuatnya harus mengambilnya dari sakunya. "Oh maaf Tuan Samuel, bisa beri aku waktu sebentar, seseorang menghubungiku," kata Satori.
"Baiklah, aku akan menunggumu di sini," balas Samuel.
"Terima kasih," lalu Satori berjalan keluar dari pabrik untuk mengangkat teleponnya.
Tapi tak di sangka, rupanya ia berbicara sangat lama di ponselnya membuat Samuel harus lelah menunggu berdiri di dalam pabrik. "Haiz... Ini sudah hampir 2 jam," ia menghela napas panjang lalu menoleh ke mobil Jin yang di tinggal tadi untuk mengajari Satori. "Mobil ini berwarna hitam? Bukankah sebelumnya merah? Sebenarnya berapa banyak mobil yang di punyai wanita itu?" pikir Samuel sambil masuk ke bangku samping supir dan mulai duduk santai. "(Sembari nunggu dia, aku akan berehat sebentar,)" ia tersenyum santai lalu perlahan menutup mata dan menjadi ketiduran karena menunggu Satori yang lama menghubungi seseorang.
Tapi tak lama kemudian ada yang mengetuk kaca mobil membuat Samuel membuka mata. "(Aku benar benar ketiduran?)" ia menjadi bingung lalu ia membuka pintu, terlihat di luar mobil ada Satori.
"Em... Tuan Samuel aku ingin... Em," Satori terdiam malu.
"Ada apa Satori?... Aku menunggu," Samuel menatap bingung.
"Aku ingin belajar mengemudi sekarang dengan mobil, maukah Tuan Samuel mau menemaniku sekarang dengan mobil Nona Jin?"
"Hm... Tapi aku benar benar ragu," kata Samuel.
"Hah... Kenapa?!"
"Aku tak bisa melakukan ini pada mobil bagus Jin, terakhir kali aku pakai, aku menghancurkan spion kaca nya, aku saja tidak bisa menjaga kelecetan."
"Tapi bukankah kau sudah bisa menaiki mobil.... Kau menghancurkan nya hanya karena terburu buru di kejar polisi saat itu, Jangan khawatir aku benar benar sudah mahir... Aku akan pelan pelan saja di jalan raya, tolong pakai mobil ini."
"Haiz... Baiklah," Samuel menghela napas. Ada apa dengan nya, dia yang tadi ingin mengajari Satori menjadi ragu mengajari Satori hanya karena itu mobil bagus milik Jin.
Lalu pada akhirnya Satori yang mengendalikan mobil di jalan raya.
Di sampingnya ada Samuel, Samuel menoleh pada nya dan berkata sesuatu. "Kudengar kau agen dalam yang paling hebat dalam meretas masalah kunci maupun internet sosial yang akan membantu para agen anggota lain nya dalam memecahkan masalah kata kunci, tapi kenapa kau tidak bisa menaiki mobil?"
"Um ada beberapa hal yang membuat ku tak bisa menaiki mobil dengan lancar, mungkin karena aku harus menghabiskan waktu ku di depan komputer seharian, aku biasanya keluar hanya untuk membeli soda dan makanan ringan yang bisa aku makan saat bekerja, sebagai anggota dalam, aku tidak banyak menggunakan fisik ku, jadi ya aku akan sulit dalam menguasai mobil," balas Satori.
"(Jadi, manusia tabung seperti nya bisa makan dan minum... Itu memang agak benar sih, anggota agen dalam memang di sibukan dengan teka teki yang sangat rumit dalam peretasan kunci,)" pikir Samuel yang menjadi terdiam.
Lalu di depan ada truk berhenti karena lampu merah. Truk itu membawa kawat kawat besi yang panjang di belakang nya.
"Tuan Samuel... Apa yang harus kulakukan di lampu merah itu?" tanya Satori.
"Berhenti di depan truk pembawa banyak kawat itu, hati hati, jaga jarak, jangan sampai kita kena kawat kawat itu...." Samuel membalas didepan mobil mereka ada truk pembawa kawat besar sangat banyak sedang berhenti di lampu merah.
Tapi mendadak Satori tak bisa menginjak rem.
"(Apa yang?!)" ia terkejut mencoba menekan berkali kali dengan kakinya.
"Kenapa kau tidak mengerem... Rem cepat!" kata samuel. Mereka sudah semakin dekat dengan kawat itu.
"Tu...Tuan Samuel, ini tidak bisa!!" teriak Satori seketika Samuel terkaku.
--
"Haiz gadis itu, lama kelamaan aku bisa gila karena mobilku hancur semua," Jin menghela napas putus asa di dalam mobil dan disampingnya Hycan sedang mengemudi.
"Apa yang kau pikirkan, kau kan masih punya mobil mobil sport mu itu, kau dulu suka menggunakan mobil non sport bukan saat masih menjadi muda?"
"Cih aku ingin punya mobil apa juga karena kemauan ku sendiri, sekarang aku tidak peduli apapun soal hal yang tak penting seperti itu," balas Jin dengan kesal.
Tapi ponselnya berbunyi membuatnya mengingatnya.
"Nona Jin, maaf kan aku.. Tapi.. Mobil yang kau bawa hari ini ada masalah dengan rem nya, aku belum memperbaiki nya seutuhnya!!" kata seorang itu seketika Jin terdiam kaku.
"Jin, ada apa?" tatap Hycan?"
"Balikan kemudian nya!!" teriak Jin.
--
Beberapa jam kemudian nampak Jin bernapas cepat melihat di samping jalanan ada mobilnya yang di bawa Samuel dan Satori tadi. Mereka berdua ada di luar mobil, dan syukurlah mereka baik baik saja.
"Ada apa? Kalian selamat?" Jin mendekat.
"Ya, Tuan Samuel menggunakan rem tangan dan dia berhasil, itu sangat hebat," kata Satori.
"Haiz syukur deh," Jin bisa menghela napas panjang dengan lega.
"Kau terlalu khawatir, Samuel sudah jelas punya solusinya," kata Hycan yang ikut mendekat.
"Apa kau menghawatirkan ku?" Samuel menatap Jin.
"Cih siapa yang mau," Jin langsung membalik badan dan berjalan pergi membuat Samuel terdiam.
"Fyuh, untung nya tak ada bencana," Satori menghela napas panjang, lalu ia merasakan tangan Samuel membelai nya membuat nya menatap.
Lalu Samuel mengatakan sesuatu. "Belajarlah lebih giat lagi..."