Di sisi lain, Jin menerima satu dokumen dari Hycan.
"Apa ini?"
"Itu identitas orang yang harus di ketahui, seseorang konglomerat di sini memintaku mencari sesuatu dalam kasus baru ini, yakni salah satu anggota keluarga nya sudah bertahun tahun hilang," kata Hycan.
Lalu Jin membuka nya dan ia mengangkat satu alisnya dengan bingung melihat foto gadis yang begitu manis dan cantik. "Eh, kenapa aku seperti pernah melihat nya?" pikirnya.
"Kau pernah melihatnya?" tatap Hycan.
"Ini, kenapa ini seperti gadis suram dari kelasnya Samuel, mungkin aku nanti akan tanya, lalu kenapa masalahnya?" pikir Jin, jika kemungkinan benar, mungkin fakta itu akan mengarah ke Kanna.
". . . Ehem jadi begini, pria itu bercerita padaku," Hycan bersiap untuk bercerita.
--
"Ah..... " seorang wanita yang tengah hamil berteriak di ranjangnya. Pelayan wanita datang dengan terburu buru. "Nyonya... Anda akan melahirkan.... "
"Hubungi suamiku dulu... Dia harus datang...." wanita itu menatap dengan menahan sakitnya.
Sementara itu di dalam pesawat, seorang pria berjalan mencari tempat duduk sambil mengangkat ponselnya yang berbunyi dari istrinya tadi.
"Hei sayang, gimana keadaanmu?" tanya pria itu.
"Di mana saja kau.... Cepat kemari.... Kau harus datang menemaniku!!"
"E.... Tenang, aku pasti datang.... Tenang, ini aku mau berangkat pulang.... Yang penting tarik napas... Tarik napas."
"Tuan..." seorang pramugari datang merebut ponselnya. "Anda harus duduk," dia mendorong nya untuk duduk lalu memberikan kembali ponselnya yang sudah di matikan.
"Ay.... Tapi istriku akan melahirkan," pria itu menatap.
"Ya, selamat, tapi ini penerbangan... Anda boleh menghubunginya lagi setelah mendarat," kata pramugari itu lalu berjalan pergi.
"Haiz.... Semoga saja baik baik saja," pria itu bernama Rajak, Tuan Besar yang menjadi eksekutif di London.
Selama 4 bulan terakhir, dia ada di London dan meninggalkan istri nya yang tengah hamil hingga ia harus pulang ke nepal untuk menghampiri istrinya yang akan melahirkan putri nya.
"Hei...." sapa seorang pria berkaca mata hitam di depan bangkunya.
"Oh halo," balas Rajak.
"Anak pertama yah?" pria itu menatap.
"Yah begitulah.... Aku harus kemari untuk melihat nya."
"Itu sudah biasa, kau harus tetap tenang itu saja... Aku berdoa pada Tuhan untuk anakmu itu."
"Terima kasih," balas Rajak.
-
"Ah... Suamiku," istrinya menghubungi kembali suminya itu sambil di dorong oleh beberapa perawat dengan ranjang bergerak.
"Istriku kenapa?" Rajak menerima nya.
"Di mana kau.... Aku sudah hampir di ruang operasi!!"
"Tenang dulu sayang... Aku akan segera ke sana, ini dalam perjalanan."
"Ahk..... Aku ingin kau cepat kemari..." teriak istrinya.
Sesampainya di rumah sakit pada malam hari, Tuan Rajak langsung ke ruangan di mana istrinya sudah terlihat berdiri menatap ranjang bayi di sana. Tuan Rajak mendekat dan berwajah tak percaya. "Manis sekali!" dia mendekat melihat bayi itu.
"Suamiku lihat, mereka berdua sangat manis," kata istrinya.
Lalu dokter lelaki datang. "Tuan Rajak, selamat atas dua putrimu," kata sang dokter yang berjabat tangan dengan Tuan Rajak.
"Aku benar benar tidak menyangka ada bayi yang manis dan cantik.... Perempuan yang cantik, padahal aku ingin bayi laki laki tapi tak apa karena dia sudah terlihat cantik dan manis," tatap Tuan Rajak.
Tapi ada sesuatu terjadi, siapa sangka mendadak saja ada yang masuk ke sana dengan mendobrak pintu membuat mereka menoleh ke sisi itu dengan terkejut.
"Tuan Rajak!!!" teriaknya dengan penutup kepala tak memperlihatkan wajahnya.
"Kau benar benar sangat payah!!! Kau adalah orang tersombong di dunia ini!!! Aku bersumpah akan menghancurkan kebahagiaan mu!!!" pria itu melempar pisau besar pada Tuan Rajak yang langsung memeluk istrinya untuk menunduk jatuh ke bawah ranjang, kekacauan benar benar terjadi.
Lalu pria itu berlari mengambil bayi itu yang menangis, dia langsung berlari melompat lewat jendela.
"Tidak!!! Putriku!!!" Tuan Rajak berteriak, namun apa adanya, itu semua sia sia, bayi nya sudah hilang, hingga publik mulai merancang berita soal hilangnya putri Tuan Rajak.
--
"Begitulah kisah dari tadi yang hilang ini, jika aku jadi dia, aku pasti akan kaya tujuh turunan karena Tuan Rajak merupakan salah satu konglomerat yang mendunia," kata Hycan selesai berbicara.
"Lalu, kau ingin aku melacak gadis itu?" Jin menatap serius.
"Tuan Rajak menawari banyak uang untuk kita jika berhasil menemukan putrinya itu, karena dia yakin, putrinya masih hidup," kata Hycan.
Tapi mendadak, ada yang membuka pintu ruangan itu dengan cepat membuat mereka menoleh.
Rupanya itu Samuel.
"Oh, Samuel, bagaimana pekerjaan magang mu?" tatap Hycan.
"Um, begini, sebenarnya aku ingin minta tolong Satori, apa aku bisa mengizinkan nya untuk menolong ku?" tatap Samuel sambil mendekat.
"Untuk apa kau memerlukan gadis itu?" tatap Jin.
"Aku sedang mengalami masalah pada salah satu siswi di kelasku, dia bernama Kanna, terakhir kali aku mengobrol dengan nya soal masalahnya, aku tahu dia pasti lari di sebuah taruhan tinju ilegal, tapi aku tak tahu tempat nya dimana, orang tuanya pun juga begitu tak peduli dan malah mengusirnya," kata Samuel.
"Tunggu, maksudmu, Kanna.... Apakah dia mirip dengan ini," Jin menunjukan foto bayi Kanna.
"Oh, agak mirip, dari mana kamu dapat?"
"Sebaiknya kau baca sendiri," Jin memberikan dokumen nya lalu Samuel membaca sama seperti yang di ceritakan Hycan pada Jin tadi.
Seketika Samuel terkejut. "A... Apa ini memang benar dia....?!"
"Apa kau merasa juga begitu?" Hycan menatap.
"Iya, apa salahnya kita bisa memastikan nya," tatap Samuel lalu mereka saling menatap dan mengangguk serius.
Tak lama kemudian tampak Satori menatap laptop di pangkuan nya dan dia sedang duduk di sofa, dengan tatapan serius hanya ia lemparkan ke laptop.
Lalu Samuel mendekat dan memberikan nya kopi hangat di cup yang baru saja ia beli membuat Satori menerima nya dan tersenyum manis. "Terima kasih, Tuan Samuel."
"Kau bekerja keras," Samuel membelai kepalanya pelan lalu duduk di sofa samping nya. "Jadi, kau sudah temukan?"
"Ya, kebetulan sekali aku sudah selesai saat anda kemari, dari informasi yang aku dapat, Kanna adalah seorang siswi pelajar dari SMA di dekat sini, dia di kenal sebagai siswi paling buruk di kelas yang paling buruk juga, sering bolos tapi ada fakta mengejutkan, dimana orang tuanya adalah orang tua tidak sedarah dengan nya, dalam artian, tak ada ikatan anak dan orang tua melalui darah. Ayah nya bekerja ringan dan suka mabuk, ibunya rumah tangga yang belum di ketahui tingkahnya bagaimana pada Kanna. Tapi yang pasti, Kanna sudah terlihat adalah anak angkat," kata Satori.
Fakta itu membuat Samuel semakin yakin bahwa Kanna adalah gadis yang penting dari seorang konglomerat yang di bicarakan baru saja tadi.
"Lalu, apa kau bisa melacak nya dimana dia sekarang?"
"Sebelumnya aku minta nomor ponsel aktif nya," tatap Satori.
"Sepertinya aku punya," Samuel membuka ponselnya lalu Satori mulai melacak nomor ponsel milik Kanna.
Sementara itu, terlihat Kanna berjalan ke sebuah taruhan tinju ilegal yang cukup tersembunyi tempat nya tapi siapa sangka, ketika sudah ada di dalam, di sana banyak sekali orang kuat yang sedang berlatih dan tempat itu tak bisa di bilang kecil melainkan besar.
Setelah sampai di sana, ada yang menyapanya, seorang pria rata rata menyapa akrab dia. "Hei, mereka sudah menunggumu, cepat ambilkan minum nya," tatapnya, layaknya Kanna sudah terbiasa untuk membawakan minum.
Dia membawa minuman dingin pada pria yang telanjang dada bersiap akan bertarung di ronde.
"Ini minuman mu," tatap Kanna lalu pria itu mengambilnya dan langsung meminum nya.
Pria itu terdiam sebentar menatap Kanna. Lalu ada yang mendekat. "Hei, Kanna, dia pria baru di sini, dia akan bertarung melawan kekalahan, untung besar bagi kita," kata pria yang datang itu.
Otomatis, pria itu mengira Kanna bekerja pelayanan. Lalu dia tersenyum kecil dan melecehkan Kanna dengan memegang bagian belakang Kanna.
"Akh, sial!!" Kanna melawan dan memukul wajah pria itu membuat suasana terdiam.
"Kanna!!!!" tiba tiba ada yang berteriak, seorang pria langsung menarik kerah Kanna membuat Kanna terkejut. "Apa yang kau lakukan padanya!! Dia bisa membuat untung kita, kau harus melayaninya!!"
"Dalam pekerjaan ku, tak ada hal seperti itu, hal itu sudah kesepakatan kita!!!" Kanna berani melawan.
Lalu pria yang ia pukul tadi berdiri dan mengambil Kanna. "Lain kali, jangan angkat gadis perawan bekerja di sini, yang ada dia hanya ingin pelajaran," tatapnya dengan wajah serius.
Seketika membuka loker merah di sana dan memasukan Kanna di sana dan menguncinya.
"Apa yang kau lakukan sialan!! Aku tidak bekerja untuk diginikan!!!" Kanna berteriak dari dalam.
Lalu pria itu memukul loker. "Dasar tak tahu budi, kau harusnya bisa senang karena kita tak menyentuh mu dan membiarkan mu melayani kami secara kebutuhan, lihat saja, ketika aku menang nanti, aku akan membawamu ke ranjang," kata pria itu lalu dia menatap orang tadi yang terkejut kaku.
"Jaga dia...."
"Tapi, dia anak orang, kita tak bisa melakukan itu, aku mengangkatnya bekerja di sini karena dia sedang butuh uang," tatap pria itu mencoba mendukung Kanna.
"Berisik, aku juga akan menang untuk keuntungan kalian, simpan gadis itu.... Cepat, semuanya, kita harus bertarung!!" kata pria itu lalu dia berjalan di ikuti orang orang yang hampir bertubuh sama dengan nya.
Jika pria itu menang dalam ronde, maka dia akan dengan bebas menyiksa Kanna, sekarang tak ada yang bisa mengerti gadis itu yang tampak ketakutan di dalam loker.
"(Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa malah begini, aku tak mau terjadi begini.... Kenapa..... Kenapa harus aku..... Kenapa tak ada yang bisa membelaku..... Kenapa dunia ini tidak adil.....)" dia mulai menahan suaranya hingga ia ingat perkataan Samuel soal cepat atau lambat, tubuh Kanna juga akan di gunakan.
"(Kenapa aku tak minta bantuan nya saja.... Mungkin karena aku sudah berpikir bahwa dunia tak adil, aku di lahirkan dalam kritis uang dan memaksaku bekerja di tempat bahaya.... Kenapa ini semua terjadi.....)" Kanna menangis dan putus asa.